Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN PEMBUATAN TEMBOK PENAHAN TANAH (TPT) DI DESA NAPIS

RT. 04 / 01 KECAMATAN TAMBAKREJO KABUPATEN BOJONEGORO

THE PLANNING MAKING OF RETAINING WALL IN NAPIS VILLAGE RT. 04/01


TAMBAKREJO - BOJONEGORO
SUGIYARTO
Program Studi Teknik Sipil Universitas Bojonegoro

Abstrak

Tembok penahan tanah adalah suatu struktur konstruksi yang dibangun untuk menahan
tanah yang mempunyai kemiringan/lereng dimana kemantapan tanah tersebut tidak dapat
dijamin oleh tanah itu sendiri. Bangunan tembok penahan tanah digunakan untuk menahan
tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan atau tanah asli yang labil akibat
kondisi topografinya. Pembangunan tembok penahan tanah haruslah benar – benar berdasarkan
perhitungan kestabilan dan faktor keselamatan karena kesalahan yang terjadi dalam
pembangunan tembok penahan tanah dapat berakibat fatal yaitu kerugian harta dan
hilangnya korban jiwa..

Kata kunci : Tembok penahan tanah, stabilitas

Abstract
The retaining wall is a construction structure constructed to withstand slope-filled soil
where the soil's stability can not be guaranteed by the soil itself. The building of retaining wall is
used to withstand lateral soil stress caused by urugan soil or unstable unstable ground due to its
topographic condition. The construction of retaining wall must be based on calculation of
stability and safety factor because errors in the construction of retaining wall can be fatal ie loss
of property and loss of loss of life.

Keywords: Retaining wall, stability

1. Pendahuluan tanahlah berdiri satu bangunan. Oleh karena


Tanah merupakan aspek penting dalam itu, sangat penting untuk memperhatikan
perencanaan konstruksi. Karena pada faktor kestabilan tanah. Salah satu cara yang

61

page 1 of 16
digunakan untuk melakukan pengendalian kestabilan akibat gaya guling, geser dan
kestabilan tanah agar tak mengalami daya dukung tanah
kelongsoran adalah dengan membangun
tembok penahan tanah. 2. Kajian Pustaka
Tembok penahan tanah adalah suatu 2.1 Tanah
struktur konstruksi yang dibangun untuk Tanah di alam terdiri dari campuran-
menahan tanah yang mempunyai campuran butiran mineral dengan atau
kemiringan/lereng dimana kemantapan tanpa kandungan bahan organic. Butiran –
tanah tersebut tidak dapat dijamin oleh tanah butiran dengan mudah dipisahkan satu sama
itu sendiri. Bangunan tembok penahan tanah lainya dengan kocokan air. Tanah berasal
digunakan untuk menahan tekanan tanah dari pelapukan batuan yang prosesnya
lateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan dapat secara fisik atau kimia.sifat-sifat
atau tanah asli yang labil akibat kondisi teknis tanah kecuali dipengaruhi oleh sifat
topografinya. dari induk batuanya juga dipengaruhi oleh
Pembangunan tembok penahan tanah unsur-unsur luar yang menjadi penyebab
haruslah benar – benar berdasarkan terjadinya pelapukan batuan tersebut. (
perhitungan kestabilan dan faktor Hardiyatmo, C.H.2006 )
keselamatan karena kesalahan yang Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau
terjadi dalam pembangunan tembok dan lempung digunakan dalam teknik
penahan tanah dapat berakibat fatal sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah.
yaitu kerugian harta dan hilangnya korban Pada kondisi alam, tanah dapat terdiri dari
jiwa. dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah dan kadang-kadang terdapat pula bahan
perencanaan tembok penahan tanah yang organik. Material campuranya, kemudian
betul-betul stabil dan efisien. Stabil dari segi dipakai sebagai nama tambahan
kekuatan untuk menopang besarnya gaya dibelakang material tersebut. Sebagai
guling, gaya geser dan daya dukung. Selain contoh, lempung berlanau adalah tanah
itu, perencanaan dimensi harus lempung yang mengandung lanau, dengan
memperhatikan sisi efisiensinya. material utamanya adalah lempung dan
Tujuan dari perencanaan tembok penahan lanau adalah campuranya.
tanah adalah merencanakan dimensi dan 2.2 Identifikasi Tanah
stabilitas tembok penahan tanah terhadap Tanah berbutir kasar dapat diidentifikasi
berdasarkan ukuran butiran. Menurut

