Anda di halaman 1dari 8

A.

TADDABUR

Tadabbur adalah perenungan yang menyeluruh untuk mengetahui maksud dan makna
dari suatu ungkapan secara mendalam.

1. Tadabbur Menurut Istilah


Terdapat beberapa definisi tadabbur dari ulama, di antaranya ialah:

1. Asy-Syaikh Ibnu Katsir


Asy-Syaikh Ibnu Katsir mendefinisikan tadabbur sebagai berikut:

َُُ‫لَُيَتِ ُُّمُتِ ْلك‬


ُ ُ‫ُ َُوُ َما‬،ُ‫ض ْمنِ َها‬
َ ُ‫لُفِى‬ َُ ‫ُ َُوُ َماُدَ َخ‬،ُُ‫طابَقَة‬ َ ‫لُ َعلَ ْي ُِهُآيَاتهُُم‬ ِ َ‫ُ((ُتَفَ ُّهمُُ َم َعانِىُأ َ ْلف‬:ُ‫التَّدَبُّرُُه َُو‬
ُُّ ‫ُ َُوُالتَفَ ُّكرُُفِ ْي َماُت َد‬،ُ‫اظ ُِه‬
َُ‫ب ُبِذَ ِلكَُ ُبِخش ْو ِع ُِه ُ ِع ْن ُد‬ُِ ‫ ُ َُو ُا ْنتِفَاعُ ُ ْالقَ ْل‬،ُ ‫ت‬
ُِ ‫ت ُو ُالت َّ ْنبِ ْي َها‬ َ ‫جِ ُاللَّ ْفظُ ُ َعلَى ُ ِذ ْك ِر ُِه ُ ِمنَُ ُاْ ِإلش‬
ُِ ‫َارا‬ ُ ِ‫ْال َمعَانِى ُإ‬
ُ ‫ ُ ِم َّما ُلَ ُْم ُيَ ْعر‬،ُ ‫لَّ ُبِ ُِه‬
]3[ُُ))ُُ‫ُ َُوُأ َ ْخ ُِذُ ْال ِعب َْرةُُِ ِم ْنه‬،ُ‫ُ َُوُخض ْو ِع ُِهُأل َ َو ِام ِر ُِه‬،ُ‫َم َوا ِع ِظ ُِه‬
Artinya:

Tadabbur ialah : memahami makna lafal-lafal Al-Qur’an, dan memikirkan apa yang
ayat-ayat Al-Qur’an tunjukkan tatkala tersusun, dan apa yang terkandung di dalamnya,
serta apa yang menjadikan makna-makna Al-Qur’an itu sempurna, dari segala isyarat
dan peringatan yang tidak tampak dalam lafal Al-Qur’an, serta pengambilan manfaat
oleh hati dengan tunduk di hadapan nasehat-nasehat Al-Qur’an, patuh terhadap
perintah-perintahnya, serta pengambilan ibrah darinya.

2. Asy-Syaikh Abu Bakar Al-Ajiri


Beliau mengatakan:

ُْ‫ُلَقَ ُد‬:ُُ‫نُأ َ َحدَك ُْمُلَيَق ْول‬


َُّ ِ‫ُ َحتَّىُإ‬،ُ‫عةُُحد ْو ِد ُِه‬
َ ‫ضا‬ َ ِ‫ظُحر ْوفِ ُِهُوَُُإ‬ ُ ‫ُأ َ َماُ َو‬،ُ‫ُاِتِِّبَاعهُُ َُوُ ْالعَ َملُُبِ ِع ْل ِم ُِه‬:ُ‫َُوُتَدَبُّرُُآيَاتِ ُِه‬
ُِ ‫للاُِ َماُه َُوُبِ ِح ْف‬
]4[ُُ‫لَُ َع َمل‬ ُ ُ‫ُ َماُي َرىُلَهُُ ْالق ْرآنَُُ ِفىُخ َْلقُُ َُو‬،ُُ‫طُكلَّه‬َُ َ‫للاُِأ َ ْسق‬
ُ ‫ُ َُوُقَدُُْ َو‬،ُ‫طتُُ ِم ْنهُُ َح ْرفا‬ ْ َ‫قَ َرأْتُُ ْالق ُْرآنَُُكلَّهُُفَ َماُأَ ْسق‬
Artinya:

Tadabbur ayat-ayat Al-Qur’an ialah mengikuti dan beramal dengan ilmu Al-Qur’an.
Ketahuilah! Demi Allah, tadabbur bukanlah hanya menghafal huruf-huruf Al-Qur’an,
akan tetapi menyia-nyiakan batas-batasnya, sehingga salah seorang dari mereka
mengatakan: Sungguh aku telah membaca Al-Qur’an seluruhnya, dan aku tidak
melewati satu huruf pun. Padahal dia telah melewatkan seluruh Al-Qur’an. Tidak
terlihat padanya Al-Qur’an, baik dalam tabiat maupun amalan.

