DisusunOleh:
KELOMPOK 5
DISYA FATRIANA
NIM. 11743201401
DIKI RIVALDO
NIM.11740314479
FIFIA ZENI SAFIRA F
NIM.11740324165
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia Nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang
bertajuk “Islam Dan Masyarakat Muslim Singapura” dengan lancar. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Sejarah Islam Asia Tenggara.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Author
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
2.5 Peranan Islam dalam Kehidupan Sosial Politik Masyarakat Singapura ...................... 21
3.2 Saran............................................................................................................................. 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Singapura merupakan salah satu negara asia tenggara yang menganut agama
islam walau pun tidak secara menyeluruh. Singapura adalah negara kota yang
kecil dengan luas 620 Km. Bahasa resmi dari Singapura adalah bahasa Inggris.
Singapura berdiri pada tanggal 9 Agustus 1965 atau keluar dari Negara federasi
Malaysia. Negara ini menganut paham “Secular Moderen” dimana pemerintah
bersikap netral terhadap semua agama dan ras. Karna itulah Singapura memiliki
penduduk dari berbagai ras dan penganut berbagai agama. Singapura adalah
sebuah Negara Republik dengan system pemerintahan parlementer.Dalam UUD
Negara ini terdiri dari Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif.Presiden adalah sebagai
kepala Negara, tetapi tidak memiliki kekuatan politik.Sedangkan perdana Menteri
adalah pemimpin cabinet dan adminitrasi pemerintahan sehingga otomatis
kekuatan politik di pegang penuh oleh perdana Mentri.
iii
agamanya.Pemerintahan memperlihatkan reputasi yang sangat baik dalam
pemerintahan.Singapura adalah sebuah masyarakat yang kaya, dan berfungsi
sebagai tranportasi utama dan offshore-finance hub bagi Asia Tenggara.
1.3 Tujuan
1.3.1. Mengetahui Bagaimana Masyarakat Singapura Pra Islam.
1.3.2. Mengetahui Islamisasi Masyarakat Singapura.
1.3.3. Memahami Bagaimana Perkembangan Islam di Singapura.
1.3.4. Mengetahui Apa Peranan Islam dalam Kehidupan Sosial Politik
Masyarakat Singapura.
iv
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Esposito, John L. The Oxford Encyclopedi of the Modern Islamic World. New York: Oxford
University Press, 1995.
2
Nelayan 0.3%; Produksi dan Relasi 57% dan lain-lain 2.5%. Mengenai partisipasi
kerja antara laki-laki dan perempuan adalah: laki-laki pekerja 78.3% dan wanita
pekerja 47.3%.
Dalam dua puluh tahun, antara tahun 1970 sampai tahun 1990, menurut
Sharon Siddique, telah terjadi perubahan yang dramatis atas Muslim-Melayu
Singapura. Telah terjadi peningkatan, misalnya dalam bidang pendidikan: untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dari 36.4% menjadi 47.3%; pada tingkat
menengah atas dari 1.0% menjadi 3.5% dan pada pendidikan tinggi dari 0.2%
menjadi 1.4%. Dalam bidang pekerjaan, yang paling menarik adalah menurunnya
prosentase dalam bidang pertanian (dari 5.3% menjadi 0.3%); sales dan pelayan
(dari 27% menjadi14.%), dan menaiknya secara tajam pada bidang produksi (43%
menjadi 57%). Pergeseran juga terjadi pada kemampuan keahlian etnis Melayu
untuk mengikuti perkembangan teknologi tinggi. Karena upah yang lebih tinggi
hanya mungkin diperoleh dengan tingkat keahlian dan produktifitas yang tingi.
Rata-rata pendapatan keluarga perbulan adalah S$ 2,246 %.
keberadaan etnis Melayu yang mendiami pulau itu. Seperti disebutkan di atas,
identifikasi Islam tidak bisa dilepaskan dari etnis Melayu. Namun persoalan
Pada abad ke-19 komunitas Muslim Singapura terbagi atas dua kategori: Muslim-
adalah berasal dari migran Bugis, Jawa, Sumatera, Riau, Arab dan Muslim-India.
berasal dari dalam wilayah, yaitu Jawa, Sumatera, Sulawesi, Riau dan Bawean;
dan kelompok yang bermigrasi dari luar wilayah, yaitu Arab dan India (Mona
Abaza, 1997:63).