2
62
page 2 of 16
Massachusetts of Institute Technology ( urug pada tembok penahan tanah, struktur
MIT ) butiran-butiran yang berdiameter bawah tanah dan lain-lain, karena
lebih besar dari 2mm diklasifikasikan menghasilkan tekanan lateral yang kecil.
sebagai kerikil. Jika butiran dapat dilihat Mudah dipadatkan dan merupakan
oleh mata, tetapi ukuranya kurang dari material untuk drainasi yang baik karena
2mm, disebut pasir. Tanah pasir kasar lolos air.
jika diameter berkisar antara 2-0,6 mm, pasir 3) Tanah yang baik untuk urugan
sedang jika diameterantara 0,6-0,2 mm, karena mempunyai kuat geser yang tinggi.
dan pasir halus bila diameter antara 0,2- 4) Bila tanah tidak dicampur dengan
0,06 mm (Hardiyatmo, C.H. 2006 ). material kohesif, tidak dapat digunakan
Cara membedakan antara lanau dan sebagai bahan tanggul, bendungan, kolam,
lempung dengan mengambil tanah basah dan lain-lain.Karena permeabilitasnya besar.
yang dicetak dan dikeringkan, kemudian b. Tanah Kohesif
dipecah kedalam fragmen-fragmen kira-kira Tanah kohesif seperti lempung, lempung
berukuran 1/8 inci ( 3,1 mm ) dan ditekan berlanau, lempung berpasir atau berkerikil
antara jari telunjuk dan ibu jari. Fragmen yang sebagian besar butiran tanahnya
lempung hanya dapat pecah jika ditekan terdiri dari butiran halus. Kuat geser
dengan usaha yang relative besar, tanah jenis ini ditentukan terutama dari
sedangjan fragmen lanau dapat pecah kohesinya. Tanah-tanah kohesif, umumnya
dengan mudah bila ditekan( Peck,dkk, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1953 ), Kuat geser rendah :
2.3 Sifat-sifat Teknis Tanah 1. Bila basah bersifat plastis dan mudah
Penjelasan umum dari sifat-sifat mampat ( mudah turun )
teknis berbagai jenis tanah. 2. Menyusut bila kering dan
a. Tanah Granuler mengembang bila basah
Tanah-tanah Granuler, seperti pasir, 3. Berkurang juat gesernya bila kadar
kerikil, batuan dan campuranya, airnya bertambah
mempunyai sifat-sifat teknis yang sangat 4. Berkurang kuat gesernya biala
baik. Sifat-sifat tanah tersebut, antara lain struktur tanahnya terganggu
: 5. Berubah volumenya dengan
1) Merupakan material yang baik untuk bertambahnya waktu akibat rangkak
mendukung bangunan dan badan jalan2) ( creep ) pada beban yang konstan
Merupakan material yang baik untuk tanah 6. Merupakan material kedap air

