Teori entitas ini memandang pemegang saham sebagai pemilik dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Dalam teori ini, diasumsikan terjadinya pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik ekuitas dengan entitas bisnisnya. Asset menjadi milik pribadi pemegang saham menanggung segala risiko yang berkaitan dengan utang. Persamaan akuntansi dariteori entitas berbentuk : Aset - Kewajiban = Ekuitas 2. Teori Keagenan ( Agency Theory ) Teori keagenan menekankan pentingnya pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga professional yang lebih memahami menjalankan bisnis sehari-hari. Implikasi teori keagenan terhadapa konsep corporate governance adalah pemberian insentif dan melakukan monitoring. Mekanisme insentif mendorong para manajer bertindak untuk mendorong saham berupa insentid seperti gaji, dan insentif berbasis kinerja, seperti pemberian saham perusahaan dan kebijakan kompensasi lainnya. Monitoring yang dilakukan oleh pihak independen memerlukan biaya pengawasan berupa biaya audit yang merupakan salah satu dari agency cost. Biaya pengawasan adalah biaya intuk mengawasi perilaku agen dengan melaporkan secara akurat semua aktivitas yang telah ditugaskan secara akurat semua aktivitas yang telah ditugaskan kepada manajer. 3. Teori penatalayanan ( Stewardship Theory) Teori penatalayanan mengasumsikan bahwa manajer adalah pelayan yang baik bagi perusahaan. Teori ini dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, maupun bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Implikasi teori ini terhadap corporate governance yaitu salah satunnya adalah terbutnya Undang-Undang Peseroan Terbatas di Indonesia yang didalamnya menetapkan kewajban bagi setiap anggota direksi dan komisaris untuk dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. 4. Teori Ekuitas Residual ( Residual Equity Theory) tujuan dari pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa untuk pengambilan keputusan investasi. Konsep entitas ini memangdang pemegang saham biasa sebagai pusat perhatian akuntansi. Dalam pendekatan ini, yang dimaksud pemilik adalah pemegang saham biasa, pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar sehingga dividen yang dibagikan untuk mereka dipandang sebagai biaya. Persamaan akuntans untuk konsep ini adalah : Aset – Ekuitas spesifik = Ekuitas residual Dalam persamaan tersebut, ekuitas spesifik adalah untung, kewajiban kewajiban kepada para kreditur dan ekuitas pemegang saham istimewa. Istilah residual dalam residual equity berarti sisa, dimana hal ini mengindikasikan bahwa pemegang saham biasa (common stockholders) memiliki hak atas pendapatan maupun aktiva setelah pemegang saham yang lain dipenuhi haknya. Pemegang saham biasa memiliki hak terhadap pendapatan setelah kreditur (bondholders) memperoleh bunga dan pemegang saham istimewa (preferred stockholders) menerima pembayaran dividen. Pada saat likuidasi, pemegang saham biasa baru dapat ikut serta dalam pembagian aktiva apabila equity holders lainnya telah memeroleh hak mereka. Teori ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pemegang saham biasa adalah pihak yang akhrnya menanggung risiko ketidakpastian masa datang tetapi juga menikmati segala kembalian setelah pihak lain terpenuhi haknya. Berdasarkan asumsi going concern, nilai sekarang dari saham biasa terutama sangat bergantung pada pengharapan akan dividen di kemuian hari. Dividen di masa depan ini akan bergantung pula pada pengharapan akan penerimaan- penerimaan dikurangi pembayaran-pembayaran kewajiban yang didasarkan pada kontrak-kontrak pembayaran kepada pemegang saham tertentu dan pengeluaran untuk melakukan reinvestasi. 