Anda di halaman 1dari 63

Analisis Konteks

KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah


menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA
sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun
pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI.
Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa
kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan
penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai
semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap
mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun
pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut
akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013
agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.

Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan
fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara
lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat
Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan
menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-
naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP,
Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model
Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian
Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model
Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model
Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan
Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi
Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-
naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur
staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan
prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai
acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk
melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih


operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk
penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan
pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.

Jakarta, Juni 2015


Direktur Pembinaan SMA,

Harris Iskandar, Ph.D


NIP. 196204291986011001

 2015, Direktorat PSMA ii


Analisis Konteks

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................2
C. Ruang Lingkup........................................................................................3
D. Landasan Hukum.....................................................................................3
BAB II PENGERTIAN DAN KONSEP..........................................................................5
A. Pengertian............................................................................................5
B. Konsep Analisis Konteks............................................................................7
BAB III MEKANISME PELAKSANAAN ANALISIS KONTEKS................................................19
A. Mekanisme Analisis Standar Nasional Pendidikan.............................................19
1. Alur pelaksanaan analisis keterkaitan standar kompetensi lulusan,KI dan KD........20
2. Alur Pelaksanaan Analisis Standar Isi........................................................22
3. Alur Pelaksanaan Analisis Standar Proses...................................................25
4. Alur Pelaksanaan standar penilaian..........................................................27
B. Mekanisme analisis kondisi satuan pendidikan................................................29
C. Analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan....................................32
D. Penyusunan Laporan Hasil Analisis Konteks...................................................36
BAB IV PENUTUP............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................41
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................42

 2015, Direktorat PSMA iii


Analisis Konteks

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dikatakan efektif apabila seluruh
sumber daya yang ada dapat termanfaatkan melalui tindakan yang rasional dan
sistematik. Ada beberapa aspek yang dapat menunjukkannya, antara lain: layanan
belajar bagi peserta didik, kualitas pendidik,ketersediaan fasilitas di satuan
pendidikan , kesempatan menggunakan fasilitas yang ada, program pembiayaan, dan
partisipasi masyarakat serta budaya sekolah. Keberhasilan proses kegiatan
pembelajaran di satuan pendidikan ditentukan melalui perencanaan dan ketentuan
yang jelas dan tegas. Perencanaan dan ketentuan tersebut dituangkan dalam suatu
dokumen yang disebut sebagai kurikulum.
Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Selanjutnya Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan menyatakan bahwa satuan pendidikan harus
membuat kebijakan tentang perencanaan program dan pelaksanaannya secara
transparan dan akuntabel. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap pendidikan wajib memenuhi
standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional yang mengharuskan
sekolah untuk menyusun rencana program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan
dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.
Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menyatakan bahwa kurikulum pada satuan pendidikan yang selanjutnya disebut KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan.
KTSP dan program kerja satuan pendidikan dikembangkan, ditetapkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang pengembangannya mengacu pada 8
Standar Nasional Pendidikan yaitu Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ), Standar Isi
( SI ), Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pembiayaan dan Standar Pengelolaan.

 2015, Direktorat PSMA 1


Analisis Konteks

Empat diantaranya menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di tingkat satuan


pendidikan yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar
penilaian.Tahapan yang harus dilalui dalam pengembangan KTSP secara garis besar
meliputi penyusunan draf berdasarkan analisis konteks, reviu, revisi, finalisasi, dan
pengesahan oleh pejabat yang berwenang.
Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP dan penyusunan program kerja satuan
pendidikan berwujud evaluasi diri (self evaluation) terhadap satuan pendidikan.. Hal itu
dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats ). Dalam hal ini dapat diterapkan kajian lingkungan internal
untuk memahami strengths atau kekuatan dan weaknesses atau kelemahan, serta
kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap opportunities atau peluang dan threats
atau tantangan.
Berdasarkan hasil supervisi dan monitoring yang dilakukan setiap tahun, masih
banyak ditemukan, satuan pendidikan yang menyusun dan mengembangkan
kurikulum dan menyusun program kerja tanpa melalui tahapan analisis konteks, dan
satuan pendidikan melakukan tahapan analisis konteks namun tidak
mendokumentasikan dengan baik. Hal itu disebabkan belum dipahaminya secara
utuh keterkaitan antara hasil analisis konteks, KTSP dan penyusunan program kerja
satuan pendidikan. Selain itu belum semua komponen di satuan pendidikan
memahami dan mampu melakukan evaluasi diri.
Untuk mengatasi masalah itu diperlukan panduan melaksanakan analisis kontek bagi
satuan pendidikan. Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2010 telah menyusun
petunjuk teknis analisis konteks tiap standar nasional pendidikan. Naskah tersebut
direviu dan disesuaikan dengan peraturan-peraturan Kurikulum 2013 sehingga
menjadi naskah panduan analisis konteks tahun 2015. Panduan ini disusun untuk
membantu satuan pendidikan dalam melakukan analisis konteks dan membuat
laporan hasil analisis konteks. Selanjutnya laporan hasil analisis konteks dijadikan
acuan dalam penyusunan program kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
(RKAS).

B. Tujuan
Tujuan penyusunan panduan ini:
1. sebagai acuan bagi satuan pendidikan dalam melakukan analisis konteks untuk
penyusunan dokumen KTSP dan program sekolah

 2015, Direktorat PSMA 2


Analisis Konteks

2. meningkatkan kemampuan setiap komponen dalam mendapatkan gambaran


nyata tentang kondisi dan situasi pada satuan pendidikan
3. meningkatkan motivasi satuan pendidikan untuk melakukan analisis konteks
secara berkala.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup analisis konteks:
1. Identifikasi Standar Nasional Pendidikan, meliputi:
a. Standar Kompetensi Lulusan
b. Standar Isi
c. Standar Proses
d. Standar Penilaian
2. Analisis kondisi satuan pendidikan (analisis lingkungan internal berupa kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh satuan pendidikan) meliputi:
a. Analisis peserta didik
b. Analisis pendidik dan tenaga kependidikan
c. Analisis sarana dan prasarana
d. Analisis pembiayaan
e. Analisis pengelolaan
3. Analisis kondisi lingkungan satuan pendidikan (analisis lingkungan eksernal
berupa peluang dan tantangan yang dihadapi oleh satuan pendidikan) berasal
dari komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan, asosiasi profesi, dunia
kerja dan dunia usaha, sumber daya alam dan sosial budaya.

D. Landasan Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah;
4. Peraturan Menteri Pendidik Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;

 2015, Direktorat PSMA 3


Analisis Konteks

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang


Standar Isi;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 105 Tahun 2014 tentang
Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 Tahun 2014 tentang
Evaluasi Kurikulum;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
16. Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Nomor 5496/C/KR/2014 dan Nomor 7915/D/KP/2014
tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum
2013 pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
17. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Nomor 5685/C/KR/2014 dan Nomor 8014/D/KP/2014
tentang Sekolah yang Melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

 2015, Direktorat PSMA 4


Analisis Konteks

BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEP

A. Pengertian
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1 PP No. 32
Tahun 2013).
2. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (pasal 1 PP No. 32
Tahun 2013).
3. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
4. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (pasal 1 PP No.
32 Tahun 2013).
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan
prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan
(pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
6. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar
lain, yang diperlukan untuk menunjang roses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
7. Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan(pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
8. Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun (pasal 1 PP No. 32
Tahun 2013).
9. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
10. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

 2015, Direktorat PSMA 5


Analisis Konteks

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan


tertentu (pasal 1 PP No. 32 Tahun 2013).
11. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (pasal 1 PP No. 32
Tahun 2013).
12. TPK adalah Tim Pengembang Kurikulum Satuan Pendidikan terdiri atas: tenaga
pendidik, konselor (kecuali SD/SDLB/MI), dan kepala sekolah/madrasah sebagai
ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim
pengembang kurikulum satuan pendidikan dapat mengikutsertakan komite
sekolah/madrasah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait (point IV, lampiran
Permendikbud No. 61 Tahun 2014).
13. Kompetensi Inti ( KI ) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang arus dimiliki oleh seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program (PP 32 Tahun 2013).
14. Kompetensi Dasar ( KD ) adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti
yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. (PP 32 Tahun 2013)
15. Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penialaian mata pelajaran (permendiknas 41 tahun 2007)
16. Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi
pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan
kejuruan.( Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014)
17. Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik
dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan
minat. (Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014)
18. Pendalaman Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik peserta didik dengan
orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan dalam lingkup pilihan
minat. (Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014).
19. Muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
( Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014).
20. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan

 2015, Direktorat PSMA 6


Analisis Konteks

kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.


( Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014).
21. Pendanaan/pembiayaan pendidikan adalah penyediaan sumber daya keuangan
yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. terdiri atas
biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan
pendidikan, dan biaya pribadi peserta didik (PP No.48 Tahun 2008, Pasal 1 butir
4).

B. Konsep Analisis Konteks


Analisis konteks berasal dari dua kata yaitu analisis yang berarti penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb) dan konteks berarti
situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Jadi, analisis konteks
merupakan kegiatan penyelidikan terhadap kejadian dari situasi yang ada
hubungannya dengan kejadian untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Pada
dasarnya analisis konteks merupakan kegiatan satuan pendidikan untuk melakukan
evaluasi diri sebagai bahan acuan mencapai tujuan tertentu. Analisis konteks satuan
pendidikan merupakan kegiatan satuan pendidikan melakukan evaluasi diri terhadap
hal hal yang sudah dilakukan dalam upaya mencapai Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Oleh karena itu, analisis konteks yang dilakukan satuan pendidikan harus
mendeskripsikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan tantangan
yang harus dihadapi untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Analisis konteks yang dilakukan oleh satuan pendidikan digunakan sebagai acuan
untuk menyusun dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan
menggunakan hasil analisis terhadap empat SNP, yaitu Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Sementara itu, untuk menyusun
Program Kerja Satuan pendidikan, menggunakan hasil analisis terhadap empat SNP
lainnya, yaitu Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Pengelolaan. Ruang lingkup analisis
konteks adalah melakukan identifikasi Standar Nasional Pendidikan yaitu SKL, SI,
Standar Proses dan Standar penilaian, melakukan analisis kondisi satuan pendidikan
yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh setiap satuan
pendidikan meliputi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana,
Pembiayaan dan Pengelolaan, serta melakukan analisis kondisi lingkungan satuan
pendidikan yang berhubungan dengan peluang dan tantangan yang akan dihadapi

 2015, Direktorat PSMA 7


Analisis Konteks

oleh setiap satuan pendidikan. Peluang dan tantangan yag dihadapi oleh satuan
pendidikan berasal dari komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan, dunia
usaha dan industri, dsb. Berikut adalah skema analisis konteks .