3
63
page 3 of 16
7. Material yang jelek untuk tanah Bahan-bahan organikterdiri tumbuh-
urug, karena menghasilkan tekanan lateral tumbuhan atau binatang. Jumlah bahan
yang tinggi. organic dinyatakan dalam istilah kadar
c. Tanah-tanah Lanau dan loess organic, yaitu nilai banding antara berat
Lanau adalah material yang butiran- bahan organic terhadap contoh tanah yang
butiranya lolos saringan no.200. Peck, kering oven. Bera bahan organik dapat
dkk, membagi tanah ini menjadi 2 kategori, ditentukan dengan memanaskan contoh
yaitu lanau yang dikarakteristikkan sebagai tanah untuk membakar bahan organiknya
tepung batu yang tidak berkohesi dan tidak ( McFarland, 1959).
plastis dan lanau yang bersifatplastis. Sifat- 2.4 Kadar Air, Angka Pori, Porositas, dan
sifat teknis lanau tepuung batu lebih Berat Volume Tanah
cenderung mendekati sifat pasir halus.Loess Tanah terdiri dari tiga komponen yaitu:
adalah material lanau yang diendapkan udara, air, dan bahan padat. Udara
oleh angin dengan diameterbutiran kira- dianggap tidak mempunyai pengaruh
kira 0,06 mm. Partikel-partikelnya teknis, sedang air sangat mempengaruhi
biasnya mempunyai rekatan karena adanya sifat-sifat teknis tanah. Ruang diantara
kalsium karbonat. Akibat dari pengaruh butiran-butiran dapat terisi oleh air atau
prosses pembentukanya, sifat loess sangat udara. Bila rongga tersebut terisi air
berbeda dengan lanau. Karakteristik loess maka tanah dapat dikatakan dalam
umumnya merupakan endapan yang tidak kondisi jenuh. Bila rongga terisi oleh
padat dengan berat volume kira-kira 10 udara dan air maka tanah dalam kondisi
kN/m3. Bila mengandung material pengikat jenuh sebagian. Sedangkan tanah yang
(lempung atau kapur) pada kondisi kering tidak mengandung air sama sekali atau
tanah ini mempunyai kapasitas dukung kadar airnya nol disebut tanah kering.
sedang sampai tinggi. Akibat penjenuhan, Hubungan antara kadar air, angka pori,
loess kehilangan sifat rekatanya dan dapat porositas, berat volume dan lainnya
mengalami peenurunan yang tingggi. Loess tersebut sangat diperlukan dalam praktik
bisa digali pada tebing yang mendekati (Hardiyatmo,C.H 2006).
vertical. 2.4. Perhitungan Stabilitas Tembok Penahan
d. Tanah Organik
1. Stabilitas terhadap geser
Sembarang tanah yang mengandung
Gaya aktif tanah (Pα ) selain
bahan organic, yang mempengaruhi sifat-
sifat teknis tanah disebut tanah organic. menimbulkan terjadinya momen juga

4
64
page 4 of 16
menimbulkan gaya dorong sehingga Untuk bangunan-bangunan kecil,

tembok akan bergeser. Bila tembok seperti bangunan-bangunan yang

penahan tanah dalam keadaan stabil, maka dibicarakan di sini, di mana

gaya-gaya yang bekerja dalam keadaan berkurangnya umur bangunan, kerusakan

seimbang (∑𝐹 = 0 𝑑𝑎𝑛∑𝑀 = 0). besar dan terjadinya bencana besar belum

Perlawanan terhadap gaya dorong ini dipertimbangkan, harga-harga faktor

terjadi pada bidang kontak antara tanah keamanan (SF) yang dapat diterima adalah:

dasar tembok penahan tanah dengan tanah 2,0 untuk kondisi pembebanan normal dan

dasar pondasi (Suryolelono,1994). 1,25 untuk kondisi pembebanan ekstrem.

Rumus yang digunakan : Kondisi pembebanan ekstrem dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Tak ada aliran di atas


di mana:
mercu selama gempa, atau
Σ (𝐻) = keseluruan gaya horizontal yang
2. Banjir rencana
bekerja pada bangunan (kN)
maksimum.
𝛴 (𝑉) = keseluruhan gaya vertikal (kN)
Apabila, untuk bangunan-bangunan
f = koefisien gesekan yang terbuat dari beton, harga yang aman
SF = faktor keamanan untuk faktor gelincir yang hanya
Tabel 2.3 Harga-harga perkiraan untuk didasarkan pada gesekan saja (persamaan
koefisien gesekan 2-43) ternyata terlampaui, maka bangunan
(KP-02 perencanaan bendung, 1986 ) bisa dianggap aman jika faktor keamanan

dari rumus itu yang mencakup geser

(persamaan 2-44), sama dengan atau

lebih besar dari harga-harga faktor

keamanan yang sudah ditentukan.

