Anda di halaman 1dari 24

Kasus 1: DISTOSIA BAHU

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS
Istri Suami
Nama : Ny. E : Tn. S
Umur : 29 th : 38 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia : Palembang / Indonesia
Pendidikan : SD : STM
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Petani
Alamat : Jl. Mawar Merah Harapan Jaya Sukarame BDL

B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Ibu merasakan sakit-sakit pada pinggang yang menjalar hingga ke perut dan
keluar lendir bercampur darah
2. Riwayat keadaan sekarang
a. Ibu datang pada tanggal 16 Desember 2008 pukul 22.00 WIB
b. Ibu mengatakan ini kehamilan ke 2 nya dengan usia kehamilan cukup
bulan dan belum pernah terjadi keguguran
c. Ibu merasakan sakit-sakit yang menjalar dari pinggang ke perut bagian
bawah sejak pukul 05.00 WIB
d. Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 WIB
3. Riwayat kehamilan saat ini
a. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 16 tahun
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 2 – 3 x ganti pembalut / hari
 Siklus : 28 hari, teratur
 Sifat darah : cair agak kental
 Dismenorhea : tidak ada
 HPHT : 31 Maret 2008
 TP : 7 Januari 2009
 Usia kehamilan : 37 minggu 3 hari
b. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 20 minggu
dan pergerakan fetus dalam 10 menit terakhir lebih dari 10 kali
c. Keluhan-keluhan yang dirasaka dalam kehamilan ini :
- Muntah-muntah yang lama : tidak ada
- Nyeri perut : tidak ada
- Panas, menggigil : tidak ada
- Sakit kepala berat/terus menerus : tidak ada
- Penglihatan kabur : tidak ada
- Rasa nyeri / panas waktu BAK : tidak ada
- Pengeluaran pervaginam : tidak ada
d. Tanda-tanda persalinan
 Mules-mules yang menjalar dari pinggang hingga ke perut yang
datangnya ± 4 menit sekalI
 Pengeluaran pervaginan
 Lendir bercampur darah
 Riwayat pemeriksaan kehamilan
- Dilakukan oleh : bidan
- Frekuensi : 1 bulan sekali
- TT1 : Agustus 2008
- TT2 : September 2008
e. Pola pemenuhan nutrisi sehari-hari
- Sebelum hamil : makan : 3 kali sehari dengan menu makanan
seimbang
: minum : 8 kali sehari
- Setelah hamil : makan : 4 kali sehari dengan menu makanan
seimbang
: minum : 8 kali sehari
f. Pola eliminasi sehari-hari
- Sebelum hamil : BAK 3 – 4 kali sehari, BAB : 1 – 2 kali sehari
- Selama hamil : BAK 7 – 8 kali sehari, BAB : 1 kali sehari
- Terakhir kali : BAK pukul 20.00 WIB, BAB : pukul 11.00 WIB
g. Keluhan lain
 Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya karena jarak persalinan
dengan anak pertamanya cukup jauh yaitu 7 tahun
 Ibu merasa cemas sehingga ia takut tidak kuat untuk mengedan
h. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
- Jantung : Tidak ada
- Tekanan darah tinggi : Tidak ada
- Hepatitis : Tidak ada
- Diabetes mellitus : Tidak ada
- Anemia berat : Tidak ada
- Penyakit hubungan seksual : Tidak ada
- Campak : Tidak ada
- Malaria : Tidak ada
- Gangguan mental : Tidak ada
- Operasi : Tidak pernah
- Lain-lain : Tidak ada
i. Perilaku kesehatan
- Penggunaan alkohol / obat-obatan sejenisnya : Tidak pernah
- Obat-obatan / konsumsi jamu : Tidak pernah
- Merokok / makan sirih : Tidak pernah
- Pencucian vagina : Tidak pernah
j. Riwayat sosial
- Apakah kehamilan ini direncanakan / diinginkan : Ya
- Status perkawinan : Jumlah 1 kali lama 8 tahun
- Usia saat menikah : Suami : 30 tahun
Istri : 21 tahun

C. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan emosional : Labil
2. Tanda-tanda vital
TD : 110 / 70 mm Hg R : 24 kali / menit
N : 83 kali / menit T : 36,5 0 C
3. Ukuran antropometri
TB : 151 cm
BB sebelum hamil : 48 kg, setelah hamil : 57 kg
LILA : 29 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
- Rambut : Bersih dan tidak rontok
- Kulit kepala : Bersih
b. Muka : Tidak ada oedema dan cloasma gravidarum

c. Mata
- Kelopak mata : Tidak ada oedema
- Konjungtiva : Bersih
- Sklera : Putih (anikterik)
d. Hidung
- Simetris : Ya
- Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
- Polip : Tidak ada
e. Mulut dan gusi
- Lidah : Bersih
- Gigi dan geraham : Tidak ada caries
- Gusi : Tidak pucat

f. Leher
- Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening : Tidak ada
- Vena jungularis : Tidak ada bendungan
g. Dada
- Jantung : Normal, bunyi lup lup
- Paru-paru : Tidak ada ronchi dan wheezing
- Payudara : Simetris : Ya
Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada, colostrum
Rasa nyeri : Ada
Kemerahan : Tidak ada
h. Abdomen
 Bekas luka operasi : Tidak ada
 Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
 Konsistensi : Keras
 Linea : Nigra
 Kandung kemih : Penuh
 Pembesaran lien dan liver : Tidak ada
 Benjolan : Tidak ada
i. Punggung dan pinggang
 Posisi tulang punggung dan pinggul : Normal
 Nyeri ketuk : Tidak ada
j. Ekstremitas
- Oedema : Tidak ada
- Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada
- Varices : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Refleks : (+) kanan dan kiri

5. Pemeriksaan Kebidanan
a. Palpasi Abdomen
 Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX. Bagian fundus teraba satu
bagian besar, lunak dan tidak melenting
 Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba satu bagian besar, rata
dan memanjang (punggung)
 Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian bulat,
keras, melenting dan sukat digerakkan
 Leopold IV : Divergen (Kepala sudah masuk PAP)
 Mc Donald : 35 cm
 Fetus : Letak : Memanjang
Presentasi : Kepala
Penurunan : 4/5
Pergerakan : Aktif
 Observasi His : His : Cukup kuat
Frekuensi : 2 kali / 10 menit
Lamanya : 30 – 40 detik
 Taksiran berat janin : 1,2 (TFU – 7,7) x 100 ± 150 gr
1,2 (35 – 7,7) x 100 ± 150 gr
1,2 (27,3) x 100 ±150 gr
3276 ± 150 gr
3126 – 3426 gr
b. Auskultasi
 DJJ terdengar teratur disebelah kiri perut ibu
 Frekuensi : 146 x / menit
 Punctum maximum : 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
c. Anogenital (inspeksi)
 Perineum : Luka perut : Tidak ada
 Vulva vagina : Warna : Merah muda
Luka : Tidak ada
Varises : Tidak ada
 Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
 Kelenjar bartholini : Pembengkakan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
 Anus : Tidak ada haemorrhoid
d. Pemeriksaan Dalam
 Atas indikasi : Untuk mengetahui apakah pasien sudah
inpartu atau belum
 Dinding vagina : Tidak ada sistokel dan rektokel
 Porsio : Arah : Searah jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pembukaan : 3 cm
Pendataran : 40 %
 Ketuban : Positif
 Presentasi : Kepala
 Penunjuk : Belum jelas
 Posisi : Belum jelas
 Penurunan : Hodge II
e. Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan

6. Pemeriksaan laboratorium
 HPHT : 31 Maret 2000
 TP : 7 Januari 2009
 Dinding vagina : Tidak ada sistokel dan rektokel
 Porsio : Arah : Searah jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pembukaan : 3 cm
Pendataran : 40 %
 Ketuban : Positif
 Presentasi : Kepala
 Penunjuk : Belum jelas
 Posisi : Belum jelas
 Penurunan : Hodge II
 His frekuensi : 2 kali / 10 menit
 Lamanya : 30 – 40 detik
7. Diagnosa janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
8. Masalah : Gangguan rasa cemas menghadapi persalinannya
9. Dasar : Raut wajah dan kata-kata Ibu menunjukkan bahwa ia
cemas menghadapi persalinannya
10. Kebutuhan : Menghadirkan orang terdekat ibu dan dukungan
Psikologis.

