Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No.

1, Maret 2012: 11 -16


ISSN : 2088-3137

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAH TANGGA NELAYAN


BURUH DI WILAYAH PESISIR KAMPAK KABUPATEN BANGKA BARAT

M. Agam Alpharesy*, Zuzy Anna** dan Ayi Yustiati**

*)Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad


**)Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besarnya pendapatan rumah tangga


nelayan buruh yang bersumber dari kegiatan penangkapan ikan dan kegiatan nonpenangkapan
ikan melalui buruh penambangan timah. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui pola pengeluaran rumah tangga serta kontribusi kegiatan penangkapan ikan
terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan dasar rumah tangga nelayan buruh. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik wawancara menggunakan
kuesioner. Data penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Parameter yang diukur adalah
curahan kerja, pendapatan rumah tangga nelayan, pengeluaran rumah tangga nelayan serta
tingkat pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas sandang, pangan, perumahan,
pendidikan dan kesehatan. Hasil penelitian menunjukan kegiatan penangkapan ikan nelayan
buruh menghasilkan pendapatan rata-rata lebih rendah dibandingkan pendapatan rata-rata
kegiatan penambangan timah. Pendapatan rata-rata nelayan buruh dari kegiatan penangkapan
ikan adalah Rp 1.650.000 per bulan sedangkan pendapatan rata-rata nelayan buruh sebagai
buruh tambang timah adalah Rp 3.375.000 per bulan. Pengeluaran rumah tangga nelayan
buruh terdiri atas pengeluaran pangan dan pengeluaran nonpangan. Rumah tangga nelayan
buruh menghabiskan 83 % total pengeluaran rumah tangga untuk pengeluaran pangan dan
sisanya digunakan untuk pengeluaran nonpangan seperti sandang, perumahan, pendidikan dan
kesehatan.

Kata Kunci : buruh, kampak, nelayan, pendapatan, pengeluaran, pesisir, rumah tangga, wilayah

ABSTRACT

PATTERN ANALYSIS OF INCOME AND EXPENDITURE DOMESTIC WORKERS IN AREAS


OF COASTAL FISHERMEN KAMPAK IN WEST DISTRICT

The purpose of the research was to compare household incomes of fishermen which
earned solely from fishing, and from nonfishing activitiy namely mining. Besides that, the
research was also conducted to understand the pattern of household expenditures and the
contribution made from fishing, compare to the level of basic household needs fishermen. The
research was conducting through the survey method using techniques of questionnaire
interview. The data collected was analyzed by the quantitative descriptive method. The
parameters measured were work flow, household incomes, household expenditures and the
level of basic household needs that consists of basic necessities such as food, housing,
education and health. The results of this research showed that fishermen who earn from fishing
had average income lower than average income of lead mining. The average income of
fishermen that work from fishing is 1.650.000 per month, while the average income from lead
mining Rp. 3.375.000 per month. The household expenditures consisted of food and nonfood
expenditures. Fishermen households spends 83 % of their earnings on food expenditures and
the rest was used for nonfood expenditures such as clothes, housing, education and health.

Keyword : area, coastal, expenditures, fishermen, household income, kampak


12
M. Agam Alpharesy , Zuzy Anna dan Ayi Yustiati

PENDAHULUAN dan kemampuan sosial ekonomi terbatas.