5
65
page 5 of 16
Agar bangunan aman terhadap

guling, maka resultante semua gaya


di mana:
yang bekerja pada bagian bangunan di
c = satuan kekuatan geser bahan (kN/m2)
atas bidang horisontal, termasuk gaya
A = luas dasar yang dipertimbangkan ( m2
angkat, harus memotong bidang ini pada
)
teras. Tidak boleh ada tarikan pada bidang
Harga-harga faktor keamanan jika
irisan mana pun. Besarnya tegangan
geser juga dicakup, sama dengan harga-
dalam bangunan dan pondasi harus
harga yang hanya mencakup gesekan
tetap dipertahankan pada harga-harga
saja, yakni 2,0 untuk kondisi normal
maksimal yang dianjurkan.
dan 1,25 untuk kondisi ekstrem.
Tekanan tanah lateral yang
Untuk beton, c (satuan kekuatan
diakibatkan oleh tanah urug di belakang
geser) boleh diambil 1.100 kN/m2 ( =
tembok penahan, cenderung
110 Tf/m2). Persamaan (2-44) mungkin
menggulingkan tembok dengan pusat
hanya digunakan untuk bangunan itu
rotasi pada ujung kaki depan pelat fondasi.
sendiri. Kalau rumus untuk pondasi
Momen penggulingan ini dilawan oleh
tersebut akan digunakan, perencana
momen akibat berat sendiri tembok
harus yakin bahwa itu kuat dan
penahan dan momen akibat berat tanah
berkualitas baik berdasarkan hasil
diatas fondasi. Sedangkan untuk kontruksi
pengujian. Untuk bahan pondasi
pangkal jembatan, pilar jembatan, tembok
nonkohesi, harus digunakan rumus yang
saluran dan lain-lain perlu diperhatikan
hanya mencakup gesekan saja
terhadap gerusan yang diakibatkan oleh
(persamaan 2-43).
aliran air sehingga mengurangi besarnya
2. Stabilitas terhadap guling
tekanan pasif. Untuk ini tekanan tanah

6
66
page 6 of 16
pasif dapat diabaikan dalam perhitungan (

Suryolelono, 1994 ).

Faktor aman terhadap

penggulingan ( SF) didefinisikan sebagai

:
𝛴𝑀
SF =𝛴𝑀𝑡 > 1,5
𝑔

Dimana :

Σ Mt = momen tahan terhadap guling (

kNm )
Gambar 2.12 kontrol terhadap keruntuhan
Σ Mg = momen total sesungguhnya yang daya dukung

menyebabkan guling (kNm) Momen pada titik C


Tahanan tanah pasif oleh tanah yang
M net = ∑ 𝑀𝑅 − ∑ 𝑀𝑂 ( ∑ 𝑀𝑅 dan
berada di depan kaki tembok depan sering
diperoleh dari stabilitas
diabaikan dalam hitungan stabilitas. Jika
penggulingan )
tahanan tanah pasif yang ditimbulkan oleh
Jika resultan pada dasar tembok
pengunci dasar fondasi diperhitungkan,
berada pada titik E
maka nilainya harus direduksi untuk 𝑀𝑛𝑒𝑡
̅̅̅̅
𝐶𝐸 = 𝑋̅ =
∑𝑉
mengantisipasi pengaruh-pengaruh erosi,

iklim, dan retakan akibat tegangan- - Eksentrisitas dapat diperoleh

tegangan tarik tanah dasar yang kohesif. dari

𝐵
3.Stabilitas terhadap keruntuhan 𝑒= − ̅̅̅̅
𝐶𝐸
2
daya dukung
Atau ;

𝐵 ∑ 𝑀𝑅 −∑ 𝑀𝑂
𝑒= = ∑𝑉
2

67 7
page 7 of 16
- Distribusi tekanan pada dasar dimana:

tembok penahan dapat dihitung 𝑞 =𝛾∗𝐷

sebagai berikut: 𝐵′ = 𝐵 − 2𝑒
∑ 𝑉 𝑀𝑛𝑒𝑡 𝑦 𝐷
𝑞= ∓ 𝐹𝑐𝑑 = 1 + 0,4
𝐴 1 𝐵′
Dimana ; 𝐷
𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅ (1 sin ∅)2
𝐵′
𝑀𝑛𝑒𝑡 = (∑ 𝑉) 𝑒
𝐹𝛾𝑑 = 1
1
1 = (2) (1)(𝐵 3) 𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − ° /90° )2

