Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


TENTANG KETELADANAN RASULULLAH SAW PERIODE MEDINAH

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK II
1. ANNISA CHANIA
2. RINDI ANDIKA
3. RANDI TRI NANDA
4. GEBI WAHYU YULIANI
5. TIARA REZA
6. MUHAMMAD ZIKRA
KELAS : X . IPS 1

GURU PEMBIMBING : AFRIZA, S.Pd.I

SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN


KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
serta hidayahnya kepada kami, yang pada kesempatan kali ini kami dapat menuangkan
tinta untuk mengukir ilmu pengetahuan yang sangat di butuhkan dan semoga dapat
bermanfaat bagi penulis serta semoga pula bermanfaat bagi pembaca.

Sholawat serta salam marilah selalu dan selalu kita hadirkan kepada Rasulullah
muhammad SAW sebagai uswah al-hasanah yang senantiasa di harapkan syafaatnya di
hari kiamat.

Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala –
kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Sari Ratu Dewi S.Pd sebagai guru
pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan
dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini
terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang
hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di
capai dengan sempurna. Amin.

Tarusan, 23 April 2018

(………………… )
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ………………………………………................................ 1

Rumusan Masalah ………………………………………………………........ 2

Tujuan ……………………………………………….………....... 3

Manfaat ………………………………………………………….... 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Kelahiran nabi muhammad SAW …………………………………………. 5

2. Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah …………………………………….. 6

3. Kerasulan nabi muhammad ………………………………………..... 7

4. Ajaran islam periode mekah ………………………………………..... 8

5. Strategi dakwah Rasulullah SAW periode mekah ............................................... 9

BAB V PENUTUP

1) Kesimpulan …………………………..……………………………….............. 10

2) Saran ………………………………………………................................ 11

DAFTAR PUTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Saat ini banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sejarah awal rasulullah saw
sampai ia diangkat menjadi rasul.serta sejarah bagaimana rasulullah
menyampaikan/menyebarkan agama islam melalui dakwah-dakwahnya.dalam
menyampaikan dakwah – dakwahnya rasulullah banyak menggunakan berbagai
macam strategi.

Muhammad saw adalah nabi terakhir dan merupakan rasul ulul azmi.

Sekitar tahun 570 M,mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal
diantara kota-kota di negeri arab,baik karena tradisinya maupun karena letaknya.kota
ini dilalui jalur perdangangan yang ramai menghubungkan yaman di selatan dan siria
di utara.dengan adanya ka’bah ditengah kota,mekkah menjadi pusat keagamaan
arab.didalamnya terdapat 360 berhala,mengelilingi berhala utama,hubal.mekkah
kelihatan makmur dan kuat.agama dan masyarakat arab pada masa itu
mencerminikan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas satu juta mil
persegi.

Kota ini merupakan tempat pertama rasulullah saw menyebarkan agama islam dan
menyampaikan dakwahnya sekaligus juga merupakan tempat kelahiran rasulullah
nabi muhammad saw.

Itulah yang melatarbelakangi penulis dalam pembuatan makalah ini

2. RUMUSAN MASALAH :

1) Bagaimana sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Mekah?


2) Apa yang terjadi pada masyarakat Arab Jahiliah dikatakan masih berada
dalam kebodohan?
3) Apa yang terjadi, mengapa Allah SWT mengangkat Muhammad SAW sebagai
Nabi dan Rasul-Nya?
4) Bagaimana strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah?
5) Apa yang dilakukan Rasulullah SAW pada saat dakwah secara sembunyi-
sembunyi?
6) Apa reaksi kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Rasulullah SAW?

3. TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dakwah rasulullah


periode mekah.
2) Untuk mengetahui riwayat hidup nabi muhammad SAW.
3) Untuk mengetahui peran Nabi Muhammad SAW pada periode Madinah.
4) Untuk mengetahui strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah

4. MANFAAT

Pembahasan makalah ini,penulis dapat memperoleh mamfaatnya yaitu:

1) Mengetahui sejarah awal muhammad saw menjadi rasul allah SWT


2) Megetahui setrategi dan substansi yang digunakan Rasulullah dalam
menyampaikan dakwahnya
3) Mengetahui sikap masyarakat mekah terhadap dakwah Rasulullah SAW
BAB II

PEMBAHASAN

1) Kelahiran Nabi Muhammad

Muhammad di lahirkan di kota Mekkah, yaitu pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal
tahun Gajah atau pada tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Muhammad adalah
keturunan Bani Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah Bin Abdul Mutalib, sedangakn
ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab. Nabi Muhammad dilahirkan tanpa ayah
disisinya, dan juga dilahirkan di tengah-tengah masyarakat Jahiliyah. Pada zaman itu
manusia tidak menggunakan akal pikirannya untuk melakukan sesuatu. Wanita
dianggap sebagai makhluk yang tak berharga, bahkan setiap bayi perempuan yang di
lahirkan harus di bunuh. Mereka menganggap bahwa berhala adalah Tuhan mereka.
Diantara nama-nama berhala yang mereka sembah antara lain Hubal, Latta, Uzza, dan
Munat. Hubal adalah berhala yang terbesar, sedangkan Latta adalah berhala yang
tertua. Disamping menyembah berhala, masyrakat jahiliyah juga menyembah malaikat
dan binatang seperti yang dilakukan kaum Sabi’in.

2) Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah

Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab
Jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan
masyarakat Arab pada waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral, dan hukum.

Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh
dari ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi
Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala.
Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah
Allah AWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala yang
termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat.
Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliah yang menyembah malaikat dan
bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, bulan, dan jin yang
diperbuat oleh masyarakat di luar kota Mekah. Dalam bidang moral, masyarakat Arab
jahiliah telah menempuh cara-cara yang sesat, seperti:

v Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka kabilah yang kalah perang akan
dijadikan budak oleh kabilah yang menang perang.

v Menempatkan perempuan pada kedudukan yang rendah. Dalam masyarakat Arab


jahiliah perempuan tidak berhak mewarisi harta peninggalan suaminya, ayahnya, atau
anggota keluarga yang lain. Bahkan seorrang wanita (istri) boleh diwarisi oleh anak
tirinya atau anggota keluarga yang lain dari suaminya yang telah mati.

v Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan minum minuman keras. Kejahiliaan
mereka daam bidang hukum antara lain anggapan mereka bahwa judi, bermabuk-
mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh, bukan merupakan perbuatan
yang salah.

3) Kerasulan nabi muhammad Saw

1. Awal Kerasulan

Menjelang usianya yang ke 40 muhammad saw berkontenplasi di gua hira,beberapa


kilometer di utara mekah.di gua tersebut nabi mula-mula hanya berjam – jam saja
kemudian berhari – hari bertapakur.pada tanggal 17 ramadhan 611 M,muhammad
saw mendapatkan wahyu pertama dari allah melalui malaikat jibril.

Pada saat beliau tidur dan terbangun tiba-tiba ia ketakutan yang luar biasa,seluruh
tubuhnya,seluruh diri batinnya,di cengkram oleh sebuah kekuatan yang sangat
besar,seolah –olah seorang malaikat telah mencengkram beliau dalam pelukan yang
menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan nafas darinya.ketika beliau
berbaring disana,beliau mendengar perintah,”bacalah!”.ketika itu beliau protes bahwa
beliau adalah buta huruf,hingga turunlah ayat yang pertama yaitu surah al alaq ayat 1
sampai 5 yang artinya:

· Bacalah dengan (menyebut )nama tuhanmu yang menciptakan

· Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah


· Bacalah,dan tuhanmulah yang maha pemurah

· Yang mengajar (manusia)dengan perantaraan kalam

· Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan bahwa telah diangkatnya muhammad saw
sebagai seorang nabi penerima wahyu ditanah arab.malam terjadinya peristiwa itu
disebut malam lailah al-qadar.setelah itu dia pulang kerumah dengan perasaan was-
was dan meminta isterinya untuk menyelimutinya.saat itulah turun wahyu yang ke 2
yang berbunyi:

“wahai kamu yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!.”

