Anda di halaman 1dari 11

I.

Pendahuluan

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan


sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan,
atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan,
atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Apabila gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai.
Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Agar kalimat yang di buat dapat dimengerti oleh
pembaca dan tidak bertele-tele. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif beserta cirri-cirinya yaitu kesatuan dan kehematan.
berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
yaitu : (1) bagaimanakah analisis keefektifan kalimat pada abstrak yang berjudul
efektifitas pemberian pasir ke dalam bak budidaya benih bandeng untuk meminimalisir
pertumbuhan alga karya Gilang Faisal Maulana berdasarkan ciri kesatuan?, (2)
bagaimanakah analisis keefektifan kalimat pada abstrak yang berjudul efektifitas
pemberian pasir ke dalam bak budidaya benih bandeng untuk meminimalisir
pertumbuhan alga karya Gilang Faisal Maulana berdasarkan ciri kehematan?
berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
(1)untuk menganalisis keefektifan kalimat pada abstrak yang berjudul efektifitas
pemberian pasir ke dalam bak budidaya benih bandeng untuk meminimalisir
pertumbuhan alga karya Gilang Faisal Maulana berdasarkan ciri kesatuan, (2) untuk
menganalisis keefektifan kalimat pada abstrak yang berjudul efektifitas pemberian pasir
ke dalam bak budidaya benih bandeng untuk meminimalisir pertumbuhan alga karya
Gilang Faisal Maulana berdasarkan ciri kehematan

1
manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu : bagi pembaca, pembaca dapat
memahami tentang penulisan kalimat efektif serta ciri-cirinya yaitu kesatuan dan
kehematan

II. Pembahasan
II.1Hakikat kalimat efektif

kalimat efektif merupakan suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan,


informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya.
Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang
efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat
yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat
tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar,
Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”

2
Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa
syarat sebagai berikut:

1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.


2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan
tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

II.2Ciri-ciri kalimat efektif


II.2.1 Kesatuan

betapapun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat luas,
agar tetap berkedudukan sebagi kalimat efektif, haruslah hanya mengungkapkan
sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran.

Kesatuan tersebut bisa dibentuk kalau ada keselarasan antara subjek-


predikat, predikat-objek, predikat-keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-
kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P, ada pula kalimat yang secara
gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel. Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat, agar kesatuan gagasan yang hendak
disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.

Misalnya :

1. bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan


kedamaian
2. kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia

bagian yang digaris bawahi disebut subjek, sedangkan bagian lainnya


disebut predikat.

Bandingkan dengan kalimat-kalimat berikut

1. kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di secretariat

3
2. di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
menguntungkan umum.
3. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai
pegawai negri.

Kalimat-kalimat di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh


partikel (kata-kata yang digaris bawahi). Oleh karena itu, partikel perlu
dihilangkan sehingga menjadi :

1. Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat


2. Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan
umum
3. Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai
negeri.
2.2.2 Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata
yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada
beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mempertahankan kehematan.

a) Tidak mengulang subjek yang sama dalam kalimat


Contoh:
1) Setelah makalah ini diperbaiki, makalah ini akan segera dipresentasikan.
2) Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu.
Subjek induk kalimat dan subjek anak kalimat pada kalimat 1) sama, yaitu
makalah ini. Demikian juga halnya dengan kalimat 2), induk kalimat dan anak
kalimatnya memiliki subjek yang sama, yaitu ia atau dia. Untuk menjaga
kehematan, subjek yang sama tersebut cukup disebutkan satu kali. Perlu
diperhatikan bahwa subjek yang harus dihilangkan adalah subjek yang
terdapat pada anak kalimat. Perhatikan kalimat perbaikan berikut ini. 1a)
Setelah diperbaiki, makalah ini akan segera dipresentasikan. 2a) Karena tidak
diundang, dia tidak datang ke pesta itu.

b) Tidak menjamakkan kata yang bermakna jamak Contoh:


4
1) Banyak kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing.

2) Seluruh surat-surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia


tidak bersalah.

Kata banyak dan seluruh sudah bermakna jamak. Oleh karena itu, kata
benda yang mengikutinya tidak perlu diulang atau dijamakkan lagi.
Pengulangan kata benda dapat dilakukan jika kata yang bermakna jamak yang
mendahuluinya tidak dipakai. Perhatikan kalimat perbaikan berikut ini.