SKL

ANALISIS S Isi

SNP

S Proses

S Penilaian KTSP

A S PTK
N
A ANALISIS
L KONDISI SATDIK S SarPras
I
S
I
S S Pembiayaan
K
O S Pengelolaan
N
T
E PROGRAM
K KERJA
S

ANALISIS KONDISI

LINGKUNGAN SATDIK

Gambar 1. Skema analisis konteks satuan pendidikan

1. Analisis Standar Nasional Pendidikan


Analisis Standar Nasional Pendidikan merupakan kegiatan pengkajian terhadap
target yang harus dicapai terhadap proses pembelajaran dan proses penilaian

 2015, Direktorat PSMA 8


Analisis Konteks

dari materi yang disajikan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran di satuan pendidikan.

a. Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


SKL merupakan goal atau target yang harus dicapai oleh satuan pendidikan terhadap
hasil proses pembelajaran yang dilakukan. Target tersebut adalah kualifikasi
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Fokus analisis SKL adalah (1) keterkaitan antara SKL dengan
KI dan KD; (2) penentuan materi esensial dari setiap KD ( terutama KD dari KI 3 dan
KI 4); (3) menentukan indikator pencapaian kompetensi dari KD. Analisis SKL yang
disusun ini dimaksudkan untuk memberi informasi tentang keterkaitan antara SKL,
KI dan KD.
Contoh format Analisis Keterkaitan antara SKL,KI dan KD
Dimensi Kualifikasi Kompetensi Kompetensi Materi Indikator
kemampuan Inti Dasar Pokok Pencapaian

Keterangan:
Dimensi : Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
Kualifikasi kemampuan : diambil dari lampiran Permendikbud No 54 Th 2013
KI : diambil dari Permendikbud No 59 Th 2014
KD : diambil dari Permendikbu No 59 Th 2014
Materi Pokok : merupakan materi / konsep yang diambil dari Kompetensi
Dasar
IPK : penjabaran dari KD dengan menggunakan KKO dan dilakukan
secara bertahap
Contoh analisis keterkaitan SKL, KI dan KD terlampir.

b. Analisis Standar Isi


Standar isi merupakan ruang lingkup materi yang harus disajikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan. Materi yang disajikan harus dianalisis tingkat kesukaran
dan kompleksitasnya. Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan identifikasi KD
serta mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dari KD. Selanjutnya
indikator pencapaian kompetensi menjadi dasar dalam melakukan penilaian. Hal
yang dilakukan dalam menganalisis Standar Isi adalah melakukan identifikasi KI – KD.

 2015, Direktorat PSMA 9


Analisis Konteks

Contoh format Identifikasi KD


KD Materi Indikator Materi Kegiatan Penilaian
Pokok Pencapaian Ajar Pembelajaran

Keterangan
KD : Diambil dari Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 lampiran I
Materi Pokok : Materi yang tercantum dalam KD
Indikator pencapaian : Proses yang dilakukan dalam upaya mencapai KD (menggunakan
KKO)
Materi ajar : materi yang disajikan dalam indikator pencapaian, (memuat
fakta,konsep, prinsip, prosedur)
Kegiatan pembelajaran : merupakan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
(model, pendekatan dan metode yang digunakan) melalui kegiatan
TM, TT dan KMTT.
Penilaian : kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
pencapaian KD meliputi teknik dan bentuk penilaian serta
manfaat penilaian

Contoh Identifikasi KD terlampir

c. Analisis Standar Proses


Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dengan 14 prinsip pembelajaran
yang digunakan. Proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian
dan pengawasan.

Contoh format Analisis Standar Proses


Komponen Kondisi ideal Kondisi nyata Kesenjangan Rencana tindak
lanjut

 2015, Direktorat PSMA 10


Analisis Konteks

Keterangan :
Komponen : bagian dari standar proses yaitu
perencanaan,pelaksanaan,penilaian dan pengawasan.
(mengacu Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses)
Kondisi ideal : adalah kondisi yang sesuai dengan ketentuan pada Permendikbud
No. 65 Tahun 2013
Kondisi nyata : kondisi yang sudah dilakukan oleh komponen satuan pendidikan
dalam melaksnakan proses pembelajaran
Kesenjaangan : perbedaan yang terjadi antara kondisi riil dengan kondisi ideal (
yang seharusnya dilaksankan namun belum terlaksana)
Rencana tindak lanjut : upaya yang akan dilakukan oleh satuan pendidikan berdasarkan
skala prioritas untuk memperkecil kesenjangan dalam rangka
memenuhi kondisi ideal masing-masing komponen. (merupakan
kegiatan yang akan dituangkan dalam program sekolah).

Rambu-rambu Pelaksanaan Analisis Standar Proses adalah :


I. Perencanaan Proses Pembelajaran
1. ketersediaan dokumen Silabus (naskah dan substansi);
2. ketersediaan dokumen RPP (naskah dan substansi).
II. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP;
2. kesesuaian persyaratan minimal pelaksanaan pembelajaran;
3. penerapan pembelajaran berbasis TIK dan penggunaan pendekatan saintifik
dalam proses pembelajaran;
4. perencanaan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedial dan pengayaan;
5. perencanaan kegiatan layanan konseling kepada peserta didik sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.
III. Penilaian Hasil Pembelajaran
Upaya pemanfaatan hasil penilaian dalam perbaikan kegiatan pembelajaran.
IV. Pengawasan Proses Pembelajaran
1. program pemantauan, supervisi, dan evaluasi
2. instrumen pemantauan, supervisi, dan evaluasi
3. laporan hasil pemantauan, supervisi, dan evaluasi.

 2015, Direktorat PSMA 11


Analisis Konteks

d. Analisis Standar Penilaian


Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan infomasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pendekatan penilaian
menggunakan penilaian acuan kriteria merupakan penilaian kemajuan peserta didik
dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan (Permendikbud
Nomor 104 Tahun 2014). Hal yang harus dilakukan dalam penilaian pendidikan
adalah perancangan strategi penilaian oleh pendidik (bentuk dan jenis penilaian)
dilakukan pada saat penyusunan RPP, yang merupakan salah satu bagian
perencanaan proses pembelajaran yang terdapat pada standar proses, dan
penjabaran penilaian (instrumen penilaiannya) yang dituangkan dalam RPP,
merupakan bagian perencanaan proses pembelajaran pada standar proses. Untuk
Standar penilaian yang harus dilakukan analisis adalah kondisi nyata dari satuan
pendidikan dalam melakukan penilaian pembelajaran, kemudian
membandingkannya dengan ketentuan yang tercantum dalam peraturan yang ada.

Contoh format Analisis Standar Penilaian


Komponen Kondisi Kondisi Riil Kesenjangan Rencana tindak
ideal lanjut

Keterangan :

Komponen : Teknik dan Instrumen Penilaian, Mekanisme dan Prosedur


penilaian, Penilaian oleh Pendidik, dan Penilaian oleh Satuan
Pendidikan. (dalam panduan ini komponen Penilaian oleh
Pemerintah tidak dianalisis).
Kondisi Ideal : adalah kondisi yang sesuai dengan ketentuan di Permendikbud No
66 Tahun 2013 dan Permendikbud No 104 Tahun 2014. Kondisi
ideal ini dapat disalin dari Standar Penilaian,
Kondisi rill : adalah kondisi yang sudah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam
melaksanakan proses penilaian pembelajaran
Kesenjangan : adalah perbedaan yang terdapat antara kondisi ideal komponen
dengan kondisi riil.

Rencana Tindak Lanjut : adalah upaya yang akan dilakukan oleh sekolah berdasarkan skala
prioritas untuk memperkecil kesenjangan dalam rangka memenuhi
kondisi ideal masing-masing komponen.

 2015, Direktorat PSMA 12


Analisis Konteks

2. Analisis kondisi satuan pendidikan


Analisis kondisi satuan pendidikan adalah proses pengkajian komponen-komponen
sumber daya di lingkungan satuan pendidikan untuk memperoleh data dan informasi
antara lain tentang: kondisi ideal (sesuai dengan tuntutan SNP), kondisi riil (kekuatan
dan kelemahan), kesenjangan (tantangan nyata yang dihadapi ) dan rencana tindak
lanjut (upaya yang harus dilakukan berdasarkan skala prioritas); sebagai acuan bagi
sekolah dalam proses pengembangan KTSP. Komponen–komponen sumber daya
dimaksud, meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, biaya pendidikan, dan program-program sekolah. Kekuatan satuan
pendidikan adalah kondisi komponen-komponen sumber daya satuan pendidikan yang
positif/baik dan terkendali. Kelemahan satuan pendidikan adalah kondisi komponen-
komponen sumber daya satuan pendidikan yang negatif/kurang baik dan tidak
terkendali. Kesenjangan satuan pendidikan adalah tantangan nyata yang dihadapi oleh
sekolah dari setiap komponen sumber daya, sebagai bahan dalam menetapkan rencana
tindak lanjut. Penetapan rencana tindak lanjut adalah upaya yang akan dilaksanakan
oleh sekolah untuk memperkecil kesenjangan agar mencapai kondisi ideal, melalui
optimalisasi kekuatan yang dimilki oleh sekolah. Rencana tindak lanjut digunakan
sebagai bahan dalam penyusunan rencana kerja sekolah yang dinyatakan dalam
rencana 4 (empat) tahunan (Rencana Kegiatan Jangka Menengah - RKJM) dan Rencana
Tahunan (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah – RKAS).

a. Analisis Kondisi Peserta Didik


Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu (UU No.20 Tahun 2003, Bab I pasal 1 butir 4). Peserta didik
merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya
diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan,
peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan
sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan
dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Perkembangan peserta didik selalu menuju kedewasaan dimana semuanya itu
terjadi karena adanya bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik.
Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh peserta didik sangat

 2015, Direktorat PSMA 13


Analisis Konteks

dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor pembawaan ( warisan ), faktor lingkungan


dan faktor kematangan ( internal ).
Proses perkembangan dan pertumbuhan yang dialami peserta didik, dapat menjadi
salah satu penentu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Peserta didik
dapat menjadi kekuatan bagi satuan pendidikan, ketika kompetensi yang
dimilikinya muncul dan memberikan warna untuk satuan pendidikan. Demikian
juga sebaliknya, peserta didik dapat menjadi kelemahan bagi satuan pendidikan
ketika banyak hal yang harus diselesaikan akibat sikap dan perbuatan yang
dilakukan oleh peserta didik.

b. Analisis Pendidik dan tenaga kependidikan


Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi dan unggul dengan keterampilan
terkini hanya dapat dihasilkan dari para pendidik yang berkualitas. Pendidikan
yang baik akan sangat ditentukan oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
yang baik juga. Kualitas pendidikan yang dimaksud bukan hanya kemampuan sesuai
ijazah/sertifkat yang dimiliki, namun juga etika dan moral.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Untuk kurikulum 2013, guru disebut sebagai pendidik.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksud di
atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU No.20 Tahun 2003 Bab
I, pasal 1 butir 5). Tenaga kependidikan pada SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri
atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah (PP No.19 Tahun 2005,
pasal 35).
Pendidik dan tenaga kependidikan dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi
satuan pendidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan akan menjadi kekuatan

 2015, Direktorat PSMA 14


Analisis Konteks

manakala mempunyai kinerja yang baik serta loyalitas yang tinggi dalam
melaksanakn tugasnya. Dan sebaliknya , penddik dan tenaga kependidikan akan
menjadi kelemahan bagi satuan pendidikan manakala mempunyai kinerja yang
rendah.

c. Analisis Sarana dan Prasarana


Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sarana dan Prasarana dapat menjadi kekuatan bagi satuan pendidikan apabila
semua komponen satuan pendidikan dapat menggunakan, mau memelihara dan
mempunyai rasa memilik yang tinggi terhadap sarana yang ada. Sarana dan
prasarana dapat menjadi kekuatan bagi satuan pendidikan, apabila kebutuhan
sarana proses pembelajaran dapat terpenuhi. Demikian juga sebaliknya, sarana
dan prasarana akan menjadi kelemahan bagi satuan pendidikan apabila kebutuhan
sarana dan prasarana untuk kelangsungan proses pembelajaran tidak terpenuhi.

d. Analisis Pengelolaan Pendidikan


Pengelolaan pendidikan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
propinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan
pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan. Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan
yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
Pengelolaan pendidikan dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi satuan
pendidikan. Pengelolaan pendidikan akan menjadi kekuatan apabila pendidikan
atau proses pembelajaran di satuan pendidikan berjalan secara efektif. Selain itu
juga terjalin komunikasi yang efektif dengan semua komponen satuan pendidikan.