KALA I FASE AKTIF ( 01.00 – 04.00 WIB)

SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mulesnya semakin sering

OBJEKTIF
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentil
- Keadaan emosonal : Labil
- TTV : TD : 110 / 70 mm Hg R : 26 x / menit
N : 85x/menit T : 36,50 C
- Leopold I : TFU 2 jari dibawah PX. Pada fundus teraba satu
bagian besar agak lunak dan tidak melenting
- Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba satu bagian
besar, rata, memanjang (punggung)
: Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil janin (ekstremitas)
- Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian
bulat, keras, melenting dan sukar digerakkan
- Leopold IV : Divergen
- Pemeriksaan dalam :
 Vagina : Tidak ada tumor, varises, benjolan maupun
siskotel dan rektokel
 Arah porsio : Searah jalan lahir
 Konsistensi porsio : Lunak
 Pendataran : 60 %
 Pembukaan : 5 cm
 Ketuban : (+)
 Presentasi : Kepala
 Penunjuk : UUK
 Posisi : UUK depan
 Penurunan : H III
 Molase : Tidak ada
 DJJ : 148 x / menit
 Punctum maximum : 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
 His : 3 x / 10 menit Lamanya : > 40 detik

KALA II (04.00 – 05.10 WIB)

SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan rasa sakit terus menerus, ingin buang air besar, dan merasa ingin
mengedan
- Ibu mengatakan ia lemas

OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan emosional : Labil (sedikit cemas)
- TTV : TD : 110 / 70 mm Hg R : 27 x / menit
N : 91 x / menit T : 35,8 0 C
- His (+) , frekuensi : 4 x / 10 menit Lamanya : > 40 detik
- DJJ (+) frekuensi : 98 x / meni
- Adanya dorongan meneran, valua membuka, pirenium menonjol, anus
mengembang
- Pemeriksaan dalam
 Vagina : Tidak ada tumor, varises, benjolan maupun siskotel
dan rektokel
 Konsistensi porsio : Tidak teraba lagi
 Pendataran : > 80 %
 Pembukaan : Lengkap (10 cm)
 Ketuban : (-) pecah secara spontan pukul 03.50 WIB
 Presentasi : Kepala
 Penunjuk : UUK
 Posisi : UUK depan
 Penurunan : Hodge IV

DISTOSIA BAHU (05.10-05.30 WIB)

SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan lelah dan tidak kuat untuk mengedan lagi

OBJEKTIF
- Kepala sudah lahir namun bahu belum juga lahir

KALA III (05.30 – 05.45 WIB)


SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan masih merasa lemas setelah melahirkan
- Ibu mengatakan perutnya masih terasa mual
OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan emosional : Stabil
- TTV : TD : 110 / 70 mm Hg R : 25 x / menit
N : 86 x / menit T : 36,1 C
- Keadaan Uterus : TFU : 1 jari diatas pusat
Kontraksi : Baik
- Kandung kemih : Baik
- Plasenta belum lahir
- Pendarahan kala II : ± 50 cc
- Keadaan bayi : - Bayi lahir spontan pukul 05.30 WIB dengan jenis
kelamin laki-laki, BB 3800 gr, PB 52 cm dan anus
(+)
- Bayi tidak langsung menangis
- Warna kulit bayi kemerahan
- Pergerakan bayi kurang aktif
- APGAR score 6/9
- Bayi mengalami asfiksia sedang

KASUS 2: PERSALINAN DENGAN VACUUM EXTRACTION

A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny.M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Dagang
Agama : Islam
Alamat : Watumalang, Wonosobo
Masuk RS : 13 Juni 2008, pukul 11.20
B. ANAMNESA

1. Keluhan utama : ibu tidak kuat mengejan dalam persalinan


2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Wonosobo dengan diantar bidan dengan
keterangan G3P2A0 multigravida hamil aterm dalam persalinan kala 2 lama
dengan udem labia mayor kanan. Pasien merasa hamil 9 bulan, kenceng-
kenceng teratur dirasakan sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit, air
kawah sudah keluar (ngepyok) sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit,
lendir darah sudah keluar sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien
sudah merasa lemas tidak ada tenaga, sudah dipimpin mengejan sejak 2 jam
sebelum masuk rumah sakit oleh bidan.

3. Riwayat obstetri :
 Anak ♀, umur 12 tahun, lahir dengan VE di RS, BBL 3100 gram,
sehat
 Anak ♂, umur 5,5 tahun, lahir spontan di bidan, BBL 3200 gram,
sehat.
 Hamil ini
 HPMT : 8 September 2007
 HPL : 15 Juni 2008
 UK : 39 minggu 5 hari
 Mual muntah : tidak ada, hanya saat awal-awal kehamilan
 Sesak nafas : tidak ada
4. Riwayat pernikahan :
Menikah 14 tahun yang lalu
5. Riwayat menstruasi :
Menarche umur 14 tahun, teratur tiap bulan 1x, durasi 5 hari, tidak ada
dismenorrhea
Riwayat leukhorea :
Jarang, warna putih jernih, tidak bau, tidak gatal, sedikit
6. Riwayat ANC :
Teratur tiap bulan di bidan
7. Riwayat KB :
KB suntik 3 bulan setelah anak kedua umur 1 tahun, berhenti sejak 3 tahun
yang lalu
8. Riwayat penyakit :
Asma, hipertensi, DM, jantung disangkal pasien.
9. Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal pasien