Sekalipun Muslim Arab dan India ini merupakan minoritas, tetapi mereka
ini adalah termasuk pada golongan kaya dan lebih terdidik. Mereka yang
rempah.
ketika Belanda melakukan tindakan represif dan pembatasan atas calon haji
Tercatat pada tahun 1824, orang Arab pertama yang masuk ke Singapura
Puteranya, Sayyid Ahmed menikah dengan Raja Siti, saudara dari Hj. Fatimah,
keluarga Arab yang menjadi elit ekonomi di Singapura, semisal keluarga Al-
Kaff, Al-Sagoff dan keluarga Al- Jaffri. Dalam pada itu, orang-orang Arab
keagamaan dan penyebaran pemikiran Islam ortodok dan reformis dari Timur
Tengah di Asia Tenggara. Meraka juga memainkan peran yang penting dalam
Junied al-Islamiya, Madrasah Wak Tanjong, Madrasah Al- Sagoff dan madrasah
mensejajarkan bahasa Melayu dengan bahasa Inggris dan menyerap bahasa Arab
praktek adat. Orang-orang Arab, Jawi Peranakan dan orang-orang Melayu, juga
perdagangan, haji dan gerakan para mahasiswa, para guru agama dan sufi. Peran
Islam ke dalam bahasa Melayu dan juga ke dalam istilah-istilah yang relevan
6
dibangun oleh migran Arab, Masjid Ba’alawi, yang terletak di Jalan Lewis,
Bukit Timah, mereka dirikan pada tahun 1947. Masjid ini telah memainkan
peran yang luas bagi komunitas Muslim. Masjid ini telah memperkuat perannya
masyarakat sipil di Singapura. Organisasi yang bernaung di masjid ini antara lain
secara pasti. Menurut laporan Asiaweek jumlah penduduk Arab di Singapura ada
5.923 atau kira-kira 0.2% dari penduduk Singapura. Sementara itu menurut
kiramendekati
migran yang berasal dari dalam wilayah (Jawa, Sumatera, Riau dan Sulawesi),
dibanding komunitas-
yang ditata berdasarkan tempat asal. Dan ini berakibat pada menguatnya bahasa-
bahasa etnis dan adat istiadat. Dengan demikian, karena heteroginitas penduduk
namum sejumlah komunitas Muslim. Hal ini diperkuat dari dalam dengan
pelestarian batas- batas linguistik, tempat tinggal yang berorientasi tempat asal,
(TaufikAbdullah,1989:391)
Bersamaan dengan itu, gejala yang terjadi pada migran luar wilayah
(Arab dan India) memiliki kecenderungan terbalik. Migrasi yang mereka lakukan
hampir secara eksklusif hanya dilakukan oleh kaum pria. Dengan mengawini
Singapura.
Muslim India yang, melalui garis patrilineal memberi identitas pada diri mereka
sendiri, namun menurut garis matrilineal adalah keturunan pribumi. Proses ini
mengidentifikasi diri dengan bahasa Melayu dan dengan adat istiadat serta
pengusaha dan tuan tanah. Meskipun dari sudut jumlah tidak besar, namun
kekayaan dan status tinggi memasukkan mereka dalam elit sosial komunitas
dalam komunitas yang lebih luas. Namun juga penting ditekankan, komunitas
8
Melayu.
kebanyakan orang Melayu hidup dengan standar ekonomi yang lebih rendah.
Kalau distratakan secara sosial dan ekonomi, dan barangkali politik, strata
pertama dan kedua adalah migran Arab dan Jawi Peranakan (migran India), dan
strata ketiga adalah orang Melayu. Terlebih jika dibandingkan dengan penduduk
pendidikan yang pesat di Singapura, pada tahun 1980, hanya sekitar 679 orang
memadainya kebutuhan akan papan dalam dua dekade terakhir, pemerintah telah
pindah dari kampung tradisional yang terdiri dari satu etnis saja ke sebuah
tempat tinggal modern yang terdiri dari campuran berbagai etnik. Keadaan yang
Inggris perlu melakukan campur tangan. Pada tahun 1887 suatu kelompok
yangterdiri
dari 143 warga Muslim Singapura mengirim sebuah petisi kepada Gubernur
masalah perkawinan. Pada tiga tahun kemudian, tahun 1880, pemerintah Inggris
adanya pengakuan resmi dari pemerintah kolonial Inggris akan perdata Muslim
(Taufik Abdullah,1989:395).
