Anda di halaman 1dari 37

 Proksimat question: bagaimana gen

berpengaruh terhadap perkembangan dan


pengaturan perilaku, berkaitan dgn
interaksinya dengan lingkungan

 Ultimate: ketika perilaku berevolusi  tdk


lepas dari kontrol genetik  seberapa jauh
pengaruhnya?

 Transmisi genetik pd perilaku seringkali


kompleks
 Gen berupa untai DNA, dpt „dibaca‟
melalui mRNA yg diterjemahkan mjd
protein
 Protein: berupa protein struktural
maupun protein fungsional 
menentukan struktur, fisiologi &
perkembangan tubuh
 Gen: Homozygot atau Heterozygot,
sifat dpt dominan/resesif
 Gen dpt memengaruhi perilaku
 Perilaku : fenotip
 Semua perilaku mpy dasar genetik 
msh sedikit ilmu yg mempelajarinya
 Fokus pd perbedaan genetik khusus yg
mengakibatkan perbedaan perilaku
 Semua sifat pasti ditentukan oleh
interaksi gen dengan lingkungan
 Gen : Nature
 Lingkungan : Nurture
 Perilaku Reproduksi
 Perilaku Pengasuhan Anak
 Satu atau sekelompok gen yang
berpengaruh terhadap perilaku
tertentu, umumnya perilaku yg
kompleks spt: agresi, perilaku seksual,
kecemasan dan ketakutan
 Dpt diketahui melalui: persilangan
Mendel, mutasi dan knock-out gen,
organisme mosaik
 Penelitian oleh Rothenbuhler (1964) pd Apis mellifera
 Lebah “Hygienic” : tdk menutup sel sarang dan
memindahkan larva yg sakit/mati  Individu
homozygot resesif
 Lebah “Unhygienic”: menutup sel dan tidak
memindahkan larva yg sakit/mati dari sel  sifat
dominan
 Sifat pd lebah tsb dikontrol oleh 2 gen: Gen
membuka/menutup sel dan Gen memindah/tdk
memindah larva yg sakit/mati
 Agapornis roseicollis :
memotong dan
membw lembaran yg
pendek bhn sarang
dgn menjepit di
ekor/sayap
 Agapornis fisceri:
membw lembaran yg
panjang dgn
paruhnya
 Hybrid menunjukkan
perilaku intermediet
atau confused behavior.
 Each species of
Agapornis has its own
method of carrying
nest-building material.
 Pd paruhnya
 Menyelipkan pd bulu
ekornya
 Hibrid mencoba kedua
perilaku tsb tp tdk tepat
 Memerlukan waktu
lebih lama utk
membangun sarang
 Mutan: berguna utk mempelajari hubungan
antara gen dan perilaku
 Mutasi pd gen tertentu dpt digunakan utk
mempelajari gen target
 Teknik membuat mutasi  keturunan yg
mengalami perubahan perilaku dipilih 
diamati jml lokus yg mengalami mutasi
 Kekurangan: …….
 Teknik baru: introduksi gen mutan hasil
rekayasa (knoct out gen)
 Knock out gen: gen yg dirusak shg tdk dpt
berfungsi normal
 Diintroduksi pd embrio  dipilih yg knock out
gennya inaktif (pada DNA nya)
 Dikawinkan agar diperoleh keturunan dgn gen
inaktif yg homozygot  tdk diekspresikan
 Kekurangan: tdk berfungsinya knock out gen
pd awal perkembangan dpt mengakibatkan
kegagalan perkembangan ( ada interaksi dgn
gen lainnya)
 Wild-type (warna tubuh abu-abu) dan
Yellow-type (mutasi, warna tubuh
kuning)
 Disilangkan, dilihat sampai 7 generasi
 Hasil: yellow-type gagal kawin krn tdk
mengekspresikan urutan perilaku yg
lengkap agar berhasil kawin
 Tikus normal: perilaku pengasuhan
berkaitan dgn perubahan kadar hormon
stlh melahirkan dan respon adanya
paparan anak pd selang waktu bbrp hari
 Tikus mutan fos B, menolak
menghangatkan anaknya. Kadar hormon
normal, gen tampaknya berefek pd
periode paparan thd anak.
 Mosaik: jaringan yg mengandung 2 atau 3 jenis
gen yg berbeda
 Dpt digunakan utk mengamati anomali anatomi
maupun perilaku pd beberapa binatang
 Cth: pd Drosophila (oleh Benzer, 1972-73) yg
mempunyai krom X-berbentuk cincin yg tdk stabil
 Dlm perkembangannya, kromX yg tdk stabil tsb
‘hilang’ pd bbrp sel  mutan X, berkembang mjd
‘jantan’, sel lain tetap mempertahankan krom X
tsb, berkembang normal dan mjd ‘betina’
 Peneliti menghasilkan mosaik: bbrp
jaringan mutan dan normal 
menghasilkan perilaku bbrp mutan dan
normal
 Bag. jaringan mutan  ekspresi perilaku
abnormal
 Cth: ketika dipaparkan chy, perilaku
Drosophila menuju ke arah chy tp scr
spiral
 Disimpulkan penyebab perilaku abnormal
adlh mutasi pd mata yg tdk mampu
merespon chy dgn sempurna
 Cross-fostering experiments
 Kembar dan Adopsi
 Inbreeding pd keturunan
homozygot
 Hewan yg baru lahir dipindahkan dari
induknya ke induk lain yg masih sama
spesies/strainnya
 Secara genetik sama tp lingk tumbuhnya
berbeda  karakter perilaku tertentu
sama/berbeda
 Jika sama  faktor genetik dominan
 Jika berbeda scr nyata  faktor lingk yg
berpengaruh kuat
 Burung Casmerodius albus menyerang dan
membunuh anak-anak pd sarangnya
(siblicidal)
 Ardea herodias: jarang melakukan hal tsb
 Dugaan Mock (1984): berkaitan dgn ukuran
mangsa, induk Casmerodius menyediakan
ikan yg kecil shg memudahkan anaknya yg
agresif utk memonopoli, sdgnkan Ardea
memberi mangsa anaknya dgn ukuran yg lebih
besar
 Dilakukan cross-fostering : Ardea diberi
mangsa yg kecil oleh induk Casmerodeus mjd
siblicidal  faktor lingkungan dpt memicu
timbulnya siblicidal
 Sebaliknya Casmerodeus yg diasuh oleh induk
Ardea tetap menunjukkan perilaku siblicidal
 faktor genetik yg lbh kuat
High-interaction mother Low-interaction mother

