Abstrak
Tembok penahan tanah adalah suatu struktur konstruksi yang dibangun untuk menahan
tanah yang mempunyai kemiringan/lereng dimana kemantapan tanah tersebut tidak dapat
dijamin oleh tanah itu sendiri. Bangunan tembok penahan tanah digunakan untuk menahan
tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan atau tanah asli yang labil akibat
kondisi topografinya. Pembangunan tembok penahan tanah haruslah benar – benar berdasarkan
perhitungan kestabilan dan faktor keselamatan karena kesalahan yang terjadi dalam
pembangunan tembok penahan tanah dapat berakibat fatal yaitu kerugian harta dan
hilangnya korban jiwa..
Abstract
The retaining wall is a construction structure constructed to withstand slope-filled soil
where the soil's stability can not be guaranteed by the soil itself. The building of retaining wall is
used to withstand lateral soil stress caused by urugan soil or unstable unstable ground due to its
topographic condition. The construction of retaining wall must be based on calculation of
stability and safety factor because errors in the construction of retaining wall can be fatal ie loss
of property and loss of loss of life.
61
page 1 of 16
digunakan untuk melakukan pengendalian kestabilan akibat gaya guling, geser dan
kestabilan tanah agar tak mengalami daya dukung tanah
kelongsoran adalah dengan membangun
tembok penahan tanah. 2. Kajian Pustaka
Tembok penahan tanah adalah suatu 2.1 Tanah
struktur konstruksi yang dibangun untuk Tanah di alam terdiri dari campuran-
menahan tanah yang mempunyai campuran butiran mineral dengan atau
kemiringan/lereng dimana kemantapan tanpa kandungan bahan organic. Butiran –
tanah tersebut tidak dapat dijamin oleh tanah butiran dengan mudah dipisahkan satu sama
itu sendiri. Bangunan tembok penahan tanah lainya dengan kocokan air. Tanah berasal
digunakan untuk menahan tekanan tanah dari pelapukan batuan yang prosesnya
lateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan dapat secara fisik atau kimia.sifat-sifat
atau tanah asli yang labil akibat kondisi teknis tanah kecuali dipengaruhi oleh sifat
topografinya. dari induk batuanya juga dipengaruhi oleh
Pembangunan tembok penahan tanah unsur-unsur luar yang menjadi penyebab
haruslah benar – benar berdasarkan terjadinya pelapukan batuan tersebut. (
perhitungan kestabilan dan faktor Hardiyatmo, C.H.2006 )
keselamatan karena kesalahan yang Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau
terjadi dalam pembangunan tembok dan lempung digunakan dalam teknik
penahan tanah dapat berakibat fatal sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah.
yaitu kerugian harta dan hilangnya korban Pada kondisi alam, tanah dapat terdiri dari
jiwa. dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah dan kadang-kadang terdapat pula bahan
perencanaan tembok penahan tanah yang organik. Material campuranya, kemudian
betul-betul stabil dan efisien. Stabil dari segi dipakai sebagai nama tambahan
kekuatan untuk menopang besarnya gaya dibelakang material tersebut. Sebagai
guling, gaya geser dan daya dukung. Selain contoh, lempung berlanau adalah tanah
itu, perencanaan dimensi harus lempung yang mengandung lanau, dengan
memperhatikan sisi efisiensinya. material utamanya adalah lempung dan
Tujuan dari perencanaan tembok penahan lanau adalah campuranya.
tanah adalah merencanakan dimensi dan 2.2 Identifikasi Tanah
stabilitas tembok penahan tanah terhadap Tanah berbutir kasar dapat diidentifikasi
berdasarkan ukuran butiran. Menurut
2
62
page 2 of 16
Massachusetts of Institute Technology ( urug pada tembok penahan tanah, struktur
MIT ) butiran-butiran yang berdiameter bawah tanah dan lain-lain, karena
lebih besar dari 2mm diklasifikasikan menghasilkan tekanan lateral yang kecil.
sebagai kerikil. Jika butiran dapat dilihat Mudah dipadatkan dan merupakan
oleh mata, tetapi ukuranya kurang dari material untuk drainasi yang baik karena
2mm, disebut pasir. Tanah pasir kasar lolos air.
jika diameter berkisar antara 2-0,6 mm, pasir 3) Tanah yang baik untuk urugan
sedang jika diameterantara 0,6-0,2 mm, karena mempunyai kuat geser yang tinggi.
dan pasir halus bila diameter antara 0,2- 4) Bila tanah tidak dicampur dengan
0,06 mm (Hardiyatmo, C.H. 2006 ). material kohesif, tidak dapat digunakan
Cara membedakan antara lanau dan sebagai bahan tanggul, bendungan, kolam,
lempung dengan mengambil tanah basah dan lain-lain.Karena permeabilitasnya besar.
