Oleh
ANNAS ROKHIMIN
F 331 15 023
ANNAS ROKHIMIN
F 331 15 023
Irsyad
Mengetahui,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan kerja praktek di
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan dan menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa pula kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai panutan umat manusia
hingga akhir zaman. Laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi
persyaratan mata kuliah Kerja Praktek Di Program Studi S1 Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
1) Kedua orang tua yang selalu setia tulus dan ikhlas mendoakan saya, serta
memberikan dorongan semangat dan motivasi baik berupa moril maupun
materi.
2) Dekan Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
3) Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
4) Koordinator Program Studi S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Tadulako.
5) Bapak Kennedy, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
6) Bapak Irsyad, selaku pembimbing kerja praktek di Stationary & Statutory
Inspection Engineering.
7) Bapak Budi Utomo, selaku pembimbing kerja praktek Maintenance 2 Area
EWTP di Stationary & Statutory Inspection Engineering.
8) Bapak Irsyad, selaku sebagai koordinator kerja praktek di Stationary &
Statutory Inspection Engineering.
9) Bapak Baharudin, selaku pembimbing lapangan Maintenance 2 PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan.
10) Bapak Rian, selaku pembimbing lapangan Maintenance 2 PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit V Balikpapan.
11) Bapak Alvin, selaku pembimbing lapangan Maintenance 2 PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit V Balikpapan.
12) Bapak Bagus, selaku pembimbing lapangan Maintenance 1 PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit V Balikpapan.
13) Seluruh karyawan yang di Departemen Stationary & Statutory Inspection
Engineering PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan, yang
telah banyak membantu memberikan informasi tentang isi laporan kerja
praktek ini.
14) Saudara Bayu Saputra yang telah menemani dan saling membantu
selama kerja praktek di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit V
Balikpapan.
15) Teman-teman mahasiswa Teknik Mesin seangkatan (2015) dan
seperjuangan tanpa terkecuali serta teman-teman yang tergolong dalam
anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin yang telah banyak
membantu saya baik secara materi maupun moril demi terselesaikannya
Laporan Kerja Praktek ini.
16) Semua pihak yang tidak sempat disebut satu-persatu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini, kami sadar akan kekurangan baik
dari penulisan maupun isi laporan. Untuk itu penulis berharap pula kepada
pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang bersifat membangun agar
dapat dijadikan acuan supaya lebih baik. Akhir kata, dengan harapan semoga
Allah SWT, membalas segala kebaikan bagi semua pihak yang telah membantu.
Penulis berharap pula agar laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
1.1 Tujuan 3
1.2 Batasan Masalah 3
1.3 Manfaat 4
1.4 Metode Pengambilan Data 4
1.5 Sistematika Penulisan 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Pertamina 6
2.2 Logo Perusahaan 13
2.3 Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) dan RU V Balikpapan 14
2.4 Tata Nilai 15
2.5 Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan 15
2.6 Produksi PT. Pertamina (Persero) 19
2.7 Status Kepemilikan 20
2.8 Distribusi dan Pemasaran Produk 20
2.9 Unit Kerja 23
2.10 Struktur Organisasi 24
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Perpipaan 34
3.2 Pengerjaan Sebelum Pengelasan 35
3.3 Pengerjaan Selama Proses Pengelasan 42
3.4 Pengerjaan Setelah Pengelasan 46
3.5 Kulifikasi Juru Las, Prosudur Pengelasan, Pemeriksaan dan Pengujiaan 48
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Proses Pengelasan 52
BAB V PENUTUP
6.1 Kesimpulan 55
6.2 Saran 55
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.11 Alat bantu pengelasan pipa (a) alat perakit luar (b) alat perakit
dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, sangat diharapkan peranan dunia pendidikan
mendukung segala aspek yang diperlukan untuk memberikan sumbangan
pemikiran dan karya nyata dalam membangun bangsa dan negara. Dalam hal ini
dunia kerja menuntut untuk mendapatkan sumber daya manusia yang unggul
dan kompetitif dalam persaingan dunia kerja. Untuk itu sangat diperlukan tenaga
kerja yang memiliki keahlian professional yang tinggi untuk menghadapi
perkembangan dan persaingan global baik masa kini maupun masa mendatang.
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako menyadari akan
keterkaitan yang besar antara dunia kampus dan dunia kerja yang merupakan
suatu tali rantai yang saling terkait. Pelaksanaan kerja praktek ini merupakan
salah satu model untuk mendekatkan keterkaitan dan kesepadanan (link and
match) antara pengetahuan di perkuliahan dengan kebutuhan lapangan
pekerjaan. Kerja Praktek merupakan alternative dalam menerapkan kurikulum
nasional sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
professional dalam bidangnya. Mata kuliah kerja praktek merupakan bentuk
perkuliahan melalui kegiatan bekerja langsung di lapangan kerja.