membatasi dan melakukan represi terhadap calon jemaah haji, banyak di antara
agen perantara perjalanan haji. Dan mengharuskan para agen perjalanan haji
Sejak awal abad ke-20, warga Muslim, khususnya keturunan Arab dan
India, mulai dilibatkan dalam berbagai dewan pekerja Inggris. Karena banyaknya
Endowment Board (Dewan Penyokong Bagi Pemeluk Islam dan Hindu), yang
dimaksudkan untuk mengatur masalah wakaf. Dewan ini berjalan sampai tahun
1941 dan diaktifkan kembali tahun 1946. Setelah tahun 1948 diangkat dua orang
dari wakil komunitas Muslim. Pada tahun 1952 Dewan ini diubah namanya
pembubarannya pada tahun 1968. Tonggak berikutnya pada tahun 1951 dibentuk
1965, dan menjadi undang- undang pada tanggal 25 Agustus 1966. Akta ini
memberikan ruang yang fleksibel bagi Dewan Agama Islam, Pengadilan Agama
dan Pencatat Perkawinan Islam dalam menetapkan hukum Syari’at (Abu Bakar
bin Hasim,1993:113).
badan hukum untuk menjadi penasihat Presiden Singapura dalam hal berkaitan
pada tahun 1968. Bersama dengan Peradilan Syariah dan Pencatat Perkawinan,
(SharonSiddique,1995:7)
Tugas yang sangat penting dari MUIS adalah pengumpulan zakat harta
dari kaum Muslimin Singapaura dan administrasi wakaf. MUIS juga memiliki
tahun 1974 dibentuk departemen dakwah; dan sejak tahun 1981 dibentuk
juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan ibadah haji. Dan pada tahun yang
tercatat ada 155 masjid di Singapura. Masjid yang paling tua adalah masjid
Molaka yang didirikan pada tahun 1820. Dan masjid yang terbesar adalah adalah
keinginan yang kuat bagi kelompok minoritas dengan identitas tertentu untuk
kebudayaan Melayu.
Singapura yang memiliki luas wilayah 220 m2, dan sebelah timur berbatas
dengan laut cina selatan meliputi kawasan seluas 80.00m2, scdangkan bagian
Timur Laut berbatas dengan Borneo.
Untuk menjadi umat yang terbaik yang Allah lahirkan bagi manusia
sejagat, Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) harus berjaya dalam setiap
lapangan kehidupan modern ini, terutama di bidang sosio keagamaan. Sejarah
telah membuktikan bahwa Islam adalah agama yang dinamik dan umat Islam
mampu mengamalkan Islam dengan berbagai konteks yang berbeda. Bagi muslim
Islam Singapura, Islam tidak hanya merupakan ibadah ritual saja, melainkan juga
mampu memahami dan mengatasi permasalahan secara objektif dan rasional.
Syariat yang dijalani bersifat dinamik dan memiliki dua cirri unik yakni tetap dan
abadi. Syariat ini didasari oleh ilmu dan rasional yang bersifat-terbuka dan
senantiasa mementingkan maslahat manusia dan jagat raya. Melalui kekuatan
inilah Islam di Singapura terus bernterksi dengan masyarakat lain, bahkan hampir
kebanyakan Negara Islam adalah negara berbangsa dan beragama. Hal ini
tergambar dalam Piagam Madinah yang dipimpin oleh Baginda Rasulillah S.A.W.
2
Suhaimi.H,Sejarah Islam Asia Tenggara.Pekanbaru,UNRI Press 2010 hlm 32
14
Saat ini, Singapura adalah negara kota. Penduduknya terdiri dari berbagai ras
dan penganut berbagai macam agama. Jumlah penduduknya 2,6 juta jiwa, dan dari
seluruh jumlah tersebut hanya 16% diantaranya memeluk agamam Islam, berasal
dari Pakistan, India, dan arah. Masyarakat Melayu muslim kebanyakan hidup
dengan standar ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan saudara mereka
yang non-Muslim, apalagi jika dibandingkan dengan penduduk Singapura lainnya.
Di bawah sistem pendidikannya yang telah maju, kaum Melayu Muslim tetap saja
tertinggal dibidang pendidikan.Sehingga wajar saja kiprah mereka nyaris tak
terdengar dalam konstalasi pemerintahan negeri itu. Berikut ini akan diuraikan
Perkembangan Islam dalam berbagai fase sejarah Singapura(Suhaimi, 2010)
Sejauh informasi yang didapat, Singapura telah dihuni pada masa pra sejarah.