 2015, Direktorat PSMA 15


Analisis Konteks

Semua komponen pendidikan dapat berperan aktif untuk kemajuan satuan


pendidikan. Sebaliknya pengelolaan akan menjadi kelemahan apabila tidak terjadi
pengelolaan diseluruh aspek pendidikan.

e. Analisis Pembiayaan Pendidikan


Pembiayaan pendidikan adalah biaya minimum yang diperlukan satuan pendidikan
agar dapat melaksanakan kegiatan pendidikan selama satu tahun. Biaya disini
meliputi biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Sistem pembiayaan
pendidikan adalah proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan
untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan kegiatan-kegiatan sekolah, agar
proses pendidikan dapat berlangsung teratur dan berkelanjutan.
Pembiayaan dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi satuan pendidikan.
Pembiayaan akan menjadi kekuatan apabila seluruh kegiatan yang menjadi
program sekolah dapat terbiayaai. Sementara pembiayaan akan menjadi
kelemahan bagi satuan pendidikan apabila satuan pendidikan tidak mempunyai
sumber dana yang dapat mendukung kelangsungan proses pembelajaran di satuan
pendidikan.
Berikut adalah contoh format analisis kondisi satuan pendidikan
Kondisi Riil Rencana
Komponen Kondisi Ideal Kesenjangan tindak
Kekuatan Kelemahan lanjut

Keterangan:
Komponen : berisikan peserta didik, tenaga PTK, sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan pendidkan.
Kondisi ideal : kondisi yang diharapkan oleh satuan pendidikan, sesuai dengan
ketentuan pada aturan yang berlaku merupakan kekuatan dari
stuan pendidikan
Kondisi Riil : kondisi /keadaan yang sesungguhnya dari komponen satuan
pendidikan. Hal itu dapat berupa kekuatan yaitu segala sesuatu

yang dapat membuat satuan pendidikan menjadi efektif, dan


kelemahan yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat tingkat
efektifitas satuan pendidikan

 2015, Direktorat PSMA 16


Analisis Konteks

Kesenjangan : adalah perbedaan yang terdapat antara kondisi ideal komponen


dengan kondisi riil.
Rencana Tindak Lanjut : adalah upaya yang akan dilakukan oleh satuan pendidikan
berdasarkan skala prioritas untuk memperkecil kesenjangan dalam
rangka memenuhi kondisi ideal masing-masing komponen

3. Analisis Kondisi Lingkungan Eksternal Satuan Pendidikan


Analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan adalah proses pengkajian
lingkungan di luar satuan pendidikan yang difokuskan untuk memperoleh data dan
informasi tentang peluang,tantangan, dan rencana tindak lanjut , sebagai acuan bagi
satuan pendidikan dalam proses pengembangan KTSP dan penyusunan program kerja
satuan pendidikan . Peluang adalah kondisi komponen lingkungan eksternal satuan
pendidikan yang bersifat positif dan mendukung pendidikan di satuan pendidikan,
minimal sama dengan kondisi ideal. Tantangan adalah kondisi komponen lingkungan
eksternal satuan pendidikan yang bersifat negatif dan kurang mendukung pendidikan
di satuan pendidikan. Kesenjangan adalah tantangan nyata yang dihadapi oleh satuan
pendidikan dari setiap komponen sumber daya, sebagai bahan dalam menetapkan
rencana tindak lanjut. Rencana tindak lanjut adalah upaya yang akan dilakukan oleh
ssatuan pendidikan untuk memanfaatkan peluang dan memperkecil
hambatan/mengatasi tantangan.
Berikut adalah contoh format analisis lingkungan eksternal satuan pendidikan.
Kondisi Riil Rencana
Komponen Kondisi Ideal Kesenjangan tindak
Peluang Tantangan lanjut

Keterangan:
Komponen : berisi komite sekolah, dinas pendidikan, dewan pendidikan, asosiasi
profesi, dan dunia usaha/industri.
Kondisi ideal : kondisi yang diharapkan oleh satuan pendidikan, minimal sesuai
dengan ketentuan pada aturan yang berlaku.
Kondisi Riil : kondisi /keadaan yang sesungguhnya dari komponen lingkungan
eksternal satuan pendidikan. Hal ini dapat berupa peluang yaitu
segala sesuatu yang menjadi keboleh- jadian untuk membuat satuan
pendidikan menjadi efektif, dan kelemahan yaitu segala sesuatu yang
dapat menghambat tingkat efektifitas satuan pendidikan.

 2015, Direktorat PSMA 17


Analisis Konteks

Kesenjangan : adalah perbedaan yang terdapat antara kondisi ideal dengan kondisi
riil.
Rencana Tindak Lanjut : adalah upaya yang akan dilakukan oleh satuan pendidikan
berdasarkan skala prioritas untuk memperkecil kesenjangan dalam
rangka memenuhi kondisi ideal masing-masing
Contoh analisis lingkungan eksternal satuan pendidikan terlampir

 2015, Direktorat PSMA 18


Analisis Konteks

BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN ANALISIS KONTEKS

Analisis konteks pada hakekatnya merupakan kegiatan evaluasi diri yang dilakukan oleh
satuan pendidikan. Hal ini memuat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari
satuan pendidikan. Selain itu dalam analisis konteks dicantumkan tingkat ketercapaian
atau tingkat keberhasilan , dan hambatan yang dialami serta solusi untuk mengatasi
hambatan. Mekanisme pelaksanaannya sebagai berikut:

A. Mekanisme Analisis Standar Nasional Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan yang menjadi acuan dalam penyusunan buku 1
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Standar Kompetensi lulusan, Standar
Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Masing-masing standar mempunyai
kekhususan tersendiri. Untuk Standar Kompetensi Lulusan , diperlukan pemahaman
keterkaitan SKL, KI dan KD. Untuk Standar isi diperlukan pemahaman bagaimana
cara mengidentifikasi KI dan KD sera menjabarkannya kedalam indikator pencapaian
kompetensi, Untuk Standar proses merupakan kegiatan pengkajian proses
pembelajaran yang terjadi, melipui perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
penilaian. Dan untuk Standar Penilaian diperlukan pemahaman terhadap jenis,
tehnik dan bentuk penilaian yang dilaksanakan, serta cara melaksanakan penilaian.
Berikut alur untuk kegiatan analisis 4 standar yang dimaksud.

 2015, Direktorat PSMA 19


Analisis Konteks

1. Alur pelaksanaan analisis keterkaitan standar kompetensi lulusan,KI dan KD


INPUT PROSES OUTPUT
KEPALA SEKOLAH WK KUR/TPK MGMP/GURU

1. Menugaskan Wk Kur Menyusun program dan


rencana kegiatan
dan TPK
1. PPNo 13 2. Memberi arahan 1. Menyusun analisis
Tahun 2015 kepada tim keterkaitan SKL,Kidan
2. Permendik Melakukan pembagian KD
budNomor 2. Menyusun kisi kisi US

54 Tahun tugas ( Ujian praktek dan


ujian tulis)
2013
3. Permendik 3. Menyusun instrumen
US ( ujian praktek dan
bud Nomor 1.Melakukan analisis standar
ujian tulis)
144 Tahun kompetensi lulusan
2014 2.Menyusun kriteria
kelulusan
3.Menyusun mekanisme
pelaksanaan US dan UN
tidak
Melakukan reviu dan revisi hasil analisis 1. Hasil
kelayakan

analisis
2. Kriteria
Memfinalkan hasil analisis
ya kelulusan
3. Instrumen
ujian
Menanda tangani Menggandakan

 2015, Direktorat PSMA 20


Analisis Konteks

Prosedur pelaksanaan analisis standar kompetensi lulusan


a. Kepala sekolah menugaskan wakil kepala sekolah bidang kurikulum bersama
TPK untuk melaksanakan analisis SKL.
b. Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang analisis SKL antara lain
mencakup:
1) Dasar pelaksanaan analisis SKL
2) Target yang harus dicapai
3) Menugasi MGMP untuk menganalisis keterkaitan SKL-KI-KD
c. Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dan TPK menyusun rencana kegiatan
analisis standar kompetensi lulusan sekurang- kurangnya berisi tentang:
uraian kegiatan, sasaran, pelaksanaan kegiatan, dan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
d. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum melakukan pembagian tugas kepada
guru mata pelajaran/MGMP di satuan pendidikanuntuk melakukan analisis
keterkaitan SKL, KI, dan KD.
e. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, TPK dan guru/MGMP sekolah
membahas dan mereviu draf analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD
f. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memfinalkan draf naskah yang
dihasilkan ;
g. Kepala Sekolah menandatangani hasil analisis Standar Kompetensi Lulusan;
h. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan TPK sekolah menggandakan
sesuai kebutuhan dan mendistribusikan hasil analisis Standar Kompetensi
Lulusan kepada guru mata pelajaran dan pihak lain yang memerlukan.

 2015, Direktorat PSMA 21


Analisis Konteks

2. Alur Pelaksanaan Analisis Standar Isi


INPUT PROSES OUTPUT
KEPALA SEKOLAH WK KUR/TPK MGMP/GURU

1. Menugaskan Wk Menyusun program dan


rencana kegiatan
1. Permendikb Kur dan TPK
ud Nomor 64 2. Memberi arahan
Tahun 2013 kepada tim 1. Melakukan analisa/
2. Permendikb Melakukan pembagian
ud Nomor 69 pemetaan KI, KD
Tahun 2013 tugas 2. Mengembangkan
3. Permendikb indikator
ud Nomor 59 pencapaian
Tahun 2014 Melakukan analisisi
kerangka dasar struktur
kurikulum, beban
belajar, kalender
pendidikan
tidak

Melakukan reviu dan revisi hasil analisis


kelayakan 1. Hasil

Memfinalkan hasil analisis analisisi SI


ya 2. Hasil
pemetaan
KI-KD
Menanda tangani Menggandakan

 2015, Direktorat PSMA 22


Analisis Konteks

Prosedur kerja analisis Standar Isi


1. Kepala Sekolah menugaskan dan memberikan arahan teknis kepada TPK satuan
pendidikan dan wakil kepala sekolah bidan kurikulum untuk melakukan analisis
Standar Isi sesuai dengan mekanisme dan prosedur analisis;
2. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan TPK satuan pendidikan menyusun
rencana kegiatan analisis standar isi sekurang-kurangnya berisi tentang: uraian
kegiatan, sasaran, pelaksana kegiatan, dan waktu/jadwal pelaksanaan, yang
mencakup kegiatan:
a. Pengkajian kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar dan kalender
pendidikan;
b. Pengkajian/analisis KI dan KD, disertai penjabaran indikator pencapaian
kompetensi;
c. Penyusunan draf hasil analisis dan identifikasi KD dan penyusunan Indikator
Pencapaian Kompetensi
d. Pembahasan, penyempurnaan dan finalisasi hasil analisis dan identifikasi KD;
e. Penandatanganan hasil analisis dan pemetaan KD;
f. Penggandaan dan pendistribusian hasil analisis dan pemetaan KD.
3. Wakil Kepla Sekolah bidang kurikulum bersama Ketua TPK melakukan pembagian
tugas kepada anggota tim untuk melakukan pengkajian kerangka dasar, stuktur
kurikulum, beban belajar dan kalender pendidikan sebagai bahan dalam
penyusunan KTSP (buku 1), dan kepada MGMP di satuan pendidikan untuk
melakukan pengkajian/identifikasi KI – KD dan penjabaran KD menjadi Indikator
pencapaian sebagai bahan penyusunan RPP.
4. Anggota TPK menganalisis standar isi mencakup:
g. Tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi
h. Kerangka dasar meliputi landasan filosofis, landasan teoritis, landasan yuridis,
dan struktur kurikulum meliputi, kelompok mata pelajaran wajib dan
kelompok mata pelajaran peminatan untuk setiap jenjang, analisis beban
belajar serta analisis KD
i. Analisis kalender pendidikan yang meliputi analisis pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.
5. MGMP/ Guru melaksanakan analisis /identifikasi KD dan menjabarkannya kedalam
indikator pencapaian kompetensi

 2015, Direktorat PSMA 23


Analisis Konteks

6. Wakil Kepala Sekolahbidang kurikulum, TPK dan Guru/MGMP melakukan reviu dan
revisi draf hasil analisis,
7. Anggota TPK dan Guru/MGMP menyempurnakan dan memfinalkan hasil analisis,
sesuai tugas masing-masing;
8. Kepala Sekolah menandatangani hasil analisis standar isi;
9. Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum dan TPK menggandakan sesuai kebutuhan
dan mendistribusikan hasil analisis kepada guru mata pelajaran dan pihak lain
yang memerlukan.

