bacaan.
3. Aspek yang dibaca adalah satuan pikiran, ide, atau kata-kata kunci saja.
4. Sedikit terjadi pengulangan gerak mata.
5. Waktu membaca secara fisik diam.
6. Menggerakkan bola mata 3 - 4 kali pada setiap barisan bacaan.
7. Makna yang diambil adalah gagasan-gagasan pokok saja, tanpa banyak
melihat unsur-unsur yang kurang menunjang.
8. Membaca dengan sikap aktif, kritis, dan kreatif.
9. Konsentrasi terhadap bahan bacaan sempurna.
10. Membaca dipandang sebagai kebutuhan, bukan suatu tugas atau beban.
membaca. Kecepatan itu selalu sama meskipun pada tujuan, bahkan bacaan,
dan keperluan yang berbeda.
3. Gerak mata diarahkan/ dipusatkan pada kata demi kata dan memahaminya
secara terputus.
4. Banyak terjadi pengulangan gerak mata.
5. Menggerakkan bola mata 8 – 12 kali atau lebih pada setiap baris bacaan.
6. Memvokalkan bahan bacaan. Proses membaca diikuti gerak mulut atau
anggota badan lainnya.
7. Menarik mekna leteralnya dulu (fakta-fakta), unsur subordiana, baru
kemudian menyimpulkan gagasan utamanya.
8. Membaca pasif kalimat demi kalimat.
9. Konsentrasi tidak sempurna.
10. Membaca jika hanya ada keperluan atau ada paksaan dari orang lain.
1. kover,
2. halaman judul,
3. copyright,
4. daftar isi,
5. isi buku yang terbagi dalam jumlah bab atau judul, dan
6. tentang penulis.
Contoh buku fiksi yaitu buku cceirta anak, dongeng, novel, cerita pendek,
fabel,dan komik.
Sementara itu, nonfiksi merupakan tulisan yang isinya bukan fiktif, bukan hasil
imajinasi atau rekaan penulisnya. Unsur-unsur yang terkandung di dalam isi buku nonfiksi
nyata dan benar-benar ada dalam kehidupan kita. Unsur nonfiksi terdiri atas materi dan
kebahasaan. Secara umum, sistematika atau fisik buku nonfiksi terdiri atas:
1. kover,
2. halaman judul,
3. copyright,
4. kata pengantar,
5. daftar isi,
6. isi buku yang terbagi dalam jumlah bab atau bab,
7. glosarium,
8. daftar pustaka,
9. indeks, dan
10. lampiran.
Dengan mengamati setiap unsur yang terkandung didalam buku fiksi dan nonfiksi,
kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian unsur memiliki kesamaan dan sebagian lain
berbeda. Unsur yang sama memiliki baik buku fiksi maupun nonfiksi yaitu sampul/koper,
subbab, dan judul subbab.
Dalam hal perbedaan, buku nonfiksi memiliki isi yang ilmiah, aktual/faktual,
disajikan dengan bahasa baku, dan memiliki sistematika faktual yang standar, sedangkan
buku fiksi memiliki tokoh dan penokohan sebagai pelaku cerita, didukung dengan tema,
disajikan dengan bahasa variatif ( biasanya tidak baku) dan dilengkapi dengan alur cerita
yang beranekaragam.