5. Teori Dana ( Fund Theory) Teori dana berkaitan dengan badan-badan pemerintah dan organisasi nirlaba. Dana (fund) mempunyai dua pengertian; (1) Dana dapat diartikan sebagai kas (uang) aset likuid, atau sumber keuangan yang dapat digunakan untuk mendanai suatu kegiatan, program, atau projek dalam rangka mencapai tujuan tertentu; (2) Dana juga dapat berarti kesatuan, wadah, atau pusat yang dapat berupa kegiatan, program, atau projek yang didanai dengan aset likuid tersebut. Jadi, dana dapat berarti sebagai kesatuan akuntansi (accounting entity). Konsep ini memandang bahwa kegiatan, program, projek, atau unit kegiatan lainnya sebagai kesatuan atau entitas yang eor berdiri sendiri. Sumber keuangan untuk pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan sebagai dana yang berdiri sendiri terpisah dengan dana yang lain. Untuk itu, diperlukan seperangkat sistem akuntansi yang dapat menghasilkan data akuntansi dan laporan keuangan untuk pelaporan kesatuan dana tersebut. Teori Ekuitas dana dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi berikut: Aset = Pembatasan penggunaan asset 6. Teori Pemangku Kepentingan ( Stakeholder Theory) Teori Pemangku Kepentingan mengartikan suatu organisasi sebagai kesepakatan multilateral antara perusahaan dan berbagai stakeholdernya. Ada hubungan perusahaan dengan pihak internal (pegawai, manajer,epe pemilik), ada juga hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan (pelanggan, pemasok, pesaing masyarakat) Artinya, stakeholder theory menjelaskan bahwa direktur dan manajer perusahaan harus dapat memenuhi harapan semua stakeholder bukan hanya pemilik perusahaan saja. Perusahaan yang menciptakan hubungan yang positif dengan seluruh stakeholder disebut perusahaan yang dapat menciptakan keberlanjutan (sustainable) kesejahteraan ekonomi. Semakin besar suatu perusahaan semakin besar tanggung jawabnya bagi masyarakat, bukan hanya sekedar memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Implikasi teori ini untuk kegiatan Corporate Governance adalah perusahaan mendirikan unit yang khusus menangani komunikasi dengan stakeholder yang dikenal dengan nama departemen komunikasi perusahaan atau public affairs department. 7. Teori Kontrak ( Contracting Theory) Teori kontrak menjelaskan hubungan kontraktual yang terjadi di masyarakat termasuk hububungan anatara karyawan dengan manajer, perusahaan dengan pemasok, bank dengan nasabah, pemegang polis dengan perusahaan asuransi, dan pemilik saham dengan manajemen Hubungan tersebut berpotensi memicu konflik keptingan sehingga kontrak harus dirancang secara tepa dan sesuai untuk memastikan semua pihak memperoleh manfaat. Semua pihak yang terlibat dalam kontrak harus memiliki kontrak tertulis atau lisan yang memberikan manfaat saling menguntungkan satu sama lain. Implikasi teori ini bagi corporate governance adanaya kebijakan remunerasi bagi eksekutif. 8. Teori Biaya Transaksi ( Cost Transaction) Ada dua asumsi utama dalam teori biaya transaksi, yaitu rasionalitas individu bersifat terbatas dan individu memiliki sifat oportunisme. Rasionalitas individu dikatakan terbatas karena pada dasarnya seorang individu tidak akan pernah mampu memiliki informasi yang lengkap tentang kejadian dimasa yang akan datang. Dengan demikian seluruh kontrak yang dlakukan individu dalam kegiatannya sehari-hari selalu bersifat tidak sempurna. Sifat oportunisme individu juga mempengaruhi kontrak terutama sebelum terjadi kontrak dan sesudah terjadi kontrak. Sifat oportunisme yang muncul sebelum kontrak disebut prilaku menghindar risiko dan sifat oportunisme yang muncul setelah kontrak disebut prilaku menyimpang secara etis. Keduanya muncul karena adanya asimetri informasi. Implikasi teori ini adalah untuk mengatasi keterbatasan rasionaliatas dan asimetri informasi yang dapat menimbulkan perilaku adverse selection dan moral hazard adalah dengan mengadakan biaya transaksi.