Pada tahun 1100-an. Singapura telah dijadikan kota pelabuhan, dan pada tahun
15
Sumatera yang beragama Islam. Hal ini pada gilirannya mem… Parameswara
memeluk agama Islam, dan bergelar Sultan Isimu!”Shah.Demikian juga dengan
para penggantinya, juga memeluk agama Islam.Pada saat itu Malaka berkembang
menjadi pun.perdagangan yang penting dikawasan ini, bahkan dapat disebu,
sebagai pusat perdagangan di Asia. Di kota ini bertemu par. pedagang dari tanah
Arab, Gujarat, Parsi, Benggali, Pegu, Sian“ negri Cina pada satu pihak, dan
pedagang Sumatra, jawa, Maluku dan kepulauan kecil lainnya pada pihak lain.
(Sartono Kartodh'djq= 1999, 4-5).Oleh karenanya,--Malaka saat itu-saling
berfungsi sebagai pusat perdagangan, juga berfungsi sebagai pusat penyebaran
16
Islam di Asia Tenggara mengalami kemajuan yang sangat berarti. Sejak abad ke-
15, pedagang Muslim menjadi unsur penting dalam perniagaan wilayah Timur,
tidak terkecuali Singapura Beberapa diantara para pedagang ada yang menetap,
dan menjalin hubungan perkawinan dengan penduduk setempat. Lama kelamaan
mereka membentuk suatu komunitas tersendiri. Para pedagang tersebut tidak
jarang merangkap menjadi guru agama dan iman.Dalam komunitas Muslim ini
juga sudah terdapat system pendidikan agama yang bersifat tradisional.Pada
umumnya mereka belajar agama dirumah-rumah, yang kemudian dilanjutkan di
surau-sumu dan mesjid.Pada tahun 1800 di kampong Glam dan kawasan Racer
menjadi pusat pendidikan tradisional.Dalam hal ini; guru-guru dan imam sangat
penting peranannya dalam memupuk penghayatan keagamaan pada Masyarakat
Muslim Singapura.Sama dengan Muslim di kawasan Asia Tenggara lainnya,
Muslim di Singapura pada masa awal menganut mazhab Syafi'i dan berpaham
teologi Asy'ariyah.
Kejatuhan Malaka oleh serbuan Portugis pada tahun 1511 yang disertai oleh
mundurnya para sultan Malaka ke Selatan'Johof' merupakan awal kemunduran
dan kehancuran wilayah Singapura Selama 130 tahun kolonialisasi portugis di
Malaka yang tercatat 5ejak tahun 1511, kebijakan colonial tampak cenderung
mencegah Penyebaran Islam dan menghambat perkembangan dagang Muslim.
Meskipun demikian, portugis gagal dalam masalah ini, terutama karena Melayu
Muslim menerus berupaya melawan penduduk Portugis. Agaknya, perlawanan
yang gencar inilah yang menyebabkan Belanda ketika mengalahkan Portugis pada
tahun 1641 mentolerir para pengasa Melayu tradisional yang pada saat itu
terpecah belah akibat persaingan antar negeri.
Bantu oleh Kolonel William Farquhar, yang menjabat residen Malaka sejak 1803-
1818.Pada tanggal 29 Januari 1819, misalnya Rafles dan Farquhar mendarat di
Mauara Sungai Singapura dan bertemu dengan Tumenggung Abdurrahman,
pemimpin Melayu saat itu, untuk menandatangani sebuah perundingan. Pada
tanggal 6 februari 1819, Tumenggung dan Sultan Husein dari Johor telah pula
menandatangani sebuah persetujuan pendirian basis dagang bagi East India
Comma Perjanjian berikutnya ditandatangani pada tahun 1824, yang berisi
pernyataan bahwa East India Company dan pewarisnya memiliki hak yang kekal
atas Singapura dan semua pulau-pulau dalam jarak 10 mil dari pantai Singapura.
Imigrasi yang tidak di batasi ini selain membawa dampak pada aspek
ekonomi juga membawa dampak pada aspek politik. Bangsa Melayu muslim yang
semula menjadi mayoritas di Singapura sekitar tahun 1830-an akibat imigrasi
besar-besaran telah menjadi minoritas Dampak lebih jauh adalah semakin
minimnya elit muslim yang berkuasa. Ini menyebabkan posisi tawar-menawar
kaum muslim terhadap pemerintah menjadi lemah.