 2015, Direktorat PSMA 24


Analisis Konteks

3. Alur Pelaksanaan Analisis Standar Proses

INPUT PROSES OUTPUT


KEPALA SEKOLAH WK KUR/TPK MGMP/GURU

1. Menugaskan Wk Kur Menyusun program dan

dan TPK rencana kegiatan


1. Permendikbud No 2. Memberi arahan
kepada tim 1. Melakukan pengkajian
65 Th 2013 tentang
standar proses Melakukan pembagian terhadap silabus dan RPP
2. Permendikbud 2. Menyusun program
No81 A Th2013 tugas pembelajaran
tentang
implementasi K 13 (TM,TT,KMTT,remediel
3. Permendikbu d No dan pengayaan)
103 Th2014

tentang Melakukan pengkajian proses


pembelajaran di
dikmen pembelajaran meliputi
perencanaan,pelaksanaan
dan penilaian serta tindak
lanjutnya

tidak
Melakukan reviu dan revisi hasil analisis
1. Hasil analisis
kelayakan
2. Silabus dan
RPP
ya Memfinalkan hasil analisis 3. Progrm
pembelajar
an
Menanda tangani Menggandakan

 2015, Direktorat PSMA 25


Analisis Konteks

Prosedur kerja analisis standar proses


1. Kepala sekolah menugaskan dan memberikan arahan teknis kepada Wakil Kepala
Sekolah bidang kurikulum dan TPK untuk melakukan analisis standar proses, sesuai
dengan mekanisme dan prosedur analisis;
2. Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dan TPK menyusun rencana kegiatan
analisis standar proses sekurang-kurangnya berisi tentang uraian kegiatan, sasaran,
pelaksanaan kegiatan dan waktu/jadwal pelaksanaan.
3. Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dan TPK melakukan pembagian tugas
kepada seluruh anggota tim dan guru;
4. Anggota TPK di satuan pendidikan melaksanakan analisis standar proses melalui
proses pengkajian kondisi ideal, kondisi riil, untuk mementukan kesenjangan dan
rencana tindak lanjut (berdasarkan skala prioritas); sampai dengan penyusunan
draf laporan hasil analisis standar proses.
5. Guru / MGMP melakukan pengkajian terhadap silabus,dan RPP serta menyusun
program pembelajaran remedial dan pengayaan
6. Anggota TPK mereview, menyempurnakan dan memfinalkan laporan hasil analisis;
7. Kepala sekolah menandatangani hasil analisis;
8. Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum dan TPK menggandakan sesuai kebutuhan
dan mendistribusikan hasil analisis kepada dewan guru, komite sekolah, dan pihak
lain yang memerlukan.

 2015, Direktorat PSMA 26


Analisis Konteks

4. Alur Pelaksanaan standar penilaian


INPUT PROSES OUTPUT
KEPALA SEKOLAH WK KUR/TPK MGMP/GURU

1. Menugaskan Wk Kur Menyusun program dan

dan TPK rencana kegiatan


2. Memberi arahan 1.Menentukn kriteria
1. Permendikbud kepada tim minimal pencapaian
No 66 Th 2013 Melakukan pembagian kompetensi
2. Permendikbud 2.Menyusun kisi kisi
No 81 A Th tugas dan instrumen
2013 penilaian
3. Permendikbud
No 104 Th 1.Menentukan kriteria
2014
kenaikan kelas dan kriteria
kelulusan
2. Melakukan analisis
st penilaian
3. Menyusun mekanisme

tidak
1. Hasil analisis
Melakukan reviu dan revisi hasil analisis
st penilaian
kelayakan 2. Krieria
kenaikan
Memfinalkan hasil analisis kelas dan
kriteria
ya kelulusan
3. Kisi kisi dan
Menanda tangani Menggandakan

 2015, Direktorat PSMA 27


Analisis Konteks

Prosedur uraian kerja analisis standar penilaian


1. Kepala Sekolah menugaskan dan memberikan arahan teknis kepada Wakil Kepala
Sekolah bidang kurikulum dan TPK untuk melakukan analisis Standar Penilaian.
Arahan berisi antara lain: a. Dasar pelaksanaan analisis standar penilaian; b.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan analisis standar penilaian; c.
Manfaat analisis standar penilaian; d. Hasil yang diharapkan dari analisis standar
penilaian; e. Unsur yang terlibat dan uraian tugas dalam pelaksanaan analisis
standar penilaian.
2. Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum dan TPK menyusun rencana kegiatan
analisis standar penilaian sekurang- kurangnya berisi tentang: uraian kegiatan,
sasaran, pelaksana kegiatan dan waktu/jadwal pelaksanaan. Uraian kegiatan
mencakup: a. Penyusunan perangkat pendukung analisis (Panduan/rambu-rambu
dan Instrumen/format); b. Pembahasan, penyempurnaan, dan pengesahan
perangkat pendukung analisis; c. Penyusunan draf analisis; d. Pembahasan,
penyempurnaan dan finalisasi hasil analisis; e. Penandatanganan hasil analisis; f.
Penggandaan dan pendistribusian hasil analisis.
3. Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum dan TPK melakukan pembagian tugas
kepada anggota tim dan MGMP;
4. TPK dan MGMP melaksanakan analisis standar penilaian mencakup penyusunan draf
hasil analisis standar penilaian, melalui pengkajian kondisi ideal dan kondisi riil,
untuk menentukan kesenjangan dan rencana tindak lanjut berdasarkan skala
prioritas ;
5. Wakil Kepala sekolahbidang kurikulum bersama TPK dan MGMP membahas draf
hasil analisis standar penilaian;
6. Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum,TPK dan MGMP meriviu, menyempurnakan
dan memfinalkan hasil
analisis standar penilaian;
7. Kepala Sekolah menandatangani hasil analisis standar penilaian;
8. Wakil kepala sekolah bidang kuriklum dan TPK menggandakan sesuai kebutuhan
dan mendistribusikan hasil analisis standar penilaian kepada guru dan pihak lain
yang memerlukan.

 2015, Direktorat PSMA 28


Analisis Konteks

B. Mekanisme analisis kondisi satuan pendidikan


Kondisi satuan pendidikan menggambarkan kekuatan yang dimiliki guna mencapai
tujuan satuan pendidikan dan kelemahan yang menghambat tercapainya tujuan
satuan pendidikan. Kekuatan merupakan energi positif yang dimiliki, berasal dari
komponen peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana
yang dimiliki, pembiayaan serta manajemen pengelolaannya. Kelemahan
merupakan energi negatif , dapat berasal dari semua komponen yang telah
disebutkan pada kekuatan.
Lima komponen yang telah disebutkan mempunyai kekhususan terhadap kontribusi
pencapaian tujuan satuan pendidikan. Selain itu kelima komponen tersebut
mempunyai peranan yang masing masing berbeda satu sama lain dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Berikut adalah penjelasan uraian prosedur dan alur
kerja analisis kondisi satuan pendidikan.

 2015, Direktorat PSMA 29


Analisis Konteks

Alur kegiatan analisis kondisi satuan pendidikan


INPUT PROSES OUTPUT
KEPALA SEKOLAH WK KS GURU/TU

Menyusun program dan


1. Menugaskan seluruh rencana kegiatan
Wk KS
2. Memberi arahan
kepada seluruh WK KS
Permendiknas No Menyusun rambu rambu
19 Th 2007 dan instrumen
Permendikbud No

24 Th 2007 Melakukan identifikasi


Permendikbud No Melakukan pembagian tugas kekuatan dan kelemahan dari
52 Th 2008 setiap komponen satuan
pendidikan
Permendikbud No
69 Th 2009
Mengumpulkan dan
Permendikbud No mengolah data
81 A Th 2013
tidak
Permendikbud No
61 Th 2014 Melakukan reviu dan
revisi hasil analisis
Profil sekolah
kelayakan
Memfinalkan hasil analisis
ya Hasil
analisis
Menanda tangani Menggandakan internal

 2015, Direktorat PSMA 30


Analisis Konteks

Uraian prosedur kerja analisis kondisi satuan pendidikan


1. Kepala sekolah menugaskan semuaWakil Kepala sekolah untuk melaksanakan
analisis kondisi satuan pendidikan.
2. Kepala sekolah memberi arahan teknis tentang penyusunan analisis kondisi
satuan pendidikan, sekurang-kurangnya memuat: a. Dasar pelaksanaan analisis
kondisi satuan pendidikan b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
analisis kondisi satuan pendidikan c. Manfaat analisis kondisi satuan pendidikan
d. Hasil yang diharapkan dari analisis kondisi satuan pendidikan e. Unsur-unsur
yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan analisis kondisi satuan
pendidikan
3. Wakil Kepala sekolah bidang Humas menyusun rencana kegiatan analisis kondisi
satuan pendidikan sekurang- kurangnya berisi uraian kegiatan, sasaran/hasil,
pelaksana, dan jadwal pelaksanaan. Uraian kegiatan pelaksanaan analisis kondisi
satuan pendidikan, meliputi: a. Penyusunan perangkat pendukung analisis
(Rambu-rambu dan Instrumen pengumpulan dan pengolahan data); b.
Pengumpulan data kondisi satuan pendidikan; c. Pengolahan data kondisi satuan
pendidikan; d. Penyusunan draf hasil analisis; e. Pembahasan, penyempurnaan
dan finalisasi hasil analisis; f. Penandatanganan hasil analisis; g. Penggandaan
dan pendistribusian hasil analisis.
4. Wakil Kepala sekolah bidang Humas menyusun rambu-rambu dan instrumen
pengumpulan dan pengolahan data
5. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas membagi tugas kepada Guru dan Tata Usaha
untuk melakukan identifikasi terhadap kondisi satuan pendidikan yang meliputi
komponen peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan sekolah dan program sekolah;
6. Seluruh Wakil Kepala Sekolah melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan
analisis data dan informasi berkaitan dengan kondisi ideal, kondisi riil,
kesenjangan dan rencana tindak lanjut dari setiap komponen satuan pendidikan;
7. Kepala sekolah bersama dewan guru, komite sekolah dan TPK sekolah,
melakukan reviu dan revisi draf hasil analisis;
8. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas memfinalkan hasil analisis;
9. Kepala sekolah menandatangani hasil analisis;
10. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas menggandakan sesuai kebutuhan dan
mendistribusikan hasil analisis kepada dewan guru, komite sekolah dan pihak
lain yang memerlukan, sebagai bahan untuk menyusun laporan analisis konteks,
penyusunan KTSP dan penyusunan rencana kerja sekolah.

