Anda di halaman 1dari 5

A.

Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan hidung kiri tersumbat sejak -/+ 2 bulan
lalu
B. Keluhan tambahan
2 bulan terakhir ini pasien juga mengeluhkan nyeri pada pangkal
hidung, pasien juga merasa telinga kanan berdenging dan pendengaran
terasa menurun
C. Riwayat penyakit sekarang
Hanya hidung kiri saja yang tersumbat sejak 2 bulan lalu, kadang
keluar cairan dari hidung dengan konsistensi cair/ encer dan berwarna
bening, cairan yang keluar tidak berbau biasanya cairan timbul saat
udara dingin. Keluhan ini dirasakan hampir sepanjang hari tanpa
dipengaruhi oleh perubahan posisi, aktivitas. Pasien menyangkal
adanya bersin yang berulang dan nyeri / rasa gatal pada hidung.
Pasien juga mengeluhkan gangguan penghidu, pada bau-bauan yang
tidak terlalu tajam pasien tidak dapat merasakannya, pasien juga sering
merasa seperti menelan lendir, pasien juga sering batuk dan tidak bisa
mengeluarkan dahaknya. Kadang pasien merasa tenggorokannya
kering sehingga sulit menelan, walaupun sudah minum cukup.
Nyeri yang dirasa pada pangkal hidung ini dirasa cukup mengganggu
sehingga kadang pasien juga merasa sakit kepala, tetapi tidak semakin
parah pada 2 bulan terakhir ini. Saat ini pasien tidak merasa demam,
tidak sedang batuk maupun pilek.
D. Riwayat penyakit dahulu
Hidung tersumbat sejak 2 tahun lalu, pada kedua hidung secara
bergantian yang hilang timbul. Riwayat batuk pilek sejak lama.
Riwayat telinga kanan terasa penuh dan keluar cairan saat usia 11
tahun, cairan berwarna putih kekuningan dan agak berbau. Dulu saat
SMA pernah kedokter dan didiagnosis dengan polip. Menyangkal
adanya riwayat asma, sesak nafas, darah tinggi, kolesterol, gula darah.
Pasien juga menyangkal adanya trauma pada hidung.
E. Riwayat alergi
Segala bentuk alergi disangkal
F. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada pada keluarga yang memiliki gejala serupa, pada keluarga
juga tidak ada yang mempunyai alergi tertentu.
G. Riwayat pengobatan
Saat SMA pernah menggunakan obat tetes untuk hidung, selama
kurang lebih 1 bulan. Namun pasien lupa merk atau jenis obatnya.
H. Riwayat sosial
Pasien memiliki kebiasaan berenang sejak kecil. Pasien tidak merokok,
minum alkohol, maupun konsumsi obat-obatan terlarang.
I. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda vital
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Pernafasan : 16x/min
 Suhu : 36,5’C
 Nadi : 80x/min
d. Status lokalis
Kepala : normosefali, luka (-)
Telinga
 Aurikula : simetris, luka (-)/(-),
hiperemis (-)/(-), edema (-)/(-), massa (-)/(-), nyeri tekan
tragus (-)/(-), nyeri tarik pina (-)/(-), fistula (-)/(-)
 Otoskopi
o Meatus akustikus eksterna : lapang/lapang, massa (-
)/(-), hiperemis (-)/(-), edema (-)/(-), sekret (-)/(-),
serumen minimal/minimal,
o Membran timpani : perforasi (sentral)/utuh,
refleks cahaya -/7,
 Tes pendengaran
o Tes bisik :
o Tes rinne : -/+
o Tes weber : lateralisasi -
o Tes schwabach : sama dengan pemeriksa/
sama dengan pemeriksa
Hidung dan sinus paranasal
 Pemeriksaan luar : simetris, deformitas (-),
hiperemis (-), edema (-), massa (-), luka (-), kelainan kulit
(-), sekret (-)
 Inspeksi :
 Palpasi : krepitus (-), nyeri tekan
sinus (-)
 Rinoskopi anterior : kavum nasi
lapang/sempit, konka inferior: eutrofi/eutrofi, edema (-)/(-),
hiperemis (-)/(-), sekret (-)/(-), krusta (-)/(-), perdarahan
aktif (-)/(-), septum: deviasi (-)/(+), perforasi (-)/(-)
 Rinoskopi posterior : sekret (-), massa (-)
 Transluminasi : tidak dilakukan
Mulut
 Inspeksi : bibir: simetris (-), luka (-
), deformitas (-), kebersihan rongga mulut baik, lidah:
massa (-), ulkus (-), plak (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-)
Faring dan tonsil : arkus faring: simetris,
hiperemis (-), uvula: ditengah, elongasi (-), hiperemis (-),
dinding faring posterior: hiperemis (-), massa (-), edema (-),
sekret (-), tonsil: simetris, T1-T1, hiperemis (-)/(-), detritus (-
)/(-)
Laring
Laringoskop indirek : pangkal lidah: dbn,
benda asing (-), epiglotis: hiperemis (-), massa (-), edema (-),
plika ventrikularis: simetris, pergerakan dbn, hambatan (-),
massa (-), hiperemis (-), edema (-), plika vokalis: simetris,
pergerakan dbn, hambatan (-), massa (-), hiperemis (-), edema
(-)
Leher : KGB: perbesaran (-),
tiroid: simetris, nyeri tekan (-), perbesaran (-), tanda inflamasi
(-), massa (-)

