Anda di halaman 1dari 6

1.

Jelaskan dengan ringkas tujuan dan tahapan investigasi geoteknis yang


anda pahami!
Tujuan Investigasi geoteknis :
a. Menilai kelayakan lokasi konstruksi dan daerah sekitarnya
b. Mempersiapkan data untuk desain konstruksi yang ekonomis dan
terbaik, mengastasi kemungkinan adanya hambatan yang timbul
saat dan pasca konstruksi, desain perbaikan jika terjadi kegagalan
konstruksi terkait lokasi.
c. Mengeksplorasi sumber material lokal yang dapat dipakai
d. Menentukan lokasi pembuangan material sisa konstruksi
e. Melaksanakan pemeriksaan keamanan (Safety check) pada lokasi
konstruksi
f. Memprediksi adanya perubahan yang mungkin muncul di sekitar
lokasi proyek akibat konstruksi dan hal yang bersifat alami.

Tahapan investigasi geoteknis :


a. Tahap Awal :
1) Mengevaluasi kebutuhan klien
2) Melaksanakan study literatur (desk study)
3) Melaksanakan survei lapangan (Walk-over-survey)
4) Mempertimbangkan konsep desain yang memungkinkan
5) Mengevaluasi potensi bahaya dan resiko
6) Merancang model geologis (geological model)
7) Membuat laporan awal dan rancangan pengujian lapangan
b. Tahapan utama :
1) Melakukan pengujian lapangan (pemboran dan pengambilan
sapel, uji galian, uji lapangan, dan evaluasi distribusi tegangan
air pori)
2) Melakukan uji laboratorium dan mementukan parameter desain
3) Menulis laporan akhir penyelidikan
c. Review
1) Me-review desain konseptual dan memperbaikinya jika
diperlukan
2) Me-review kemungkinan bahaya dan resiko
3) Melaksanakan inspeksi lanjutan, pengujian di lapangan saat
konstruksi untuk verivikasi asumsi.

2. Secara khusus, terangkan tentang desk-study pada penyelidikan


geoteknis!
Desk study adalah kolasi dan tinjauan terhadap informasi yang sudah
ada (data sekunduer) terkait kondisi lahan yang diselidiki, dilakukan
pada awal tahapan penyelidikan.
Tujuannya menyediakan informasi tentang kondisi lahan, penggunaan
lahan sebelumnya, akses menuju lokasi dan kondisi lingkungan hidup.
Deks study diperlukan karena lebih murah dalam mendapatkan dan
mengevaluasi informasi yang sudah tersedia sehingga akan
menghemat pengeluaran dalam proses penyeleidikan geoteknis.
Adapun sumber informasi dapat berupa : peta geologi, memoir survei
geolgi, peta topografi, peta masa lalu, foto udara/citra satelit, informasi
sejarah geoteknis dan artikel ilmiah, gambar-gambar dan catatan
konstruksi.
Kemudian dilakukan observasi berupa kunjungan dan wawancara ke
masyarakat.
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat beberapa potensi bahaya
geoteknis yang perlu diidentifikasi pada suatu area penyelidikan
a. Air tanah
Air dapat mengurangi tengan efektif dan kekuatan tanah dan tanah
longsor
Perubahan muka air tanah dapat terjadi penurunan tanah
Naiknya kandungan air pada tanah ekspansif, mengakibatkan tanah
mengembang
b. Ketidakstabilan lereng
Pergerakan tanah dipermukaan akibat gravitasi
Longsor, runtuhan batuan dan aliran lumpur
c. Penurunan tanah
Penurunan seragam, biasaya tidak terlalu bermasalah buat
konstruksi, namun dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan
utilitas (pipa, kabel dan drainase)
Penurunan tak seragam mengakibatkan kerusakan struktur dan
jaringan utilitas
d. Amblesan tanah
Terjadi akibat pembebanan struktur, dapat terjadi akibat proses
alami maupun ulah manusia.
Terjadi pada batuan mudah luluh seperti batuan karbonat atau
kapur.