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
 Keadaan Umum : Composmentis, lemah
 Vital sign : T : 100/60 mmHg
 R : 20 x/menit, teratur
 N : 100 x/menit, teratur
 S : 36,8C
2. Kepala : Mesocephal, simetris, tidak ada deformitas, rambut hitam
distribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak rontok, tidak nyeri tekan, tidak
oedem facial
3. Pemeriksaan Mata: Palpebra tidak edema, Conjunctiva tidak anemis, Sklera
tidak ikterik, pupil reflek cahaya +, isokor Ø 2 mm
4. Pemeriksaan Telinga: tidak ada otore, tidak ada deformitas
5. Pemeriksaan Hidung: Nafas cuping hidung tidak ada, tidak ada deformitas,
tidak ada rinore/ discharge.
6. Pemeriksaan Mulut: Bibir tidak sianosis, Bibir tidak kering, Lidah tidak
kotor, gigi ada yang berlubang, tidak karies, tidak ada stomatitis, Faring
tidak hiperemis, Tonsil tidak membesar.
7. Pemeriksaan Collum : tidak ada deviasi trakhea, Kelenjar Thyroid tidak
membesar, Lnn tidak membesar, JVP tidak ↑

8. Pemeriksaan Thorax :
Cor
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba tidak kuat angkat di SIC V linea mid
clavicula sin
 Perkusi : Kanan atas : SIC IV linea mid clavicula sinistra Kiri atas :
SIC IV parasternalis sinistra
 Auskultasi : BJ I lebih keras daripada II, reguler, tidak ada gallop,
tidak ada bising
 Pulmo: Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak nampak ada
ketinggalan gerak nafas. Palpasi : tidak ada ketinggalan gerak,
fremitus suara D = S. Perkusi : sonor seluruh lapang paru kanan dan
kiri. Auskultasi : SD vesikuler, tidak ada ST
9. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : cembung (membuncit sesuai umur kehamilan), tidak
terlihat darm steifung, tidak terlihat darm contour, tidak ada sikatrik,
terlihat striae gravidarum.
 Auskultasi : peristaltik (+) normalPalpasi : supel, tidak ada nyeri
tekan di seluruh lapang perut, hepar teraba 2 jari bac dextra, tepi
tumpul konsistensi lunak, lien tak teraba
 Perkusi : tymphani, tidak asites, pemeriksaan shifting dullness (-)
10. Pemeriksaan Costovertebrae
 Inspeksi : tidak ada deformitas
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : tidak ada nyeri ketok
11. Pemeriksaan Extremitas :
 Superior : tidak ada deformitas, tidak sianosis, tidak pucat, tidak
edema
 Inferior : tidak ada deformitas, tidak sianosis, tidak pucat, tidak
edema
12. Pemeriksaan Obstetrik :
 KU: lemah, composmentis
 Inspeksi :
- Mata : conjunctiva tidak anemis
- Thorax : hiperpigmentasi papillae dan areola mammae,
papilla mammae menonjol. Kelenjar mammae membesar
- Abdomen : terlihat striae gravidarum
- Ekstremitas : tidak ada oedem
 Palpasi abdomen:
- Leopold I : TFU 32 cm, pada fundus teraba bagian lunak
- Leopold II : teraba janin tunggal, letak memanjang, puka
(punggung janin di kanan, bagian kecil di sebelah kiri), HIS
(+) 2-3x/ 35-40/ kuat
- Leopold III : bagian terbawah janin teraba bulat dan keras,
kesan masuk panggul
- Leopold IV : bagian terbawah janin teraba 1/5 bagian
Kesimpulan: janin tunggal, letak memanjang, puka, preskep,
kepala teraba 1/5 bagian, HIS (+) 2-3x/ 35-40/ kuat, DJJ (+)
144x/menit/teratur,
 TBJ 3255 gram

