Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TENTANG
Oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Mengetahui, Menyetujui,
Direktur, Pembantu Direktur I
Drs. Awan Setiawan, MMT., MM. Dr. Eng. Anggit Murdani, S.T, M.Eng.
NIP 195909101986031001 NIP. 19710915199903100
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM PkM
1. Judul PkM : Bimbingan Teknis Tentang Pembuatan Pupuk Bokashi Di Desa Oro-oro
Ombo Kota Batu, Malang
2. Tim Pkm :
iii
DAFTAR ISI
iv
RINGKASAN
v
6
BAB I. PENDAHULUAN
Sampah merupakan permasalahan utama yang dapat ditemukan hampir di semua pasar
tradisional di Indonesia.Sebagian besar orang beranggapan bahwa sampah merupakan benda
sisa atau yang sudah rusak atau yang dianggap sudah tidak terpakai. Oleh karena itu, sampah
perlu dibuang ke suatu tempat karena bisa mengganggu. Gangguan yang ditimbulkan dapat
berupa bau tidak sedap, terganggunya estetika dan keindahan permukiman serta gangguan
kesehatan karena sampah bias menjadi media berkembang biaknya kuman dan vektor
penyakit. Selama ini sebagian besar pasar tradisional dalam mengelola sampah masih
bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan
dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah (TPA). Selain diperlukan biaya yang tidak
sedikit untuk mengangkut sampah ke TPA, praktek pengelolaan sampah seperti ini
berpotensi besar melepas gas metana (CH4) yang merupakan salah satu gas rumah kaca
(green house gasses) serta berkontribusi cukup besar terhadap pemanasan global.
Permasalahan pengelolaan sampah juga merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh
warga Desa Oro-oro Ombo Kota Batu. Desa Oro-oro Ombo ini terletak di kaki gunung
Panderman dan memiliki tiga dusun yakni Dusun Krajal, Dusun Dresel, dan Dusun
Gendorejo. Sebagian besar kawasan Desa Oro-oro Ombo adalah pertanian, hutan dan
datarannya relatif datar dan berbukit terletak di daerah cukup tinggi di bawah kaki gunung
Panderman.
Perekonomian di desa Oro-oro Ombo sangat dipengaruhi aktifitas pertanian dan
perdagangan. Pasar Wisata Sidomulyo dan Oro-oro Ombo Fruit Market merupakan pusat
perdagangan bagi masyarakat baik dari wilayah desa ini maupun dari luar desa. Kedua pusat
perdagangan ini masing-masing mampu menyumbang sampah, khususnya sampah organik,
dalam jumlah yang cukup besar sedangkan di desa ini masih belum terdapat Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
Masyarakat Desa Oro-oro Omboh, yang berbatasan langsung dengan Pasar Wisata
Sidomulyo, merupakan masyarakat petani ladang yang memerlukan pupuk dalam kegiatan
pertanian yang menjadi mata pencaharian utamanya. Pada saat ini, mayoritas masyarakat di
desa tersebut sedang menghadapi kendala berkaitan dengan minimnya persediaan pupuk
anorganik. Hal ini terjadi karena pupuk buatan tidak bisa dibeli secara langsung (tidakseperti
beberapa tahun yang lalu, di mana pupuk anorganik dapat diperjualbelikan secara bebas),
7
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahanorganik asal tanaman
dan hewan yang dapat dirombak menjadi haratersedia bagi tanaman. Dalam Permentan
No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentangpupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa
pupuk organic adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik
yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melaluiproses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakanmensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologitanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih
ditujukankepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya;nilai C-
organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. BilaC-organik rendah dan
tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah
organik.Pembenah tanah atau soilameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan
sintesis atau alami,organik atau mineral(Simanungkalit & Suriadikarta, 2006).
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupukkandang, sisa panen
(jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dansabut kelapa), limbah ternak, limbah
industri yang menggunakan bahanpertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk
pembusukan darilimbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset,
dancacing tanah.Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian
dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelahbagian atas tanaman yang hijau
digunakan sebagai pakan ternak. Sebagaicontoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman,
kacang-kacangan, dantanaman paku air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran
ternak.Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang-tulang,darah, dan
sebagainya.Limbah industri yang menggunakan bahanpertanian merupakan limbah berasal
dari limbah pabrik gula, limbahpengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu
masak, dansebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kotayang
berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidakdapat dirombak misalnya
plastik, kertas, botol, dan kertas(Simanungkalit & Suriadikarta, 2006).