𝐹𝛾𝑖 = (1 − ° /∅)2
- Untuk nilai maksimum dan
Ph
 = tan−1 ( )
minimum, y = B/2 ∑V

∑𝑉 6𝑒 Catatan: 𝑁𝐶 , 𝑁𝑞 , 𝑁𝛾 = faktor
𝑞𝑚𝑎𝑥 = [1 + ]
𝐵 𝐵
kapasitas dukung Terzaghi
∑𝑉 6𝑒 Faktor keamanan terhadap
𝑞𝑚𝑖𝑛 = [1 − ]
𝐵 𝐵
keruntuhan kapasitas dukung

didefinisikan sebagai:

𝑞𝑢
- Kapasitas dukung tanah 𝐹= ≥3
𝑞
duhitung dengan menggunakan

persamaan hansen : 3.Metode Penelitian


𝑞𝑢 = 𝑐 ∗ 𝑁𝑐 ∗ 𝐹𝑐𝑖 ∗ 𝑞 ∗ 𝐹𝑞𝑑 ∗ 𝑞 Penelitian ini berorientasi pada
observasi. Secara umum, metodologi yang
∗ 𝑁𝑞 ∗ 𝐹𝑞𝑑 ∗ 𝐹𝑞𝑖
digunakan adalah menggabungkan antara
+ 0,5 ∗ 𝛾 ∗ 𝐵′ penelitian kualitatif dengan penelitian
kuantitatif yang menggunakan pendekatan
∗ 𝑁𝛾 ∗ 𝐹𝛾𝑑 ∗ 𝐹𝛾𝑖
studi kasus dan survei.

3.1.Teknik Pengumpulan Data


8
68
page 8 of 16
Dalam memperoleh data untuk er tanah yang perlu diketahui untuk
penelitian ini dilakukan dengan
melakukan perencanaan tembok pen
mengumpulkan data – data yang
ahan tanah adalah:
diperoleh dari data primer dan data
sekunder.
- Kohesi (c) dan sudut gesek () di
1. Data primer diperoleh dengan melakukan
penyebaran kuesioner dapatkan dengan melakukan pen
2. Data sekunder adalah data yang gujian uji geser langsung (direct
diperoleh dari dokumen – dokumen yang
shear test) di Laboratorium.
dapat dijadikan acuan dalam penelitian
ini.
- Berat isi tanah () juga diperoleh

3.2. Analisis data dengan pengujian di laboratoriu

Dalam penelitian ini, analisa data m.


perencanaan dilakukan berdasarkan
literature review. - Perencanaan menggunakan berat

isi beton 25 kN/m.


4. Hasil Dan Pembahasan
4.1 Data tanah Kohesi tanah c1 = 5,3 kN/m2 . c2 = 7

.7 kN/m2

Untuk keperluan perencanaan Sudut gesek dalam φ= 0,7°

tembok penahan, diperlukan data tan


Berat volume tanah kering = 16.53
ah di lapangan. Dalam penelitian ini
kN/m3
digunakan data tanah yang terletak di
Berat volume air w = 10 kN/m3
Desa Napis RT.04/01 Kecamatan Ta
Berat jenis tanah Gs = 2.5
mbakrejo Kabupaten Bojonegoro. K
Angka pori e = 1.139
ondisi geologi tanah pada sekitar lok

asi perencanaan dikategorikan sebag

ai tanah lempung/berkohesi. Paramet

69 9
page 9 of 16
Kadar pori :
= ½ . 1,3 . (1+2) . 14,5
𝑒 1,139
𝑛= = = 0,58
1 + 𝑒 1 + 1,139 = 28,275 kN/m

𝛾𝑠𝑎𝑡 = 𝛾 + 𝑛 = 16,53 + 0,58


W2 = B2 . (H1+H2) . Bj
= 17,11 𝑘𝑁/𝑚3
= 0,5 . (1+2) . 14,5

4.2. Perhitungan = 21,75 kN/m

a. Perhitungan Tembok W3 = ( B1+B2+B3+B4) . H3 . Bj


Penahan Tanah.
= (0,6+0,5+1,3+0,5 ) . 0,5 . 14,5

DATA : = 21,025 kN/m


Tanah
H1 = 1,00 B1 = 0,6 Urug W4 = H1 . B1 . 𝛾
H2 = 2,00 B2 = 0,5 c1 =
= 1 . 0,6 . 16,02
H3 = 0,50 B3 = 1,3 Ø1 = 30
H4 = 1,50 B4 = 0,5 = 9,612 kN/m

