Ekologi Kel 1
Ekologi Kel 1
PEMERINTAHAN NASIONAL
TENTANG
SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER
SAADAH
RIZKI RAMADHAN
SELI PITRIANI
SITI RODIAH
NOVA DEWI APRIANI
SAHLAN PATONO
ROBIONO
Kelas: IP 5G (32)
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pemerintahan
Parlementer” tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Sutri Destemi Ersi S.IP. Sebagai dosen
pengajar mata kuliah Pemerintahan Nasional atas bimbingannya, yang telah memberi tugas
supaya tau masalah-masalah yang dihadapi dan cara menyelesaikanya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna mewujudkan makalah yang lebih baik di masa mendatang.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan konstribusi positif
kepada para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Anggota parlemen terdiri dari orang-orang dari partai politik yang memenangkan
pemilu. Karena partai politik yang menang dalam pemilu akan mempunyai kekuasaan
yang mayoritas dan besar di parlemen. Parlemen akan memilih perdana menteri sebagai
kepala pemerintahan. Anggota kabinet pun biasanya terdiri dari anggota parlemen itu
sendiri. Pada sistem pemerintahan parlementer, kepala negara tidak sekaligus berperan
sebagai kepala pemerintahan. Karena perdana menteri berperan sebagai kepala
pemerintahaan dan kepala negara dipegang oleh presiden/raja/sultan. Kepala negara hanya
berperan sebagai simbol kedaulatan dan keutuhan negara karena kepala Negara tidak
memiliki kekuasaan pemerintahan.
Uniknya pada sistem pemerintahan parlementer ini, walaupun kepala negara tidak
mempunyai kewenangan terhadap urusan pemerintahan, namun kepala negara atas saran
dari kepala pemerintahan (dalam hal ini, perdana menteri) dapat membubarkan parlemen
yang kemudian bisa mengadakan pemilu lagi untuk membentuk parlemen yang baru.
Padahal parlemen dapat membubarkan kabinet dalam pemerintahan perdana menteri.
Selain itu, karena anggota kabinet juga merupakan anggota parlemen, maka kabinet juga
bisa mengendalikan parlemen karena pengaruh mereka (secara perseorangan) yang besar di
parlemen dan partai.
1. Inggris
2. Malaysia
3. India
4. Pakistan
5. Kanada
6. Belanda
1. Adanya pemisahan antara kepala Negara dan kepala pemerintahan. Akan tetapi, tidak ada
pemisah antara kekuasaan eksekutif dan legislatif
2. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar
sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
3. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan
pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang
besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
4. Kepala pemerintah adalah pimpinan kekuasaan mayoritas di parlemen. Kepala Negara
hanya memiliki kekuasaan simbolis di luar eksekutif dan legislatif. Jadi kekuasaan
legislatif lebih kuat dari kekuasaan eksekutif
5. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan
eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai
kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
6. Pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat
dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen
dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak
percaya kepada kabinet.
7. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah
perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau
raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan
pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
8. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan
pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.
Kelebihan
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen.
Kekurangan
Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
Masa pemilihan umum dapat berubah-ubah dengan jangka waktu tertentu.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi
menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Intinya sistem pemerintahan parlementer adalah pemerintah berperan sebagai
eksekutif yang harus bertanggung jawab kepada parlemen. Sehingga dalam sistem
pemerintahan parlementer ini mempunyai kekuasaan dan kewenangan yang sangat besar.
karena selain eksekutif yang bertanggung jawab kepada parlemen, menteri serta perdana
menteri juga harus bertangngung jawab kepada parlemen. Contoh negara-negara yang
menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Belanda, India, australia, dan
Malaysia. Bahkan Inggris merupakan negara pertama yang menganut sistem pemerintahan
parlementer ini dan Inggris juga disebut sebagai induk parlemen (mother of parliaments).
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan
jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari Bapak dosen pembimbing dan
rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Muhadam Labolo, Memahami Ilmu Pemerintahan. (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2014)