Nelayan buruh pesisir Kampak memperoleh
Sebagai negara kepulauan, sumber pendapatan untuk pemenuhan
Indonesia merupakan salah satu negara kebutuhan hidup dari kegiatan
kepulauan terbesar di dunia yang memiliki penangkapan ikan. Selain itu, untuk
kekayaan sumberdaya ikan laut dengan menambah tingkat pendapatan dengan
luas perairan laut diperkirakan sebesar 5,8 tidak hanya mengandalkan sumber
juta km² serta merupakan negara dengan pendapatan kegiatan penangkapan ikan,
garis pantai terpanjang kedua di dunia yaitu nelayan buruh pesisir Kampak juga memiliki
sepanjang 81.000 km (Nikijuluw 2002). sumber pendapatan sampingan yaitu
Sektor Kelautan dan Perikanan sebagai buruh penambangan timah.
merupakan salah satu sektor ekonomi yang Kondisi kegiatan penangkapan ikan
memiliki peranan dalam pembangunan yang subsisten bagi nelayan buruh tanpa
ekonomi nasional, khususnya dalam adanya saving merupakan hal yang banyak
penyediaan bahan pangan protein, dialami nelayan buruh ataupun nelayan
perolehan devisa dan penyediaan lapangan kecil. Adanya nelayan buruh pesisir
pekerjaan (Mulyadi 2005). Namun dari Kampak yang memiliki sumber pendapatan
berbagai hasil penelitian, saat ini lain selain penangkapan ikan merupakan
masyarakat nelayan masih merupakan fakta adanya kecenderungan bahwa
masyarakat terpinggirkan dari segi ekonomi, kegiatan penangkapan ikan sebagai sumber
karena sebagian besar dari mereka belum pendapatan utama nelayan belumlah
mampu memenuhi kebutuhan hidup mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
minimal bersama keluarganya. dasar mereka.
Kabupaten Bangka Barat Pendapatan rumah tangga adalah
merupakan salah satu kabupaten di jumlah semua hasil perolehan yang didapat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang oleh anggota keluarga dalam bentuk uang
memiliki potensi wilayah pesisir cukup luas. sebagai hasil pekerjaannya. Pendapatan
Menurut data Kabupaten Bangka Barat rumah tangga mempunyai peran yang
tahun 2007, luas daratan Kabupaten penting dalam menentukan daya beli
Bangka Barat adalah 2.820,61 km² terhadap pangan dan fasilitas lain antara
sedangkan luas wilayah laut terhitung 4 mil lain sandang, pendidikan, perumahan dan
dari batas terluar pantai adalah 1.541,29 kesehatan. Pendapatan rumah tangga akan
km². Angka tersebut jelas menunjukkan berhubungan dengan tingkat pemenuhan
bahwa luas wilayah laut Kabupaten Bangka kebutuhan dasar nelayan buruh karena
Barat lebih dari setengah luas daratannya, pendapatan yang rendah akan memberikan
sehingga sudah seharusnya sektor kelautan efek terhadap rendahnya daya beli suatu
dan perikanan dapat memberikan kontribusi rumah tangga.
yang cukup besar terhadap perekonomian Penelitian ini bertujuan untuk
Kabupaten Bangka Barat. membandingkan besarnya pendapatan
Berdasarkan aspek geografis, antara kegiatan penangkapan ikan dan
masyarakat pesisir merupakan masyarakat pendapatan sebagai buruh penambangan
yang hidup, tumbuh, dan berkembang di timah pada nelayan buruh pesisir Kampak,
kawasan pesisir dengan mengelola sumber mengetahui pola pengeluaran rumah
daya alam yang tersedia di lingkungannya tangga nelayan buruh serta mengetahui
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Nelayan kontribusi pendapatan kegiatan
sebagai bagian masyarakat pesisir penangkapan ikan terhadap tingkat
merupakan suatu kelompok masyarakat pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri
yang kehidupannya tergantung langsung dari sandang, pangan, perumahan,
pada hasil laut. Mereka pada umumnya kesehatan dan pendidikan.
tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
pemukiman yang dekat dengan lokasi memberikan informasi mengenai besarnya
kegiatannya (Imron 2003). pendapatan nelayan buruh dari kegiatan
Sebagian besar masyarakat nelayan penangkapan ikan dan juga kegiatan
merupakan nelayan tradisional yang lainnya sebagai buruh penambangan timah.
memiliki tingkat pendapatan yang rendah Selain itu penelitian ini diharapkan dapat
13
Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan Buruh
Di Wilayah Pesisir Kampak Kabupaten Bangka Barat

