4. Patofisologi
Spora C. tetani masuk ke dalam tubuh melalui luka. Spora yang masuk ke dalam tubuh
tidak berbahaya sampai dirangsang oleh beberapa faktor (kondisi anaerob), sehingga
berubah menjadi bentuk vegetatif dan berbiak dengan cepat tetapi hal ini tidak
mencetuskan reaksi inflamasi. Gejala klinis sepenuhnya disebabkan oleh toksin yang
dihasilkan oleh sel vegetatif yang sedang tumbuh. C. tetani menghasilkan dua eksotoksin,
yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanolisin menyebabkan hemolisis tetapi tidak
berperan dalam penyakit ini. Gejala klinis tetanus disebabkan oleh tetanospasmin.
Tetanospasmin melepaskan pengaruhnya di keempat sistem saraf: (1) motor end plate di
otot rangka, (2) medula spinalis, (3) otak, dan (4) pada beberapa kasus, pada sistem saraf
simpatis. Setalah pelapasan toksik yang mengakibatkan regitasi otot rangka, sehingga
menurunkan ekspansi dada yang mengakibatkan peningkatan RR sehingga terjadi
gangguan oksigenasi.
Trauma pada tulang rangka yang multiple yang menyebabkan hail chest sehingga
menyebabkan pernapsan paradoksal terjadi gangguan oksigenasi jika tidak terasai maka
akan terjadi hipoksia tubuh mengonpensasi dengan perpasan yang dalam dan freakuensi
yang cepat serta dipnea.
Trauma
Invasi Clostridium
Tetani
Fraktur tulang rangka mutiple
Px mengalami pernapasan
paradoksal
Rigiditas
otot
pernafasan
Gangguan Oksigenasi
Hipoksia
RR meningkat, ,
penggunaan otot bantu
pernafasan
1. Memantau
kelelahan otot
3. Untuk
pernapasan
mengetahui
pola
2. Memantau
pernafasan
kegagalan
klien
pernafasan.
4. Untuk
mensimetriska
n dada
3. Melakukan
fisioterapi dada
sesuai
NIC label :
Oxygen
1. Untuk
Therapy
memudahkan
pernafasan klien
1. Bersihkan oral,
hidung, dan
trakheal sesuia
kebutuhan
2. Untuk
2. Mempertahanka memaksimalkan
napas
3. Untuk kebutuhan
3. Menyiapkan oksigenasi klien
peralatan
oksigen 4. Agar klien dapat
mendapatkan
aliran oksigen
5. Agar klien merasa
nyaman dengan
5. Memantau pemasangan
kecemasan oksigenasi
pasien yang
berhubungan
dengan
kebutuhan
terapi oksigen
4.Evaluasi
S : Klien mengatakan nyaman setelah diberikan terapi oksigen
O : Klien tidak menggunakan otot bantu pernapsan serta tidak terdengar suara mengi
dank lien tidak tampak dipnea.
A : Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan Deformitas tulang
P : Lanjutkan intervensi untuk oksigen therapy
DAFTAR PUSTAKA