Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan

pada Pasien Dengan Gangguan Oksigenasi

Oleh:

DEWA AYU ALIT PERTIWI

NIM : 083210124

Program studi S1 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA


MEDIKA PPNI BALI

2009
A. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
1. Definisi

Proses menghirup oksigen ( O2 ) serta mengeluarkan


karbondioksida ( CO2) yang melibatkan system pernafasan
dan kardivaskuler.

2. Penyebab Gangguan Oksigenasi


- Nyeri dada yang menghalangi ekspansi paru
- Trauma dada/abdomen
- Penumpukan secret
- Adanya penyakit pada saluran pernafasan
3. Faktor yang mempengaruhi oksigenasi
Keadekuatan sirkulasi, ventilasi, perfusi, dan
transport gas-gas pernafasan dipengaruhi oleh 4
tipe:
a. Faktor fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonal
secara langsung akan mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Klasifikasi umum
gangguan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi,
kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi
kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer. Gangguan
pernafasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi, dan
hipoksia. Proses fisiologis lain yang mempengaruhi proses
oksigenasi pada klien termasuk perubahan yang
mempengaruhi kapasitas darah untuk membawa oksigen,
seperti anemia; peningkatan kebutuhan metabolisme, seperti
kehamilan atau demam dan infeksi; dan perubahan yarakan
dinding mempengaruhi gerakan dinding dada atau system
saraf pusat klien.
b. Faktor Perkembangan
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal
mempengaruhi oksigenasi jarinagan.
- Bayi Prematur
Bayi prematur beresiko terkena penyakit membran hialin,
yang diduga disebabkan oleh defisiensi surfaktan.
- Bayi dan Todler
Bayi dan Todler beresiko mengalami infeksi saluran nafas
atas sebagai hasil pemaparan yang sering pada anak-anak
lain dan pemaparan asap dari rokok yang dihisap orang lain.
Selain itu, selama proses pertumbuhan gigi, beberapa bayi
berkembang kongestinasal, yang memungkinkan
pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi terjadinya
infeksi saluran pernafasan. Infeksi jalan nafas yang umum
adalah nasofaringitis, faringitis, hemofilus influenza dan
tonsillitis. Obstruksi nafas juga dapat terjadi jika benda asing
teraspirasi.
- Anak usia sekolah dan Remaja
Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi
pernafasan dan factor-faktor resiko pernafasan, misalnya
mengisap asap rokok dan merokok.
-Dewasa muda dan Dewasa pertengahan
Dewasa muda dan Dewasa pertengahan terpapar pada
banyak faktor resiko kardiopulmonal, seperti diet yang tidak
sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan, dan merokok.
-Lansia
Sistem pernafasan dan sistem jantung mengalami perubahan
sepanjang proses penuaan. Pada sistem arterial, terjadi plak
aterosklerosis sehingga tekanan darah sistemik meningkat.
Kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia yang
berhubungan dengan osteoporosis dan klasifikasi tulang rawan
kosta. Otot-otot pernafasan melemah dan sirkulasi pembuluh
darah pulmonal menjadi kurang dapat berdistensi.
c. Faktor Perilaku
Perilaku atau gaya hidup mempengaruhi kemampuan tubuh
dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Faktor-faktor gaya
hidup yang mempengaruhi fungsi pernafasan meliputi
nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi dan
stress.
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi.Insiden penyakit
paru lebih tinggi di daerah yang berkabut dan didaerah
perkotaan daripada diodaerah pedesaan. Selain itu tempat
kerja klien dapat meningkatkan resiko klien untuk terkena
penyakit paru.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Keadaan saluran nafas

 Apakah klien merasa sesak/kesulitan bernafas?


 Adakah peningkatan frekuensi/tipe pernafasan?
 Apakah klien batuk?
 Bagaimana suara nafasnya?
 Inspeksi adanya retraksi sternokleidomastoid
 Auskultasi paru : wheezing,rales,ronchi
 Palpasi daerah leher: pembesaran tirod
 Nyeri daerah thorak/abdomen

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Jalan nafas tidak efektif,berhubungan dengan:
 Penumpukan secret/secret yang kental atau
benda asing
 Trauma menghalangi batuk
 Nyeri dada/abdomen menghalangi ekspansi
dada atau paru dan batuk
 Penyakit yang mengganggu kemampuan
batuk/pengeluaran secret
 Tidak adekuat hidrasi
 Penyakit paru yang meningkatkan
penumpukan secret
b. Kemampuan compliance dan recoil thorak dan paru,
dilakukan dengan pemeriksaan

 Apakah klien mengalami kesulitan


bernafas?
 Pemeriksaan fisik
Inspeksi:
 Penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan menandakan kesulitan
pengembangan dada/paru terjadi
karena penyempitan jalan
nafas/gangguan pengembangan
cavum thorak/kesulitan
pengembangan paru/kesimetrisan
pengembangan dada
 Frekuensi, irama, kedalaman
respirasi dam rasio inspirasi :
ekspirasi
 Adakah distensi abdomen yang
akan menghalangi penurunan
diafragma

Auskultasi

 Bandingkan suara aliran


udara paru kiri dan kanan
 Adakah suara nafas tambahan
(rales, wheezing, ronchi)
yang akan mengganggu
kemampuan compliance paru

Palpasi

 Keadaan tulang
iga
Perkusi

 Adakah perubahan
suara perkusi
diatas area paru
 Adakah klien mengalami masalah pada
hubungan saraf-otot atau masalah system saraf?
 Adakah klien mengalami nyeri abdomen atau
thorak?
 Apakah mampu melakukan aktivitas atau
immobilisasi?
 Apakah ada riwayat trauma kepala atau
penggunaan obat-obat narkotika yang menekan
pusat saraf?
 Hasil analisa gas darah?