berguna sebagai informasi bagi pemerintah sumber daya ikan melalui perikanan
yang merupakan pengambil kebijakan untuk tangkap sebagai sumber pendapatan rumah
mendorong peningkatan pendapatan tangga nelayan buruh diperoleh dengan
kegiatan ekonomi potensial. sistem bagi hasil. Bagi hasil antara nelayan
pemilik dan nelayan buruh pesisir Kampak
METODE adalah 50 % : 50 % setelah dipotong biaya
operasional.
Metode yang digunakan dalam Lima puluh persen sebagai
penelitian ini adalah metode survey dengan persentase bagian yang diperoleh nelayan
teknik wawancara menggunakan kuesioner. buruh tidak secara langsung menjadi uang
Pengambilan sampel nelayan buruh yang yang akan mereka peroleh dikarenakan 50
menjadi objek penelitian dilakukan secara % bagian untuk nelayan buruh tersebut
sensus, yaitu seluruh populasi yang harus dibagi lagi secara rata dengan jumlah
berjumlah 14 orang dijadikan sebagai nelayan buruh yang ada. Pada umumnya
sampel penelitian (Sudjana 1998). kegiatan penangkapan menggunakan alat
Data yang dikumpulkan terdiri dari tangkap gillnet di pesisir Kampak
data primer dan data sekunder. Data primer memerlukan 3 orang ABK.
yang dikumpulkan meliputi kegiatan rumah Hasil penelitian menunjukan bahwa
tangga nelayan yang memiliki kontribusi tingkat pendapatan rata-rata kegiatan
terhadap pendapatan rumah tangga yaitu penangkapan ikan nelayan buruh pesisir
penangkapan ikan dan kegiatan sebagai Kampak ketika melaut selama 8 bulan pada
buruh penambangan timah, data diri periode tahun adalah sebesar Rp 1.650.000
nelayan, tingkat pendapatan dan pola per bulan. Tingkat pendapatan nelayan
pengeluaran rumah tangga. Data sekunder buruh yang bersumber dari kegiatan
bersumber pada literatur dari lembaga atau penangkapan ini dipengaruhi oleh jumlah
instansi terkait seperti Badan Pusat hasil tangkapan ikan. Berdasarkan sistem
Statistik, Dinas Kelautan dan Perikanan bagi hasil, hasil tangkapan ikan dengan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan kuantitas yang tinggi tentu akan berdampak
literatur lainnya yang menunjang penelitian. positif terhadap bagi hasil yang diperoleh
Parameter yang diamati selama penelitian nelayan buruh. Semakin besar jumlah (kg)
adalah curahan kerja, pendapatan nelayan, hasil tangkapan ikan maka bagian
pendapatan rumah tangga dan pengeluaran pendapatan yang diperoleh nelayan buruh
rumah tangga juga akan semakin besar.
Data yang diperoleh dari hasil Buruh penambangan timah
penelitian dianalisis dengan menggunakan merupakan kegiatan lain nelayan buruh
metode deskriptif kuantitatif. Metode pesisir Kampak yang memberikan kontribusi
deskriptif bertujuan untuk menuturkan dan terhadap pendapatan rumah tangga.
menafsirkan data yang berkenaan dengan Perolehan uang berdasarkan jumlah timah
situasi yang terjadi secara sistematis, yang diperoleh akan menentukan
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta pendapatan nelayan buruh. Pada umumnya
serta hubungan antar variabel untuk pendapatan sebagai buruh penambangan
mendapatkan kebenaran, sedangkan timah diperoleh secara harian.
metode kuantitatif bertujuan untuk Hasil penelitian menunjukan rata-
mengangkat fakta, keadaan variabel dan rata jumlah timah per hari yang diperoleh
fenomena-fenomena yang terjadi saat nelayan buruh adalah 30 kg sehingga
sekarang dan menyajikannya apa adanya dengan patokan harga Rp 15.000 dari
(Sugiyono 2003). pelaku usaha tambang inkonvensional
apung, nelayan buruh pesisir Kampak dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN memperoleh pendapatan per hari sebesar
Rp 112.500 atau Rp 3.375.000 per bulan.
Pendapatan rumah tangga nelayan Pengeluaran rumah tangga nelayan buruh
buruh pesisir Kampak bersumber dari pesisir Kampak secara umum dapat
pendapatan penangkapan ikan dan dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu
pendapatan nonpenangkapan ikan sebagai pengeluaran pangan dan pengeluaran
buruh penambangan timah. Pemanfaatan nonpangan. Berdasarkan hasil analisis,
14
M. Agam Alpharesy , Zuzy Anna dan Ayi Yustiati

rata-rata pengeluaran pangan rumah pengeluaran rumah tangga disajikan pada


tangga nelayan buruh adalah sebesar Rp Gambar 1 berikut.
1.286.000 per bulan dan pengeluaran
nonpangannya adalah Rp 267.000 per
bulan. Persentase pengeluaran rumah
tangga nelayan buruh terhadap total

Gambar 1. Pengeluaran Rumah Tangga

Gambar 1 menunjukan proporsi buruh pesisir Kampak adalah pengeluaran


pengeluaran pangan terhadap total pangan untuk komoditi lauk pauk, beras,
pengeluaran rumah tangga nelayan buruh rokok, minyak goreng serta pengeluaran
adalah kelompok pengeluaran terbesar gula dan kopi. Persentase pengeluaran
rumah tangga dibandingkan dengan pangan rumah tangga nelayan buruh pesisir
pengeluaran nonpangan. Jenis komoditi Kampak menurut jenis komoditinya
pengeluaran pangan rumah tangga nelayan disajikan pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