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semuakelompok
fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyediahara dalam tanah, sehingga
dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilahini relatif baru dibandingkan dengan saat
penggunaan salah satu jenispupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan
9
Rhizobium yangsudah lebih dari 100 tahun yang lalu.Pupuk hayati dalam buku ini
dapatdidefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yangberfungsi untuk
menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya haradalam tanah bagi
tanaman.Memfasilitasi tersedianya hara ini dapatberlangsung melalui peningkatan akses
tanaman terhadap hara misalnyaoleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba
pelarut fosfat,maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing
tanah.Penyediaanhara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau
nonsimbiotis.Secarasimbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu atau dengan
kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil
pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh
kelompok organisme perombak. Kelompok mikroba simbiotis ini terutama meliputi bakteri
bintil akar dan cendawan mikoriza. Penambatan N2 secara simbiotis dengan tanaman
kehutanan yang bukan legum oleh aktinomisetes genus Frankia di luar cakupan buku ini.
Kelompok cendawan mikoriza yang tergolong ektomikoriza juga di luar cakupan baku ini,
karena kelompok ini hanya bersimbiosis dengan berbagai tanaman kehutanan. Kelompok
endomikoriza yang akan dicakup dalam buku ini juga hanya cendawan mikoriza
vesikulerabuskuler, yang banyak mengkolonisasi tanaman-tanaman pertanian.
Kelompok organisme perombak bahan organik tidak hanya mikrofauna tetapi ada juga
makrofauna (cacing tanah). Pembuatan vermikompos melibatkan cacing tanah untuk
merombak berbagai limbah seperti limbah pertanian, limbah dapur, limbah pasar, limbah
ternak, dan limbah industri yang berbasis pertanian. Kelompok organisme perombak ini
dikelompokkan sebagai bioaktivator perombak bahan organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos
dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang
berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara
10
yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan
organik di dalamnyasangatlah tinggi (Novizan, 2007). Pupuk organik sangat penting sebab
memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi
kehidupan di dalam tanah dan mengandung zat makanan tanaman (Rinsema, 1993).
2.2.2. Kompos
6. Kompos mampu meningkatkan pH pada tanah asam Unsur hara lebih mudah diserap oleh
tanaman pada kondisi pH tanah netral, yaitu tujuh (7). Pada nilai ini, unsur hara menjadi
mudah larut di dalam air. Jika tanah semakin asam dengan penambahan kompos, pH
tanah akan meningkat.
7. Kompos tidak menimbulkan masalah lingkungan Pupuk kimia sintesis dapat
menimbulkan masalah lingkungan yaitu dapat merusak keadaan tanah dan air, sedangkan
kompos justru memperbaiki sifat tanah dan lingkungan (Yuwono, 2005).
Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan PkM ini disajikan dalam tabel berikut.
Rencana target capaian PkM DIPA Swadana Reguler Kompetisi
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
Luaran Wajib
1. Prosiding dari seminar ber-ISSN/ISBN Draft/submitted
2. Peningkatan daya saing (kompetensi) Ada / tidak ada
3. Penerapan ipteksb Ada / tidak ada
Luaran Tambahan
1. Metode, karya seni, rekayasa sosial, jasa, sistem Ada / tidak ada
Publikasi keberadaan Jurusan Teknik Kimia
2. Ada / tidak ada
Polinema
Pembekalan tentang prosedur standar operasi (SOP) dan cara kerja peralatan
pembuatan pupuk organikdiberikan baik dalam bentuk teori klasikal maupun
langsung berhadapan dengan alatnyadengan durasi waktu 1 x 45 menit, termasuk
pemahaman K3L (safety) terkait penggunaan alat dan bahan.
h. Praktek pembuatan pupuk organik
Praktek pembuatan pupuk organikmenggunakanbahan – bahan yang ada dilakukan
dengan melakukan demo dilanjutkan dengan praktek yang diikuti oleh semua
peserta kegiatan PKM yang hadir.
Pelaksanaan evaluasi untuk kegiatan PkM ini dilakukan pada 3 (tiga) tahap yaitu
evaluasi persiapan kegiatan, evaluasi saat kegiatan dan evaluasi setelah kegiatan,
dimana point- point penilaian untuk masing – masing tahapan evaluasi, antara lain:
1. Evaluasi persiapan kegiatan, meliputi : Kesiapan personal, Kesiapan sarana dan
prasana (bahan, materi, alat, dan kendaraan), Kesiapan lokasi dan waktu, Kesiapan
peserta
2. Evaluasi saat kegiatan,meliputi : Ketersediaan sarana pendukung, Kehadiran peserta,
Respon peserta, Ketercapaian tahapan/proses pelaksanaan PkM. Evaluasi setelah
kegiatan, meliputi: Tanggapan/respon peserta setelah kegiatan,Penerapan hasil PkM.