2. Pola nafas tidak efektif, berhubungan dengan:


 Obstruksi jalan nafas
 Ekspansi dada yang tidak adekuat karena
immobilisasi, nyeri dada/abdomen
 Gangguan neuromuskuler
 Penyakit paru kronis menyebabkan
penumpukan udara/cairan pada rongga
pleura

3. Perfusi jaringan tidak adekuat, berhubungan


dengan :
 Edema paru
 Congesti paru

3.Rencana tindakan dan rasionalisasi


DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

(1)  Sekret kental Dengan di berikan


cairan yang adekuat
Jalan nafas tidak 1. Berikan cairan yang
sekret akan lebih
efektif adekuat bila tidak ada
encer sehingga lebih
kontra indikasi
Penyebab: mudah dikeluarkan

penumpukan sekret

2.Humidifikasi/nebuleser Untuk pengenceran


sekret

3. Kolaborasi untuk Untuk


pemberian ekspektoran mengencerkan
sekret sehingga
mudah dikeluarkan

 Sekret berada Pengeluaran sekret


pada saluran lebih efektif
nafas besar
(sampai dengan
bronchus)

1. Latihan batuk efektif


jika klien sadar,
kooperatif dan punya
kemampuan batuk

2. Jika tidak bisa batuk Setelah klien tidak


karena nyeri mengalami nyeri
thorak/abdomen maka dapat
kolaborasi pemberian diajarkan batuk
anti nyeri efektif

3. Jika klien tidak dapat Klien yang tidak


batuk efektif lakukan dapat batuk tapi
penghisapan lendir sekret mengganggu
pernafasannya maka
klien dibantu
dengan alat agar
lebih mudah

 Sekret terdapat Memermudah


pada pengeluaran sekret
percabangan
saluran nafas
kecil/alveoli

1.Lakukan fisioterapi
dada dengan
drainage postural,
kemudian batuk
efektif atau
pengisapan lendir

Penyebab: 1. Obstruksi oleh lidah Untuk menghalangi


lakukan pemasangan lidajh jatuh
Tersumbat/obstruksi
oropharygeal tube kebelakang
sehingga tidak
mengganggu
pernafasan

2.Obstruksi oleh Untuk membuka


massa,trauma/penyakit
yang menyebabkan saluran nafas
tertutup atau
menyempitnya jalan
nafas bawah
pharynk,kolaborasi
pemasangan
endotracheal tube

(2) 1. Berikan posisi semi Meningkatkan


fowler kapasitas vital paru
Pola nafas tidak
efektif

2. Bantu klien Meningkatkan


melakukan ambulasi bila pembentukan energi
memungkinkan untuk bernafas

3. Latihan nafas dalam Pada pasien dengan


pernafasan cepat
dan dangkal untuk
mencegah
atelektasis

4. Pemasangan WSD Menurunkan


tekanan intra pleura
dan pnemothorak
yang menggangggu
pengembangan paru

(3) 1. Istirahat Untuk menghemat


penggunaan oksigen
Perfusi jaringan
tidak adekuat

2. Pemberian oksigen Untuk peningkatan


perbedaan
konsentrasi/tekanan
oksigen antara
alveoli dengan
kapiler

3. Membatasi intake Agar tidak


cairan (pada klien memperparah
dengan edema paru) edema

4. Ambulasi Untuk
meningkatkan
irkulasi yang akan
memperbaiki ratio
perfusi-ventilasi

Evaluasi

No. DIAGNOSA EVALUASI

1. Jalan nafas tidak efektif - Jalan nafas efektif

- Tidak adanya sekret yang


menghalangi jalan nafas

- Nyeri (-)

- Penyakit saluran nafas (-)

2. Pola nafas tidak efektif - Pola nafas efektif

- obstruksi (-)

- Ekspansi dada adekuat


Perfusi jaringan - Perfusi jaringan adekuat
- Cianosis (-)
tidak adekuat
- Edema (-)
- Kongesti paru (-)
 Dx 1 : jalan nafas efektif ditandai dengan tidak adanya
penumpukan secret, nyeri dada (-), penyakit saluran
nafas (-)

 Dx 2 : pola nafas efektif ditandai dengan obstruksi (-)


ekspansi dada adekuat, ganagguan neuromuskuler (-)

 Dx 3 : perfusi jaringan adekuat ditandai dengan


cianosis (-), edema paru (-), kongesti paru (-)

DAFTAR PUSTAKA
Allen, Carol Vestal. 1998. Memahami Proses Keperawatan dengan
Pendekatan Latihan alih bahasa Cristantic Effendy. Jakarta : ECG.

Alfaro, R. 1998. Application of Nursing Process A Step by Step


Guide.Philadelphia : J.B. Lippincot Co.

Azis, Alimul H.A. 2006. Pengantar Asuhan Keperawatan Dasar Manusia 2.


Jakarta : Salemba Medika.

Azis, Alimun H.A. 2004. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :


Salemba Madika.

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai