PENDAHULUAN
mutu dan kualitas, salah satunya adalah sifat kemudahan mengalir dengan
karena, pada suhu tertentu bahan bakar Gasoil dapat membeku dan tidak
Dalam industri migas, bahan bakar Gasoil perlu di uji dengan sifat
alirkan maka titik Pour Point nya harus on specification dalam artian
diatas batas minimum yang telah ditentukan. Jika titik Pour Point nya off
1.2 Tujuan
perkuliahan.
1
3. Mahasiswa dapat memenuhi program perkuliahan kerja praktek
di semester 5.
kerja praktek.
1.3 Manfaat
2
1.3.2 Manfaat Bagi AKAMIGAS Balongan
dunia industri ;
lapangan ; dan
praktek ;
3
II. TINJAUAN TEORI
Minyak solar atau yang biasa disebut Minyak diesel adalah fraksi
minyak bumi yang mempunyai trayek titik didih antara 200 – 350oC dan
silinder mesin. Oleh karena itu mesin diesel dirancang dengan perbandingan
bisa mencapi 400 - 700 psi dan suhu udara setelah dimampatkan mencapai
1000oF atau lebih. Supaya bahan bakar diesel dapat masuk kedalam silinder
yang berisi udara bertekanan tinggi, maka bahan bakar harus ditekan dengan
Spesifikasi terpenting dari solar adalah cetane number, sulfur, dan Pour
Point atau cloud point. Angka cetane terkait dengan kualitas pembakaran
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar ini. Titik tuang atau titik awan
Surinder.2003)
4
2.2 Sifat Bahan Bakar Gasoil
(Spesific Gravity) atau berat jenis dan lb/ft3 atau lb/barrel. Berat
Gravity.
API Gravity
141,5
API Gravity at 60 F = 𝑆𝐺 𝑎𝑡 60 /60 𝐹 - 131.5
5
2.2.2 Sifat Penguapan
6
Kalkulasi indeks setana ASTM D-4737
ASTM D-4737.
ke pompa injector.
Pada suhu yang dingin saringan bahan bakar dapat tersumbat oleh
cairan.
7
2.2.5 Sifat Kebersihan
pemeriksaan :
kontaminasi oleh bahan bakar yang lebih berat, atau air dan
partikel-partikel lain.
pada solar. Kadar abu ini sendirii adalah sisa-sisa minyak yang
8
dinding dan permukaan ruang bahan bakar mesin dapat
proses penguapan.
asam kuat atau asam lemah dalam solar. Batasan maksimum total
9
Sulfur content ASTM D-4294
berwarna hitam yang berbentuk cair pada suhu sedang dan rendah.
bunker kapal laut. Oleh karena itu, minyak diesel disebut juga
10
2.3.3 Minyak Bakar (MFO)
2.3.4 Biodiesel
11
dengan katup injektor yang dikendalikan oleh komputer dimana
kualitas dari pengapian. Ukuran yang dijadikan tolak ukur pada diesel
pengapian yang sama dalam mesin uji sebagai bahan bakar diesel, bahan
bakar diesel memiliki angka setana sama dengan persen cetane itu. Seperti
bahan bakar gasoline, ada beberapa tingkat angka cetane dari bahan bakar
diesel. Bahan bakar diesel biasa berjalan sekitar 40-45 cetane; diesel
premium berjalan 45-50 cetane. Serta bahan bakar diesel yang memiliki
nilai cetane lebih ringan dari kisaran biasanya ( fraksi ringan), biasanya
( L.Leffler William.1979 )
12
Encer dan tidak menguap dibawah suhu normal.
bensin. (Margasari,2014)
Bahan bakar solar harus dapat mengalir dengan bebas pada suhu
atmosfer terendah dimana bahan bakar ini digunakan. Suhu terendah dimana
bahan bakar solar masih dapat mengalir disebut titik tuang. Pada suhu
sekitar 10° F diatas titik tuang, bahan bakar solar dapat berkabut dan hal ini
disebabkan oleh pemisahan kristal malam yang kecil-kecil. Suhu ini dikenal
dengan nama titik kabut. Karena kristal malam dapat menyumbat saringan
yang digunakan dalam sistem bahan bakar mesin diesel, maka seringkali
titik kabut lebih berarti dari pada titik tuang. (A. Hardjono. 2007)
Titik tuang (Pour Point) produk minyak bumi adalah indeks suhu
tuang, dapat menjadi indikator penting untuk operasi yang benar dari sistem
pelumas, sistem bahan bakar, dan operasi pipa. Hasil pengujian dari metode
Pour Point ini dapat ditentukan pada interval 1 atau 3 ° C. Metode uji ini
menghasilkan titik tuang (Pour Point) dalam metode yang serupa dengan
13
menggunakan uji ASTM D-97 ketika interval 3 ° C diujikan. Metode uji ini
memiliki ketelitian yang relatif lebih baik dengan Metode Uji ASTM D-97
Nadkharni R. A.2007)
beberapa sumur produksi akibat tekanan yang meningkat terus menerus dan
kondisi cuaca (hujan) dan karakter minyak yang mudah membeku (minyak
2013 )
14
2.7 Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Solar
(Sumber : Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi 3675 K/24/D JM/2006)
15
Catatan Umum :
Catatan Kaki :
16
2.7.2 Minyak Solar 51
(Sumber : Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi 3675 K/24/D JM/2006)
*) Khusus untuk minyak solar yang mengandung Bio Diesel, jenis dan spesifikasi
17
Catatan Umum :
Catatan Kaki :
18
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
melakukan studi kasus yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di tempat
kerja praktek menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada
ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat untuk kemudian
Untuk mendukung kerja praktek dan kajian yang dilakukan, maka dapat
3.1 Pendahuluan
observasi lapangan.
Data yang dibutuhkan adalah data dari Pour Point Tester ASTM D
97. Data Pour Point yang dibutuhkan adalah suhu dari pengujian, waktu
I,II dan III. Kemudian didapatkan hasil optimalisasi pengamatan dari Pour
Point.
19
Pendahuluan
Rencana Data
Suhu
Waktu
Keterangan Mengalir tidak
mengalir
Evaluasi :
1. Repeatability I dan II
2. Reproducibility I,II dan III
Optimasi :
3. Pour Point
Rencana Hasil
20
IV. RENCANA KEGIATAN
Minggu
No. Rencana Kegiatan
I II III IV V VI VII VIII
1 Pengenalan Lapangan √
2 Observasi √ √
3 Pengambilan Data √ √ √ √ √ √ √
4 Pengolahan Data √ √ √ √ √ √
Penyusunan Laporan
5 √ √ √ √ √ √
& Slide
6. Presentasi √
V. KESIMPULAN SEMENTARA
2. Parameter untuk optimasi Pour Point Tester adalah suhu, waktu dan
21
4. Setelah dilakukan percobaan pada sampel minyak solar, Repeatability
22