Bagian tubuh yang paling sering terkena rematik adalah tangan, pergelangan tangan, kaki
dan lutut. Sementara bagian tubuh yang jarang terkena rematik adalah paru-paru, mata,
jantung, pembuluh darah, kulit dan saraf.
Rheumatoid arthritis adalah salah satu penyakit yang seringnya dialami oleh orang lanjut
usia (lansia). Akan tetapi, RA juga bisa dialami oleh orang dewasa muda, remaja, dan
bahkan anak-anak. Wanita diketahui 2-3 kali lebih berisiko mengalami rematik dibanding
pria.
Anda dapat mengurangi kemungkinan menderita penyakit ini dengan menurunkan faktor
risiko Anda. Diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Gejala lain rheumatoid arthritis adalah mata gatal atau perih, lemas, lesu, tidak bertenaga,
nafsu makan menurun drastis, dan demam.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala rematik yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala rematik tertentu, konsultasikanlah dengan dokter
Anda.
Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun. Artinya, penyakit ini disebabkan oleh sistem
imun yang menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Sistem imun yang keliru menyerang jaringan sehat di sekitar sendi menyebabkan lapisan
tipis sel, alias synovium, menutupi persendian menyebabkan sendi meradang dan bengkak.
Synovium juga melepaskan bahan kimia yang akan merusak tulang rawan dan tulang dalam
sendi Anda.
Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, synovium dapat menyebabkan
sendi kehilang bentuk dan pada akhirnya menghancurkan sendi Anda sepenuhnya.
Meski gangguan autoimun dipercaya sebagai penyebab utama rematik, namun sampai saat
ini para peneliti belum mengetahui faktor apa saja yang dapat memicu gangguan tersebut.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena rheumatoid arthritis adalah:
Jenis kelamin. Wanita berisiko 2-3 kali lebih tinggi dibanding pria.
Usia. RA dapat terjadi pada usia berapapun, namun lebih sering terjadi pada usia 40 sampai
60 tahun.
Riwayat keluarga. Jika orangtua, saudara kandung, paman, bibi, atau kakek dan nenek
Anda terkena penyakit rematik, Anda berisiko tinggi untuk mengalaminya juga.
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak akan terkena penyakit ini. Faktor ini
hanyalah referensi saja. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Obat NSAID, seperti naproxen dan ibuprofen dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan
bengkak jika rematik Anda kambuh. Dokter juga dapat memberikan obat disease-modifying
antirheumatic drugs (DMARDs). Obat ini dapat memperlambat perkembangan RA dan
menyelamatkan sendi dan jaringan lain dari kerusakan permanen. DMARD yang sering
diberikan oleh
dokter yaitu methotrexate (trexall), leflunomide (Arava), hydroxychloroquine (plaquenil)
dan sulfasalazine (Azulfidine).
Jika diperlukan, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk melakukan terapi fisik dan
olahraga khusus guna mengurangi gejala rematik. Beberapa terapi yang mungkin
disarankan dokter seperti berendam dengan air panas, menggunakan lampu pemanas,
kompresan panas, dan terapi whirpool.
Dalam kasus yang parah, dokter bisa menganjurkan pasien untuk melakukan prosedur
operasi. Operasi pengobatan rematik mungkin akan melibatkan pembedahan. Pembedahan
dapat dibagi dalam beberapa prosedur berikut ini:
Total joint replacement. Saat operasi, dokter bedah akan mengangkat bagian sendi yang
rusak dan memasukan alat buatan dari metal dan plastik.
Tendon repair. Sendi yang mengalami peradangan dan kerusakan dapat menyebabkan
tendon di sekitar sendi Anda melonggar atau sobek. Dokter bedah dapat memperbaiki
tendon di sekitar sendi Anda.
Fusi sendi. Operasi penyatuan sendi dianjurkan untuk menstabilkan sendi atau
meluruskannya kembali, dan jika menghilangkan nyeri saat penggantian sendi bukanlah
pilihan.
Mungkin ada metode pengobatan lainnya yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi
rematik. Silakan tanyakan pada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.