W5 = H2 . B1 . (𝛾 − 𝛾𝑊 )

Q = 2 . 0,6 . (16,02 – 10)


10
KN/m2 = 7,224 kN/m
0,50 m
H1=1 m W H4W6 = Q1 . B1
1,50 m
W = 10 . 0,6
H2=2 m
W W 1,00 m
= 6 kN/m
H3=0,5 m W 0,50 m
- Menghitung Jarak (X) m
B1 B2 B3 B4
0,6 0,5 1,3 0,5
Momen Akibat Gaya Vertikal X1 = ( 2/3 . B3 ) + B4

- Menghitung Berat ( 2/3 . 1,3 ) + 0,5

(W) kN/m 1.371 m

W1 = ½ . B3 . (H1+H2) . Bj
X2 = ( 1/2 . B2 ) + B3 + B4

10
70
page 10 of 16
3.048625
( 1/2 . 0,5 ) + 1,3 + 0,5
M4 = W4 . X4
2.05 m
0,87 . 2,6
X3 = 1/2 . (B1 + B2 + B3 + B4 )
2.262
1/2 . ( 0,6 + 0,5 + 1,3 + 0,5 )
M5 = W5 . X5
1.45 m
1,74 . 2,6
X4 = ( 1/2 . B1 ) + B2 + B3 + B4
4.524
( 1/2 . 0,6 ) + 0,5 + 1,3 + 0,5
M6 = W6 . X6
2.6 m
6 . 2,6
X5 = ( 1/2 . B1 ) + B2 + B3 + B4
15.6
( 1/2 . 0,6 ) + 0,5 + 1,3 + 0,5

2.6 m

X6 = ( 1/2 . B1 ) + B2 + B3 + B4 BERAT (W) JARAK (X) MOMEN


NO.
KN/m m (M) KN

( 1/2 . 0,6 ) + 0,5 + 1,3 + 0,5 1 28.3 1.371 38,7


2 21.8 2.05 44.69
2.6 m 3 21.0 1.45 30.45
- Menghitung Momen (M) KN 4 9.612 2.6 24.96
5 7.224 2.6 18.78
M1 = W1 . X1 6 6.00 2.6 15.6
∑ 𝑀𝑤 =
2,83 . 1,371 ∑ 𝑊 =93,936 173,18

3.876503
 Koefisien Tekanan Tanah
M2 = W2 . X2
Aktif
2,18 . 2,05 1−𝑠𝑖𝑛𝜑
𝐾𝑎 = = 𝑡𝑎𝑛2 (45° −
1+𝑠𝑖𝑛𝜑
4.45875
𝜑
)
2
M3 = W3 . X3
30°
𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° − )
2
2,10 . 1,45

7111
page 11 of 16
1
𝐾𝑎 = 1  𝐼1 = 2 . 𝐻

 Tekanan Tanah Aktif 1


𝐼1 = 2 . 3 = 1,5 𝑚
 𝑃𝑎1 = 2. 𝑐. 𝐻. √𝐾𝑎 1
 𝐼2 = 3 . 𝐻1 + 𝐻2
𝑃𝑎1 = 2 . 5,3 .3 . √1
1
𝐼2 = .3 = 1 𝑚
= 31.8 𝑘𝑁 3
1 1
 𝑃𝑎2 = 2 . 𝐾𝑎 . 𝛾𝑤 .  𝐼3 = 3 . 𝐻2

𝐻2 1
𝐼3 = .1 = 0,33 𝑚
3
1
𝑃𝑎2 = . 1 .10 . 22 - Gaya - Gaya
2

= 20 𝑘𝑁 Horizontal &

 𝑃𝑎3 = Perhitungan Momen

1 Tekanan
. 𝐾𝑎 . 𝛾𝑠𝑎𝑡 . 𝐻2 2
2 Tanah Aktif ( Jarak Momen
No Pa ) Kn (m) (M)
𝑃𝑎3 1 31,8 1.5 47,7
2 20 1 20
1
= . 1 .17,11 . 12 3 8,55 0.33 2.82
2 ∑ Ma =
∑ Pa = 60.35 70,52
= 8,55 𝑘𝑁