yang dicetak dan dikeringkan, kemudian b. Tanah Kohesif
dipecah kedalam fragmen-fragmen kira-kira Tanah kohesif seperti lempung, lempung
berukuran 1/8 inci ( 3,1 mm ) dan ditekan berlanau, lempung berpasir atau berkerikil
antara jari telunjuk dan ibu jari. Fragmen yang sebagian besar butiran tanahnya
lempung hanya dapat pecah jika ditekan terdiri dari butiran halus. Kuat geser
dengan usaha yang relative besar, tanah jenis ini ditentukan terutama dari
sedangjan fragmen lanau dapat pecah kohesinya. Tanah-tanah kohesif, umumnya
dengan mudah bila ditekan( Peck,dkk, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1953 ), Kuat geser rendah :
2.3 Sifat-sifat Teknis Tanah 1. Bila basah bersifat plastis dan mudah
Penjelasan umum dari sifat-sifat mampat ( mudah turun )
teknis berbagai jenis tanah. 2. Menyusut bila kering dan
a. Tanah Granuler mengembang bila basah
Tanah-tanah Granuler, seperti pasir, 3. Berkurang juat gesernya bila kadar
kerikil, batuan dan campuranya, airnya bertambah
mempunyai sifat-sifat teknis yang sangat 4. Berkurang kuat gesernya biala
baik. Sifat-sifat tanah tersebut, antara lain struktur tanahnya terganggu
: 5. Berubah volumenya dengan
1) Merupakan material yang baik untuk bertambahnya waktu akibat rangkak
mendukung bangunan dan badan jalan2) ( creep ) pada beban yang konstan
Merupakan material yang baik untuk tanah 6. Merupakan material kedap air
3
63
page 3 of 16
7. Material yang jelek untuk tanah Bahan-bahan organikterdiri tumbuh-
urug, karena menghasilkan tekanan lateral tumbuhan atau binatang. Jumlah bahan
yang tinggi. organic dinyatakan dalam istilah kadar
c. Tanah-tanah Lanau dan loess organic, yaitu nilai banding antara berat
Lanau adalah material yang butiran- bahan organic terhadap contoh tanah yang
butiranya lolos saringan no.200. Peck, kering oven. Bera bahan organik dapat
dkk, membagi tanah ini menjadi 2 kategori, ditentukan dengan memanaskan contoh
yaitu lanau yang dikarakteristikkan sebagai tanah untuk membakar bahan organiknya
tepung batu yang tidak berkohesi dan tidak ( McFarland, 1959).
plastis dan lanau yang bersifatplastis. Sifat- 2.4 Kadar Air, Angka Pori, Porositas, dan
sifat teknis lanau tepuung batu lebih Berat Volume Tanah
cenderung mendekati sifat pasir halus.Loess Tanah terdiri dari tiga komponen yaitu:
adalah material lanau yang diendapkan udara, air, dan bahan padat. Udara
oleh angin dengan diameterbutiran kira- dianggap tidak mempunyai pengaruh
kira 0,06 mm. Partikel-partikelnya teknis, sedang air sangat mempengaruhi
biasnya mempunyai rekatan karena adanya sifat-sifat teknis tanah. Ruang diantara
kalsium karbonat. Akibat dari pengaruh butiran-butiran dapat terisi oleh air atau
prosses pembentukanya, sifat loess sangat udara. Bila rongga tersebut terisi air
berbeda dengan lanau. Karakteristik loess maka tanah dapat dikatakan dalam
umumnya merupakan endapan yang tidak kondisi jenuh. Bila rongga terisi oleh
padat dengan berat volume kira-kira 10 udara dan air maka tanah dalam kondisi
kN/m3. Bila mengandung material pengikat jenuh sebagian. Sedangkan tanah yang
(lempung atau kapur) pada kondisi kering tidak mengandung air sama sekali atau
tanah ini mempunyai kapasitas dukung kadar airnya nol disebut tanah kering.
sedang sampai tinggi. Akibat penjenuhan, Hubungan antara kadar air, angka pori,
loess kehilangan sifat rekatanya dan dapat porositas, berat volume dan lainnya
mengalami peenurunan yang tingggi. Loess tersebut sangat diperlukan dalam praktik
bisa digali pada tebing yang mendekati (Hardiyatmo,C.H 2006).
vertical. 2.4. Perhitungan Stabilitas Tembok Penahan
d. Tanah Organik
1. Stabilitas terhadap geser
Sembarang tanah yang mengandung
Gaya aktif tanah (Pα ) selain
bahan organic, yang mempengaruhi sifat-
sifat teknis tanah disebut tanah organic. menimbulkan terjadinya momen juga
4
64
page 4 of 16
menimbulkan gaya dorong sehingga Untuk bangunan-bangunan kecil,
seimbang (∑𝐹 = 0 𝑑𝑎𝑛∑𝑀 = 0). besar dan terjadinya bencana besar belum
terjadi pada bidang kontak antara tanah keamanan (SF) yang dapat diterima adalah:
dasar tembok penahan tanah dengan tanah 2,0 untuk kondisi pembebanan normal dan
5
65
page 5 of 16
Agar bangunan aman terhadap
6
66
page 6 of 16
pasif dapat diabaikan dalam perhitungan (
Suryolelono, 1994 ).