 2015, Direktorat PSMA 31


Analisis Konteks

C. Analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan


Analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan, merupakan kegiatan
mengkaji terhadap peluang dan tantangan yang dihadapi oleh satuan pendidikan.
Peluang dan tantangan yang dihadapi bisa berasal dari dunia usaha dan dunia kerja,
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, dan masih banyak lagi.
Peluang akan memberi kesempatan kepada satuan pendidikan untuk mengumpulkan
energi dan dukungan dalam upaya mencapai tujuan satuan pendidikan. Sementara
tantangan merupakan hal-hal yang menggugah tekad untuk meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah. Dapat juga dikatakan sebagai rangsangan untuk
bekerja lebih giat.
Setiap komponen satuan pendidikan harus jeli menangkap peluang dan cerdas
menghadapi tantangan di setiap segi. Untuk itu perlu dilakukan analisis atau
pengkajian melalui identifikasi setiap peluang dan tantangan yang mungkin terjadi.
Berikut ini adalah alur dan uraian prosedur kerja analisis kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan.

 2015, Direktorat PSMA 32


Analisis Konteks

Alur kerja analisis kondisi lingkungan satuan pendidikan


INPUT PROSES OUTPUT
KEPALA SEKOLAH WK KS GURU/TU

Menyusun program dan


1. Menugaskan Wk KS rencana kegiatan
2. Memberi arahan
kepada tim
Permendiknas Menyusun rambu rambu
Nomor. 13 Tahun
2007 dan instrumen
Permendiknas
Nomor. 16 Tahun
2007 Melakukan identifikasi
Permendiknas Melakukan pembagian tugas
Nomor 24 Tahun peluang dan tantangan yang
2008 akan dihadapi
Permendiknas
Nomor. 25 Tahun
2008 Mengumpulkan dan
Permendiknas
Nomor. 26 Tahun mengolah data
2008 tidak
Permendiknas
Nomor 27 Tahun Melakukan reviu dan
2008 revisi hasil analisis
Permendiknas
kelayakan

Memfinalkan hasil analisis


ya Hasil
analisis
Menanda tangani Menggandakan eksterna

 2015, Direktorat PSMA 33


Analisis Konteks

Uraian prosedur kerja analisis kondisi lingkungan satuan pendidikan


1. Kepala sekolah menugaskan seluruh Wakil Kepala Sekolah untuk melaksanakan
analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan.
2. Kepala sekolah memberi arahan teknis tentang penyusunan analisis kondisi
lingkungan eksternal satuan pendidikan, sekurang-kurangnya memuat: a. Dasar
pelaksanaan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan b. Tujuan
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan analisis kondisi lingkungan eksternal
satuan pendidikan c. Manfaat analisis kondisi lingkungan eksternal satuan
pendidikan d. Hasil yang diharapkan dari analisis kondisi lingkungan eksternal
satuan pendidikan e. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam
pelaksanaan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan.
3. Wakil Kepala sekolah bidang Humas menyusun rencana kegiatan analisis kondisi
lingkungan eksternal satuan pendidikan sekurang- kurangnya berisi uraian
kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, dan jadwal pelaksanaan. Uraian kegiatan
pelaksanaan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan meliputi: a.
Penyusunan perangkat pendukung analisis (Rambu-rambu dan Instrumen
pengumpulan dan pengolahan data); b. Pengumpulan data kondisi satuan
pendidikan; c. Pengolahan data kondisi satuan pendidikan; d. Penyusunan draf
hasil analisis; e. Pembahasan, penyempurnaan dan finalisasi hasil analisis; f.
Penandatanganan hasil analisis; g. Penggandaan dan pendistribusian hasil
analisis.
4. Wakil Kepala sekolah bidang humas menyusun rambu-rambu dan instrumen
pengumpulan dan pengolahan data
5. Wakil Kepala sekolah bidang Humas membagi tugas untuk melakukan identifikasi
terhadap kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan yang berupa peluang
dan tantangan dari komite, dunia usaha/industri, dewan pendidikan, dinas
pendidikan, sumber daya alam dsb;
6. Semua wakil kepala sekolah melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan
analisis data dan informasi berkaitan dengan kondisi ideal, kondisi riil,
kesenjangan dan rencana tindak lanjut dari setiap aspek lingkungan eksternal
satuan pendidikan,.
7. Wakil kepala sekolah beserta guru dan TU , melakukan reviu dan revisi draf hasil
analisis;
8. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas memfinalkan hasil analisis;
9. Kepala sekolah menandatangani hasil analisis;

 2015, Direktorat PSMA 34


Analisis Konteks

10. Wakil kepala sekolah bidang humas menggandakan sesuai kebutuhan dan
mendistribusikan hasil analisis kepada dewan guru, komite sekolah dan pihak
lain yang memerlukan, sebagai bahan untuk menyusun laporan analisis konteks,
penyusunan KTSP dan penyusunan rencana kerja sekolah.

Rambu-rambu Pengumpulan dan Pengolahan Data


Secara garis besar rambu-rambu dalam analisis kondisi satuan pendidikan dan analisis
kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Proses Pengumpulan Data
TPK mengumpulkan data tentang kondisi internal satuan pendidikan yang meliputi
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pembiayaan dan
program sekolah dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan. Dan
kondisi eksternal dari satuan pendidikan yaitu dari komite sekolah, dewan pendidikan,
dinas pendidikan, dunia usaha/industri, sumber daya lainnya. Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menggunakan metode studi dokumentasi, pengisian kuesioner,
observasi dan wawancara (sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan).
Responden dan sumber data sesuai dengan jenis data yang tersedia di setiap
satuan pendidikan.
2. Proses Pengolahan Data
Pengolahan data dalam menganalisis kondisi satuan pendidikan dan kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan berdasarkan instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data yang meliputi :
Nama Dokumen 2. Nama satuan pendidikan 3. Tahun Pelajaran 4. Alamat lengkap 5.
Komponen Analisis a. No. Urut b. Komponen, meliputi peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana prasarana, pembiayaan,dan program sekolah c. Kondisi
ideal adalah kondisi yangdiharapkan oleh satuan pendidikan mendukung dan
menunjang. d. Kondisi riil adalah kondisi nyata yang terjadi dalam satuan pendidikan
e. Kesenjangan adalah situasi atau keadaan ketidaksesuaian antara kondisi ideal
dengan kondisi riIl f. Rencana tindak lanjut merupakan upaya yang harus dilakukan
oleh satuan pendidikan untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi.
3. Hasil Analisis
Data hasil analisis berisi data kuantitatif dan data kualitatif. Hasil Analisis Kondisi
satuan pendidikan dan kondisi lingkungan satuan pendidikan dapat berupa angka dan
kalimat deskripsi kualitatif yang memberikan gambaran umum tentang kondisi yang
dimaksud.

 2015, Direktorat PSMA 35


Analisis Konteks

D. Penyusunan Laporan Hasil Analisis Konteks


1. Prosedur dan mekanisme penyusunan laporan analisis konteks adalah:
a. Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang penyusunan laporan
analisis konteks kepada tim kerja antara lain mencakup tujuan, hasil yang
diharapkan, mekanisme kerja, dan unsur yang terlibat dalam pembuatan
laporan hasil analisis konteks;
b. Kepala sekolah menugaskan kepada tim kerja untuk menyusun rencana
kegiatan dan jadwal kegiatan penyusunan laporan hasil analisis konteks,
sesuai dengan ruang lingkup kegiatan;
c. Kepala sekolah bersama tim kerja membahas dan menetapkan rencana
kegiatan dan menyusun rambu-rambu/prosedur penulisan laporan hasil
analisis konteks;
d. Tim kerja mengumpulkan dokumen hasil analisis yang mencakup hasil
analisis SNP, hasil analisis satuan pendidikan, dan hasil analisis lingkungan
eksternal satuan pendidikan dijadikan data dan informasi untuk dianalisis
sebagai bahan laporan;
e. Tim kerja mengolah dan menginterpretasikan data seluruh dokumen hasil
analisis;
f. Tim kerja menyusun draf laporan hasil analisis konteks;
g. Kepala sekolah bersama tim kerja dan komite sekolah melakukan reviu dan
revisi draf laporan hasil analisis konteks;
h. Tim kerja memfinalkan laporan hasil analisis konteks;
i. Kepala sekolah menandatangani laporan hasil analisis konteks;
j. Tim kerja menggandakan laporan hasil analisis konteks sesuai kebutuhan dan
mendistribusikan kepada dewan guru, komite sekolah, dan pihak lain yang
memerlukan, sebagai bahan untuk penyusunan KTSP dan penyusunan
rencana kerja sekolah.
2. Struktur/sistematika Isi Laporan Hasil Analisis Konteks

a. Sampul (contoh terlampir)


Sekurang-kurangnya memuat:
1. Logo sekolah atau logo pemerintah kabupaten/kota dimana sekolah
tersebut berada
2. Nama “LAPORAN HASIL ANALISIS KONTEKS”
3. Satuan Pendidikan (Nama Sekolah)
4. Tahun Pelajaran

 2015, Direktorat PSMA 36


Analisis Konteks

5. Kabupaten/Kota dan Provinsi tempat sekolah tersebut berada

b. Kata Pengantar Sekurang-


kurangnya memuat:
1. Ucapan syukur atas tersusunnya laporan analisis konteks
2. Proses penyusunan laporan analisis konteks
3. Tujuan dan manfaat disusunnya laporan analisis konteks
4. Ucapan terima kasih pada pihak yang telah berpartisipasi
5. Tanda tangan Kepala Sekolah

c. Lembar Pengesahan
Sekurang-kurangnya memuat:
1. Pemberlakuan secara menyeluruh atau embeded
2. Masa berlakunya
3. Legalitas formal berupa tanda tangan kepala sekolah dan komite sekolah

d. Daftar Isi
Memuat semua hal (item) yang ada dalam laporan analisis konteks yang
disusun dilengkapi dengan halaman.

e. Batang Tubuh yang memuat:


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Kondisi ideal sekolah sesuai Standar Nasional Pendidikan
2. Kondisi real/nyata sekolahKesenjangan antara kondisi real dan
kondisi ideal
3. Upaya atau langkah memenuhi kondisi ideal sekolah.

B. Dasar Kebijakan
Memuat landasan hukum yang digunakan dalam menyusun laporan
analisis konteks

C. Tujuan dan Manfaat


1. Memuat tujuan penyusunan laporan hasil analisis konteks\
2. Memuat manfaat yang diharapkan dengan adanya laporan hasil
analisis konteks

 2015, Direktorat PSMA 37


Analisis Konteks

BAB II. HASIL ANALISIS KONTEKS

A. Analisis Standar Nasional Pendidikan


1. Analisis Standar Isi
Memuat deskripsi hasil analisis standar isi yang sekurang-
kurangnya memaparkan kondisi riil pelaksanaan standar isi,
kesenjangan yang terjadi dengan kondisi ideal (SNP) dan rencana
tindak lanjut untuk memenuhinya. Deskripsi tersebut dapat
didukung oleh data kuantitatif.
2. Analisis Standar Komptensi Lulusan
Memuat deskripsi hasil analisis standar kompetensi lulusan yang
sekurang- kurangnya memaparkan kondisi riil pencapaian
standar kompetensi lulusan, kesenjangan yang terjadi dengan
kondisi ideal (SNP) dan rencana tindak lanjut untuk
memenuhinya.
3. Analisis Standar Proses
Memuat deskripsi hasil analisis standar proses yang sekurang-
kurangnya memaparkan kondisi riil pelaksanaan standar proses,
kesenjanganyang terjadi dengan kondisi ideal (SNP) dan rencana
tindak lanjut untuk memenuhinya. Deskripsi tersebut dapat
didukung oleh data kuantitatif.
4. Analisis Standar Penilaian
Memuat deskripsi hasil analisis standar penilaian yang sekurang-
kurangnya memaparkan kondisi riil pelaksanaan standar penilaian,
kesenjangan yang terjadi dengan kondisi ideal (SNP) dan rencana
tindak lanjut untuk memenuhinya. Deskripsi tersebut dapat
didukung oleh data kuantitatif.