1a) Banyak kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing.
2a) Seluruh surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak
bersalah.
2b) Surat-surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak
brsalah.
c) Menghilangkan bentuk yang bersinonim Contoh:

1. Tulisannya sangat rapi sekali.


2. Dia bekerja keras demi untuk menghidupi anak dan istrinya. Untuk
menjaga kehematan, sebaiknya kita memilih salah satu dari kata-kata yang
dicetak miring tersebut seperti kalimat seperti yaitu:
1a. Tulisannya sangat rapi.
1b. Tulisannya rapi sekali.
2a. Dia bekerja keras demi menghidupi anak dan istrinya.
2b. Dia bekerja keras untuk menghidupi anak dan istrinya.
d) Menghilangkan kata superordinat pada kata yang merupakan hiponiminya
Contoh:
1. Kami berlangganan surat kabar Kompas.
2. Dimana engkau menangkap burung puyuh itu? Surat kabar dan burung
masing-masing merupakan superordinat dari Kompas dan burung. Jadi,
kedua kata tersebut, yaitu surat kabar dan burung tidak perlu disebutkan.
1a. Kami berlangganan Kompas.
2a. Dimana engkau menangkap puyuh itu?
e) Menghilangkan kata saling pada kata kerja resiprokal Kata kerja resiprokal
adalah kata kerja yang dilakukan oleh dua orang atau dua puhak secara
berbalasan. Karena dilakukan oleh dua pihak secara berbalasan, pada kata
kerja tersebut sudah terkandung makna saling.
Contoh:

5
1. Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling pukul-memukul. Pukul-
memukul sama artinya dengan saling memukul. Dengan demikian, jika kita
memakai kata kerja resiprokal pukul-memukul, kata saling tidak perlu
dipakai. Akan tetapi, jika kita akan memakai kata saling, kata pukul-
memukul kita ubah menjadi memukul. Perhatikan kalimat perbaikan
berikut ini.
1a. Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu pukul-memukul.
1b. Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling memukul.
Berkaitan dengan kehematan ini, unsur-unsur tertentu yang merupakan
bagian dari ungkapan idiomatik sebaiknya tidak dihilangkan. Ungkapan
idiomatik yang unsur-unsurnya tidak boleh dihilangkan itu antara lain
bergantung pada, terdiri atas, sesuai dengan, sejalan dengan, berkaitan
dengan, dibandingkan dengan, serta sehubungan dengan.

f) Susunan Kalimat dengan Ketunggalan Arti (Tidak Ambigu)


Bahasa formal dan ilmiah mensyaratkan ketunggalan arti. Dengan
demikian, kita harus secara saksama mempertimbangkan setiap kata,
kelompok kata, atau kalimat yang akan kita pakai agar pembaca memahami
hal yang kita ungkapkan persis seperti yang kita maksudkan.
Contoh:
1) Mereka mengeluarkan botol bir dari dapur yang menurut hasil penelitian
berisi cairan racun.
2) Pria dan wanita yang memakai pita akan mengikuti lomba balap karung.
Pada kalimat 1), apa yang berisi cairan racun itu, botol bir atau dapur?
Demikian juga kalimat 2), siapa yang memakai pita itu, wanita saja atau
wanita dan pria?
Jika yang berisi cairan racun itu botol bir dan yang memakai pita itu
hanya wanita, maka kedua kalimat diatas perlu diubah menjadi seperti
berikut.
1a. Dari dapur, mereka mengeluarkan botol bir yang menurut hasil
penelitian berisi cairan racun.
2a. Wanita yang memakai pita dan pria akan mengikuti lomba balap
karung.

g) Susunan Kalimat harus Logis

6
Kalimat efektif harus gramatikal atau sesuai dengan kaidah tata
bahasa. Di samping harus gramatikal, kalimat juga harus logis, dalam arti, har
us mengandung penalaran atau logika yang baik atau dapat diterima oleh akal
sehat.
Contoh:
1. Pembangunan gedung kantor pusat yang diperkirakan menghabiskan
dana sekitar enam miliar itu akan dibangun tahun 2010.
2. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
makalah ini selesai penulis susun.

Pada contoh 1), subjek kalimatnya adalah pembangunan gedung kantor pusat
yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar enam miliar itu dan predikatnya
adalah akan dibangun. Pertanyaan yang segera muncul adalah mungkinkah
pembangunan itu dibangun? Jawabannya tentu saja tidak karena pembangunan
itu lazimnya dilaksanakan, dilakukan, atau dimulai, bukan dibangun. Dengan
demikian, dari segi penalaran ada kejanggalan dalam kalimat tersebut. Kalimat
2) dikatakan tidak logis karena tidak mungkin dengan mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, suatu pekerjaan, termasuk menyusun
makalah, dapat diselesaikan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini dapat terjadi
atau tidak terjadi apabila dikehendaki oleh Tuhan. Segala sesuatu ada atau tidak
ada karena kehendak-Nya. Dengan demikian, supaya kalimat 1) dan 2) di atas
menjadi logis, yang dapat diterima oleh akal sehat, kdeua kalimat tersebut
dapat diubah menjadi seperti berikut.

