PENDAHULUAN
Susunan syaraf pusat dan selaput pembungkusnya yang terlindungi dengan baik
oleh tulang tengkorak dan tulang belakang oleh sebab tertentu dapat mengalami inflamasi
sehingga menyebabkan berbagai macam manifestasi klinis. Inflamasi yang terjadi pada
selaput otak dan sumsung tulang belakang atau meninges disebut meningitis. Pada
umumnya meningitis disebabkan oleh infeksi kuman patogen yang menginvasi meninges
melalui pembuluh darah dibagian lain dari tubuh, seperti virus, bakteri, spiroketa, fungus,
protozoa dan metazoa. Penyebab paling sering adalah virus dan bakteri.1,2
Meningitis menyebabkan berbagai macam gejala klinis dari ringan sampai
berat seperti demam, mual-muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, kejang,
penurunan kesadaran, dan defisit neurologis lain yang dapat berlangsung lama atau
menetap dan bahkan dapat menyebabkan kematian.2
Meningitis dapat mengenai semua ras, di Amerika Serikat dilaporkan ras kulit
hitam lebih banyak menderita meningitis dibandingkan ras kulit putih. Pada sebagian
besar kasus, sekitar 70% kasus meningitis terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun dan
orang tua diatas usia 60 tahun. Insidens rate meningitis akibat bakteri di Amerika
Serikat mengenai 3 per 100.000 penduduk pertahun, sedangkan karena virus di
Amerika Serikat 10 per 100.000 penduduk pertahun.2,3
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007, angka kematian
akibat meningitis dan ensefalitis mencapai 0,8% dari seluruh kematian yang terjadi
pada semua golongan umur. Pada penelitian tersebut didapatkan meningitis dan
ensefalitis menempati peringkat ke-7 atau 3,2% dari seluruh kematian akibat penyakit
menular.4
Masih banyaknya kematian yang disebabkan oleh meningitis harus menjadi
perhatian bagi pihak pemerintah maupun kalangan medis, oleh karena itu pemahaman
yang baik tentang etiologi dan patofisiologi meningitis merupakan bagian kunci untuk
membantu dokter dan tenaga medis lainnya dalam membuat diagnosis dini dan
penatalaksanaan yang sesuai.
BAB II
STATUS PASIEN
I. Identifikasi
Nama : Ny. DK
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Banyuasin
Tanggal MRS : 19 September 2018
II. Anamnesis
Penderita dirawat di bagian saraf RSMH karena mengalami nyeri kepala yang
memberat secara perlahan-lahan.
+ Sejak 12 hari SMRS, penderita mengalami nyeri kepala yang memberat
secara perlahan-lahan, nyeri kepala dirasakan di bagian belakang kepala, intensitas
sedang-berat faktor yang memperingan dan memperberat nyeri tidak ada, bicara pelo
tidak ada, kelemahan sesisi tubuh tidak ada, kejang tidak ada, gangguan sensibilitas
berupa baal atau kesemutan tidak ada, mual muntah tidak ada. Penderita masih dapat
mengungkapkan isi pikiran berupa lisan, tulisan, dan isyarat. Penderita dapat
mengerti isi pikiran orang lain yang biungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat.
Riwayat dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan nyeri kepala dengan curiga
perdarahan subarakhnoid. Riwayat hipertensi ada + sejak 2 tahun ini dan rutin
mengomsumsi amlodipin 1 x 5 mg setiap hari. Riwayat penyakit jantung ada dan 2
tahun yang lalu dikatakan ada pembengkakan jantung. Riwayat demam ada + 1 bulan
yang lalu, demam semakin tinggi 2 hari yang lalu. Riwayat ditemukan penderita tidak
sadar di kamar mandi 2 hari yang lalu, tidak lama penderita sadar kembali saat
dipanggil. Riwayat stroke tidak ada, riwayat nyeri kepala lama ada + 1 bulan ini dan
nyeri kepala dirasakan hilang timbul.
Penyakit seperti ini baru dirasakan pertama kali.
Status Internus
Kesadaran (GCS) : 15 (E4M6V5)
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Nadi : 88 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu Badan : 38ºC
Berat Badan : tidak diukur
Tinggi Badan : tidak diukur
IMT : tidak diukur
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-) Thorax
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3’’, edema pretibial (-), sianosis(-)
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : normocephali Deformitas : (-)
Ukuran : normal Fraktur : (-)
Simetris : simetris Nyeri fraktur : (-)
Hematom : (-) Tumor : (-)
Pulsasi : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
LEHER
Sikap : lurus Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Kaku kuduk : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Anosmia (-) (-)
Hyposmia (-) (-)
Parosmia (-) (-)
Kanan Kiri
- Anopsia (-) (-)
- Hemianopsia (-) (-)
-2 -2
-2 -2
Pupil
- Bentuknya bulat bulat
- Besarnya Ø 3 mm Ø 3 mm
- Isokori/anisokor isokor
- Midriasis/miosis (-) (-)
Refleks cahaya
- Langsung (+) (+)
- Konsensuil (+) (+)
- Akomodasi (+) (+)
N. Vestibularis
Nistagmus (-) (-)
Vertigo (-) (-)
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Kanan Kiri
Arcus pharingeus tidak ada kelainan
Uvula tidak ada kelainan
Gangguan menelan tidak ada kelainan
Suara serak/sengau tidak ada kelainan
Denyut jantung tidak ada kelainan
Refleks
- Muntah tidak ada kelainan
- Batuk tidak ada kelainan
- Okulokardiak tidak ada kelainan
- Sinus karotikus tidak ada kelainan
Sensorik
- 1/3 belakang lidah tidak dinilai
N. Accessorius
Kanan Kiri
Mengangkat bahu tidak ada kelainan
Memutar kepala tidak ada kelainan
SENSORIK
Tidak ada kelainan
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : bdd
Ereksi : tidak dinilai
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : (-)
Lordosis : (-)
Gibbus : (-)
Deformitas : (-)
Tumor : (-)
Meningocele : (-)
Hematoma : (-)
Nyeri ketok : (-)
FUNGSI LUHUR
Tidak ada Kelainan
IV. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (19 Februari 2018)
Hb : 15,3 g/dl
Eritrosit : 6,14 x106/mm3
Leukosit : 18.800 /mm3
Diff Count : 0/4/81/13/2
Trombosit : 661.000/mm3
Hematokrit : 49 vol%
BSS : 95 mg/dL
BSN/BSPP : tidak diperiksa
Ureum : 28 mg/dl
Kreatinin : 0,80 mg/dl
Natrium : 145 mmol/l
Kalium : 5,3 mmol/l
EKG
Irama sinus, reguler, HR: 78 x/menit, axis normal, Gelombang P normal, PR interval
< 0,2 detik, QRS kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di V1 < 35, R/S
di V1 < 1.
Interpretasi : normal sinus rhythm.
CT Scan Kepala:
Kesimpulan:
Tak tampak kelainan pada CT SCAN kepala saat ini.
V. Diagnosis
Diagnosis klinis : Hemiparese duplex tipe spastik
: Parese N. III, N. VI bilateral
: Parese N. VII sinistra tipe sentral
: Gerak rangsang meningeal (+)
VI. Penatalaksanaan
Nonfarmakologi:
- O2 2-3 L/m via nasal kanul (k/p)
- Head up 30o
- Diet NB 1800 kkal
Farmakologi
- IVFD NaCl 0,9% gtt xx/menit
- Inj. Deksametason 4 x 5 mg IV
- Inj. Omeprazole 1x40 mg IV
- Inj. Parasetamol 3 x 1 gr