Salah satu persoalan yang dialami muslim singapura terkait dengan upaya
pengembangan islam di dalam komunitasnya adahh kebijakan pemerintah yang
bermaksud mengadakan penataan tempat tinggal. Disebabkan oleh banjirnya arus
urbanisasi dan tidak memadainya kebutuhan akan papan, "pemerintah telah
membangun rumah-rumah rakyat. Dan mewajibkan seluruh rakyat termasuk orang
melayu untuk tinggal di perumahan yang disediakan oleh pemerintah. Orang-
orang Melayu pun segera pindah dari kampong mereka yang terdiri dari: satu etnis
saja atau tempat tinggal modern yang terdiri dari berbagai etnis. Ini punya dampak
yang besar khususnya bagi orang-orang melayu, tampaknya mereka masih sulit
untuk beradaptasi. Disamping itu, posisi minoritas kaum muslim di apartemen-
20
3
Suhaimi.H,Sejarah Islam Asia Tenggara.Pekanbaru,UNRI Press 2010 hlm 54
21
oleh syeih Suhaimi sendiri. Tarekat ini kemudian menjadi terkenal di tangan
Ustad Ashari bin Muhammad pendiri dan pemimpin darul Arqam. Sejauh
menyangkut penyebaran syiar islam, singapura juga berperan sebagai pusat
informasi bagi kaum reformis.
Islam di Singapura juga disyarkan oleh para ulama dari berbagai bangsa
belahan Asia Tenggara dan benua kecil India yang berdagang ke sana. Seperti
Syaikh Ahmad Haminuddun (Minamgkabau), Syaikh Tuanku Mudo (Aceh),
syaikh Ahmad Hminudin, Syaikh Syed Usman bin Yahya bin Akil (mufti
Betawi), Syaikh HabibAli Habsi (Kwitang, Jakarta), Syaikh Anwar Sribandung
(Palembang), syaikh Muhammad Jamil Jaho (Padang Panjang) dan lain-lain.
Untuk mengatus administrasi hukum Islam itu, pada tahun 1968 dibentuk
pula sebuah badan yang dikenal dengan nama Majelis Ugama Islam Singapura
(MUIS), sebagai sebuah badan hukum untuk menjadi penasehat presiden
singapura dalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam. MUIS yang
didirikan dibawah ketentuan AMLA antra lain berwenang untuk mengatur
administrasi hukum Islam di Singapura, seperti mengumpulkan zakat maal dan
zakat fitrah, pengaturan perjalanan ibadah haji, mengorganisir sekolah-sekolah
agama, mengelola masjid serta memfungsikan sebagai tempat untuk dakwah dan
kegiatan masyarakatmuslim lainya, serta memfungsikannya sebagai tempat untuk
23
dakwah dan kegiatan masyarakat muslim lainya, serta pemberian beasiswa bagi
pelajar Muslim. Di samping itu Majelis Ugama ini juga berwenang untuk
mengeluarkan fatwa.
pada Februari 1980 degnan 60 orang pelajar kelas “A”, menghadiri kelas setiap
hari Ahad di mesjid AL-Anshar di Chai Chee dan mesjid Al-muttaqin di Ang Mo
Kio.
3.1 Kesimpulan
Singapura adalah negara kota kecil dengan banyak etnis, dimana etnis
paling besar adalah etnis cina yang mendominasi semua kawasan singapura.
Islam awal sejarah Singapura sangatlah berkembang, dimana Singapura
menjadi tempat bertemunya para pedagang dari berbagai wilayah. Dengan
demikian islam sangat mudah di sebarkan di Singapura. Islam menjadi mayoritas
saat itu di semenajung melayu.
Pada fase pertengahan atau fase kolonialisme, Islam di Singapura menjadi
minoritas, karna saat itu Inggris membebaskan masyarakat dunia untuk
berimigrasi di sana. Tidak hanya itu Inggris juga membawa misioner khusus
untuk pengkristenan di Singapura.
Walaupun Muslim masa kolonialisme menjadi minoritas, tapi pada masa
sekarang islma sudah mulai membaur lagi dengan kegiatan-kegiatan yang ada di
Singapura
3.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Esposito, John L. The Oxford Encyclopedi of the Modern Islamic World. New
Suhaimi, H. (2010). Sejjarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: UNRI Press 2010.
27