ABSTRAK
Kata Kunci : buruh, kampak, nelayan, pendapatan, pengeluaran, pesisir, rumah tangga, wilayah
ABSTRACT
The purpose of the research was to compare household incomes of fishermen which
earned solely from fishing, and from nonfishing activitiy namely mining. Besides that, the
research was also conducted to understand the pattern of household expenditures and the
contribution made from fishing, compare to the level of basic household needs fishermen. The
research was conducting through the survey method using techniques of questionnaire
interview. The data collected was analyzed by the quantitative descriptive method. The
parameters measured were work flow, household incomes, household expenditures and the
level of basic household needs that consists of basic necessities such as food, housing,
education and health. The results of this research showed that fishermen who earn from fishing
had average income lower than average income of lead mining. The average income of
fishermen that work from fishing is 1.650.000 per month, while the average income from lead
mining Rp. 3.375.000 per month. The household expenditures consisted of food and nonfood
expenditures. Fishermen households spends 83 % of their earnings on food expenditures and
the rest was used for nonfood expenditures such as clothes, housing, education and health.
berguna sebagai informasi bagi pemerintah sumber daya ikan melalui perikanan
yang merupakan pengambil kebijakan untuk tangkap sebagai sumber pendapatan rumah
mendorong peningkatan pendapatan tangga nelayan buruh diperoleh dengan
kegiatan ekonomi potensial. sistem bagi hasil. Bagi hasil antara nelayan
pemilik dan nelayan buruh pesisir Kampak
METODE adalah 50 % : 50 % setelah dipotong biaya
operasional.
Metode yang digunakan dalam Lima puluh persen sebagai
penelitian ini adalah metode survey dengan persentase bagian yang diperoleh nelayan
teknik wawancara menggunakan kuesioner. buruh tidak secara langsung menjadi uang
Pengambilan sampel nelayan buruh yang yang akan mereka peroleh dikarenakan 50
menjadi objek penelitian dilakukan secara % bagian untuk nelayan buruh tersebut
sensus, yaitu seluruh populasi yang harus dibagi lagi secara rata dengan jumlah
berjumlah 14 orang dijadikan sebagai nelayan buruh yang ada. Pada umumnya
sampel penelitian (Sudjana 1998). kegiatan penangkapan menggunakan alat
Data yang dikumpulkan terdiri dari tangkap gillnet di pesisir Kampak
data primer dan data sekunder. Data primer memerlukan 3 orang ABK.
yang dikumpulkan meliputi kegiatan rumah Hasil penelitian menunjukan bahwa
tangga nelayan yang memiliki kontribusi tingkat pendapatan rata-rata kegiatan
terhadap pendapatan rumah tangga yaitu penangkapan ikan nelayan buruh pesisir
penangkapan ikan dan kegiatan sebagai Kampak ketika melaut selama 8 bulan pada
buruh penambangan timah, data diri periode tahun adalah sebesar Rp 1.650.000
nelayan, tingkat pendapatan dan pola per bulan. Tingkat pendapatan nelayan
pengeluaran rumah tangga. Data sekunder buruh yang bersumber dari kegiatan
bersumber pada literatur dari lembaga atau penangkapan ini dipengaruhi oleh jumlah
instansi terkait seperti Badan Pusat hasil tangkapan ikan. Berdasarkan sistem
Statistik, Dinas Kelautan dan Perikanan bagi hasil, hasil tangkapan ikan dengan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan kuantitas yang tinggi tentu akan berdampak
literatur lainnya yang menunjang penelitian. positif terhadap bagi hasil yang diperoleh
Parameter yang diamati selama penelitian nelayan buruh. Semakin besar jumlah (kg)
adalah curahan kerja, pendapatan nelayan, hasil tangkapan ikan maka bagian
pendapatan rumah tangga dan pengeluaran pendapatan yang diperoleh nelayan buruh
rumah tangga juga akan semakin besar.
Data yang diperoleh dari hasil Buruh penambangan timah
penelitian dianalisis dengan menggunakan merupakan kegiatan lain nelayan buruh
metode deskriptif kuantitatif. Metode pesisir Kampak yang memberikan kontribusi
deskriptif bertujuan untuk menuturkan dan terhadap pendapatan rumah tangga.
menafsirkan data yang berkenaan dengan Perolehan uang berdasarkan jumlah timah
situasi yang terjadi secara sistematis, yang diperoleh akan menentukan
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta pendapatan nelayan buruh. Pada umumnya
serta hubungan antar variabel untuk pendapatan sebagai buruh penambangan
mendapatkan kebenaran, sedangkan timah diperoleh secara harian.
metode kuantitatif bertujuan untuk Hasil penelitian menunjukan rata-
mengangkat fakta, keadaan variabel dan rata jumlah timah per hari yang diperoleh
fenomena-fenomena yang terjadi saat nelayan buruh adalah 30 kg sehingga
sekarang dan menyajikannya apa adanya dengan patokan harga Rp 15.000 dari
(Sugiyono 2003). pelaku usaha tambang inkonvensional
apung, nelayan buruh pesisir Kampak dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN memperoleh pendapatan per hari sebesar
Rp 112.500 atau Rp 3.375.000 per bulan.