B. Analisis Kondisi Satuan Pendidikan


Memuat deskripsi hasil analisis kondisi satuan pendidikan yang
sekurang-kurangnya memaparkan:
1. kekuatan dan kelemahan kondisi yang ada di satuan pendidikan
yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana prasarana, biaya, dan program-program.
2. rencana tindak lanjut
Deskripsi tersebut dapat didukung oleh data kuantitatif.

 2015, Direktorat PSMA 38


Analisis Konteks

C. Analisis Kondisi Lingkungan Eksternal Satuan Pendidikan


Memuat deskripsi hasil analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan yang
sekurang- kurangnya memaparkan:
1. peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar
misalnya komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi,
dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
2. rencana tindak lanjut
Deskripsi tersebut dapat didukung oleh data kuantitatif.
Format tabel analisis konteks sebagai berikut
Komponen /aspek Kondisi ideal Kondisi nyata Kesenjangan Tindak lanjut

 2015, Direktorat PSMA 39


Analisis Konteks

BAB IV
PENUTUP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai bahan acuan dalam
melaksanakan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian pengembangannya harus mempertimbangkan acuan, prinsip,
dan prosedur pengembangan kurikulum yang berlaku, sehingga menunjang kepada
pelaksanaan proses pendidikan yang maksimal. Supaya lebih operasional
pengembangannya dilakukan melalui tahapan analisis konteks.
Analisis konteks pada dasarnya merupakan kegiatan evaluasi diri dari satuan pendidikan,
yang dilanjutkan dengan menemukan kesenjangan antara kondisi nyata hasil evaluasi
diri dibandingkan dengan kondisi ideal yaitu kondisi yang diharapkan, minimal sesuai
standar ketentuan yang ada. Selanjutnya dapat dirumuskan rencana tindak lanjut untuk
meminimalkan kesenjangan yang ada.
Rencana tindak lanjut hasil analisis konteks, menjadi acuan dalam menyusun program
dan rencana kegiatan di satuan pendidikan. Tindak lanjut hasil analisis konteks
dijabarkan secara rinci dan spesifik ke dalam bentuk kegiatan yang harus dilaksanakan
disertai dengan estimasi anggaran yang digunakan. Hal itu tertuang dalam program kerja
satuan pendidikan.
Dari keterangan di atas dapat diketahui adanya keterkaitan yang erat antara
pelaksanaan analisis konteks dengan pengembangan kuriulum tingkat satuan pendidikan
dan penyusunan program kerja satuan pendidikan.

 2015, Direktorat PSMA 40


Analisis Konteks

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.


Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pengembangan KTSP SMA, seri petunjuk Teknis, Direktorat PSMA, Tahun 2010
Juknis analisis Standar Isi Direktorat Pembinaan SMA Tahun
2010 Juknis analisis SKL Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2010
Juknis analisis Standar Proses Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2010 Juknis
analisis Standar Penilaian, Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2010
Juknis analisis Kondisi Satuan Pendidikan, Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2010
http://anan-nur.blogspot.com/2011/08/sekolah-efektif.html
http://eprints.uny.ac.id/598/1/kepemimpinan_efektif_dalam_mewujudkan_sekolah_ef
ektif.pdf
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya,2004
Muhaimin, at al. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Prenada Media Group , 2009
Sudjana Nana, Supervisi pendidikan: konsep dan aplikasinya bagi pengawas sekolah,
Binamita-publishing, Bekasi, 2011

 2015, Direktorat PSMA 41


Analisis Konteks

LAMPIRAN

1. Contoh Analisis Keterkaitan SKL,KI -KD

Dimensi Kualifikasi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Esensial Indikator Pencapaian
kemampuan
Pengetahuan Memiliki Memahami,menerapk 3.2. Menerapkan penjumlahan 3.2.1 Melukiskan penjumlahan
pengetahuan an, menganalisis prinsip penjumlahan vektor ( resultan vektor
faktual, pengetahuan faktual, vektor (dengan vektor) 3.2.2 Menentukan resultan
konseptual, konseptual, pendekatan vektor
prosedural, dan prosedural geometri)
3.2.3 Menerapkan prinsip
metakognitif dalam berdasarkan rasa
ilmu pengetahuan, ingintahunya tentang penjumlahan vektor
teknologi, seni, dan ilmu pengetahuan, dengan pendekatan
budaya dengan teknologi, seni, geometri dalam
wawasan budaya, dan penyelesaian
kemanusiaan, humaniora dengan
kebangsaan, wawasan
kenegaraan, dan kemanusiaan,
peradaban terkait kebangsaan,
penyebab serta kenegaraan, dan
dampak fenomena peradaban terkait
dan kejadian. penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah.
Ketrampilan Memiliki Mengolah, menalar, 4.2 Merencanakan Resultan vektor 4.2.1. Merancang percobaan
kemampuan pikir dan menyaji dalam dan melaksanakan penjumlahan vektor
 2015, Direktorat PSMA 42
Analisis Konteks

dan tindak yang ranah konkret dan percobaan untuk 4.2.2. Menyiapkan alat untuk
efektif dan kreatif ranah abstrak terkait menentukan percobaan tentang
dalam ranah dengan resultan vektor penjumlahan vektor/ resultan
abstrak dan konkret pengembangan dari vektor
sebagai yang dipelajarinya di
4.2.3. Melakukan percobaan
pengembangan dari sekolah secara
yang dipelajari di mandiri, dan mampu menentukan resultan vektor
sekolah secara menggunakan metoda 4.2.4. Mengolah data hasil
mandiri. sesuai kaidah percobaan
keilmuan 4.2.5. Menyusun laporan hasil
percobaan menentukan
resultan vektor
sikap Memiliki perilaku 2. Menghayati dan 2.2 Menghargai 2.2.1 menunjukkan sikap
yang mencerminkan mengamalkan kerja individu dan menerima hasil kerja
sikap orang perilaku jujur, kelompok dalam teman dalam kelompok
beriman, berakhlak disiplin, aktivitas sehari-hari 2.2.2 menunjukkan sikap mau
mulia, berilmu, tanggungjawab, sebagai wujud
bekerja sama dalam
percaya diri, dan peduli (gotong implementasi
bertanggung jawab royong, kerjasama, melaksanakan kelompok
dalam berinteraksi toleran, damai), percobaan dan 2.2.3 menunjukkan
secara efektif santun, responsif dan melaporkan hasil kemampuan berkomunikasi
dengan lingkungan pro-aktif dan percobaan secara sistimatis dalam
sosial dan alam menunjukkan sikap melaporkan hasil
serta dalam sebagai bagian dari percobaan
menempatkan diri solusi atas berbagai
sebagai cerminan permasalahan dalam
bangsa dalam berinteraksi secara
pergaulan dunia. efektif dengan
lingkungan sosialdan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
 2015, Direktorat PSMA
43
Analisis Konteks

2. Contoh Analisis Standar Proses

No Komponen Kondisi ideal Kondisi nyata Kesenjangan Rencana tindak lanjut

1 Perencanaan pembelajaran
a. silabus  Silabus Masih banyak guru yang :  Tidak ada  Pendampingan dalam
dikembangkan  Menyusun RPP tidak keterkaitan antara pengkajian
berdasarkan SKL mengacu pada silabus silabus dengan RPP silabus,penjabaran KD
 dan SI.  Tidak melakukan  Kegiatan menjadi IPK,dan
Silabus digunakan pengkajian silabus pembelajaran  menentukan materi ajar
sebagai acuan  Menyusun indikator  berpusat pada guru IHT/WS menelaah
 pengembangan RPP belum memperhatikan Proses silabus, menentukan
Dilakukan ketercapaian KD pembelajaran indikator pencapaian
pengkajian silabus  Belum trampil mengacu pada buku kompetensi,menentukan
 Indikator menentukan indikator paket materi ajar dari KD
pencapaian pencapaian
merupakan kompetensi
pengembangan dari  Belum trampil
kompetensi dasar menentukan materi
ajar
b. RPP  Setiap pendidik  RPP belum menjadi  Guru mengajar  WS/IHT penyusunan
wajib menyusun kebutuhan guru tanpa persiapan RPP
RPP sebelum  Kegiatan pembelajaran  Pada akhir semester  WS/IHT penyusunan
dikasanakan prses tidak terencana ada kompetensi lampiran RPP ( bahan
 pembelajaan dengan baik dasar yang belum ajar)
Kegiatan  Lampiran RPP tidak  tercapai
pembelajaran ada Guru mengajar
dijabarkan secara secara konvensional
rinci dari silabus
dengan
memperhatikan

 2015, Direktorat PSMA 44


Analisis Konteks

pendekatan saintifik
 RPP diampiri
dengan instrumen
yang digunakn dalm
pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran
Pendahuluan  Menyiapkan kondisi  Tujuan tidak  Peserta didik  Supervisi lebih intensif
belajar tersampaikan kurang minat
 Menyampaikan  Revieu materi belum  belajar\
tujuan menjadi perhatian Peserta didik tidak
pembelajaran pada umumnya tahu hal yang
 Melakukan motivasi  Tidak memperhatikan akan dipelajari
dan apersepsi kesiapan peserta
 Reviu maateri lalu ( didik dalam belajar
prasyarat
pengetahuan)
Kegiatan inti  Kegiatan student  Pembelajarn terpusat  Pesrta didik pasif  Supervisi lebh intensif
 center  pada guru dan sering tidak  Dilakukan kegiatan
Menggunakan Ceramah memperhatikan micro teaching secara
pendekatan saintifik mendominasi proses  guru berkala dalam MGMP
(tidak dipaksakan belajar Merasa tidak jelas
dalam 1 kali  Kompetensi dasar akan hal yang
 pertemuan) sering belum tercapai dipelajarinya
Kompetensi dasar
tercapai dengan
menyenangkan
Penutup  Rangkuman  Pada umumnya  Tidak jelas  Supevisi
 Refleksi ditutup begitu saja pencapaian tujuan
 Penilaian
 Tindak lanjut
Penilaian pembelajaran
Kompetensi  Dilakukan setiap KD  Tidak dilakukan  Guru hanya  Supervisi kelas

 2015, Direktorat PSMA 45


Analisis Konteks

Pengetahuan  Ada keterkaitan secara berkala dan sesekali


antara ipk dg  terencana melakukan
indktor soal Tanpa persiapan  penilaian
 Soal dapat  Indikattor soal tidak Data nilai guru
mencerminkan mencerminka ipk kurang lengkap
pencapaian KD  Peserta didik banyak
yang tidak tuntas
 Instrumen tidak valid
dan representatif
 Instrumen tidak
komunikatif
Kompetensi  Dilakukan setiap KD  Kompetensi Kompetensi Dilakukan pengkajian
Ketrampilan  Ada keterkaitan ketrampilan kurang ketrampilan dan keterpaduan KI 3 dan KI 4
antara ipk dg diperhatikan guru kompetensi melalui kegiatan MGMP ,
indktor soal  Proses pembelajaran pengetahuan IHT
 Soal dapat masih teoritis berjalan terpisah
mencerminkan
pencapaian KD
Kompetensi  Pengamatan selama  Luput dari Penilaian sikap Sosialisasi keterkaitan KI 1
Sikap proses pengamatan guru menjadi tanggung dan KI 2 terhadap KI 3
pembelajaran mapel jawab guru tertentu dan KI 4
 KD dijabarkan
kedalam indikator
pencapaian
Pengawasan
Supervisi  Kepala sekolah  Tidak dilakukan  Guru  Dibuat jadwal supervisi
melakukan supervisi melaksanakan  Melibatkan pengawas
secara berkala tugas merasa pembina
kurang  Mendelegasikan
diperhatikan kepada wakil kepala
sekolah