1a. Pembangunan jembatan yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar dua


miliar itu akan dilaksanakan/dilakukan/dimulai tahun depan.
2b. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
ataskehendak-Nya makalah ini dapat diselesaikan.
Contoh kalimat lain yang memperlihatkan ketidaklogisan penalaran adalah
sebagai berikut.
3) Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena sering kebanjiran.
4) Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena tidak bertemu
dengan kepala sekolah.
7
Kalimat 3) dan 4) di atas merupakan kalimat majemuk bertingkat. Pada
kedua kalimat tersebut, anak kalimatnya tidak memiliki subjek: karena sering
kebanjiran (kalimat 3) dan karena tidak bertemu dengan kepala sekolah
(kalimat 4). Pada pembahasan di muka dijelaskan bahwa jika subjek induk
kalimat sama dengan subjek anak kalimat, subjek anak kalimat tidak perlu
disebutkan, demi kehematan. Jadi, jika subjek anak kalimat tidak disebutkan
berarti subjek anak kalimat tersebut sama dengan subjek induk kalimat.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, jika subjek anak kalimat pada kedua
contoh di atas dimunculkan, akan terdapat struktur sebagai berikut:
3a. *Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena (kontraktor) sering
kebanjiran
4a. *Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena (hadiah itu)
tidak bertemu dengan kepala sekolah.
Pertanyaan yang segera muncul adalah mungkinkah kontraktor sering
kebanjiran, dan mungkinkah hadiah itu tidak bertemu dengan kepala sekolah?
Ketidaklogisan penalaran pada kedua contoh tersebut terjadi karena pembuat
kalimat salah menghilangkan unsur kalimat. Penghilangan unsur kalimat
dapat dilakukan apabila unsur-unsur kalimat tersebut memiliki fungsi yang
sama, dalam hal ini sama-sama berfungsi sebagai subjek. Akan tetapi, jika
unsurunsur kalimat yang sama tersebut memiliki fungsi yang berbeda, atau
jika subjek diisi oleh unsur bahasa yang berbeda, penghilangan salah satu
unsur tidak dapat dilakukan. Jadi, kedua kalimat di atas dapat diperbaiki
menjadi seperti berikut.
3b. Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena lokasi tersebut sering
kebanjiran.
3c) Lokasi tersebut tidak jadi dipilih oleh kontraktor karena sering kebanjiran.
4b) Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena dia tidak bertemu
dengan kepala sekolah.
4c) Dia menitipkan hadiah itu kepada petugas tata usaha karena tidak bertemu
Dengan kepala sekolah. Contoh lain:
5) Waktu dan tempat kami persilakan.
6) Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
7) Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Perbaikannya
8
5a) Bapak rektor kami persilahkan
6a) Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
7a) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

2.3 Analisis abstrak yang berjudul efektifitas pemberian pasir ke dalam bak budidaya benih
bandeng untuk meminimalisir pertumbuhan alga

No kalimat Analisis

Kesatuan Kehematan

1  

2  pemborosan dalam penulisan


kata, sebaiknya kalimat tersebut
ditulis “Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana
tehnik pemberian pasir ke dalam
bak pemeliharaan benih bandeng
dan untuk mengetahui seberapa
efektifkah pemberian pasir untuk
meminimalisir pertumbuhan alga
dalam bak budidaya”

3  Pemborosan dalam penulisan


kata, kata yang pada kalimat
Penelitian ini berjenis penelitian
eksperimental dengan
membandingkan antara: bak A
yang di beri pasir laut yang
berwarna hitam dan bak B yang
tidak di beri pasir. Sebaiknya
kata yang (digaris bawahi)
dihilangkan

9
4  Pemborosan dalam penulisan
kata, yaitu penulisan kata
penelitian ini (yang digaris
bawahi) pada kalimat Yang akan
digunakan sebagai subjek pada
penelitian ini adalah,
pertumbuhan alga, sedangkan
yang akan digunakan sebagai
objek penelitian ini adalah
efektifitas pemberian pasir
sebaiknya tidak ditulis

5 Tidak adanya subjek dan 


predikat pada kalimat

6  Pemborosan dalam pemakaian


kata, yaitu kata desain yang
terlalu banyak diulang

7  Pemborosan dalam penulisan


kata, yaitu kata pelaksanaan
pada kalimat Waktu pelaksanaan
penelitian ini dilaksanakan dari
bulan februari sampai Maret
2014. Sebaiknya dihilangkan
atau tidak ditulis.

8  Kata yaitu pada kalimat


Penelitian ini akan dilaksanakan
di bak para pembudidaya benih
bandeng (nener), yaitu tepatnya
di Desa Penyabangan,
Kecamatan Gerokgak.
Sebaiknya tidak ditulis

10
9  

10 Tidak adanya subjek pada 


kalimat

11  Kata dalam (digaris bawahi)


pada kalimat “Dengan minimnya
pertumbuhan alga dalam bak,
dapat memudahkan dalam proses
pemanenan dan benih bandeng
tidak terjerat oleh alga yang
tumbuh pada dasar dan dinding
bak.” Sebaiknya tidak ditulis.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 11 kalimat yang ada hanya 7 kalimat yang
memenuhi ciri kesatuan dan 4 kalimat yang memenuhi ciri kehematan

III. Penutup
III.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada abstrak yang berjudul
efektifitas pemberian pasir ke dalam bak budidaya benih bandeng untuk
meminimalisir pertumbuhan alga karya Gilang Faisal Maulana terdapat tujuh kalimat
yang memenuhi ciri kesatuan dan empat kalimat yang memenuhi ciri kehematan.
III.2 Saran

11

Anda mungkin juga menyukai