Pengeluaran dasar nonpangan Alokasi pendapatan untuk


adalah pengeluaran untuk kebutuhan pengeluaran dasar nonpangan selanjutnya
sandang, perumahan, pendidikan dan digunakan untuk kebutuhan sandang. Rata-
kesehatan. Rata-rata pengeluaran rata pengeluaran rumah tangga nelayan
nonpangan rumah tangga nelayan buruh buruh untuk kebutuhan sandang adalah 14
adalah sebesar Rp 267.000 per bulan. % dari total pengeluaran nonpangan.
Pengeluaran terbesar digunakan untuk Pengeluaran untuk kesehatan merupakan
perumahan sebesar 64 % dari total kebutuhan dasar nonpangan lainnya. Rata-
pengeluaran nonpangan rumah tangga rata pengeluaran rumah tangga nelayan
nelayan. Pengeluaran nonpangan terkecil buruh untuk kesehatan adalah 16 % dari
digunakan untuk kebutuhan pendidikan total pengeluaran rumah tangga.
yaitu sebesar 6 %.
15
Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan Buruh
Di Wilayah Pesisir Kampak Kabupaten Bangka Barat

KESIMPULAN Ethnopharmacol., 101: 116-119.


http://www.ncbi.nlm.nih.gov./pubmed
Rata-rata pendapatan nelayan buruh /15908151.
pesisir Kampak ketika melakukan kegiatan
penangkapan ikan adalah Rp 1.650.000 per Angka, S.L. Pramono, S.U. Pasambu, F.H.
bulan sedangkan rata-rata pendapatan Alifuddin, M. 1982. Isolasi dan
ketika melakukan kegiatan sebagai buruh Identifikasi Jasad Renik Penyebab
tambang timah adalah Rp 3.375.000 per Epidemi Penyakit Bercak Merah
bulan. Kegiatan penangkapan ikan sebagai Ikan di Jawa Barat. Buletin
mata pencaharian utama nelayan buruh Perikanan. Vol I (1): 1-14.
pesisir Kampak memberikan kontribusi
sebesar 49 % terhadap total pengeluaran Austin, B. dan D.A. Austin. 1987. Bacterial
rumah tangga Fish Pathogens: Disease in Farmed
Pola pengeluaran rumah tangga and Wild Fish. Ellis Horwood ltd.,
nelayan buruh pesisir Kampak terdiri atas Chicester, England. 364 hlm.
pengeluaran pangan dan nonpangan.
Rumah tangga nelayan buruh pesisir Assani, A., Alan, A.R. Zeng, H, Shi., W.L.
Kampak menghabiskan 83 % pengeluaran McRae, H.E. Murch, S.J. Saxena,
rumah tangga untuk kebutuhan pangan. P.K.
Persentase pengeluaran pangan yang lebih DIREKBUSARAKOM Sataporn.
besar dibandingkan dengan persentase Application of Medicinal Herbs to
pengeluaran nonpangan menunjukan Aquaculture in Asia. School of
rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan Agricultural Technology, Walailak
rendah. University, Thasala, Nakhon Si
Kawasan pesisir Kampak adalah Thammarat 80160, Thailand.
kawasan pesisir yang belum terjangkau Walailak J Sci & Tech 2004; 1(1):7-
oleh pembangunan. Prasarana fisik yang 14.
minim seperti tidak adanya akses untuk
mendapatkan bahan bakar dengan harga Boyd. 1990. Water Quality in Ponds for
standar menjadi salah satu permasalahan Aquaculture Agricultural
lain yang dihadapi nelayan di dalam Experiment Station. Auburn
kegiatan ekonomi pemanfaatan sumber University. Alabama. 482 p.
daya ikan.
Husen, M. 2010. Jabar Menuju Pusat
DAFTAR PUSTAKA Industri Tilapia. Opini Pikiran Rakyat.

Indriyati. 1987. Mempelajari Aktivitas


Abu Al-Basal, M. A. (2009). In vitro and In
Antibakterial Biji Picung terhadap
vivo Anti-Microbial Effects of Nigella
Beberapa Bakteri Pembusuk Ikan
sativa Linn. Seed Extracts Against
secara In Vitro. Skripsi. IPB. Bogor.
Clinical Isolates from Skin Wound
Infections. Department of Biological
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei.
Sciences, Faculty of Science, Al-al-
Gadjah Mada University Press.
Bayt University, Mafraq
Yogyakarta.
25113,Jordan.
Diaksesdarihttp://www.scipub.org/full
Jangkaru, Z. 1994. Pembesaran Ikan Air
text/ajas/ajas681440-1447.pdf (19
Tawar di Berbagai Lingkungan
Juli 2010).
Pemeliharaan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Aljabre, S.H., M.A. Randhawa, N.,
Akhtar, O.M. Alakloby, A.M.
Kabata, Z. 1985. Parasites and Disease of
Alqurashi and A. Aldossary. 2005.
Fish Cultured in The Tropics. Taylor
Anti-dermatophyte activity of ether
and Francis. London and
extract of Nigella sativa and its
Philadelphia. 316 hlm.
principle, thymoquinone. J.
16
M. Agam Alpharesy , Zuzy Anna dan Ayi Yustiati

Kusuma, N. 2002. Pengaruh Lama 272.


