Anda di halaman 1dari 7

PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN

HIV / AIDS

Disusun Oleh :
1. Dandy Setyono
2. Dian Ayu Lestari
3. Ika Rofik Ristianingrum
4. Yasmi

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


Jl. Lambao No. 1 Singocandi Kec. Kota Kab. Kudus
2007
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Menurut prediksi Departemen Kesehatan (Depkes) pada 2010
HIV/AIDS bisa mencapai satu juta hingga lima juta orang. Sementara
akumulasi kasus AIDS pada 2010 (Sejak 2187) akan mencapai 80-130 ribu
orang dan diprediksi akan terus menggelembung.
Sebagai contoh di Jawa Barat HIV/AIDS sebanyak 7000.23.262 orang
sampai Juli 2006 namun yang tercatat hanya 1.735 kasus menurut sekretaris tim
penanggulangan AIDS perjan RSHS Bandung dr. Rasmia Riwawi SPKK terdiri
464 penderita AIDS dan 1.280 HIV.

II. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunitas.
2. Supaya mahasiswa lebih siap ikut serta dalam peningkatan pembangunan
kesehatan nasional.
3. Agar masyarakat lebih berhati-hati dengan semakin banyak penderita
HIV/AIDS supaya tidak ikut terjangkit.

III. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN : Latar Belakang, Tujuan, Sistematika
Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI : Pengertian, Upaya Perawat Dalam
Pencegahan HIV/AIDS, Hambatan
Pencegahan HIV/AIDS.
BAB III PENUTUP : Kesimpulan, Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang
terhadap orang lain dalam hal ini perawat untuk : memberikan asuhan
keperawatan, melakukan pembelaan kepada klien, sebagai pendidik tenaga
perawat dan masyarakat, coordinator dalam pelayanan pasien, pembaharu
sistem, metodologi dan sikap. (Peran Perawat, CHS, 1989). Peran perawat
menurut (Lokakarya Nasional, 1983) adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan,
sebagai pendidik dalam keperawatan, peneliti dan pengembang keperawatan.
Menurut (Kozier, Barbara, 1995 : 21) peran perawat adalah cara untuk
menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan
pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah
untuk menjalankan tugas, dan tanggung jawab keperawatan secara profesional
sesuai dengan kode etik profesional.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome. Acquired artinya didapat, jadi bukan merupakan penyakit keturunan.
Immuno berarti sistem kekebalan tubuh, deficiency artinya kekurangan,
sedangkan syndrome adalah kumpulan gejala. AIDS adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Sehingga tubuh
mudah diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal. Padahal, penyakit-
penyakit tersebut misalnya berbagai virus, cacing, jamur, protozoa dan basil
tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada orang yang sistem
kekebalannya normal. Selain penyakit infeksi penderita AIDS juga muda
terkena kanker sehingga gejala AIDS amat bervariasi.

B. Upaya Perawat dalam Pencegahan HIV AIDS


1. Perawat dapat bekerja sama dengan orang tua, kalangan agama, guru, tokoh
masyarakat agar berperan aktif dalam meningkatkan daya tahan keluarga
terutama remaja dalam mencegah penularan HIV/AIDS melalui dua jalur
penting penularan yaitu penggunaan narkoba dan hubungan seks yang tidak
aman.
2. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNAIDS meluncurkan rencana untuk
menyediakan obat-obat antiretroviral bagi tiga juta orang di negara-negara
berkembang dan mereka yang dalam transisi sebelum tahun 2005 WHO
memperkirakan bahwa enam juta orang di negara-negara miskin
memerlukan pengobatan antiretroviral (ARV) yang telah dinikmati banyak
pengidap AIDS di negara maju.
3. Pemerintah juga membuat strategi dalam program pembangunan kesehatan
nasional (PEROPENAS) disebutkan bahwa salah satu program pokok
pembangunan kesehatan adalah peningkatan perilaku sehat dan
pemberdayaan masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Sedangkan
misi dari promosi kesehatan antara lain : 1) Melakukan advokasi kebijakan
publik yang berdampak positif pada kesehatan, 2) mensosialisasikan pesan-
pesan kesehatan, 3) Mendorong gerakan-gerakan sehat di masyarakat.
Untuk itu peran perawat dalam advokasi AIDS lebih akan
berdampak ganda (mengurangi resiko infeksi nosokomial AIDS dan
meningkatkan peran dalam preventif, promotif dan rehabilityf) dalam
penanggulangan AIDS/HIV, misalnya dengan jalan :
1. Membuat LSM atau lembaga penelitian AIDS/HIV
2. Advokasi KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) lewat
website/internet.
3. Mengadakan pelatihan / seminar publik.
4. Menjaring tokoh perawat Indonesia dalam penanggulangan AIDS/HIV
agar masyarakat lebih mengenal keperawatan lebih maju dan modern.
5. Mengoptimalkan pemanfaatan dana hibah/grant lewat bidang
keperawatan AIDS/HIV.
6. Membuat SOP Askep AIDS/HIV.

C. Hambatan dalam Pencegahan HIV/AIDS


1. Penanganan Hiv/AIDS dengan ARV saat ini terdapat beberapa kendala
terutama kelemahan pada sistem kesehatan, termasuk kurangnya jumlah
tenaga profesional kesehatan. Hal ini sering menjadikan alasan rasional
untuk mengadakan pelatihan kepada tenaga kerja kesehatan di masyarakat
(Community Health Workers) dalam rangka membantu dalam pemberian
ARV dan memonitor kepatuhan (adherence). Disaat yang sama terjadi
pertumbuhan jumlah perawat disejumlah negara yang belum diberdayakan
untuk meningkatkan access dalam upaya preventive, perawatan (care) dan
pengobatan (treatment) AIDS. Kondisi tersebut juga terjadi di Indonesia
dilihat dari pertumbuhan lulusan sekolah perawat cukup tinggi.
2. Banyak perawat tertular HIV/AIDS, karena kurangnya proteksi diri
terutama akibat dari terpapar cairan dan tertusuk jarum, sehingga
berkembang upaya untuk mencegah terinfeksi pasca paparan HIV termasuk
di Indonesia.
3. Tidak terpenuhinya standar-standar yang harus dilakukan dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien HIV/AIDS dan masih banyak pula
stigma serta diskriminasi pelayanan yang dilakukan oleh perawat terhadap
HIV/AIDS di Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
AIDS adalah salah satu penyakit berbahaya di dunia yang dapat
mengakibatkan kematian. Banyak orang yang terkena AIDS, tapi banyak tenaga
kesehatan yang masih enggan memberikan pelayanan kesehatan pada penderita
AIDS karena takut tertular penyakit tersebut. Dan banyak penderita AIDS yang
tidak tertolong akibat tidak terpenuhinya obat antiretroviral.

B. Saran
1. Bagi pasangan hati-hati dalam berhubungan seksual.
2. Hati-hati dalam penggunaan jarum suntik.
3. Bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya hendaknya meningkatkan
proteksi diri.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit I, 2006, Ilmu Keperawatan Komunitas 2. CV Sagung Seto; Jakarta.

http : //www.nurmanto.blogspot.com/.

Anda mungkin juga menyukai