 ∑ 𝑃𝑎 = 𝑃𝑎1 + 𝑃𝑎2 +
 Koefisien Tekanan Tanah
𝑃𝑎3
Aktif

∑ 𝑃𝑎 1+𝑠𝑖𝑛𝜑
𝐾𝑝 = 1−𝑠𝑖𝑛𝜑 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° +

= 31,8 + 20 + 8,55 𝜑
)
2
= 60,35 𝑘𝑁
30°
𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° + )
2

𝐾𝑝 = 1
 Jarak I Lengan terhadap
 Tekanan Tanah Pasif
titik 0

7212
page 12 of 16
1
𝑃𝑃1 = . 𝐾𝑝 . 𝛾1 . (𝐻1 )2 ∑ 𝑀𝑔 = 70,52 − 66,92
2

1 = 3,6 𝑘𝑁
𝑃𝑃1 = .1.16,02 . 12
2
 Menghitung stabilitas
= 8,01𝑘𝑁
terhadap penggeseran

Tahanan geser pada tembok sepanjang B =


1
𝑃𝑝2 = . 𝐾 . 𝛾 . (𝐻 )2
2 𝑝 2 2 2,9 m, dihitung dengan menganggap dasar

1 dinding sangat kasar. Sehingga sudut geser


𝑃𝑝2 = . 1.16,53. 22
2
δb = ϕ2 dan adhesi cd = c2.
= 33,06 𝑘𝑁
Untuk tanah c – ϕ ( ϕ > 0 , dan c > 0 )
Tekanan
Tanah Pasif Jarak Momen Σ Rh = cd . B + W tan δb
No. ( Pp )kN (m) (M)
1 8,01 1 0,801
Dengan :
2 33,06 2 66,12
∑ Pp Σ Rh = tahanan tembok penahan tanah
41.07 ∑ Mp = 66.92
=

terhadap penggeseran
 Jumlah Gaya – gaya cd = adhesi antara tanah dan dasar
Horizontal
tembok

∑ 𝑃ℎ = ∑ 𝑃𝑎 − ∑ 𝑃𝑝 B = lebar pondasi ( m )

W = berat total tembok penahan dan


∑ 𝑃ℎ = 60,35 − 41,07
tanah diatas plat pondasi
= 19,28 𝑘𝑁
δb = sudut geser antara tanah dan
 Momen yang
dasar pondasi
mengakibatkan

penggulingan
∑ 𝑅ℎ = 𝐶𝑑 . 𝐵 +
∑ 𝑀𝑔 = ∑ 𝑀𝑎 − ∑ 𝑀𝑝 ∑ 𝑊 . tan 𝛿𝑏

13
73
page 13 of 16
∑ 𝑅ℎ Fgl = ∑ Mw
≥ 1,5
∑ Ma

= 7,7 .2,9
= 173,18
≥ 1,5
°
+ 93,936 . tan 30 66.92

≥ 1,5
∑ 𝑅ℎ = 54,48 𝑘𝑁/𝑚 = 2,58

∑𝑅 54,48
𝐹𝑔𝑠 = ∑ 𝑃ℎ = 19,28 = ( dimensi tidak perlu diperbesar )

2,83 ≫ 2 (aman) Dimana :

( dimensi tidak perlu Fgl = Faktor aman

diperbesar ) terhadap penggulingan

Dimana : Σ Mw = Jumlah momen

Fgs = faktor aman yang melawan

terhadap penggeseran penggulingan

Σ Ph = jumlah gaya – Σ Ma = Jumlah momen

gaya horizontal yang menyebabkan

penggulingan
 Menghitung Stabilitas
Karena faktor aman
Terhadap Penggulingan
konstruksi tembok penahan
Tekanan tanah lateral yang
tanah terhadap geser, dan
diakibatkan oleh tanah
guling lebih dari 1,5 ( ≥ 1,5
dibelakang tembok
), maka dimensi
penahan, cenderung
konstruksi sudah aman dan
menggulingkan tembok,
tidak perlu diperbesar.
dengan pusat rotasi terletak

