Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada
pemegang saham.
Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban
pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
2.Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap
mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak
mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut
bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusagaan.
A.Ekspansi
Setiap perusahaan yang ingin menerapkan going concern atau tetap berjalan dan sukses
maka haruslah berusaha untuk dapat selalu berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan
selalu menyangkut masalah pembelanjaan. Perusahaan yang mengadakan ekspansi selalu
membutuhkan tambahan modal. Kebutuhan modal untuk keperluan ekspansi semakin lama
semakin besar karena sifat ekspansi perusahaan yang dilakukan scara berangsur-angsur.
Pada umumnya ekspansi hanya membutuhkan tambahan modal kerja karena perusahaan
bekerja pada kapasitas produksi yang sudah ada. Namun apabila kemudian perusahaan harus
menambah alat produksi atau membangun pabrik baru maka kebutuhan modalnya akan
bertambah. Pada ekspansi ini selain dibutuhkan tambahan modal kerja juga dibutuhkan tambahan
modal tetap. Dengan demikin pengertian ekspansi itu dimaksudkan sebagai perluasan modal,
baik perluasan modal kerja saja maupun modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara
tetap dan terus menerus di dalam perusahaan. Perluasan modal ini dapat memperbesar utang.
Apabila ekspansi perusahaan berdasarkan atas pertimbangan untuk memperbesar atau
menstabilisasi laba yang diperoleh, maka ekspansi tersebut Karena motif ekonomi. Hal ini terjadi
misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap barang atau jasa yang dibuat oleh suatu
perusahaan. Makin luas pasar bagi produknya mendorong perusahaan tersebut untuk
memperbanyak produksinya guna mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luas pasar.
Makin besar jumlah produk yang dijual berarti makin besar kemungkinan perusahaan untuk
mendaat laba, sehingga setiap pemimpin perusahaan mempunyai harapan untuk dapat selalu
mengembangkan dan memperluas perusahaannya.
Disamping motif ekonomi atau motif rasional yang diuraikan diatas, terdapat motif lainnya
yaitu motif fsikologis. Motif psikologis adalah motif yang berdasarkan atas ambisi personal dari
pemilik atau pemimpin perusahaan untuk memperoleh prestise dan kekuasaan yang lebih besar.
Masalah yang penting dalam ekspansi ialah masalah penentuanbesarnya optimal
perusahaan. Besarnya optimal perusahaan berbeda disetiap perusahaan bahkan dalam satu
perusahaanpun efisien maksimal dari tenaga kerja, modal dan manajemen dapat berubah pada
tingkat pertumbuhan yang berbeda. Besarnya optimal perusahaan mungkin tercapai sebelum
tercapainya efisiensi maksimal dari tenaga kerja, tetapi sesudah tenaga kerja itu mencapai
imbangan yang optimal dengan modal. Imbangan yang paling baik antara pekerja ahli dengan
pekerja kasar mungkin terdapat pada luas produksi yang berbeda – beda. Besarnya optimal
perusahaan selalu berubah dan hal ini dipengaruhi oleh banyak factor, misalnya besarya dari
watak persaingan, berubahnya selera konsumen, serta kemajuan teknologi atau konjungtur.
B. Struktur Modal
Dalam hubungan dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan, dikenal dengan adanya
pedoman atau aturan struktur keuangan yang konservatif, baik vertical maupun
horizontal. Aturan struktur financial (struktur keuangan ) konservatif yang vertical member
batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahan mengenai besarnya modal asing
(utang) dengan modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelajaan yang sehat itu pertama
– tama itu harus dibangun atas dasar atas dasar modal sendiri, modal yang tahan resiko, maka
aturan financial tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing (utang) dalam keadaan
bagaimanpun juga tidak melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka
perbandingan antara jumlah modal dengan modal sendiri tidak melebihi 1:1. Setiap perluasan
basis modal akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang akan
dibelanjainya. Pandangan ini terutama didasarkan pada “prinsip keamanan”, hal ini akan
memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditor maupun terhadap perusahaan sendiri.
Aturan struktur financial konservatif yang horizontal memberikan batas imbangan antara
besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aset tetapplus sediaan dilain pihak.aturan
tersebut menyatakan bahwa secara keseluruhan “aset tetap”dan “sediaan” harus sepenuhnya
ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri, yaitu modal yang tetap tertanam di dalam
prusahaan. Dengan kata lain, besarnya modal sendiri tidak boleh kurang atau lebih kecil dari
jumlah aset tetap plus sediaan. Dengan demikian, keadaan yang dianggap normal oleh aturan
tersebut ialah keadaan besarnya modal sendiri sama besarnya dengan jumlah aset tetap plus
sediaan.