e. Thorax
Paru : dalam batas normal
Jantung : dalam batas normal
f. Abdomen : dalam batas normal
g. Anggota gerak
 Ekstrimitas atas : dalam batas normal
 Ekstrimitas bawah : dalam batas normal

J. Diagnosis
Rhinitis akut et causa deviasi septum nasi
K. Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan
L. Tatalaksana / terapi
Medika mentosa
 Dekongestan
 Analgesik
Non-medika mentosa
 Operatif dengan teknik septoplasti
M. Prognosis
 Ad vitam : bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad malam
Pasien wanita berusia 22 tahun, dengan tingkat kesadaran sadar penuh datang dengan
keluhan hidung sebelah kiri tersumbat sejak -/+ 2 bulan lalu, pasien juga
mengeluhkan kadang keluar cairan dari hidung dengan konsistensi cair/ encer dan
berwarna bening, cairan yang keluar tidak berbau biasanya cairan timbul saat udara
dingin. Keluhan ini dirasakan hampir sepanjang hari tanpa dipengaruhi oleh
perubahan posisi, aktivitas. Pasien menyangkal adanya bersin yang berulang dan
nyeri / rasa gatal pada hidung. Pasien juga mengeluhkan gangguan penghidu, pada
bau-bauan yang tidak terlalu tajam pasien tidak dapat merasakannya, pasien juga
sering merasa seperti menelan lendir, pasien juga sering batuk dan tidak bisa
mengeluarkan dahaknya. Kadang pasien merasa tenggorokannya kering sehingga sulit
menelan, walaupun sudah minum cukup.

Pada 2 bulan terakhir ini pasien juga mengeluhkan nyeri pada pangkal hidung, nyeri
yang dirasa pada pangkal hidung ini dirasa cukup mengganggu sehingga kadang
pasien juga merasa sakit kepala, tetapi sakit kepala tidak semakin parah pada 2 bulan
terakhir ini. Saat ini pasien tidak merasa demam, tidak sedang batuk maupun pilek.
Selain itu pasien juga merasa telinga kanan berdenging dan pendengaran terasa
menurun.