Perendaman Yang Berbeda Filtrat http://www.unifi.it/caryologia/60_3Ab
Crude allicin Bawang Putih stracts.htm (Diakses 19 Juli 2010).
Terhadap Kelulushidupan Ikan Nila
Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas Stern, J.L., Hagerman, A.E., Steinberg, P
hydrophila. Skripsi. Fakultas .D., Mason, P .K. 2000.
Perikanan. Universitas Brawijaya. Phlorotannin-protein Interactions. J.
Malang. Chem. Ecol. 22: 1887-99.

Kluyver, A. J.. and C. B. van Niel. 1936. Sudenda, D., B. Gunadi., dan Khairuman.
Prospects for a natural system of 2002. Budidaya Ikan Mas Secara
classification of bacteria. Zentralbl. intensif. Agro Media Pustaka,
Bakteriol. Parasitenk. Infektionskr. Jakarta. 81 hlm.
Abt. 2 94:369-403.
Sudjana. 1994. Desain Eksperimental.
Lesmanawati, W. 2006. Potensi Mahkota Penerbit Tarsito, Bandung. 416 hlm.
Dewa (Phaleria macrocarpa)
Sebagai Antibakteri dan Susanto, H. 2001. Budidaya Ikan di
Imunostimulan pada Ikan Patin Pekarangan. Penebar Swadaya,
(Pangasianodon hypopthalamus) Jakarta. 150 hlm.
yang diinfeksi dengan Aeromonas
hydrophila. Skripsi (Tidak Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea, J.R.
dipublikasikan). Program Studi 1991. Inventaris Tanaman Obat
Teknologi dan Manajemen Indonesia I. Departemen
Akuakultur, FPIK, IPB. Bogor. 43 Kesehatan. Badan Penelitian dan
hlm. Pengembangan Kesehatan.

Maryani, D., Dana, dan Sukenda. 2002. Taufik, P. 2001. Bakteri patogen pada ikan
Peranan Ekstrak Kelopak dan Buah Kerapu (Epinephelus sp) dan
Mangrove Sonneratia caseolaris (L) Bandeng (Chanos chanos). Seminar
Terhadap Infeksi Bakteri Vibrio Nasional Pengembangan Budidaya
Harver pada Udang Windu Laut Berkelanjutan. Jakarta, 7-8
(Panaeus monodon FAB). Jurnal Maret 2001.
Akuakultur Indonesia, 1 (3) : 129-
138. Taukhid, A.S, I. Koesharyani, H. Supriyadi,
dan L. Gardenia. 2004. Strategi
Mashhadian, N.V., Rakhshandeh, H. 2005. Pengendalian Koi Hervesvirus
Antibacterial and Antifungal Effects (KHV) pada Ikan Mas dan Koi.
of Nigella Sativa Extracts Against S. Makalah pada Workshop
aureus, P. aureginosa, and C. Pengendalian Penyakit Koi Herves
albicans. Pak J Med Sci 21(1): Hlm Virus (KHV) Pada Budidaya Ikan Air
47-52. Tawar, Bogor 28 September 2004.
18 hlm.
Novianti, F. 2005. Penggunaan Bakteri
Probiotik dari Lingkungan Tambak Tumar dan Boimin. 2006. Efektifitas
untuk Pengendalian Bakteri Vibrio Penggunaan Jintan Hitam (Nigella
harveyi pada Udang Vannamei sativa) Dengan Konsentrasi Yang
Litopenaeus vannamei. Skripsi (tidak Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dipublikasikan). Institut Pertanian Bakteri Aeromonas hydrophila
Bogor, Bogor. 44 hlm. Secara In vitro. Diakses dari
http://www.faperta.ugm.ac.id/semna
Ozmen Ali. 2007. Antimitotic and skan/abstrak/prosiding2006/bidang_
antibacterial effects of the Nigella kesehatan_ikan.php
sativa L. Seed. Vol. 60, no. 3: 270-
(diakses tanggal 16 Juni 2010).

Anda mungkin juga menyukai