3. Asy-Syaikh Sholeh Fauzan


Menurut Beliau, tadabbur adalah:

ُ َُ‫ارهَاُ َحتَّىُنَ ْست َ ِف ْيدَ ِم ْن َهاُ ْال ِهدَا َي ُةَُ َونَ ْستَ ِف ْي ُدَُ ِم ْن َهاُ َخ ْش َي ُة‬
ُ‫للاِ ُس ْب َحانَهُُ َُو‬ ِ ‫نُُنَتَفَ َّك َُرُفِي ُ َم َعانِ ْي َهاُ َُو ُ َمدْل ْولَ ِت َهاُ َُو ُأَس َْر ِارهَاُ َُو ُأ َ ْخ َب‬
ُْ َ ‫أ‬
]5[َُُ‫ْرُذَ ِلك‬َُ ‫تُ َو َغي‬ ْ
ُِ َ‫لُ َُوُالمعَا َمل‬ َ
ُِ ‫لُ َُوُاْأل ْق َوا‬ َ
ُِ ‫فُ َماُنَأتِيُ َو َماُنَتْركَُُ ِمنَُُاْأل ْع َما‬ ْ َُ ‫لَُش َِريْكَُُلَهُُ َونَ ْع ِر‬ ُ ‫تَعَالَىُ َو ِعبَادَت َهُُ َوحْ دَه‬
Artinya:

Kita memikirkan makna ayat-ayat Al-Qu’ran, apa yang ditunjukkannya, rahasia serta
berita yang terdapat dari ayat-ayat tersebut, sehingga kita dapat mendapatkan manfaat
berupa hidayah, rasa takut kepada Allah, dan ibadah kepada Nya, dan kita tahu apa
yang harus kita lakukan dan apa yang kita tinggalkan dari perbuatan, perkataan,
interaksi sosial, dan yang lainnya.

4. Ulama Kontemporer
Mereka berpendapat:

ُ‫صُ ْالق ْرآ ِنيُ َو ْفقَُُقَ َوا ِع ُِد‬ُُّ َّ‫ُيَحْ ت َِمل َهاُالن‬،ُُ‫لُإِلَىُ َمعَانُُ َج ِد ْيدَة‬ ُِ ‫لُ ْال َم ْن ِط ِقيُ ِل ْلوص ْو‬
ُِ ‫ساؤ‬ َ َّ‫ْرُ َُوُالت‬ُِ ‫لُالت َّ ْف ِكي‬
ُِ ِ‫سائ‬
َ ‫امُ َو‬ ُِ َ‫ُالتَّفَ ُّكرُُبِا ْستِ ْخد‬
َُُ‫ساؤلَتُُم ْختَ ِلفَةُُ َح ْول‬ َ َ‫ضفَا َُءُت‬
ْ ‫ُ َُوُ ِإ‬،ُ‫ض َها‬ ِ ‫طُالس َُّو ُِرُ ْالق ْرآنِيَّ ُِةُ ِب َب ْع‬
َُ ‫ُ َُوُ َر ْب‬،ُ‫ض َها‬ ِ ‫لُ ْالق ْرآنِيَّ ُِةُ ِب ِب ْع‬
ُِ ‫طُ ْالج َم‬ َُ ‫ُ َُوُ َر ْب‬،ُ‫اللُّغَ ُِةُ ْال َع َر ِبيَّ ُِة‬
]6[ ‫ْط‬ َّ ُ‫َهذَا‬
ُِ ‫الرب‬
Artinya:

Berfikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan


pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian yang baru, yang
terkandung dalam nash Al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, baik
yang menghubungkan antara kalimat-kalimat di dalam Al-Qur’an, maupun yang
menghubungkan antara surat-surat di dalam Al-Qur’an
B. TAFAKKUR

Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti
untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
Allah. Tafakur dalam Islam akan meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan
kepada Allah berdasarkan akal pikiran dan perasaan atau hati.

Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, Tafakur juga dapat digunakan untuk
setiap saat melihat, memperhatikan perilaku, sifat, kejadian, masalah yang setiap saat
muncul selama manusia menjalani kehidupan.

Dalam menjalani kehidupan harus selalu diwaspadai, akan terjadi hal-hal baru yang
baik atau buruk, menguntungkan dan atau merugikan. Semua ini ada yang dapat diatasi
dan diatur, ada yang tidak, terjadi secara spontan menurutkan kehendak Allah
Subhanahu Wa Taala, ada yang dapat diterima dan lebih sering tidak dapat diterima.

Kata-kata tafakur berulangkali disebutkan kala Allah menjelaskan mengenai suatu


penciptaan atau kejadian dalam ayat-ayatNya. Tafakur artinya berfikir, merenungkan
akan sesuatunya.

Ali Bin Abi Thalib berkata : Tiada ibadah yang sepadan dengan tafakur

Beberapa ulama makrifat berkata : Tafakur adalah pelita hati, jika tafakur hilang pada
diri seseorang, maka hilanglah pelita hatinya.

Tafakur juga tidak sekedar tafakur, karena menurut Sheikh Nawawi al Bantani dalam
kitab Nashaihul Ibad, ada tafakur yang sangat bernilai di mata Allah. Tafakur yang
demikian pada garis besarnya terbagi dalam 5 macam yaitu :

1. Tafakur tentang ayat-ayat Allah, melahirkan tauhid dan keyakinan kepada Allah.

Tafakur akan ayat-ayat Allah adalah tafakur tentang ciptaan Allah yang menakjubkan
dan tentang bukti-bukti kekuasanNya. Baik yang ghaib maupun yang tidak yang
semuanya terbentang di langit dan dibumi. Diantara ciptaan Allah yang menakjubkan
adalah manusia itu sendiri

2. Tafakur tentang nikmat-nikmat Allah, melahirkan rasa cinta dan syukur kepada
Allah

Tafakur akan nikmat faedahnya adalah agar kamu beruntung, dapat mengambil
nasehatNya dan kepada Allahlah tempat meminta pertolongan.
3. Tafakur tentang janji-janji Allah, melahirkan rasa cinta kepada akhirat.

Tafakur kepada janji-janji Allah faedahnya adalah selalu diberikan jalan-jalan yang
mudah, merubah ketakutan menjadi aman sentausa dan mengantarkan orang mukmin
ke syurga..

4. Tafakur terhadap ancaman Allah melahirkan sikap waspada terhadap perbuatan dosa

Tafakur akan ancaman Allah faedahnya adalah mengingatkan untuk tidak durhaka
sehingga mendapatkan balasan neraka. Orang durhaka mengira Allah menganiaya
mereka, padahal mereka yang menganiaya diri mereka sendiri.

5. Tafakur tentang kekurangan diri dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah,


melahirkan rasa takut kepada Allah.

Sementara itu tafakur akan kekurangan diri faedahnya adalah mengetahui asal, fungsi
dan tujuan manusia diciptakan, mengetahui bahwa Allah mengetahui segala sesuatu,
munculnya rasa malu dan sifat zuhud, cinta akhirat dan mengingat mati
C. TADZAKKUR

Tadzakkur artinya mengambil pelajaran. Tadzakkur yang menjadi tempat


persinggahan hati merupakan pasangan inabah. Allah befirman,

“Dan, tiadalah yang mau mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang kembali
(kepada Allah).” (Al-Mukmin: 13).

Tadzakkur ini merupakan sifat yang khusus bagi orang-orang yang mau berpikir dan
berakal, sebagaimana firman-Nya,

“Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.”(Ar-


Ra’d: 19).

Tadzakkur dan tafakkur merupakan dua tempat persinggahan yang membuahkan


berbagai macam ma’rifat, hakikat iman dan kebajikan. Orang yang memiliki ma’rifat
senantiasa mengembalikan tadzakkur kepada tafakkur, dan mengembalikan tafakkur
kepada tadzakkur, hingga dapat membuka gembok lainnya. Pengarang Manazilus-
Sa’irin menjelaskan bahwa tadzakkur setingkat di atas tafakkur. Sebab tafakkur itu
merupakan pencarian, sedangkan tadzakkur merupakan wujud.
Maksudnya, tafakkur adalah mencari tujuan semenjak dari permulaannya, seperti yang
dikatakan dalam pepatah, “Tafakkur adalah mencari bisikan hati, untuk mengetahui
keinginannya.” Tadzakkur merupakan wujud, karena ia ada setelah ada tafakkur, yang
bisa hilang karena lupa. Jika ingat, maka tadzakkur ini pun ada.