Pasien juga mempunyai riwayat hidung tersumbat sejak 2 tahun lalu, pada kedua
hidung secara bergantian yang hilang timbul, juga riwayat batuk pilek sejak lama.
Riwayat telinga kanan terasa penuh dan keluar cairan saat usia 11 tahun, cairan
berwarna putih kekuningan dan agak berbau. Dulu saat SMA pernah kedokter dan
didiagnosis dengan polip hidung dan diberikan obat tetes hidung. Pasien menyangkal
adanya riwayat asma, sesak nafas, darah tinggi, kolesterol, gula darah. Pasien juga
menyangkal adanya trauma pada hidung sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 110/60 mmHg, laju nafas 16x/min,
detak jantung 80x/min, suhu tubuh 36,5’C. Pada pemeriksaan telinga ditemukan
membran timpani perforasi pada telinga kanan, dan tidak ditemukan refleks cahaya
pada membran timpani telinga kanan. Pada tes pendengaran ditemukan tes rinne
negatif (-) pada telinga kanan, dan pemeriksaan tes weber tidak didapati lateralisasi.
Pada pemeriksaan hidung dengan rinoskopi anterior ditemukan sempit pada kavum
nasi sebelah kiri, dan septum deviasi kearah kiri, tidak disertai dengan edema konka
dan perforasi septum. Pada pemeriksaan mulut pasien dalam batas normal.
Pemeriksaan faring, tonsil, dan leher dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru,
jantung, abdomen, anggota gerak juga dalam batas normal.

Pasien didiagnosis dengan rhinitis et causa deviasi septum nasal, tatalaksana pada
pasien ini akan direncanakan tindakan operatif yaitu septoplasti.
Pasien juga didiagnosis dengan otitis media supurative kronik tipe aman dengan
membran timpani perforasi tanpa adanya sekret aktif.
DISKUSI KASUS

Pasien datang dengan keluhan yang cocok dengan gejala rhinitis, yaitu
hidung tersumbat, keluar cairan dengan konsistensi cair berwarna bening dari
hidung dan tidak berbau menandakan bukan suatu reaksi dari infeksi karena
biasanya jika infeksi terutama yang disebabkan oleh bakteri maka cairannya
akan berwarna kekuningan dan berbau tidak sedap, cairan tersebut biasa keluar
saat udara dingin sehingga hal ini juga mendukung bahwa yang terjadi ini dapat
diakibatkan oleh infeksi virus atau berupa respon inflamasi.
Pasien juga menyangkal adanya keluhan sering bersin, rasa gatal pada hidung,
hidung tersumbat, dan sekret mengalir pada pagi hari, pasien juga tidak
mempunyai riwayat asma atau alergi apapun sehingga hal ini dapat
menyingkirkan kemungkinan rhinitis alergi.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan septum nasal pasien mengalami deviasi ke
arah kiri sehingga dapat diduga keluhan hidung tersumbat pasien diakibatkan
oleh deviasi septum, deviasi septum yang menekan kearah dinding lateral
hidung dapat menimbulkan gejala rhinitis akibat respon inflamasi akibat septum
yang menekan tersebut, tetapi pada pasien ini gejala timbul hanya pada saat
udara dingin, akibat pada saat udara dingin kemungkinan pada pasien ini terjadi
edema konka sehingga yang tadinya dalam keadaan normal kavum nasi masih
lapang dan deviasi tidak menekan dinding lateral hidung, dapat tertekan akibat
terdapat edema tersebut, sehingga muncul gejala yang diakibatkan oleh respon
inflamasi.
Pasien mengeluhkan juga gangguan penghidu yang diakibatkan dari deviasi
septum yang mengarah kebagian atap dari rongga hidung sehingga terdapat
gangguan penghidu. Nyeri yang dirasakan pada pangkal hidung dapat
diakibatkan oleh dorongan yang berasal dari deviasi septum atau dapat pula
berasal dari sinus etmoid yang inflamasi, akibat saluran pembuangan meatus
yang tertutup akibat deviasi septum.
Nyeri tenggorok dan sensasi tenggorok kering yang dirasakan pasien dapat
berasal dari komplikasinya yaitu faringitis akut akibat pasien sering bernafas
melalui mulut sehingga rongga faring pasien mengalami cedera akibat gesekan
udara yang lewat.
Pada p

Anda mungkin juga menyukai