 2015, Direktorat PSMA 46


Analisis Konteks

3. Contoh Identifikasi KI-KD


Mapel :Fisika kelas XI

Kompetensi Materi pokok Indikator Materi ajar Kegiatan pembelajaran Penilaian


Dasar pencapaian
3.1 Menganalisis  Gerak 3.1.1. Menentukan Fakta : Metode : diskusi Ulangan Harian
gerak parabola besaran fisis 1. lintaasa bola setelah Pendekatan : saintifik Tertulis, uraiaan
parabola dan  Gerak dari gerak dilempar Lihat silabus dan dibuat
2. Lintasan benda yang UTS
gerak parabola lebih operasional
melingkar dijatuhkan dari
melingkar 3.1.2 Menentukan Mengamati Tertulis, Pilihan
pesawat yang
dengan besaran fisis 1. Gambar/film dari
sedang mengudara
menggunaka dari gerak 3. Gerakan roda pada benda yang bergerak UAS
n vektor melingkar sepeda motor dan parabola dan Tertulis, Pilihan
3.1.3 Menggunakan mobil bergerak melingkar
4. gerakan roda pada 2. Studi literatur konsep
persamaan Ujian sekolah
mesin jahit gerak melingkar dan
besaran fisis Tertulis, pilihan
Dll gerak parabola
dari gerak
parabola dalam Konsep: Menanya
menyelasaikan 1. Persamaan besaran Memunculkan pertanyaan
masalah fisika fisis dalam gerak penggunaan vektor
3.1.4 Menggunakan parabola dalam peristiwa gerak
persamaan 2. Hal hal khusus melingkar dan gerak
dalam gerak parabola
besaran fisis
gerak melingkar parabola Mengupulkan
3. persamaan besaran
dalam informasi/mencoba
fisis dalam gerak
menyelesaikan 1. Melakukan identifikasi
melingkar
dari studi literatur
masalah fisika 4. Hal hal khsus dalam
tentang
3.1.5 Menganalisa gerak melingkar
peristiwa sehari a. Persamaan besaran

 2015, Direktorat PSMA 47


Analisis Konteks

hari Prinsip: fisis dari gerak


menggunakan Gerak parabola = GLB + parabola ( posisi
konsep gerak GLBB dan kecepatan
parabola Gerak melingkar setelah benda
mempunyai bergerak/ distu
3.1.6Menganalisa
lintasan linier dan titik)
peristiwa sehari lintasan anguler
hari b. Ketentuan khusus
menggunakan Prosedur: ( mencapai titik
konsep gerak 1. Ketentuan sumbu tertinggi, mencapai
melingkar horizontal dari titik terjauh)
gerak parabola
2. Ketentuan sumbu Dst.....
vertikal dari gerak
parabola Menalar
3. Menentukan Menganalisa masalah
kecepatan dan fisika berdasarkan
posisi di suatu titik konsep gerak
Dst.....
parabola
Dst.....

Mengomunikasikan
Menyampaikan ketentuan
ketentuan dalam
gerak melingkar dan
gerak parabola
melalui
Presentasi, mading,
upload di internet dll

 2015, Direktorat PSMA 48


Analisis Konteks
4. Contoh analisis Standar Penilaian

Komponen Kondisi ideal Kondisi Riil Kesenjangan Rencana tindak lanjut

Penilaian oleh  Pendidik menyusun  Pendidik melakukan  Instrumen penilaian tidak Supervisi administrasi
pendidik perencanaan penilaian penilaian tanpa mencerminkan pencapaian oleh kep sek atau wakil
otentik perencanaan KD kurikulum
 Pendidik melakukan  Pendidik melakukan  Kekurangan data untuk
penilaian otentik untuk penilaian tidak disertai menentukan penilaian
setiap KD data yang lengkap
 Dst.....
Penilaian oleh satuan  Menyusun kriteria Hanya menyusun kriteria Penilaian kompetensi Rapat koordinasi TPK dan
pendidikan kelulusan yang mencakup kelulusan untuk cakupan ketrampilan dan kompetensi Wakil kepala sekolah
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan sikap tidak ada kriteria menentukan kriteria
pengetahuan dan kelulusan sekolah
ketarmpilan
Prosedur penilaian  Pendidik melakukan Pendidik hanya melakukan Peserta didik tidak utuh Pendampinga, supervisi
seluruh penilaian sesuai penilaian kompetensi menerima penilaian hasil adminstrasi guru
dengan ketentuan pada pengetahuan belajar
Permendikbud No 104
Tahun 2015
Dst..... 

 2015, Direktorat PSMA 49


Analisis Konteks

5. Contoh Analisis Kondisi Satuan Pendidikan

Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Rencana tindak

lanjut
Kekuatan Kelemahan
Pendidik dan  Seseuai ketentuan  Kualifikasi  Kepala Sekolah  Proses Pembinaan dari Dinas
tenaga Permendiknas Nomor Kepala Sekolah sring pembelajaran di Pendidikan melalui
Kependidikan 13 Th 2007 S-2 meninggalkan satuan pendidik Pengawas sekolah
 Sesuai ketentuan  100% Kualiikasi sekolah berjalan
Permendiknas Nomor Pendidik S1  Masih banyak seadanya tanpa
16 Tahun 2007  Dst..... pendidik yang pengawasan
 Sesuai ketentuan  kurang disiplin  kepala sekolah
Permendiknas Nomor Dst.... Banyak jam
24 Th 2008  kosong
Dst..... Dst...
Sarana dan  Lahan yang  Satuan  Penataan  Satuan Pemanfaatan lahan
Prasarana dibutuhkan untuk 15 pendidikan bangunan pendidikan dan penataan
rombel seluas 4000 memiliki lahan kurang rapih terlihat kumuh bangunan lebih efisien
m2 5000 m2 dan tidak indah dan tidak
 Dst......... nyaman
Pengelolaan  Kinerja seluruh  Setiap  Penggunaan  Banyak program Dilakukan audit
struktur organisasi komponen di dana kegiatan dari internal secara
sekolah di evaluasi setiap bagian operasional setiap unit berkala untuk setiap
secara berkala struktur yang tidak organisasi aspek kegiatan
organisasi efisien sekolah tidak
memiliki terlaksana
program kerja
Dst..................
Pembiayaan  Seluruh kegiatan  Mendapatkan  Pengelolaan  Penggunaan dana Pengiriman diklat
operasi non bantuan dana sumber dana dan satuan penggunaan dana bagi
personalia dibiayai untuk beberapa penggunaan dana pendidikan tidak pengelola program
sesuai ketentuan kegiatan ekstra yang tidak sesuai dengan kegiatan
yang berlaku kurikuler dari terdokumentasik peruntukannya
dunia usaha an dengan baik
Dst.......

50
 2015, Direktorat PSMA
Analisis Konteks

6. Contoh Analisis Kondisi Lingkungan Satuan Pendidikan

Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Rencana tindak lanjut

Peluang Tantangan
KomiteSekolah Berperan aktif dalam Beberapa pengurus Komite sekolah Banyak kegiatan yang Mengadakan rapat kerja
peningkatan mutu komite sekolah kurang mendukung terkendala sehingga dan lokakarya bersama
pelayanan dan mempunyai program kegiatan tidak terlaksana
memberikan pertibangan, wewenang kebijakan sekolah komite sekolah
arahan dan dukungan dalam bidang
tenaga, sarana dan pendidikan
prasarana
serta pengawasan
pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan
dst........

Dinas Melakukan pembinaan dan Mudah berkoordinasi Letak geografis Banyak surat dinas Pemanfaatan IT ( email
Pendidikan memberikan informasi dengan satuan kantor Dinas yang terlambat sampai , jejaring sosial dll)
pendidikan ke satuan pendidikan dan Pendidikan yang / diterima oleh satuan
pendidikan kooperatif terhadap jauh dari letak pendidikan
kegiatan satuan pendidikan
pembelajaran
Dst.......
Dll....

 2015, Direktorat PSMA 51


Analisis Konteks

7. Contoh Analisis Konteks untuk Penyusunan Program Kerja Sekolah

Standar Nasional Pendidikan


o

Standar Kompetensi Lulusan

Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Rencana Tindak Lanjut

100% peserta didik memiliki 1. 50% Guru telah melatihkan  50% guru belum melatihkan 1. Mengadakan
perilaku yang mencerminkan sikap spiritual dan sikap sikap spiritual dan sikap sosial pelatihan/IHT/Workshop tentang
sikap orang beriman, sosial dalam pembelajaran dalam pembelajaran yang strategi pembelajaran yang secara
berakhlak mulia, berilmu, yang diampunya secara diampunya secara optimal tidak langsung
percaya diri, dan bertanggung optimal  20% peserta didik belum menumbuhkembangkan sikap
jawab dalam berinteraksi 2. 80% peserta didik memiliki memiliki perilaku yang spiritual dan sosial
secara efektif dengan perilaku yang mencerminkan mencerminkan sikap orang 2. Mengadakan
lingkungan sosial dan alam sikap orang beriman, beriman, berakhlak mulia, pelatihan/IHT/Workshop analisis
serta dalam menempatkan diri berakhlak mulia, berilmu, berilmu, percaya diri, dan
kompetensi khususnya KI-1 dan KI-2
sebagai cerminan bangsa percaya diri, dan bertanggung bertanggung jawab dalam
dalam pergaulan dunia. jawab dalam berinteraksi berinteraksi secara efektif 3. Mengadakan
secara efektif dengan dengan lingkungan sosial dan
lingkungan sosial dan alam alam pelatihan/IHT/Workshop penilaian
3. dst.......  dst...... kompetensi
4. dst...................