Tadzakkur merupakan kata aktiva dari dzikr (ingat), kebalikan dari lupa. Artinya
hadirnya gambaran sesuatu yang diingat dan diketahui di dalam hati.
Kedudukan tadzakkur di samping tafakkur sama dengan kedudukan perolehan sesuatu
yang dituntut setelah memeriksa dan menyelidikinya. Karena itu ayat-ayat Allah yang
dibaca dan dapat disaksikan merupakan peringatan, sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat-Nya :

“Dan, sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa, dan Kami wariskan
Taurat kepada Bani Israel, agar menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang
yang berpikir.” (Al-Mukmin: 53-54).

Allah befirman dalam ayat-ayat-Nya yang bisa disaksikan,

“Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka,bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-
retaksedikitpun?Dan, Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-
gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah
dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang
kembali (mengingat Allah).” (Qaf: 6-8).

Manusia ada tiga macam:

1. Orang yang hatinya mati dan seakan-akan dia tidak mempunyai hati. Ayat Allah
tidak akan menjadi peringatan bagi hati ini.

2. Orang yang mempunyai hati yang hidup dan siap, namun ia tidak memperhatikan
ayat-ayat Allah yang dibaca, yang mengabarkan ayat-ayat-Nya yang dapat disaksikan,
entah karena ayat-ayat itu memang tidak sampai kepadanya, karena dia sibuk dengan
hal-hal yang lain, entah karena sebab lain. Orang seperti ini hatinya pergi entah ke
mana dan tidak ada di tempat. Hati ini juga tidak mempan oleh peringatan, sekalipun
sebenarnya ia siap.

3. Orang yang hatinya benar-benar hidup dan siap. Bila ayat-ayat Allah dibacakan
kepadanya, maka ia pun menyimak dengan pendengarannya, menghadirkan hatinya,
sibuk memahami apa yang didengarnya. Hati seperti inilah yang bisa mengambil
manfaat dari ayat-ayat yang dibaca maupun ayat-ayat yang disaksikan.

Pengarang Manazilus-Sa’irin menjelaskan bahwa bangunan tadzakkur itu ada tiga


macam:

1. Mengambil manfaat dari izhah. Maksud izhah di sini adalah perintah dan larangan,
yang lebih dikenal dengan istilah at-targhib wat-tarhib.

Izhah ada dua macam: Izhah dengan pendengaran dan dengan penglihatan.

2.Mencari kejelasan lewat pelajaran. Karena tadzakkuritu berarti mencermati makna-


makna yang diperoleh dengan memikirkan ayat-ayat dan pelajaran, maka tadzakkur ini
bisa didapatkan dengan tafakkur.

3. Mencari buah pikiran. Ini merupakan masalah yang sangat lembut dan sensitif.
Pikiran itu mempunyai dua buah: Mendapatkan apa yang dicari secara utuh sebisa
mungkin, dan berbuat sebagaimana lazimnya untuk memenuhi hak.
Lima perkara ini menjadi penghalang antara hati dan Allah, menghambat
perjalanannya dan menimbulkan penyakit di dalamnya. Inilah uraiannya.

1. Terlalu Banyak Bergaul dengan manusia.

2. Mengarungi hamparan lautan harapan dan angan-angan yang tidak bertepi.

3. Bergantung kepada selain Allah.

4. Perusak hati yang keempat adalah makanan yang berlebihan.

5. Banyak tidur.

Jadi, tafakkur dan tadzakkur adalah benih ilmu. Saling bertanya adalah siramannya,
dan mudzakarah adalah pembuahannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://belajarislam.com/2011/01/tadabur-al-quran/
https://mahadulilmi.wordpress.com/2012/09/12/definisi-tadabbur-al-quran/
https://tafakurtraining.wordpress.com/metode-training/

https://www.google.co.id/amp/s/perkarahati.wordpress.com/2014/05/09/tafakur-arti-
keutamaan-dan-faedahnya/amp/
https://www.google.co.id/amp/s/aljaami.wordpress.com/2011/03/21/953/amp/

Anda mungkin juga menyukai