Ketika telah diambil keputusan mengenai berapa jumlah uang yang digunakan
untuk membangun sekolah, dari mana sejumlah uang tersebut dikumpulkan, dan
siapa yang membelanjakannya, pada dasarnya masih menyisakan persoalan
mengenai pengelolaan pengeluaran tersebut untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Tiga area kepentingan tersebut merupakan administrasi bisnis sekolah. Ekonomi
mengurusi alokasi finansial dengan distribusinya, namun administrasi bisnis
berurusan dengan fungsi manajemen atau pun eksekusi.
Untuk poin ini, kita telah menguji langkah atau fase dalam proses manajemen,
tanpa mempertimbangkan wilayah isi dari administrasi bisnis sekolah. Untuk alasan
historis dan praktis, administrasi bisnis sekolah telah dikaitkan dengan deskripsi
pekerjaan dari petugas bisnis distrik sekolah lokal. Disebut dengan pengawas
asisten untuk bisnis, pengurus, atau pun jenis pangkat lainnya, para petugas bisnis
sekolah umumnya mempunyai tanggung jawab paling banyak atau di seluruh
wilayah-wilayah berikut ini.
Pernyataan lanjutan perlu dibuat dalam daftar ini, karena hal ini menyebutkan
tanggung jawab dari banyak petugas bisnis sekolah lokal di seluruh wilayah, hal ini
tidak mencakup keseluruhan bidang dalam administrasi sekolah sebagaimana yang
dipahami di sini. Di satu sisi, beberapa hal yang masuk ke dalam daftar, seperti
manajemen kantor dan personalia, mungkin lebih tergantung pada keahlian
hubungan manusia dibandingkan dengan pengetahuan proses pembiayaan.
Sedangkan di sisi yang lain, beberapa fungsi manajemen bisnis dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, dan kepala departemen ketika mereka mengisi permintaan
anggaran, memesan persediaan, bertindak sebagai pengawas pendanaan klub
sekolah, atau melibatkan diri mereka sendiri dalam operasional keuangan lainnya.
Senada dengan hal tersebut, para pekerja di agensi pendidikan negeri yang
mengeluarkan dana, menghitung alokasi dana bantuan, dan mengawasi pengeluaran
lokal pada dasarnya sedang melakukan fungsi yang berkaitan dengan administrasi
bisnis sekolah. Oleh karena itu, administrasi bisnis sekolah mempengaruhi
beberapa deskripsi dan posisi pekerjaan. Di sini kita akan membahas fungsi
finansial, dan bukan deskripsi posisi pekerjaan.
Penganggaran bisa dianggap menjadi fungsi utama karena hal ini melibatkan
keputusan awal dengan yang mana nantinya fase siklus tersebut bergantung.
Anggaran dapat didefinisikan sebagai rencana keuangan di masa mendatang,
biasanya untuk satu tahun namun juga memungkinkan untuk jangka waktu yang
lebih lama atau pun lebih sebentar. Laporan merupakan proses klasifikasi,
pencatatan, dan merangkum transaksi keuangan, serta seringkali mendeskripsikan
aktifitas keorganisasian yang mengikuti terjadinya transaksi tersebut. Audit dapat
didefinisikan sebagai kajian dari transaksi keuangan untuk menjamin akurasi,
kelengkapan, legalitas, dan kemungkinan perbandingan dengan praktek yang dapat
diterima secara umum.
Dengan melihat heading utama pada tabel 1-11 dari kanan ke kiri, catatan
dana terpisah meyakinkan bahwa uang yang harus diidentifikasi pada fase
implementasi dan evaluasi selaras dengan dana-dana lainnya. Sebagai contoh,
pemerintah federal mungkin membutuhkan dana Nama I dicatat secara terpisah dari
bagian-bagian pendanaan sekolah lainnya. Jika yang terjadi demikian, maka Nama
I uang (pendapatan khusus) tidak akan selaras dengan dana umum, uang yang dapat
digunakan untuk tujuan apa pun. Catatan objek, fungsi, unit operasional dan
program merupakan semu cara yang berbeda untuk mengklasifikasikan
pengeluaran yang sama. Objek didefinisikan sebagai layanan atau komoditas yang
dibeli. Fungsi mendeskripsikan tujuan luas untuk yang mana sebuah layanan atau
dana diperlukan. Unit operasional merupakan bangunan sekolah atau pusat-pusat
biaya lainnya. Program merupakan aktifitas terencana dan prosedur untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pencatatan sumber dana
mengindikasikan unit pemerintah yang mengalokasikan uang.
Table 1-12 merangkum tentang uang dan pendidikan. Divisi tiga bagian dari
topik tersebut ditujukan untuk digunakan sebagai sebuah alat untuk mengelola
informasi, namun hal tersebut penting juga untuk merealisasikan bahwa terdapat
adanya situasi saling melengkapi. Tiga tpoik tersebut dapat diisolasikan untuk
pemahaman dan kajian, namun pada dasarnya hal tersebut hampir saling terkait.
Fungsi alokasi, distribusi, dan eksekusi tersebut berada dalam interaksi satu
sama lain secara terus menerus. Yakni, metode untuk meningkatkan dan
membelanjakan uang akan menentukan sejauh mana jumlah total yang
dibelanjakan. Sistem yang mungkin terbaik untuk distribusi dana dapat menjadi
kurang efekti bila dijalankan oleh manajemen yang tidak responsif. Di sisi yang
lain, manajemen responsif seharusnya menghasilkan alokasi yang lebih besar untuk
pendanaan pendidikan.
Tiga area tersebut telah memiliki evolusi dan perkembangan yang cukup
berbeda. Kemajuan pengetahuan di masa mendatang bisa berasal dari penelitian
dan praktek yang saling melengkapi divisi yang berubah-ubah ini.
1. Ekonomi pendidikan (fungsi alokasi): perkembangan konsep modal manusia,
nilai laba atas investasi, biaya-keuntungan, biaya-efektifitas, perencanaan
tenaga manusia.
2. Pendanaan pendidikan (fungsi distribusi): peningkatan penghasilan,
perencanaan pengeluaran, pertimbangan keadilan (siswa, wajib pajak, wilayah
geografis, guru, dan program sekolah).
3. Administrasi bisnis sekolah (fungsi manajemen): penganggaran, pelaporan,
audit.