Desi Salwani
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
58
Gambar.2 Prinsip sekresi kalium pada Sel
59
terlalu bermakna secara klinis kecuali pemberian insulin dosis tinggi
pada Ketoasidosis Diabetikum.
60
Obat yang menginduksi kehilangan kalium secara abnormal
Diuretik
Tiazid dan loop diuretik akan memblock khlorida yaitu melalui
hambatan reabsorbsi (menghambat different membrane-transport
protein) akibatnya hantaran natrium ke collecting tubulus terganggu,
reabsorbsi natrium akan menyebabkan perubahana gradien elektrokimia
pada sekresi kalium. Derajat hipokalemia pada pemberian tiazid secara
langsung terkait dosis dan akan meningkat dengan asupan natrium yang
berlebih.
Kombinasi furosemid atau bumetanid dengan metolazon
menyebabkan hipokalemia sedang atau berat. Penggunaan acetazolamid
menyebabkan peningkatan ekskresi kalium melalui hambatan reabsorbsi
hydrogen-linked sodium dan menyebabkan asidosis metabolik bersamaan
denga hipokalemia.
Antibiotik
Penicillin dan derivat sintetis yang diberikan secara intravena
dengan dosis besar akan meningkatkan ekskresi kalium ginjal melalui
peningkatan hantaran natrium di distal nefron. Aminoglycoside, cisplatin,
61
dan foscarnet menginduksi deplesi magnesium. Amfoterisin B
menyebabkan hambatan sekresi ion hidrogen pada sel ductus collecting
bersamaan dengan kejadian deplesi magnesium.
63
dehydrogenase deficiency, Impaired chloride-associated sodium
transport (Bartter’s syndrome, Gitelman’s syndrome).12-17
Alkalosis metabolik akan menginduksi deplesi khlorida akibat
muntah atau drainase lambung. Hipokalemia berlangsung selama induksi
12-17
alkalosis sebagai akibat kehilangan kalium melalui ginjal.
Pada kondisichloride-sensitive form of metabolic alkalosis,
pemberian chlorida akan memperbaiki alkalosis dan perbaikan kondisi
hipokalemia. Alkalosis metabolik dengan deplesi chlorida saja jarang
terjadi. Alkalosis metabolik paling sering terjadi karena primary
hyperaldosteronisme. Hipokalemia pada Cushing’s syndrome lebih ringan
dibandingkan pada hyperaldosteronisme. Abnormalitas genetik akan
mempengaruhi aktivitas transporter ion pada ginjal, namun merupakan
penyebab alkalosis metabolik yang jarang dan jarang menyebabkan
hipokalemia. Liddle’s syndrome dan 11 43-46 -
hydroxysteroid dehydrogenase deficiency akan menstimulasi reabsorbsi
natrium melalui duktus colecting dan menyebabkan syndrome
mineralocorticoid excess. Abnormalitas ini menyebabkan hipertensi dan
hipokalemia namun aldosteron serum lebih rendah. Pada Barter Syndrome
( menyebabkan inaktif transpoter natrium chlorida di loop henle) dan Gitelman
sindrome ( kelainan pada tubulus distal) akan
Pendekatan Diagnosis2-5
Gambaran klinis deplesi kalium sangat bervariasi, dan berat
ringannya tergantung derajat hipokalemia. Gejala jarang terjadi kecuali
kalium kurang dari 3 mEq/L. Mialgia, kelemahan atau kram otot
64
ektremitas bawah merupakan keluhan yang sering. Hipokalemia yang
lebih berat dapat menyebabkan kelemahan progresif, hipoventilasi dan
paralisis komplit. Deplesi kalium yang berat dapat meningkatkan resiko
aritmia dan rabdomiolisis. Fungsi otot polos juga dapat terganggu dengan
gambaran klinis ilues paralitik.
65
juga memperlambat repolarisasi ventrikel. Hal ini memperpanjang durasi
periode refrakter relatif dan memudahkan terjadinya reentrant.
66
Penatalaksanaan
67
jantung, ensefalopati hepatik dan pasien menggunakan obat yang
dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstra ke intrasel.
- Indikasi sedang : pemberian kalium tidak perlu segera, seperti
pada hipokalemia ringan ( K 3-3,5 mEq/L).
Kalium dapat diberikan secara oral atau intravena. Kalium
intrvena diberikan pada pasien yang tidak mampu minum obat.
68
Sediaan yang dipilih adalah kalium khlorida karena meningkatkan
kalium plasma lebih cepat dibandingkan kalium kalium bikarbonat,
kalium fosfat atau kalium sitrat.
Kepustakaan
1. Siregar P, Gangguan Keseimbangan Air Dan Elektrolit Dalam,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, editor Sudoyo AW SB, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Interna Publishing, 2009,
2241-2257
2. Nugroho P, Hipokalemia dalam EIMED : Kegawat Daruratan
Penyakit Dalam, editor : Setyohadi B, Arsana PM, Suryanto A,
Soeroto, Abdullah M. Buku I, Pusat Penerbitan Ilmu penyakit
Dalam, 2012. 279
3. John Genhari, Hypokalemia, NewEnglandJMed, 1998:13:451-8
4. Nuwin R, Luf FC, Shirley G, Pathiphysiology and Management
Hypokalemia : Clinical Perspective, 2011;7:75-84
5. Schulman M, Narins RG. Hypokalemia and
cardiovascular disease. Am J Cardiol 1990;65:4E-9E.
6. Gennari FJ. Disorders of potassium metabolism. In: Suki WN,
MassrySG, eds. Therapy of renal diseases and related disorders.
3rd ed. Boston:
69
Kluwer Academic, 1997:53-84.
7. Clausen T, Everts ME. Regulation of the Na,K-pump in skeletal
muscle.Kidney Int 1989;35:1-13.
8. Martinez R, Rietberg B, Skyler J, Oster JR, Perez GO. Effect of
hyperkalemia oninsulinsecretion.Experientia1991;47:270-2.
70
Algoritme
Transcellular shif
71
Ekskresi Kalium Urin
Na wasting nephropathy
Kehilangan kalium Diuretik
Diuresis osmotik Diuretik
melalui saluran cerna Muntah
bawah
Status Asam Basa
Hipertensi
Ketoasidosis Diabetik
RTA proksimal (tipe 2)
RTA distal (tipe 1) Kelebihan Muntah Sindroma
Mineralkortikoid Barter
Sindroma Lidle penyalahgunaan
Diuretik
72