Pups become
relaxed adults
Pups become
fearful adults

Female pups become Female pups become


high-interaction mothers low-interaction mothers

Cross-fostering
experiment

Pups become relaxed adults Pups become fearful adults


 Data pd hewan tdk ditemukan
 Pd manusia dilakukan dgn memisahkan
lingkungan dan mengetahui efek gen tsb pd
perilaku, menggunakan penelitian pd anak
kembar dan adopsi
 Kembar identik dgn genotip „identik‟ serta
kembar fraternal  dibandingkan
 Jika efeknya lebih nyata pd kembar identik
pd perilaku tertentu  gen dominan
 Pd penelitian adopsi, anak adopsi
dibandingkan dgn orang tua asuh dan orang
tua kandungnya
 Hasil penelitian: beberapa tdpt efek genetik
pd sejumlah sifat perilaku, cth perilaku
verbal dan spasial sebagian dikontrol oleh
faktor genetik, tampak sangat kuat pd
kembar identik dibanding kembar fraternal
 Anak adopsi lebih byk menyerupai orang tua
kandung
 Kesulitan:
 anak kembar identik cenderung diperlakukan
sama drpd anak kembar fraternal
 anak adopsi umumnya diasuh orang tua asuh
yg mpy lingk yg sama
 Pd mencit, jika dilakukan persilangan
inbreeding, sekitar 30 generasi  diperoleh
100% pasangan alel homozigot
 Hewan yg secara genetik identik, dgn fenotip
yg berbeda  ada perbedaan faktor lingk.
 Sebaliknya dpt dilakukan uji, hewan yg
secara genetik berbeda diberi lingk yg sama
 Digunakan dua kelompok tikus homozygot yg
strainnya berbeda: “maze-bright” dan “maze-
dull”
 Maze-bright: cepat belajar dgn sdkt kesalahan
 Maze-dull: lambat
 Anak dr masing-masing strain dipelihara pd
kondisi yg sama sampai disapih
 Dari msg-msg strain kmd dipelihara pd kondisi
lingk yg berbeda, lingk normal, lingk yg
berwarna cerah dgn mainan yg dpt dimanipulasi
dan lingk yg tdk berwarna dan tanpa mainan
 Tikus „maze-dull‟ pd lingk yg diperkaya 
belajar lebh cepat drpd yg dipelihara pd
lingk normal maupun lingk yg terbatas 
lingk berpengaruh sgt kuat

Anda mungkin juga menyukai