Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi

Menurut Karen (2017) bayi berat lahir rendah( BBLR) ialah bayi baru lahir
yang berat badannya saat lahir kurng dari 2500 gram.

Menurut depkes (2004) dalam Pramono (2013) bayi berat lahir rendah
ialah bayi baru lahir dengan berat 2500 gram atau kurang tanpa memperhatikan
usia kehamilan.

Menurut Linda Vesel (2013) berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya
kurang atau sama dengan 2500 gram saat lahir.

C. ETIOLOGI

Penyebab kelahiran premature atau tidak diketahui, tapi ada beberapa


factor yang berhubungan, yaitu :
1. Factor genetic atau kromoson
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Radiasi
5. Isufisiensi atau disfungsi placenta
6. Factor nutrisi
7. Factor lain seperti merokok, peminum alcohol, bekerja berat pada
masa hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan
sebagainya

D. PATOFISIOLOGI

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan


yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi hipertensi, dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system
reproduksi normal, tidak menederita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih
besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, fitalitas yang rendah dan kemtian yang tinggi,
terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

Anemia didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada


dibawah normal. Anemia defesiensi besi merupakan salah satu gangguan
yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umunya
mengalami deplesi besi sehinnga hanya member sedikit besi kepada
janin yang dibutuhkan untuk metabolisme yang normal. Selanjutnya
mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun
sampai dibawah 11gr/dL selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel
tubuh maupun otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin
didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang
menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun
mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
premature dan juga lebih besar

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Fisik
 Bayi kecil
 Panjang badan kurang dari 45 cm
 Pergerakan kurang dan masih lemah
 Kepala lebih besar daripada badan
 BB <2500 gr,
 Tulang rawan dan daun telingabelum cukup sehingga elastisitas
belum sempurna
2. Kulit dan kelamin
 Kulit tipis dan transparan
 Lanugo banyak
 Lemak subkutan amat sedikit
 Rambut halus dan tipis
 Genetalia belum sempurna, labiya minora belum tertutup oleh labiya
mayora
3. System saraf
 Reflek menghisap
 Reflek menelan
 Reflek batuk belum sempurna.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:

 Pemeriksaan skor ballard,


suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria
neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan
beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam
pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan
menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas
fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian
pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan
maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian
dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
 Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan.
 Darah rutin,glukosa darah,kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah
 Foto dada ataupun baby gram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/
diperkirakan aka terjadi sindrom gawat nafas.

G. PENATALAKSANAAN

1. Pengaturan suhu
Mempertahankan suhu dengan ketat,bayi berat lahir rendah
mengalami hipotermi .
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan
untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg adalah 34C. Bila tidak ada inkubator,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan
botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu
petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan
popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum,
warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat
dikenali sedini mungkin.

2. Pengaturan makanan/nutrisi
Pengawasan nutrisi dan asi, reflek menelan pada bayi dengan
berat lahir rendah blom sempurna, oleh karena itu pemberian nutrisi
harus dilakukan dengan hati – hati.
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah
sedikit demi sedikit.Secara perlahan-lahan dan hati-hati.Pemberian
makanan dini berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko
hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia.Bayi yang daya isapnya baik
dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.Umumnya bayi
dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama
dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan
menghisap dengan menelan.

Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 %


yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 – 4 ml untuk
bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan
berat lebih dari 1500 Gr.

Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami


kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48
jam.

3. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi.Hal ini disebabkan karena
daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:

- Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir


selama 2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi.
- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi.
- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi

H. KOMPLIKASI
1. Bayi premature:
 Asfiksia.
 Sindroma gawat nafas neonates ( dipsnea)
 Hipotermia (menggigil)
 Hipoglikemia
 Hipokalsemia
2. Bayi kecil masa kehamilan:
 Hipoglikemia
 Asfiksia
 Infeksi
 Aspirasi mekoneum

I.ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR


A. Pengkajian
a. Anamnesa riwayat kehamilan
Usia kehamilan < 37 minggu, ANC, riwayat hamil resiko tinggi.

b. Anamnesa riwayat persalinan


Melahirkan BBLR/gemeli sebelumnya, cara melahirkan, lama nifas,
komplikasi nifas.

c. Anamnesa riwayat keluarga


Riwayat kelahiran dengan BBLR/gemeli, ststua sosial-ekonomi.

d. Tanda-tanda vital.
e. Pengkajian fisik.
1) Pengkajian umum
a) Berat badan lahir  2500 gram, panjang badan  45 Cm,
lingkar dada  30 Cm, lingkar kepala  33 Cm.
b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau
lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan.
2) Pernafasan
a) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea.
b) Refleks batuk belum sempurna.
c) Tangisan lemah.
3) Kardiovaskuler
a) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer.
b) Bayi dapat tampak pucat/sianosis.
c) Dapat ditemui adanya bising jantung atau murmur pada bayi
dengan kelainan jantung/penyakit jantung bawaan.
4) Gastrointestinal
a) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna sehingga
masih lemah.
b) Gambaran belum maturnya fungsi hepar berupa ikterik dan
fungsi pankreas berupa hipoglikemia.
c) Gambarkan jumlah, warna, konsistensi dan bau dari adanya
muntah.
5) Genitourinaria
a) Genetalia immatur.
6) Neurologis-Muskoloskeletal
a) Otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan
kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
b) Lebih banyak tidur daripada bangun.
c) Refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna
(lemah).
d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar.
7) Suhu
a) Pusat pengaturan suhu tubuh (hipothalamus) belum matur
dimanifestasikan dengan adanya hipotermi atau hipertermi.
8) Kulit
a) Kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit.
b) Tekstur dan turgor kulit; kering dan pecah terkelupas, turgor
kulit dalam rentang baik s/d jelek.

B. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d tidak adekuatnya ekspansi paru,imaturitas
pusat pernafasan. Keterbatasan perkembangan otot.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak adekuatnya
persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang
kurang adekuat.

3. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d sistim pertahana tubuh belum matan

4. Gangguan pertukaran gas b.d pertukaran O2 dikapiler dan alveoli tidak


efektif

5. Resiko hipotermi b.d termogulasi tubuh menurun.

6. Gangguan perfusi jaringan b.d suplai O2 kejaringan perifer menurun.

C. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC


1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan 1.Pantau tingkat
nafas tindakan keperawatan pernapasan,kedalaman,
selama 3x24 jam, dan kemudahan bernafas.
diharapkan pasien 2.Perhatikan pola nafas
mampu : klien.
1.Status Pernapasan: 3.Tentukan apakah klien
Kepatenan jalan napas. dispneu fisiologis atau
2.Status Pernapasan: psikologis.
Ventilasi. 4.Berikan terapi oksigenasi
3.Status tanda-tanda vital. (Atur peralatan oksigenasi,
monitor aliran oksigen,
Dengan kriteria hasil : pertahankan posisi
1.Menunjukkan pola pasien).
pernapasan yang 5.Monitor Tekanan darah,
mendukung hasil gas nadi, suhu, dan
darah dalam parameter Respiration rate
atau kisaran normal. (pernafasan).
2.Pasien melaporkan
bernafas dengan
nyaman.
3.Mendemonstrasikan
kemampuan untuk
melakukan pernapasan
dengan pursed lip
(mengerutkan bibir) dan
pernapasan dapat
terkontrol.
4.Mengidentifikasi dan
menghindari faktor-
faktor spesifik yang
dapat memperburuk
pola nafas.
2. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1.Perhatikan gejala dehidrasi
kurang dari tindakan keperawatan 2.Perhatikan adanya
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam penurunan berat badan.
diharapkan klien mampu: 3.Kaji kulit apakah kering,
1.Intake nutrien normal. monitor turgor kulit dan
2.Intake makanan dan perubahan pigmentasi.
cairan normal. 4.Berikan nutrisi sesuai
3.Berat badan normal. kebutuhan
4.Massa tubuh normal. 5.Monitor kalori dan intake
5.Pengukuran biokimia nutrisi.
normal.

Dengan kriteria hasil:


1.Berat badanbertambah.
2.Berat badan dalam
kisaran normal untuk
tinggi dan usia.
3.Mengidentifikasi
kebutuhan gizi.
4.Bebas dari kekurangan
gizi.

3. Risiko Infeksi Setelah dilakukan 1.Kaji adanya fluktuasi suhu


tindakan keperawatan tubuh, letargi, apnea,
selama 3x24 jam malas minum, gelisah dan
diharapkan pasien ikterus.
mampu: 2.Kaji riwayat ibu, kondisi
Terhindar dari resiko bayi selama kehamilan,
infeksi. dan epidemi infeksi
Dengan kriteria hasil: diruang perawatan.
1.Pengetahuan: Kontrol 3.Ambil sampel darah.
infeksi pemeriksaan laboratorium
Indikador: seperti eritrosit, leukosit,
a.Menerangkan cara- diferensiasi, dan
cara penyebaran. immunoglobulin.
b.Menerangkan faktor- 4.Upayakan pencegahan
faktor yang infeksi dari lingkungan.
berkontribusi dengan Misalnya : cuci tangan
penyebaran. sebelum dan sesudah
c.Menjelaskan tanda- memegang bayi.
tanda dan gejala.
d.Menjelaskan aktivitas
yang dapat
meningkatkan
resistensi terhadap
infeksi.
2. Status Nutrisi.
Indikator:
a.Asupan nutrisi
b.Asupan makanan dan
cairan
c.Energi
d.Masa tubuh
e.Berat badan

Daftar Pustaka

J Karen, dkk,2017: Mental Health of Extremely Low Birth Weight Survivors: A


Systematic Review and Meta-Analysis, Vol. 143, No. 4, 347–383,
American Psychological Association
Pramono setyo, dkk. 2013 :(Pattern of Occurrence and Determinants of Baby
with Low Birth Weight in Indonesia), Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan – Vol. 18 No. 1 Januari 2015: 1–10 : Surabaya
Vesel Linda, dkk. 2013 : Promoting skin-to-skin care for low birthweight babies:
findings from the Ghana Newhints cluster-randomised trial, volume 18
no 8 pp 952–961 august 2013 : Ghana
Prawirohardjo, S. 2010. Buku Acara Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina pustaka
Nurarif AH, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan
DiagnosaMedis & Nanda Nic- Noc Edisi Jilid 1.Yogyakarta : Medication
Publishing.

Phatway

Anda mungkin juga menyukai