Penyusunan
Proposal PkM
Pelaksanaan PkM
Penyusunan Laporan
PkM
Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan bagi kelayakan kegiatan penyuluhan tentang
bahaya penggunaan zat aditif berbahaya untuk makanan pada Lembaga Baitul Maal Hidayatullah-
Kab. Malang adalah sebagai berikut :
1. Kualifikasi Tim Pelaksana
Ketua tim pengusul memiliki bidang keahlian unit bioproses dan teknologi proses.
Ketua tim pengusul telah mengampu mata kuliah bioproses dan dasar rekayasa proses.
Anggota I terlibat aktif dalam teaching factory pengoalahan limbah dan III memiliki
bidang keahlian di bidang analisis dan instrumentasi kimia. Hal ini akan mendukung
secara teknis proses bimbingan teknis pembuatan pupuk bokashi.
2. Relevansi Skill Tim
Antara kemampuan pengusul dan rencana kegiatan memiliki relevansi yang kuat. Hal
ini karena ketua pengusul mempunyai keahlian di bidang pengolahan limbah. Selain itu,
tim memiliki kemampuan teknis dalam Teknologi Proses dan Reaksi Kimia.
17
Biaya yang dibuthkan dalam kegiatan PkM ini disajikan dalam Tabel 6.1
Tabel 6.1. Rencana Biaya Kegiatan PkM
Biaya yang
No Jenis Pengeluaran Prosentase
Diusulkan (Rp)
1 Biaya bahan 30-75 2.200.000
2 Biaya transportasi 10-30 600.000
3 Biaya pelaporan dan evaluasi 10-30 300.000
4 Biaya lain – lain 10-15 700.000
Jumlah 3.800.000
Bulan
No Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sep
1 Pengajuan dan seleksi
proposal
2 Persiapan pelaksaan PkM
3 Pelaksanaan PkM
4 Penyusunan laporan
5 Seminar hasil dan
penyusunan prosiding
18
DAFTAR PUSTAKA
Dfood Fertilizer Technology Center (FFTC). 1997. Quality control for Organic Fertilizer.
News Letter 117. Food and Fertilizer Technology Center, Taiwan, ROC.
Koshino, M. 1990. Present status of supply and demand of chemical fertilizers and organic
amandements in Japan. Paper Presented at Seminar on the Use of Organic Fertilizers
in Corp Production, at Suweon, South Korea, 18-24 June 1990 (Unpublished).
Kurnia, U., D. Setyorini, T. Prihartini, S. Rochayati, Sutono, dan H. Suganda. 2001.
Perkembangan dan Penggunaan Pupuk Organik di Indonesia. Rapat Koordinasi
Penerapan Penggunaan Pupuk Berimbang dan Peningkatan Penggunaan Pupuk
Organik. Direktorat Pupuk dan Pestisida, Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian,
Jakarta, Nopember 2001 (Tidak Dipublikasikan)
Myung Ho Un and Youn Lee. 2001. Evaluation of Organic Waste for Compositing and
Quality Control of Commercial Composts in Korea. International Workshop on
Recent Technologies of Composting and Their Application (Unpublished).
Prihartini, 2001. Menuju “Quality Control” Pupuk Organik. 2001. Seminar Berkala PERMI
di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Juli 2001 (Tidak dipublikasikan)
Suriadikarta, D. A. Dan D. Setyorini. 2005. Laporan Hasil Penelitian Standar Mutu Pupuk
Organik. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Tan, K.H. 1994. Environmental Soil Science. Manual Dekker INC. New York 10016. USA.
Yang, S.S. 2001. Recent Advances in Composting. In the Proceding of Issues in the
Management of Agricultural Resources. Food & Fertilizer Technology Center,
Taiwan, ROC.
19
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Pengabdian kepada Masyarakat skim DIPA Reguler Kompetisi
2 - - -
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
1 - - - -
2 - - - -
H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 - - - -
2 - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5
Tahun terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tahun Tempat Respon
Lainnya yang Telah diterapkan Penerapan Masyarakat
1 - - - -
2 - - - -
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi
Lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Jenis
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Pengabdian kepada Masyarakat skim Dipa Reguler Kompetisi
1
2
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi
Lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Satya Lancana XX Presiden Republik Indonesia 2008
2 Satya Lancana X Presiden Republik Indonesia 2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Pengabdian kepada Masyarakat skim Dipa Reguler Kompetisi
1 - - - -
2 - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5
Tahun terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tahun Tempat Respon
Lainnya yang Telah diterapkan Penerapan Masyarakat
1 - - - -
2 - - - -
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi
Lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Jenis
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Pengabdian kepada Masyarakat skim Dipa Reguler Kompetisi