4. Apa yang dimaksud dengan contoh tanah terganggu dan tanah tak
terganggu? Bagaimana cara pengambilan contoh tanah tersebut di
lapangan?
a.) Tanah utuh atau tanah tak terganggu (undisturbed soil sample)
adalah tanah yang terletak dibawah permukaan tanah yang
memiliki struktur berbeda dari tanah tak utuh (terganggu) karena
tanah tersebut masih belum terganggu oleh faktor luar.
b.) Tanah tak utuh atau terganggu (disturbed soil sample) merupakan
tanah yang memiliki distribusi ukuran
partikel sama dengan seperti di tempat asalnya, tetapi strukt
urnya telah cukup rusak atau hancur seluruhnya

a.) Langkah pengambilan sampel tanah utuh (undisturbed soil


sample) :
 Pertama-tama permukaan tanah dibersihkan dari rerumputan
dan sampah.
 Letakkan ring sampel yang lebih besar dengan bagian runcing
diposisi bawah diatas tanah tadi, kemudian letakkan papan
kayu diatas permukaan ring sampel.
 Pukul ring papan kayu tersebut sampai ring sampel tertanam
secara keseluruhan dalam tanah. Usahakan agar saat memukul
ring tersebut tidak bergerak gerah karena dapat menyebabkan
tanahnya terganggu.
 Letakkan ring sampel yang lebih kecil tepat diatas ring sampel
yang lebih besar kepudian letakkan papan tadi diatas ring
tersebut.
 Pukul lagi hingga ring yang lebih kecil tertanam seutuhnya
didalam tanah. Usakan agar ketika pemukulan ring tersebut
tidak banyak bergerak.
 Pakailah sekop kemudian tusukkan ke tanah kira – kira 10cm
dari posisi ring diusahakan tusukan sekop tersebut lebih dalam
dari ring yang tertanam pertama.
 Angkatlah pelan – pelan sekop tersebut dan satu orang teman
kita menakan ring sampel dengan tangan agar tidak bergerak
saat kita mengangkat keluar ke dua ring tersebut.
 Irislah dengan menggunakan pemotong bagian bawah ring
sampel yang besar secara pelan pelan, diusahakan agar tak
hancur. Kemudian iris tanah yang mengubungkan ring sampel
yang besar dan yang kecil dengan pemotong secara pelan
pelan.
 Bungkus tanah utuh pada ring sampel yang besar dengan
pelastik secara rapi lalu ikat dengan tali karet agar tanah tak
hancur.

b.) Langkah pengambilan sampel tanah tak utuh (disturbed soil


sample) :
 Setelah kita mengambil sampel tanah utuh, pertama – tama kita
membersihkan permukaan yang berada disebelah tempat kita
mengambil tanah utuh.
 Kemudian tanah digali dengan menggunakan sekop kurang
lebih sedalam 20cm.
 Masukkan tanah tersebut ke kantung pelastik kurang lebih
sebanyak 1Kg.
5. Jelaskan secara singkat pengujian SPT (Standar Penetration Test) dan
CPT (Cone Petentration Test)!
Pengujian SPT untuk mendapatkan sifat tanah secara kualitatif
berdasarkan korelasi empiris dan menghasilkan sampel tanah
terganggu untuk di uji di laboratorium.
Cara pengambilan sampelnya :
 Tabung spt di pukul ke dalam lubang bor sedalam 45 cm dengna
palu seberat 63,5 kg yang satuh bebas dengan ketingian 76 cm.
 Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk setiap penetrasi 15 cm
dicatat.
 Penetrasi 15 cm awal diabagikan akibat ganggung yang terjadi saat
pemboran.
 Jumlah 30 cm terakhir dicatat sebagai nilai N-value

CPT adalah pengujian yang dapat menggambarkan profil tanah dengan


cepat secara menerus. Pengujian ini sederhana dan relatif murah.
Namun tidak dapat contoh tanah untuk di uji di laboratorium.
Sondir terdapat dua jenis, sondir mekanis dan sondir elektrik.

Anda mungkin juga menyukai