yang diinterpretasi sebagai patahan. Hasil pemetaan kelurusan yang diinterpretasikan sebagai
patahan di Wilayah IUP PT. KPU dapat dilihat pada Gambar 3.3. Patahan yang terjadi
Wilayah IUP PT. KPU dan sekitarnya berarah Utara Timur Laut - Selatan Tenggara yang
umumnya panjang dan berarah Tenggara - Barat Laut yang umumnya pendek. Patahan utama
yang berarah Utara Timur Laut - Selatan Tenggara di bagian Timur Wilayah IUP PT. KPU,
merupakan patahan besar dan diduga mengontrol terjadinya intrusi Granodiorit. Sedangkan
patahan yang berada dibagian barat merupakan patahan-patahan yang terbentuk kemudian
dan mengontrol intrusi yang menyebabkan terbentuknya zona alterasi di Wilayah IUP PT.
KPU. Patahan yang berada paling barat juga mengontrol keluarnya mata air panas di tepi
pantai di Desa Bandar sebagai adanya bukti kegiatan hidrotermal di Daerah tersebut.
Hasil pemetaan jarak jauh menuntun dilakukannya interpretasi lebih detail pada zona alterasi
yang banyak memiliki kelurusan sehingga PT. KPU selama ini melakukan pemetaan detail di
Pemetaan awal dilakukan oleh PT. MAM dan berhasil dipetakan adanya 10 vein dan satu
zona breksi hidrotermal. Hasil pemetaan ini kemudian diverifikasi oleh SRK consultan.
Berdasarkan hasil pemetaan PT. MAM dan verifikasi oleh SRK consultan dilaporkan bahwa
di Daerah Bukitmas dijumpai adanya vein kalsedonik, silisifikasi vulkanik dengan lempung
yang teralterasi, silika tuf hidrotermal, batugamping, dan breksi hidrotermal. Struktur yang
diamati berupa rekahan, breksi sesar, dan vein (kalsedonik dan breksi hidrothermal). Zona
alterasi yang terdapat di Daerah Bukitmas dan sekitarnya sangat luas berupa silisifikasi
vulkanik yang berkaitan dengan mineralisasi pada vein kalsedonik yang berasal dari cairan
kalsedonik memiliki trend Barat Laut- Tenggara yang diamati sebagai singkapan batuan
yang melimpah di atas bukit dan berbentuk vertikal dengan lebar 3 sampai 8 meter. Vein
menunjukan tekstur "lattice bladed" yang tersilisifikasi dengan mineral barite dan sulfide
sebagai lapisan halus (laminasi). Silisifikasi vulkanik terbentuk sebagai wall rock, sedangkan
mineral lempung-silika teralterasi sebagai alunit dan teroksidasi hematite, lihat Gambar 3.7.
Hasil pemetaan detail PT. MAM bersama SRK consultant dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Khusus untuk pemetaan vein yang diduga lebih banyak dari 10 vein (hasil pemetaan Akhir
Tahun 2014), maka dilakukan intrepretasi kelurusan dari citra satelite, sebagai patokan untuk
Dijumpai adanya sesar mendatar yang berarah Barat Laut - Tenggara dan dipotong oleh sesar
yang berarah Barat Daya – Timur Laut. Vein yang panjang dijumpai umumnya berarah Barat
Laut - Tenggara yang juga dipotong oleh sesar yang berarah Bara Daya – Timur Laut.
Dijumpai pula vein yang pendek berarah Utara - Selatan. Pengamatan vein dilapangan belum
dapat dipetakan dengan baik, dan diduga trend dan polanya mengikuti kelurusan, untuk itu
maka direkomendasikan untuk dilakukan pengamatan detail lagi dan dilakukan pemetaan
jalur vein dipermukaan. Kedudukan vein diperkirakan berkisar hampir tegak (80o) hingga
tegak.