:
𝛴𝑀
SF =𝛴𝑀𝑡 > 1,5
𝑔
Dimana :
kNm )
Gambar 2.12 kontrol terhadap keruntuhan
Σ Mg = momen total sesungguhnya yang daya dukung
𝐵
3.Stabilitas terhadap keruntuhan 𝑒= − ̅̅̅̅
𝐶𝐸
2
daya dukung
Atau ;
𝐵 ∑ 𝑀𝑅 −∑ 𝑀𝑂
𝑒= = ∑𝑉
2
67 7
page 7 of 16
- Distribusi tekanan pada dasar dimana:
sebagai berikut: 𝐵′ = 𝐵 − 2𝑒
∑ 𝑉 𝑀𝑛𝑒𝑡 𝑦 𝐷
𝑞= ∓ 𝐹𝑐𝑑 = 1 + 0,4
𝐴 1 𝐵′
Dimana ; 𝐷
𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅ (1 sin ∅)2
𝐵′
𝑀𝑛𝑒𝑡 = (∑ 𝑉) 𝑒
𝐹𝛾𝑑 = 1
1
1 = (2) (1)(𝐵 3) 𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − ° /90° )2
𝐹𝛾𝑖 = (1 − ° /∅)2
- Untuk nilai maksimum dan
Ph
= tan−1 ( )
minimum, y = B/2 ∑V
∑𝑉 6𝑒 Catatan: 𝑁𝐶 , 𝑁𝑞 , 𝑁𝛾 = faktor
𝑞𝑚𝑎𝑥 = [1 + ]
𝐵 𝐵
kapasitas dukung Terzaghi
∑𝑉 6𝑒 Faktor keamanan terhadap
𝑞𝑚𝑖𝑛 = [1 − ]
𝐵 𝐵
keruntuhan kapasitas dukung
didefinisikan sebagai:
𝑞𝑢
- Kapasitas dukung tanah 𝐹= ≥3
𝑞
duhitung dengan menggunakan
.7 kN/m2
69 9
page 9 of 16
Kadar pori :
= ½ . 1,3 . (1+2) . 14,5
𝑒 1,139
𝑛= = = 0,58
1 + 𝑒 1 + 1,139 = 28,275 kN/m
W5 = H2 . B1 . (𝛾 − 𝛾𝑊 )
W1 = ½ . B3 . (H1+H2) . Bj
X2 = ( 1/2 . B2 ) + B3 + B4
10
70
page 10 of 16
3.048625
( 1/2 . 0,5 ) + 1,3 + 0,5
M4 = W4 . X4
2.05 m
0,87 . 2,6
X3 = 1/2 . (B1 + B2 + B3 + B4 )
2.262
1/2 . ( 0,6 + 0,5 + 1,3 + 0,5 )
M5 = W5 . X5
1.45 m
1,74 . 2,6
X4 = ( 1/2 . B1 ) + B2 + B3 + B4
4.524
( 1/2 . 0,6 ) + 0,5 + 1,3 + 0,5
M6 = W6 . X6
2.6 m
6 . 2,6
X5 = ( 1/2 . B1 ) + B2 + B3 + B4
15.6
( 1/2 . 0,6 ) + 0,5 + 1,3 + 0,5
2.6 m
3.876503
Koefisien Tekanan Tanah
M2 = W2 . X2
Aktif
2,18 . 2,05 1−𝑠𝑖𝑛𝜑
𝐾𝑎 = = 𝑡𝑎𝑛2 (45° −
1+𝑠𝑖𝑛𝜑
4.45875
𝜑
)
2
M3 = W3 . X3
30°
𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° − )
2
2,10 . 1,45
7111
page 11 of 16
1
𝐾𝑎 = 1 𝐼1 = 2 . 𝐻
𝐻2 1
𝐼3 = .1 = 0,33 𝑚
3
1
𝑃𝑎2 = . 1 .10 . 22 - Gaya - Gaya
2
= 20 𝑘𝑁 Horizontal &
1 Tekanan
. 𝐾𝑎 . 𝛾𝑠𝑎𝑡 . 𝐻2 2
2 Tanah Aktif ( Jarak Momen
No Pa ) Kn (m) (M)
𝑃𝑎3 1 31,8 1.5 47,7
2 20 1 20
1
= . 1 .17,11 . 12 3 8,55 0.33 2.82
2 ∑ Ma =
∑ Pa = 60.35 70,52
= 8,55 𝑘𝑁
∑ 𝑃𝑎 = 𝑃𝑎1 + 𝑃𝑎2 +
Koefisien Tekanan Tanah
𝑃𝑎3
Aktif
∑ 𝑃𝑎 1+𝑠𝑖𝑛𝜑
𝐾𝑝 = 1−𝑠𝑖𝑛𝜑 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° +
= 31,8 + 20 + 8,55 𝜑
)
2
= 60,35 𝑘𝑁
30°
𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (45° + )
2
𝐾𝑝 = 1
Jarak I Lengan terhadap
Tekanan Tanah Pasif
titik 0
7212
page 12 of 16
1
𝑃𝑃1 = . 𝐾𝑝 . 𝛾1 . (𝐻1 )2 ∑ 𝑀𝑔 = 70,52 − 66,92
2
1 = 3,6 𝑘𝑁
𝑃𝑃1 = .1.16,02 . 12
2
Menghitung stabilitas
= 8,01𝑘𝑁
terhadap penggeseran
terhadap penggeseran
Jumlah Gaya – gaya cd = adhesi antara tanah dan dasar
Horizontal
tembok