2. Pertengahan Kerasulan

Setelah beberapa lama dakwah nabi muhammad saw dilaksanakan secara individual,
turulah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka.mula-mula beliau
mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan bani abdul muthalib.pada permulaan
dakwah ini orang yang pertama-tama menerima dakwah nabi yaitu dengan masuk
islam adalah,dari pihak laki-laki dewasa adalah abu bakar ash-shiddiq,dari pihak
perempuan adalah isteri nabi saw yaitu khadijah,dan dari pihak anak-anak adalah abi
bin abi thalip ra.

Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapatkan halangan dari pihak kafir quraisy
mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum quraisy untuk menghentikan
dakwah nabi gagal.tindakan – tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya pernah
dilakukan semakin ditingkatkan.

Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak nabi saw mengalami kesedihan yang
mendalam yaitu wafatnya paman beliau yaitu abu thalip.sehingga allah menghibur hati
baginda rasul saw dengan terjadinya isra’dan mi’rajnya nabi muhammad saw.setelah
peristiwa isra’dan mi’rajnya,suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam
muncul.perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk yatsrif yang
berhaji kemekah .jamaah haji yang datang dari yastrib berjumlah 73 orang,atas nama
penduduk yastrib,mereka meminta muhammad saw dan muslimin mekah agar
berkenan pindah ke yastrib.dalam perjalanan keyastrib nabi ditemani oleh abu bakar
ash-siddiq sementara itu,penduduk yastrib menunggu-nunggu kedatangannya.ketika
nabi saw datang, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh
kegembiraan.sejak itu,sebagai penghormatan terhadap nabi,nama kota yastrib diubah
menjadi madinatun nabi.

Kejadian itu disebut dengan “hijrah”.

3. Akhir Masa Kerasulan

Pembentukan negara madinah

Setelah tiba dan diterima penduduk yastrib (madinah)nabi muhammad saw


resmi sebagai peminpin kota itu.

Dengan terbentuknya negara madinah,islam makin bertambah


kuat.perkembangan islam yang pesat itu membuat orang-orang mekah dan musuh-
musuh islam lainnya menjadi risau.untuk menghadapi gangguan dari musuh,nabi
mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara.

Pada tahun 9 dan 10 hijriah banyak suku dari pelosok arab mengutus delegasinya
kepada nabi muhammad saw menyatakan ketundukan mereka.masuknya orang mekah
kedalam agama islam rupanya mempunyai pengaruh yang sangat besar pada
penduduk padang pasir.tahun itu disebut dengan tahun perutusan.persatuan bangsa
arab telah terwujud,peperangan antara suku yang beralangsung sebelumnya telah
berubah menjadi persaudaraan seagama.

Setelah itu nabi muhammad saw segera kembali kemadinah.dua bulan setelah
itu,nabi menderita sakit demam,tenaganya dengan cepat berkurang.pada hari senin
tanggal 12 rabi’ul awal 11 H/8 juni 632 M,nabi muhammad saw wafaat dirumah
isterinya aisyah

5. Ajaran Islam Periode Mekah

A. Keesaan Allah SWT

Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dari
makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah
SWT, yang menyamai-Nya.
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah
SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk dalam perilaku
syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar.

B. Hari Kiamat sebagai Hari Pembalasan

Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir
kehidupan tetapi merupakan awal dari kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di
alam kubur dan di alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat
beramal saleh, dan senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh
balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh kenikmatan dan di
alam akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan.

Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak
berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan di campakkan ke
dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan.

C. Kesucian Jiwa

Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya


dan melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selamat
hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala
perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT
dan banyak berbuat dosa.

Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan


alangkah ruginya orang yang mengotori jiwanya.

D. Persaudaraan dan Persatuan

Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan


persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan.

Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka


dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu,
sehingga ia mencintai saudaranya, seperti mencintai dirinya.”

(H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)


Selain itu sesama umat Islam hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan, jangan
saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa
diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk
memberikan pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni para fakir miskin dan
anak-anak yatim terlantar.

5. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH

1. Dakwah secari Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun

Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru


untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri
dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi
seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri
Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara
sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam ia baru
berusia 10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H =
625 M), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, ysng hidup dari
tahun 573-634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).

Sesuai sengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah
SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu Bakar Ash-
Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang, karena
budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah
meneladani Rasulullah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi-sembunyi.

Usaha Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa orang kawan
dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:

Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar. Karena
Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti diganti oleh Rasulullah SAW
menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, yang maha pengasih.

Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris.

Utsman bin Affan.


Zubair bin Awam.

Sa’ad bin Abu Waqqas.

Thalhah bin Ubaidillah.

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang
namanya sudah di sebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam
generasi awal).

2. Dakwah Secara Terang-Terangan

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni
setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an surah 26: 214-216.

Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain


sebagai berikut:

Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri


jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya
Hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum menerima
Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim
yang sebenarnya sudah masuk Islam , tetapi merahasiakan keislamannya, pada waktu
itu dengan tegas menyatakan keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far
bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang


berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa, yang
letaknya tidak jauh dari Ka’bah.

Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera
meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah atau
menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan
pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang
disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi bahagia di dunia dan di
akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah
SWAT, sengsara di dunia dan di akhirat.
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW

Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, setelah berdakwah itu
dilakukan secara terang-terangan, yakni semenjak tahun ke-4 kenabian.

Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah


menjelaskansebab-sebab kaum kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW,
yakni :

Rasulullah SAWmengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan


antara semua senua orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya kepada
Allah SWT. Orang miskin yang bertakwa, di hadapan Allah SWT lebih mulia daripada
orang kaya yang durhaka. Q.S. Al-Hujurat, 49: 13

Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam
masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran
Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.

Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka.
Mereka berkata, “Cukuplah bagi kami apa yang telah kami terima dari nenek moyang
kami.”

Q.S. Al-Ma’idah, 5:104.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari penjelasan makalah di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa dakwah
Rasulullah SAW periode Madinah itu merupakan dakwah lanjutan yang dilakukan
Rasulullah SAW pada saat beliau hijrah dari kota Mekah ke kota Madinah. Dimana
dalam periode Madinah ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar
pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan.

Hikmah sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah:

 § Terjalinya persaudaraan sebagai mana yang dilakukan oleh kaum Muhajirin


dan Ansar.
 § Sikap menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesame pemeluk
agama.
 § Menumbuhkembangkan tolong menolong antara yang kuat dengan yang
lemah.
 § Memahami bahwa umat Islam harus berpegang pada aturan Allah.
 § Memahami bahwa kita wajib menjalin hubungan yang baik dengan Allah.
 § kita mendapat suatu warisan yang terbaik yaitu Al-Quran yang dapat
menunjukan arah ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

2. Saran

Dari peristiwa tersebut Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap
sejarah Rasulullah:

 v Mencintai Rasulullah dengan konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al-


Quran dan sunah sebagai bukti merawat dan melestarikan Al-Quran.
 v Gemar membaca buku, termasuk buku sejarah, khususnya sejarah Nabi
Muhammad dan para sahabatnya.
 v Memelihara silaturahmi dan rukun sesama manusia.
 v Senantiasa berjihad di jalan Allah.
 v Menekuni dan mempelajari warisan nabi Muhammad (Al-Quran dan Al
Hadist).
 v Merawat dan melestarika tempat ibadah (masjid)

Anda mungkin juga menyukai