Apabila jumlah modal sendiri lebih kecil atau kurang dari besarnya aset tetap plus sediaan,
berarti aset tetap tersebut “kurang tertutup” oleh modal sendiri, sehingga besarnya modal sendiri
tidak cukup untuk menjamin atau menutup aset tetap tersebut. Aset tetap dan sediaan merupakan
aset yang akan tetap terikat dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama sehingga untuk
mempelajari aset tersebut juga diperlukan modal yang akan tetap tertanam dalam perusahaan,
yaitu dalam bentuk modal sendiri. Apabila besarnya modal sendiri lebih kecil dari aset tetap plus
sediaan, berarti bahwa sebagian dari aset tersebut dibelanjai dengan modal asing. Apabila jangka
waktu modal asing tersebut lebih pendek dari jangka waktu terikatnya dana dalam aset tersebut,
hal ini akan menganggu likuiditas perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila jumlah
modal sendiri lebih besar dari jumlah aset tetap tersebut, sehingga kelebihannya itu dapat
digunakan untuk menutup sebgian aset lancar.
Jadi, modal sendiri kecil maka besarnya utang (modal asing) juga kecil,sebaliknya bila
modal sendiri besar maka utang (modal asing) juga dapat besar, tetapi tidak melebihi besarnya
modal sendiri.
Sebagai contoh, perusahaan X mempunyai modal sendiri Rp. 100.000, aset lancar Rp.
20.000 dan aset tak lancar Rp.80.000; sementara perusahaan Y mempunyai modal sendiri
Rp.60.000, aset lancar Rp. 10.000, aset tak lancar Rp. 50.000. Perusahaan X dapat menambah
utang maksimal Rp. 100.000, sedangkan perusahaan Y dapat menambah utang maksimal Rp.
60.000
Selain itu ada factor lain yang mempengaruhin besar kecilnya anggaran utang akan tergantung
pada :
a. Anggaran Pembelian Material
Semakin besar kebutuhan material pada satu periode berarti memerlukan pembelian
material yang semakin besar sehingga kemungkinan untuk tidak membayar dengan tunai akan
semakin besar, karena kondisi keuangan yang terbatas.
b. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran yang semakin lunak biasanya akan menjadikan nilai utangyang akan
diambil semakin besar. Syarat pembayaran akan meliputi tingkat bunga, jangka waktu dan denda
serta jatuh tempo pembayaran pada setiap bulan.
PT Mayura
Anggaran Utang
Tahun 2013
(Rupiah)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Utang merupakan kewajiban/utang sebagai hutang sekarang perusahaan yang timbul dari
kejadian masa lalu, dengan persetujuan dimana hasilnya akan berguna bagi perusahaan, dan
dapat menjadi sumber daya perusahaan. Karakteristik dari hutang meliputi; pengorbanan manfaat
ekonomi masa mendatang,menjadi keharusan sekarang untuk mentransfer asset,timbul akibat
transaksi masa lalu.
Anggaran Utang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar utang. Utang
kebalikan dari piutang. Pada umumnya utang perusahaan timbul dari terjadinya transaksi
pembelian bahan mentah dan bahan pembantu secara kredit untuk keperluan proses produksi.
Anggaran utang sangat berguna untuk kemajuan perusahaan bila utang tersebut dikelola dengan
baik. Cara mengelola utang yang baik antara lain dengan cara membuat anggaran utang.
Faktor yang mempengaruhi anggaran utang yaitu ekspansi dan struktur modal. Selain itu
ada factor lain yang mempengaruhin besar kecilnya anggaran utang akan tergantung pada : Anggaran
Pembelian Material, Syarat Pembayaran, Tersedianya modal kerja dan kebijakan perusahaan
dalam pembayaran utang, Kepercayaan Suplier dan Bank. Informasi yang diperlukan untuk
menyusun budget utang antara lain: Rencana pembelian bahan mentah atau bahan pembantu
yang tertuang dalam budget pembelian bahan mentah, Keadaan persaingan para pemasok bahan
di pasar, Posisi perusahaan terhadap pihak pemasok bahan, Syarat pembayaran yang ditawarkan
oleh pihak penjual, Tersedianya modal kerja perusahaan.
Penyusunan anggaran utang merupakan tanggung jawab departemen keuangan. Langkah
pertama, departemen keuangan bekerja sama dengan departemen pembelian rutin untuk
mengumpulkan data belian dan syaratnya. Langkah kedua, menghitung anggaran utang usaha
pada periode tertentu. Langkah ketiga, menyusun anggaran utang usaha.
DAFTAR PUSTAKA