Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maharani Kusumaningayu

NIM : 16.1412 / 3B

Pemenuhan Tugas KMB “Resume skoliosis”


SKOLIOSIS

1. Definisi
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini
sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi
perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang
secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan
lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007).
skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang
dapat terjadi pada segmen servikal, toraka maupun lumbal.
Rosmawati Mion menyatakan bahwa skolisis merupakan penyakit tulang belakang
yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok
benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini juga sulit untuk
dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion, Rosmawati, 2007).

2. Etiologi
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenil
3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.
 Skoliosis ringan : sudut kelengkungan kurang dari 20 derajat.
 Skoliosis sedang: sudut kelengkungan 21-40 derajat.
 Skoliosis berat : sudut kelengkungan lebih dari 40 derajat.
3. Manifestasi Klinik
a. Abdormalitas penampilan vertebra yang biasa yaitu cekung-cembung-cekung yang
terlihat menurun dari bahu sampai bokong.
b. Penonjolan iga di sisi cembung.
c. Tinggi Krista iliaka yang tidak sama,yang dapat menyebabkan Satu tungkai lebih
pendek dari pada tungkai lainnya.
d. Asimetri selubung toraks dan ketidak sejajaran vertebra spinalis akan tampak apabila
individu membungkuk.
e. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
f. Bahu atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
g. Nyeri punggung
h. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
i. Skoliosis yang berat(kelengkungan yang lebih besar dari 60°)

4. Komplikasi
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal
mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan
berbagai komplikasi seperti :
a. Kerusakan paru-paru dan jantung.
b. Sakit tulang belakang.
c. Pada skoliosis yang lengkungan lebih dari 70 derajat, iga akan menekan paru-paru,
sehingga menimbulkan kesulitan bernapas.
d. Pada lengkungan lebih dari 100 derajat, kerusakan bukan hanya pada paru-paru, namun
juga pada jantung. Pada keadaan demikian infeksi paru terutama radang paru akan
mudah terjadi.
e. Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan menimbulkan resiko
kehilangan densitas tulang (osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita
skoliosis sejak remaja dan resiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia.
f. Skoliosis tingkat ringan dan sedang baru menimbulkan keluhan bila sudah berusia
diatas 35 tahun. Keluhan yang mereka derita biasanya sakit kronis di daerah pinggang
yang lebih dini dibandingkan orang yang normal seusianya. Hal ini akibat proses
degenerasi yang lebih dini

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rontgen tulang belakang.
X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat
kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser. Kurva
structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior,
vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah;
ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh
kembali.
b. Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang)
Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran
dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian atur
posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura,
sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk
lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks
kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar
dari 5 derajat, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada pengukuran
cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang lanjut.
c. MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

6. Penatalaksanaan
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :
a. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu < 25o pada tulang
yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-
rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun. Pada pemantauan ini, dilakukan
kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol pertama
dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan
berikutnya bagi yang derajat < 20o dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20o.
b. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama
brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1. Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25o
2. Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25o
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
a. Milwaukee
b. Boston
c. Charleston bending brace
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur
23 jam dalam sehari hingga masa pertumbuhan anak berhenti.
3. Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada
skoliosis adalah :
1. Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45o pada anak
yang sedang tumbuh
2. Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
3. Terdapat derajat pembengkokan >50o pada orang dewasa
Risiko Operasi
1. Operasi skoliosis adalah operasi besar dimana risiko tidak berhasil dan
komplikasi bisa diperhitungkan antara 50% sampai 1%. Komplikasi operasi yang
dapat timbul adalah kehilangan darah, paru-paru terluka, tulang-tulang iga patah,
lever dan jantung terganggu, bahkan sampai terjadi kelumpuhan
2. Risiko-risiko ini harus sedapat mungkin diperkecil dengan alat-alat yang canggih
dan pengetahuan struktur ilmiah dari tulang. Dibedakan dengan 10 tahun yang
lalu, risiko operasi skoliosis di Jerman sekarang ini sangatlah minimal (di bawah
1%), dibandingkan dengan di negara-negara lainnya.
7. Pathway skoliosis

Ditandai Gangguan
Gangguan
dgn BB nutrisi
Nutrisi ETIOLOGI

Pola Makan yang Posisi Duduk Faktor Genetik Faktor Hormonal


buruk yang salah
<< asam folat pd Defisiensi melatonin
Intake nutrisi Kerja otot pd ruas ibu hamil
<<< kebutuhan tl.belakang Sekresi
Resiko tinggi sambungan melatonin pada
spinal pada bayi malam hari
Defisit vit. D & Ca Ketegangan Otot

Tl. Belakang tidak << Progresivitas


Mempengaruhi Perkembangan Otot tl.
normal skoliosis
perkembangan tulang Belakang terganggu

Abnormalitas Otot lemah


perkembangan spinal
Ruas tl. Belakang lemah
hemispinal
Tl. Belakang melengkung miring
Deformitas tl. ke salah satu sisi
Belakang (angulasi)
SKOLIOSIS

kj i
Deviasi lateral Kelelahan tulang Tl. Belakang melengkung, dada
Gangguan
corpus spinal dan sendi kanan menonjol & skapula
Citra tubuh
tampak >>tinggi
Derajat deviasi Kaku otot
semakin besar Menekan area paru Ditandai dgn klien
Menghambat ingin cepat
untuk bergerak dioperasi
Gangguan rasa Menghambat pergerakan Jenuh dan sedih
nyaman nyeri rusuk dan paru lama menunggu
Gangguan Mobilitas
fisik Ekspansi paru ansietas

dispnea

Resti Pola Napas tidak


efektif

Anda mungkin juga menyukai