Anda di halaman 1dari 3

Sekolah : SMPN 14 Banda Aceh

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : VII/2
Tahun : 2016/2017

BAB 8: Menjadi Pembaca Efektif

A. Pembaca yang Efektif dan tidak Efektif


a. Pembaca yang Efektif
Dikatakan sebagai pembaca yang efektif bila :
1. Membaca dengan kecepatan tinggi (berkisar antara 325-450 kpm).
2. Kecepatan membaca bervariasi, bergantung pada tujuan, keperluan, dan bahan

bacaan.
3. Aspek yang dibaca adalah satuan pikiran, ide, atau kata-kata kunci saja.
4. Sedikit terjadi pengulangan gerak mata.
5. Waktu membaca secara fisik diam.
6. Menggerakkan bola mata 3 - 4 kali pada setiap barisan bacaan.
7. Makna yang diambil adalah gagasan-gagasan pokok saja, tanpa banyak
melihat unsur-unsur yang kurang menunjang.
8. Membaca dengan sikap aktif, kritis, dan kreatif.
9. Konsentrasi terhadap bahan bacaan sempurna.
10. Membaca dipandang sebagai kebutuhan, bukan suatu tugas atau beban.

b. Pembaca yang tidak Efektif


Dikatakan pembaca yang tidak (kurang efektif) bila :
1. Membaca dengan kecepatan rendah (antara 100-200 kpm).
2. Membaca dengan kecepatan konstant untuk berbagai cuaca dan kondisi

membaca. Kecepatan itu selalu sama meskipun pada tujuan, bahkan bacaan,
dan keperluan yang berbeda.
3. Gerak mata diarahkan/ dipusatkan pada kata demi kata dan memahaminya
secara terputus.
4. Banyak terjadi pengulangan gerak mata.
5. Menggerakkan bola mata 8 – 12 kali atau lebih pada setiap baris bacaan.
6. Memvokalkan bahan bacaan. Proses membaca diikuti gerak mulut atau
anggota badan lainnya.
7. Menarik mekna leteralnya dulu (fakta-fakta), unsur subordiana, baru
kemudian menyimpulkan gagasan utamanya.
8. Membaca pasif kalimat demi kalimat.
9. Konsentrasi tidak sempurna.
10. Membaca jika hanya ada keperluan atau ada paksaan dari orang lain.

B. Membaca dan Mengenali Unsur Pembangun Buku Fiksi dan Nonfiksi


a. Memahami buku fiksi dan nonfiksi
Sebelum mendalami materi, terlebih dahulu kita akan membahas pengertian buku
fiksi dan buku nonfiksi.
Fiksi merupakan tulisan yang hanya berdasarkan imajinasi atau rekaan penulisnya.
Buku fiksi merupakan buku karya sastra, dapat berupa kumpulan puisi, cerpen, novel, dan
drama. dalam buku fiksi berupa unsur pembangun karya sastra. Selanjutnya, unsur nonfiksi
atau isi buku fiksi terdiri atas unsur-unsur intrinsik karya sastra, termasuk sistematika dan
kebahasaan. Secara umum, sistematika atau fisik buku fiksi terdiri atas.

1. kover,

2. halaman judul,

3. copyright,

4. daftar isi,

5. isi buku yang terbagi dalam jumlah bab atau judul, dan

6. tentang penulis.

Contoh buku fiksi yaitu buku cceirta anak, dongeng, novel, cerita pendek,
fabel,dan komik.

Sementara itu, nonfiksi merupakan tulisan yang isinya bukan fiktif, bukan hasil
imajinasi atau rekaan penulisnya. Unsur-unsur yang terkandung di dalam isi buku nonfiksi
nyata dan benar-benar ada dalam kehidupan kita. Unsur nonfiksi terdiri atas materi dan
kebahasaan. Secara umum, sistematika atau fisik buku nonfiksi terdiri atas:

1. kover,

2. halaman judul,

3. copyright,

4. kata pengantar,

5. daftar isi,
6. isi buku yang terbagi dalam jumlah bab atau bab,

7. glosarium,

8. daftar pustaka,

9. indeks, dan

10. lampiran.

 Contoh buku nonfiksi yaitu, buku pelajaran, jurnal, laporan ilmiah


(makalah,skripsi,tesis, disertasi) dan lai-lain.

b. Hubungan antar unsur buku fiksi dan nonfiksi

Dengan mengamati setiap unsur yang terkandung didalam buku fiksi dan nonfiksi,
kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian unsur memiliki kesamaan dan sebagian lain
berbeda. Unsur yang sama memiliki baik buku fiksi maupun nonfiksi yaitu sampul/koper,
subbab, dan judul subbab.
Dalam hal perbedaan, buku nonfiksi memiliki isi yang ilmiah, aktual/faktual,
disajikan dengan bahasa baku, dan memiliki sistematika faktual yang standar, sedangkan
buku fiksi memiliki tokoh dan penokohan sebagai pelaku cerita, didukung dengan tema,
disajikan dengan bahasa variatif ( biasanya tidak baku) dan dilengkapi dengan alur cerita
yang beranekaragam.

Anda mungkin juga menyukai