pada ujung kaki depan  Stabilitas Terhadap

tembok penahan tanah. Keruntuhan Kapasitas Daya

Dukung Tanah

14
74
page 14 of 16
Dalam hal ini akan  Gaya – gaya yang ada pada

digunakan persamaan tembok

Hansen pada perhitungan Gaya horizontal =

menganggap pondasi 66.92 kN/m

terletak di permukaan. Gaya vertikal =

173,18 kN/m

Xe = ∑ Mw-∑ Ma  Faktor Kemiringan Beban


∑w
𝑖𝑞
Xe = 173,18 - 66.92
93,936 = [1
= 1,13 m
5
0,5 ∑ 𝐻
−[ ]]
∑ 𝑉 + 𝐴′ . 𝐶2 . tan ∅
Eksentrisitas ( e )
5
0,5 .66,92
𝑖𝑞 = [1 − [ ]]
e =
B
- Xe 173,18 + 1,12 .7,7 . tan 30
2
𝑖𝑞 = 0,37
2,9
e = - 1,13
2 Berdasarkan tabel : ( untuk ϕ = 30º )
𝐵 2,9
0,89 m
≥ = =
= 6 6 0,48 Nc = 30,14
Nq = 18,40
Nγ = 15,07
Lebar Efektif (B') = B - 2e
1 + 𝑖𝑞
= 2,9 - ( 2 x 0,89 ) m 𝑖𝑐 = 𝑖𝑞 − [ ]
𝑁𝑞 − 1
= 1,12 m 1 + 0,37
𝑖𝑐 = 0,37 − [ ]
18,4 − 1

A' = B' x 1 𝑖𝑐 = 0,29


75
= 1,12 x 1 5. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di BAB IV dapat
= 1,12 m²
disimpulkan beberapa hal mengenai
15

page 15 of 16
perencanaan tembok penahan tanah yang Soemarwoto , Otto, 1991, Analisis
berada di jaringan Desa Napis RT.04/01 Hidrologi, Gajah Mada Univercity
Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Press, Yogyakarta.
Bojonegoro. Dapat di simpulkan bahwa usti Rusmayadi. 2002. Klimatologi
Stabilitas tembok penahan tanah terhadap Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian
geser dan penggulingan : Fakultas Pertanian. Universitas
Terhadap geser = 2,83 ≥ 2 → ( aman) Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Terhadap guling = 2,58 ≥ 1,5 → ( aman) Indrawan Sani. 2006. Analisis Ketersediaan
Stabilitas terhadap keruntuhan Air Tanah dan Kekeringan dalam Diklat
kapasitas daya dukung tanah : Teknis Klimatologi dan Kualitas Udara.
e=0,89≥0,48 Badan Meteorologi dan Geofisika.
Jakarta.
6. Saran Kentjus Soesilo. 2007. Gawar Dini
Dari hasil penelitian yang diperoleh, Kekeringan dalam Workshop Penguatan
maka saran yang dapat direkomendasikan Kemampuan UPT BMG dalam
adalah perlu adanaya optimalisasi dalam Pelayanan Informasi MKKuG untuk
aplikasi tembok penahan tanah di Mendukung Penanggulangan Bencana
Bojonegoro. Alam Gempa Bumi, Cuaca dan Iklim
Tahap II. Badan Meteorologi dan
7. Daftar Pustaka Geofisika. Jakarta.
Spesifikasi Teknis, 2012, Pembuatan Sumur
Resapan, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Bojonegoro.
Schwb,et,al,1981 dalam Arsyad, 2006,
Koefisien Aliran Permukaan (C) Untuk
Daerah Urban , Pusat Studi Lingkungan
Universitas Airlangga.
Anonimus,2012, Kecamatan Sukosewu
Dalam Angka 2012, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bojonegoro
Anonim, 2012, Profil Pembuatan Sumur
Resapan Air Hujan, Dinas Kehutanan 76

dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro.

16

page 16 of 16

Anda mungkin juga menyukai