 Pemeriksaan Dalam:
 Tampak vulva hematom dan laserasi di labia mayor, dinding
vagina licin, serviks tipis, Ф lengkap, selket (-), kepala ↓ H3-4,
promontorium tak teraba, STLD (+), AK (+).
 Diagnosa: Kala II lama dengan oedem vulva
 Prognosis : Bagi ibu  dengan dilakukan VE baik
Bagi janin  dengan dilakukan VE baik
 Terapi: Vacuum extraction
Pukul 11.50
Plasenta lahir spontan, kesan lengkap. Ukuran 20x20x2 cm3, berat
500 gram, PTP : 50 cm, insersi paracentralis
Injeksi methergin 0,2 mg IM
 Diagnosa :
Post partus VE atas indikasi kala II lama oleh karena hejan ibu tidak
adequat, dengan oedem vulva P3A0H0
 Terapi:
- Amoxicillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Viliron 1x1 tablet
- Pasang DC
- Pasang tampon pada laserasi di labia mayora selama 24 jam
- Awasi perdarahan dari laserasi

Tanggal 14 Juni 2008, pukul 11.00


 Diagnosa : post partus VE atas indikasi kala II lama oleh karena
hejan ibu tidak adequat, dengan oedem vulva P3A0H1
 Keluhan : tidak ada
 KU : baik, sadar, tidak anemis
 Vital sign : TD 110/80, N 80x, R 20x, t afebris
 Palpasi abd : supel, nyeri tekan (-)
 TFU : 2 jari bawah pusat
 Lokhea : rubra, perdarahan volume normal
 ASI/ laktasi : +/+
 BAB/BAK : +/ terpasang catheter
 Terapi:
- aff tampon
- Amoxicillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Viliron 1x1 tablet
- Aff DC dan Blast training besok

Tanggal 15 Juni 2008, 08.00


 Diagnosa : post partusVE atas indikasi hejan ibu tidak adequat, dengan
oedem vulva P3A0H2
 Keluhan : tidak ada
 KU : baik, sadar, tidak anemis
 Vital sign : TD 100/80, N 80x, R 20x, t afebris
 Palpasi abd : supel, nyeri tekan (-)
 TFU : 2 jari bawah pusat
 Lokhea : rubra, perdarahan volume normal
 ASI/ laktasi : +/+
 BAB/BAK : +/ + lancar
 Terapi:
- Amoxicillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Viliron 1x1 tablet
- Blast training

Tanggal 16 Juni 2008, 06.00


 Diagnosa : post partusVE atas indikasi hejan ibu tidak adequat, dengan
oedem vulva P3A0H3
 Keluhan : tidak ada
 KU : baik, sadar, tidak anemis
 Vital sign : TD 100/80, N 80x, R 20x, t afebris
 Palpasi abd : supel, nyeri tekan (-)
 TFU : 2 jari bawah pusat
 Lokhea : rubra, perdarahan volume normal
 ASI/ laktasi : +/+
 BAB/BAK : +/ + lancar
 Terapi:
- Amoxicillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg

PEMBAHASAN

Ekstraksi forsep

Ekstraksi forsep adalah persalinan buatan dengan cara mengadakan rotasi,


ekstraksi atau kombinasi keduanya dengan alat forsep yang dipasang pada kepala
janin sehingga janin lahir. Untuk melahirkan janin dengan ekstraksi forsep, harus
dipenuhi syarat – syarat sebagai berikut:

a. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak adat disproporsi sevalopelvik)


b. Pembukaan serviks lengkap.
c. Kepala janin sudah cakap (mencapai letak = sudah terjadi engagment)
d. Kepala janin harus dapat dipegang oleh forsep.
e. Janin hidup.
f. Ketuban sudah pecah atau dipecah.

Berdasarkan bentuknya, dikenal beberapa tipe forsep. Dibawah ini adalah


tipe forsep yang sering didapati :

a) Tipe Elliot
Tipe ini ditandai dengan tangkai yang tertutup sehingga lengkung
kepala forsep mencangkup kepala janin lebih luas. Forsep tipe Elliot ini
sebaiknya dipergunakan pada kepala janin yang belum didapati adanya
kaput suksedanum atau yang belum mengalami mulase hebat.
Gambar 2: Forceps Tipe Elliot

b) Tipe Simpson
Tipe ini ditandai dengan tangkai yang terbuka sehingga memberi
kemungkinan untuk dipasang pada kepala janin yang mempunyai kaput
suksedanem.