Pendapatan rumah tangga nelayan Pengeluaran rumah tangga nelayan buruh
buruh pesisir Kampak bersumber dari pesisir Kampak secara umum dapat
pendapatan penangkapan ikan dan dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu
pendapatan nonpenangkapan ikan sebagai pengeluaran pangan dan pengeluaran
buruh penambangan timah. Pemanfaatan nonpangan. Berdasarkan hasil analisis,
14
M. Agam Alpharesy , Zuzy Anna dan Ayi Yustiati
Kluyver, A. J.. and C. B. van Niel. 1936. Sudenda, D., B. Gunadi., dan Khairuman.
Prospects for a natural system of 2002. Budidaya Ikan Mas Secara
classification of bacteria. Zentralbl. intensif. Agro Media Pustaka,
Bakteriol. Parasitenk. Infektionskr. Jakarta. 81 hlm.
Abt. 2 94:369-403.
Sudjana. 1994. Desain Eksperimental.
Lesmanawati, W. 2006. Potensi Mahkota Penerbit Tarsito, Bandung. 416 hlm.
Dewa (Phaleria macrocarpa)
Sebagai Antibakteri dan Susanto, H. 2001. Budidaya Ikan di
Imunostimulan pada Ikan Patin Pekarangan. Penebar Swadaya,
(Pangasianodon hypopthalamus) Jakarta. 150 hlm.
yang diinfeksi dengan Aeromonas
hydrophila. Skripsi (Tidak Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea, J.R.
dipublikasikan). Program Studi 1991. Inventaris Tanaman Obat
Teknologi dan Manajemen Indonesia I. Departemen
Akuakultur, FPIK, IPB. Bogor. 43 Kesehatan. Badan Penelitian dan
hlm. Pengembangan Kesehatan.
Maryani, D., Dana, dan Sukenda. 2002. Taufik, P. 2001. Bakteri patogen pada ikan
Peranan Ekstrak Kelopak dan Buah Kerapu (Epinephelus sp) dan
Mangrove Sonneratia caseolaris (L) Bandeng (Chanos chanos). Seminar
Terhadap Infeksi Bakteri Vibrio Nasional Pengembangan Budidaya
Harver pada Udang Windu Laut Berkelanjutan. Jakarta, 7-8
(Panaeus monodon FAB). Jurnal Maret 2001.
Akuakultur Indonesia, 1 (3) : 129-
138. Taukhid, A.S, I. Koesharyani, H. Supriyadi,
dan L. Gardenia. 2004. Strategi
Mashhadian, N.V., Rakhshandeh, H. 2005. Pengendalian Koi Hervesvirus
Antibacterial and Antifungal Effects (KHV) pada Ikan Mas dan Koi.
of Nigella Sativa Extracts Against S. Makalah pada Workshop
aureus, P. aureginosa, and C. Pengendalian Penyakit Koi Herves
albicans. Pak J Med Sci 21(1): Hlm Virus (KHV) Pada Budidaya Ikan Air
47-52. Tawar, Bogor 28 September 2004.
18 hlm.
Novianti, F. 2005. Penggunaan Bakteri
Probiotik dari Lingkungan Tambak Tumar dan Boimin. 2006. Efektifitas
untuk Pengendalian Bakteri Vibrio Penggunaan Jintan Hitam (Nigella
harveyi pada Udang Vannamei sativa) Dengan Konsentrasi Yang
Litopenaeus vannamei. Skripsi (tidak Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dipublikasikan). Institut Pertanian Bakteri Aeromonas hydrophila
Bogor, Bogor. 44 hlm. Secara In vitro. Diakses dari
http://www.faperta.ugm.ac.id/semna
Ozmen Ali. 2007. Antimitotic and skan/abstrak/prosiding2006/bidang_
antibacterial effects of the Nigella kesehatan_ikan.php
sativa L. Seed. Vol. 60, no. 3: 270-
(diakses tanggal 16 Juni 2010).