∑ 𝑃ℎ = ∑ 𝑃𝑎 − ∑ 𝑃𝑝 B = lebar pondasi ( m )
penggulingan
∑ 𝑅ℎ = 𝐶𝑑 . 𝐵 +
∑ 𝑀𝑔 = ∑ 𝑀𝑎 − ∑ 𝑀𝑝 ∑ 𝑊 . tan 𝛿𝑏
13
73
page 13 of 16
∑ 𝑅ℎ Fgl = ∑ Mw
≥ 1,5
∑ Ma
= 7,7 .2,9
= 173,18
≥ 1,5
°
+ 93,936 . tan 30 66.92
≥ 1,5
∑ 𝑅ℎ = 54,48 𝑘𝑁/𝑚 = 2,58
∑𝑅 54,48
𝐹𝑔𝑠 = ∑ 𝑃ℎ = 19,28 = ( dimensi tidak perlu diperbesar )
ℎ
penggulingan
Menghitung Stabilitas
Karena faktor aman
Terhadap Penggulingan
konstruksi tembok penahan
Tekanan tanah lateral yang
tanah terhadap geser, dan
diakibatkan oleh tanah
guling lebih dari 1,5 ( ≥ 1,5
dibelakang tembok
), maka dimensi
penahan, cenderung
konstruksi sudah aman dan
menggulingkan tembok,
tidak perlu diperbesar.
dengan pusat rotasi terletak
Dukung Tanah
14
74
page 14 of 16
Dalam hal ini akan Gaya – gaya yang ada pada
173,18 kN/m
page 15 of 16
perencanaan tembok penahan tanah yang Soemarwoto , Otto, 1991, Analisis
berada di jaringan Desa Napis RT.04/01 Hidrologi, Gajah Mada Univercity
Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Press, Yogyakarta.
Bojonegoro. Dapat di simpulkan bahwa usti Rusmayadi. 2002. Klimatologi
Stabilitas tembok penahan tanah terhadap Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian
geser dan penggulingan : Fakultas Pertanian. Universitas
Terhadap geser = 2,83 ≥ 2 → ( aman) Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Terhadap guling = 2,58 ≥ 1,5 → ( aman) Indrawan Sani. 2006. Analisis Ketersediaan
Stabilitas terhadap keruntuhan Air Tanah dan Kekeringan dalam Diklat
kapasitas daya dukung tanah : Teknis Klimatologi dan Kualitas Udara.
e=0,89≥0,48 Badan Meteorologi dan Geofisika.
Jakarta.
6. Saran Kentjus Soesilo. 2007. Gawar Dini
Dari hasil penelitian yang diperoleh, Kekeringan dalam Workshop Penguatan
maka saran yang dapat direkomendasikan Kemampuan UPT BMG dalam
adalah perlu adanaya optimalisasi dalam Pelayanan Informasi MKKuG untuk
aplikasi tembok penahan tanah di Mendukung Penanggulangan Bencana
Bojonegoro. Alam Gempa Bumi, Cuaca dan Iklim
Tahap II. Badan Meteorologi dan
7. Daftar Pustaka Geofisika. Jakarta.
Spesifikasi Teknis, 2012, Pembuatan Sumur
Resapan, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Bojonegoro.
Schwb,et,al,1981 dalam Arsyad, 2006,
Koefisien Aliran Permukaan (C) Untuk
Daerah Urban , Pusat Studi Lingkungan
Universitas Airlangga.
Anonimus,2012, Kecamatan Sukosewu
Dalam Angka 2012, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bojonegoro
Anonim, 2012, Profil Pembuatan Sumur
Resapan Air Hujan, Dinas Kehutanan 76
16
page 16 of 16