Laporan PBG Fiz Elsa Romi
Laporan PBG Fiz Elsa Romi
PENDAHULUAN
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan
siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan
yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
Konsentrasi gravitasi
Magnetic Separation
1.2 Manfaat
- Dan agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari peralatan / alat-alat
yang berhubungan dengan Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic
Concentration) / daya hantar listrik agar dapat mengoptimalkan pekerjaan yang
ada di lapangan dan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya ada di
lapangan yang berhubungan dengan Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic
Concentration) / daya hantar listrik tersebut.
I.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pengolahan Bijih atau dalam pengertian yang lebih luas lagi biasa disebut
dengan pengolahan bahan galian (Mineral dressing, Mineral beneficiation) adalah
proses pemisahan mineral berharga (mineral bijih/ore mineral) dari mineral tak
berharga (pengotor/gangue mineral) yang dilakukan secara mekanis, untuk
menghasilkan produk yang kaya dengan mineral berharga (biasa disebut
konsentrat) dan tailing yaitu produk yang pada dasarnya terdiri dari mineral tak
berharga.
Sumber : http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/
a) Bijih (ore) yaitu bahan galian yang mengandung mineral tertentu dengan kadar
yang cukup untuk ditambang dan diolah atau diekstrak metalnya sehingga
memberikan keuntungan. Mineral yang logamnya diekstrak disebut sebagai
mineral bijih (ore mineral) sedangkan mineral lainnya disebut sebagai mineral
gangue (mineral tak berharga).
b) Bahan Bakar (fuel) yaitu bahan galian yang dimanfaatkan sebagai energi
seperti batu bara dan minyak bumi.
c) Bahan galian industri (non metalic mineral), yaitu bahan galian yang
dimanfaatkan karena memiliki sifat-sifat fisik/mekanik tertentu seperti
kekuatan, kehalusan, keindahan.
2.1.1Tujuan Pengolahan.
Pada dasarnya setiap usaha pengolahan selalu memiliki tujuan yang harus
dicapai, begitu juga dengan pengolahan bahan galian/bijih/mineral. Ada dua
tujuan yang ingin dicapai pada pengolahan ini, yaitu tujuan teknis dan tujuan
ekonomis. Tujuan teknis lebih mengedepankan bagaimana memperoleh produk
(konsentrat) yang memenuhi syarat yang diinginkan, baik untuk proses
selanjutnya, atau untuk konsumen. Secara teknis persyaratan yang diperlukan
untuk konsentrat adalah:
a) Kandungan mineral berharga harus lebih besar dari nilai minimum yang
ditentukan.
b) Kandungan gangue mineral harus lebih kecil dari nilai maksimum yang
ditentukan.
c) Kandungan air harus lebih rendah dari nilai maksimum yang ditentukan.
d) Ukuran partikel harus lebih besar dari nilai minimum yang ditentukan.
a) Mengambil semua jenis mineral berharga, jika bijih mengandung lebih dari
satu mineral berharga.
c) Mengolah bijih dengan ongkos yang rendah, dengan mengolah bijih bertonase
besar.
2.2. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG)
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
2. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut
semi autagenous mill (SAG).
3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat
diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian
itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang
dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
– Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :
– Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).
– Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahap sebagai berikut :
– Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu
besar.
– Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
– Galena (Pb S)
– Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh
medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
– Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
– Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya
: kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian
yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan
dapat dipisahkan padatan dari airnya.
2.5.3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang
berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi
dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat,
maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses
lebih lanjut.
1. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang
ditambang.
3. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera
dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh
sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan
penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang umur tambang.
A. Prinsip Pemisahan
Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik
(elektron), sedangkan non-konduktor bersifat sebaliknya. Hambatan pemakaian
proses ini antara lain:
1. Hanya untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar
2. Proses harus kering sehingga timbul masalah dengan debu yang berterbangan.
1. Magnetite (Fe3O4)
2. Galena (PbS)
3. Kasiterit (SnO2)
4. Pyrite (FeS2)
5. Molybdenite (MoS2)
6. Ilmenite (FeTiO3)
b. Electrostatic separation
Tabel 2.1 Karakteristik beberapa mineral yang berkaitan dengan respon magnetis
dan elektrostatisnya
Sumber : http://lovelypidh.blogspot.co.id/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Sumber : http://lovelypidh.blogspot.co.id/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
a b
b. Electrostatic Separator
Sumber : http://lovelypidh.blogspot.co.id/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
B. Konfigurasi
Sumber : http://lovelypidh.blogspot.co.id/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
2.8 Pengertian HTS (high tension separator)
c. Kedudukan Splitter
Kedudukan splitter pertama dan kedua berpengaruh pada perolehan feed
berkadar non konduktor, middling, dan konduktor. Untuk mendapatkan kasiterit
dan mineral konduktor berharga lainnya dengan kadar tinggi, maka kedudukan
splitter kedua harus dibuat lebih jauh dari splitter pertama.
3. Mekanisme Pemisahan
Feed yang masih panas jatuh merata pada rotor yang berputar, lalu mineral
memasuki ‘corona’ antara elektrode dan rotor dimana terjadi pemberian muatan
listrik. Untuk mineral yang bersifat konduktor muatan yang menempel pada
permukaannya diteruskan pada rotor yang ditanahkan, lalu cenderung jatuhnya
menjauhi rotor (hasil konduktor). Sedangkan untuk mineral yang bersifat non
konduktor muatan yang diterimanya tidak diteruskan dan tetap melakat pada
rotor, jatuh ke hasil non konduktor. Hasil middling adalah mineral yang jatuhnya
antara hasil konduktor dan hasil non konduktor. Mekanisme pemisahan HTS pada
gambar 2.
B. Perilaku butiran mineral di dalam medan listrik akibat keadaan electrode yang
berbeda
1. Lifting Effect.
Keadaan ini terjadi akibat ukuran dari diameter "Ionizer Electrode" besar.
"Lifting effect" merupakan perbandingan gaya listrik dan gaya
sentrifugal.
Sifat-sifat "lifting effect" adalah :
a. Tergantung dari mineral untuk menerima muatan listrik pada permukaannya.
b. Untuk mineral yang konduktifitasnya sama tetapi "afinitet" terthadap muatan
listrik pada permukaan berbeda.
c. Tingkat pemisahan rendah, 10%-20%.
d. Terpengaruh oleh temperature.
e. Interval voltase yang digunakan, 0-20000 volt.
2. Pinning effect
Keadaan ini terjadi akibat dari ukuran diameter "Ionizer Electroda" yang
kecil. "Pinning Effect" merupakan perbandingan gaya image dan gaya sentrifugal.
Sifat-sifat "pinning effect" adalah :
a. Muatan permukan dari konduktor yang lemah.
b. Pemisahan mineral berdasrkan perbedaan hantaran listrik.
c. Tingkat pemisahan tinggi, 80% - 95%. Banyaknya pengulangan proses 20%-
40%.
d. Tidak dipengaruhi oleh temperature.
e. Interval voltase yang digunakan, 0 - 30000 volt.
GAMBAR :PERISTIWA PINNING EFECT PADA ALAT PEMISAHAN
LISTRIK
Sumber : http://kehidupannasution.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-hts-high-tension-
separator.html