Gambar 3. Forsep Simpson.

c) Tipe Khusus
Tipe ini dipergunakan untuk keadaan serta tujuan khusus. Misalnya
: Forsep Piper digunakan untuk melahirkan kepala yang tertinggal pada
persalinan sungsang, Forsep Kielland dipergunakan bila kepala janin
masih tinggi dan Fosep Barton digunakan terutama untuk melakukan
rotasi.
Gambar 4. Forsep Piper.

Keuntungan ekstraksi forsep

a. Membantu dalam kasus bayi yang mengalami hipoksia yang dapat


menyebabkan kerusakan otak bahkan mengakibatkan kematian
b. Membantu ibu untuk melahirkan bayinya dengan mudah dan tanpa
kelelahan fisik yang berlebihan.

Kekurangan ekstraksi forsep

a. Dapat menyebabkan laserasi pada cervix, vagina dan perineum ibu


b. Terjadi kerusakan pada urat syaraf karena tekanan oleh daun forsep
sehingga menyebabkan kelumpuhan kaki.

Persiapan ekstraksi forsep

1. Persiapan untuk ibu


a. Posisi tidur lithotomi
b. Rabut vulva dicukur
c. Kandung kemih dan rektum dikosongkan
d. Desinfeksi vulva
e. Infus bila diperlukan
f. Narkosis bila diperlukan
g. Kain penutup pembedahan
h. Gunting episiotomy
i. Alat – alat untuk menjahit robekan jalan lahir
j. Uterotonika
2. Persiapan untuk janin
a. Alat – alat pertolongan persalinan
b. Alat penghisap lender
c. Oksigen
d. Alat – alat untuk resusitasi bayi
3. Persiapan untuk dokter
a. Mencuci tangan
b. Sarung tangan
c. Baju Operasi

Ekstraksi vakum

Adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan


negatif dengan menggunakan ekstraktor vakum dari Malstrom. Persalinan dengan
ekstraksi vakum dilakukan apabila ada indikasi persalinan dan syarat persalinan
terpenuhi. Indikasi persalinan dengan ekstraksi vakum adalah:

a. Ibu yang mengalami kelelahan tetapi masih mempunyai kekuatan untuk


mengejan
b. Partus macet pada kala II
c. Gawat janin
d. Toksemia gravidarum
e. Ruptur uteri mengancam.

Persalinan dengan indikasi tersebut dapat dilakukan dengan ekstraksi


vakum dengan catatan persyaratan persalinan pervaginam memenuhi. Syarat untuk
melakukan ekstraksi vakum adalah sebagai berikut :

a. Mangkuk tidak boleh dipasang pada ubun – ubun besar


b. Penurunan tekanan harus berangsur – angsur
c. Mangkuk dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari ½
jam
d. Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu
mengedan
e. Apabila kepala masih agak tinggi (H III) sebaiknya dipasang mangkuk
yang terbesar
f. Mangkuk tidak boleh dipasang pada muka bayi
g. Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi prematur.
Susunan ekstraktor vakum

Susunan ekstraktor vakum terdiri dari :


1. Mangkuk (cup)
Mangkuk ini digunakan untuk membuat kaput suksedaneum buatan
sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua
macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari bahan logam dan plastik.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastik kurang traumatis
dibanding dengan mangkuk logam. Mangkuk umumnya berdiameter 4 cm
sampai dengan 6 cm. Pada punggung mangkuk terdapat
- Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik
- Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan
pipa penghubung
- Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin
(point of direction)

Pada mangkuk bagian depan terdapat logam/plastik yang berlubang untuk


menghisap cairan atau udara.

2. Rantai penghubung
Rantai penghubung tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan
mangkuk dengan pemegang
3. Pipa penghubung
Terbuat dari karet atau plastik yang lentur yang tidak akan berkerut oleh
tekanan negatif. Pipa penghubung berfungsi sebagai penghubung
tekanan negatif mangkuk dengan botol.
4. Botol
Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan
cairan yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir serviks, dan
darah) Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran yaitu
:
a. Saluran manometer
b. Saluran menuju mangkuk
c. Saluran menuju ke pompa penghisap
5. Pompa penghisap
Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik.
6. Alat pemegang

Gambar 5. Alat ekstraktor vakum dengan pompa tangan


DAFTAR PUSTAKA

1. Codman & Shurtleff Ine, Piper Obstetrical Forceps [Internet]. USA: Codman
& Shurtleff Ine; c2010 [cited 2011 Dec 12]. Available from:
http://photos.codman.com/images/prodLineId_6/30-5680.jpg

Anda mungkin juga menyukai