100% peserta didik memiliki 1. 50% Guru telah memahami  50% belum memahami jika 1. Mengadakan pendalaman materi
pengetahuan faktual, jika materi pelajaran materi pelajaran dikategorikan ajar oleh narasumber
konseptual, prosedural, dan dikategorikan atas atas pengetahuan yang 2. Mengadakan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan yang memuat memuat pengetahuan faktual, pelatihan/IHT/workshop tentang

 2015, Direktorat PSMA 52


Analisis Konteks

pengetahuan, teknologi, seni, pengethuan faktual, konseptual , prosedural, dan strategi-strategi pemeblajaran yang
dan budaya dengan wawasan konseptual , prosedural, dan metakognitif. melatihkan keterampilan
kemanusiaan, kebangsaan, 2. metakognitif.  50% belum melatihkan metakognitif
kenegaraan, dan peradaban 50% Guru telah melatihkan keterampilan metakognitif
terkait penyebab serta keterampilan metakognitif pada pembelajaran di kelas XI 3. Mengadakan kegiatan kesiswaan
dampak fenomena dan pada pembelajaran di kelas XI dan XI yang melatih keterampilan
kejadian. dan XI  15% peserta didik belum
metakognitif peserta didik
3. 85% peserta didik mampu menerapkan pengetahuan
menerapkan pengetahuan prosedural 4. dst..............
prosedural  20% peserta didik belum
4. 80% peserta didik telah menunjukkan keterampilan
menunjukkan keterampilan metakognitif
metakognitif
5. dst......
100% peserta didik memiliki 1. 50% Guru telah memahami 50% guru belum memahami Mengadakan pelatihan pengembangan
kemampuan pikir dan mana kategori kemampuan mana kategori kemampuan
tindak yang efektif dan pikir dan tidak yang efektif pikir dan tindak yang efektif diri yang melatihkan kemampuan pikir
kreatif dalam ranah dan kreatif yang termasuk dan kreatif yang termasuk dan tindak yang efektif dan kreatif
abstrak dan konkret ranah abstraks dan konkret ranah abstraks dan konkret dalam ranah abstrak dan konkret
sebagai pengembangan dalam kegiatan dalam kegiatan sebagai pengembangan dari yang
dari yang dipelajari di pengembangan diri pengembangan diri dipelajari di sekolah secara mandir
2. 50% Guru telah menerapkan 50% guru belum menerapkan
pembelajaran yang
pembelajaran yang berdampak kepada
berdampak kepada tumbuhnya kemampuan pikir
tumbuhnya kemampuan pikir dan tindak dalam ranah
dan tindak dalam ranah abstraks dan konkret dalam
abstraks dan konkret dalam kegiatan pengembangan diri.
kegiatan pengembangan diri 25% peserta didik belum
3. 75% peserta didik memiliki memiliki kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan
kemampuan pikir dan tindak kreatif dalam ranah abstraks
yang efektif dan kreatif 25% oeserta didik belumn
dalam ranah abstraks memiliki kemampuan pikir
4. 75% peserta didik memiliki dan tindak yang efektif dalam
kemampuan pikir dan tindak ranah konkret.
yang efektif dalam ranah

 2015, Direktorat PSMA 53


Analisis Konteks

Dokumen KKM sesuai dengan Dalam penentuan KKM masih ada KKM belum sesuai dengan Melakukan penyesuiaan KKM dengan
Permendikbud Nomor 104
Tahun2014 tentang yang tidak memperhatikan Permendikbud Nomor 104 Tahun Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014
Penilaian
sekolah secara mandiri. Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
2014 tentang Penilaian konkret.

Peserta didik lulus sekolah


100% Peserta didik lulus sekolah 100%
Peserta Didik yang keterima
di PT “X”  75% Mempertahankan persentase kelulusan
sekolah tentang Penilaian mandiri
Peserta Didik yang keterima di Meningkatkan perentase di terima di
PT “X”
PT “X” 85,00 %

Standar Isi

Sekolah memiliki Buku 1 1. Sekolah telah memiki Buku 1 1. Buku 1 belum sesuai dengan 1. Merevisi Buku 1 disesuaikan dengan
dengan urutan berbeda lembar validasi KTSP lembar validasi KTSP
(KTSP, Buku 2 (Silabus) dan dengan lembar valiadasi KTSP 2. RPP belum sesuai dengan 2. Mengadakan
Buku 3 (RPP)
2. Sekolah telah memiliki Buku standar pengembangan RPP pelatihan/IHT/workshop
2 pemngembangan RPP
3. Sekolah telah memiliki Buku 3
Sekolah melaksanakan yang berisi RPP copy paste
kurikulum berdasarkan satu sama lain
muatan kurikulum satuan Sekolah melaksanakan kurikulum Sekolah belum melaksanakan 3 Sekolah melengkapi pelaksanaaan
pendidikan
berdasarkan 5 muatan KTSP muatan lainnya dari KTSP kurikulum sehingga mengacu
Dst.............. kepada 8 muatan KTSP

 2015, Direktorat PSMA 54


Analisis Konteks

Standar Proses

 mata pelajaran yang telah  17 mata pelajaran yang Mengadakan workshop penyusunan
mengembangkan bahan ajar belum mengembangkan
Semua guru mata pelajaran bahan ajar cetak dan bahan ajar
berupa cetakan bahan ajar berupa cetak
(22 mapel) telah berbasis TIK
mengembangkan bahan ajar  2 mata pelajaran yang telah  20 mata pelajaran yang
baik cetak maupun berbasis mengembangkan bahan ajar belum mengembangkan
TIK berbasis TIK bahan ajar berbasis TIK

Semua mata pelajaran (22 ) 10 mata pelajaran memiliki 12 mata pelajaran belum Mengadakan Pelatihan/IHT/workshop
memiliki Rencana Rencana Pelaksanaan memiliki Rencana Pelaksanaan
pengembangan RPP hasil penjabaran
Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran (RPP) yang Pembelajaran (RPP) yang
dari Silabuas
(RPP) yang dijabarkan dari dijabarkan dari silabus dijabarkan dari silabus.
silabus.
Dst....

Standar Penilaian

1. Semua guru melaksanakan 20 % dari jumlah guru sudah 55 % dari jumlah guru Supervisi administasi dan mengadakan
penilaian otentik dan melaksanakan penilaian otentik melaksanakan penilaian pada
kegiatan IHT tentang pelaksanaan
mempunyai data lengkap dengan data lengkap untuk akhir semester tidak sesuai KD
penilaian pembelajaran
setiap KD
25% dari jumlah guru
melaksanakan penilaian tidak
disertai data pendukung u tuk
setiap KD
2. Satuan pendidikan UTS tidak dilaksanakan Tidak bisa mengukur kemampuan Disiapkan anggaran untuk pelaksanaan
melaksanakan UTS, peserta didik pada periode 8 -9
UTS,UAS, Ujian Praktek dan Ujian Tulis
UAS,Ujian Praktek,Ujian minggu proses pembelajaran
sekolah
tulis Sekolah
3.Dst......

 2015, Direktorat PSMA 55


Analisis Konteks

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

 100 % dari jumlah pendidik  75 % dari jumlah pendidik 5% dari pendidik belum Diajukan bea siswa belajar ke pemda
ber kualifikasi S-1 berkualifikasi S-1 berkualifikasi S-1
 100 % dari jumlah pendidik kependidikan
sudah bersertifikat  20 % dari jumlah pendidik
profesional berkualifikasi S-1 non
kependidikan Diajukan mengikuti PLPG
 40 % dari jumlah sudah 60% belum bersertifikat
Dst...... bersertifikat profesional profesional

Standar Sarana Prasarana

 Jumlah rombel sesuai  Jumlah rombel= 15, jumlah Kurang 2 ruang kelas Mengajukan bantuan RKB ke
dengan jumlah ruang kelas kelas yang dimiliki = 13 ( 2 pemerintah Puat dan atau Daerah
yang dimiliki , misalnya kelas menggunakan ruang
jumlah rombel = 15, laboratorium)
jumlah kleas yang dimiliki
= 15 Untuk batas minimal kuran 10 Pengadaan buku referensi
 Memiliki minimal 30 judul  Memiliki 20 judul buku
buku referensi refernsi judul buku referensi
 Dst.....

Standar Pembiayaan

Seluruh biaya operasi non  75 % dari kebutuhan ATS  25 % dari kebutuhan ATS Dilakukan penambahan dana untuk
personalian terpenuhi terpenuhi belum terpenuhi
kebutuhan ATS
 25% dari kegiatan  75 % kegiatan Berupaya mencari sponsor atau
ekstrakurikuler terpenuhi ekstrakurikuler belum menjalin kerja sama dengan DU-Di
 35 % dari kebutuhan dana terdanai
pemeliharan terpenuhi  65 % kebutuhan dana untuk
Dst...... pemeliharaan

 2015, Direktorat PSMA 56


Analisis Konteks

Standar Pengelolaan

 Satuan pendidikan  Satuan pendidikan belum  Satuan pendidikan belum  Diadakan FGD untuk menyusun
mempunyai kode etik menyusun kode etik memiliki pedoman kode etik sekolah
pelaksanaan tugas profesional  Pendataan ulang kemajuan seluruh
 Satuan pendidikan  Peserta didik yang wajar dan
 Satuan pendidikan hanya peserta didik
memantau dan biasa tidak
mendokumentasikan peserta
mendokumentasikan terdokumentasikan
didik yang istimewa
kemajuan seluruh kemajuannya
peserta didik secara
sistematis
Kondisi Satuan Pendidikan

80% Pendidik mampu 20% Pendidik telah mampu 60% pendidik belum mampu Meningkatkan kemampuan pendidik
menggunakan internet menggunakan internet sebagai menggunakan internet sebagai menggunakan internet melalui
sebagai sarana komunikasi sarana komunikasi sarana komunikasi pembimbingan dan latihan
Tenaga laboran lulusan SMK Belum memiliki tenaga laboran

Tenaga laboran memiliki Farmasi sesuai kualifikasi laboran Mengupayakan Tenaga laboran yang
kualifikasi laboran
Semua tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan
Semua tenaga adiministrasi mampu mengoperasikan MS.Excel - sesuai dengan tugasnya atau memiliki
mampu mengoperasikan sertifikat laboran
MS.Excel
50% tenaga administrasi mampu 25% tenaga administrasi belum Mengadakan pelatihan penggunaan

75% tenaga administrasi menggunakan internet sebagai mampu menggunakan internet internet dan mengoptimalkan
mampu menggunakan internet sarana komunikasi sebagai sarana komunikasi penggunaan internet sebagai sarana
sebagai sarana komunikasi komunikasi untuk tenaga adminstrasi
Dst..............
Analisis Lingkungan Satuan Pendidikan

Komite Sekolah berperan Komite telah berperan sebagai Komite belum berperan sebagai Melakukan konsolidasi dan koordinasi
sebagai : mediator antara pemerintah dan
(1) pendukung finansial dan dengan komite untuk mengoptimalkan
 2015, Direktorat PSMA 57
Analisis Konteks

a. Pemberi pertimbangan pemikiran (2) pendukung masyarakat perannya sebagai mediator antara
b. Pendukung finansial dan finansial dan pemikiran, dan (3) pemerintah dan masyarakat
pemikiran pengontrol transparansi dan
c. Pengontrol transparansi akuntabilitas
dan akuntabilitas
d. Mediator antara
pemerintah dan Masyarakat sekitar peduli dengan
masyarakat
yarakat memberikan dukungan program sekolah
positif kepada sekolah -
mni memberikan dukungan Alumni memiliki wadah dan

positif kepada sekolah


memberikan dukungan terhadap -
program sekolah
I memberikan dukungan positif
kepada sekolah
DUDI memberikan bantuan

berupa pelatihan pengembangan


bahan ajar berbasis TIK

 2015, Direktorat PSMA 58


Analisis Konteks

Contoh analisis Keterkaitan SKL, KI – KD


Dimensi Kualifikasi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Esensial Indikator Pencapaian
kemampuan
Pengetahuan Memiliki Memahami,menerapk 3.1. Menerapkan penjumlahan 3.1.1 Melukiskan penjumlahan
pengetahuan an, menganalisis prinsip penjumlahan vektor vektor
faktual, pengetahuan faktual, vektor (dengan
konseptual, konseptual, pendekatan 3.1.2 Menentukan resultan
prosedural, dan prosedural geometri) vektor
metakognitif dalam berdasarkan rasa
ilmu pengetahuan, ingintahunya tentang 3.1.3 Menggunakan prinsip
teknologi, seni, dan ilmu pengetahuan, penjumlahan vektor
budaya dengan teknologi, seni,
wawasan budaya, dan dengan pendekatan
kemanusiaan, humaniora dengan geometri dalam
kebangsaan, wawasan
kenegaraan, dan kemanusiaan, penyelesaian
peradaban terkait kebangsaan,
penyebab serta kenegaraan, dan
dampak fenomena peradaban terkait
dan kejadian. penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah.

 2015, Direktorat PSMA 59


Analisis Konteks

 2015, Direktorat PSMA


60

Anda mungkin juga menyukai