Kerja Praktek (KP) adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di
masyarakat maupun di perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dan melihat relevansinya di dunia kerja serta mendapatkan umpan balik dari
perkembangan ilmu pengetahuan dari masyarakat maupun melalui jalur
pengembangan diri dengan mendalami bidang ilmu tertentu dan aplikasinya.
Pada zaman sekarang ini kegiatan industri di berbagai negara sangatlah
berkembang maju. Untuk dapat mengikuti bahkan menyaingi pesaing-pesaing
dari perusahaan lain tentunya perusahaan diwajibkan untuk dapat menghasilkan
produk dengan mutu yang baik. Akan tetapi hal tersebut tidak melupakan aspek-
aspek lain yang mendukung dalam kegiatan yang ada didalam sebuah industri.
Keselamatan kerja pekerja dan kesehatan para pekerja harus diperhatikan oleh
perusahaan supaya dengan SDM yang baik akan menghasilkan produk yang baik
pula.
terjadi nya kecelakaan kerja maupun gangguan kesehatan pada saat bekerja,
dibutuhkan analisa tentang kesehatan dan keselamatan kerja terutama pada
pengendalian resiko kerja yang akan terjadi di PT. Pertamina RU V Balikpapan.
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Uinversitas Tadulako adalah
salah satu perguruan tinggi negeri dengan sasaran pengembangan dan
penggunaan proses industri, unit operasi, dan perancangan dalam skala besar.
Mahasiswa Teknik Mesin Uinversitas Tadulako sebagai bagian dari sumber daya
manusia Indonesia secara khusus dipersiapkan untuk menjadi bagian dari proses
tersebut.
Untuk menunjang hal tersebut, Program Studi Teknik Mesin Universitas
Tadulako mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Kerja Praktek sebagai
kelengkapan teori yang dipelajari dalam bangku kuliah.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari kerja praktek ini yang
ingin dicapai adalah :
1.2.1 Tujuan umum pelaksanaan kerja praktek.
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja
Praktek di Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Tadulako.
2. Memberikan masukan bagi perguruan tinggi mengenai ilmu terapan
yang sesuai dengan dunia industri.
3. Menyiapkan tenaga kerja terdidik yang diharapkan setelah lulus dapat
bekerja di perusahaan dimana mahasiswa pernah melaksanakan kerja
praktek.
1.2.2 Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pengelasan pipa oil water separator 42” area
EWTP di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan.
1.4 Manfaat
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini ada tiga pihak langsung yang terkait
dalam proses pelaksanaan kerja praktek, sehingga ada tiga manfaat yang
diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:
1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khusunya mengenai perkembangan teknologi
yang digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan serta mampu menghasilkan
sarjana-sarjana yang profesional dan memiliki pengalaman di bidangnya serta
dapat membina kerja sama yang baik antara lingkungan akademis dengan
lingkungan kerja.
2. Bagi Perusahaan.
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat
menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk menentukan
kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa.
a. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi yang ada di dunia industri khususnya
industri perkapalan.
b. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman dan data-data yang diperoleh
selama kerja praktek dalam sebuah Laporan kerja praktek,
c. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang akan
membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang
ditekuni selama ini,
d. Mahasiswa dapat mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana
kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta
sebagai upaya untuk memperluas cakrawala wawasan kerja, dan,
e. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam gambaran tentang
kondisi nyata dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat dalam aktivitas dunia kerja yang
sebenarnya.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Untuk menghadapi saingan dari Standard Oil ini, maka pada tahun 1930 oleh
pemerintah kolonial Belanda dan B.P.M, dibentuklah suatu campuran yaitu N.V.
Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (N.I.A.M.) pada tahun 1935,
CALTEX yaitu sebuah anak perusahaan Standard Oil of California and Texas
Company mulai beroperasi di Indonesia, dimana lapangan produksinya terletak di
Minas dan Duri di daerah Daratan Riau. Pada tahun 1935, dibentuk perusahaan
minyak bernama Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij
(N.N.G.P.M) untuk mengeksploitasi Irian Jaya (sekarang disebut Papua) bagian
barat, dengan sahamnya dengan dari Royal Dutch-Shell, Stanvac, dan Caltex.
Kilang minyak yang ada sebelum perang dunia II ada 6 buah yaitu di Plaju
(B.P.B), Sungai Gerong (STANVAC), Balikpapan (B.P.M.), Cepu (B.P.M),
Wonokromo (B.P.M.) dan Pangkalan Brandan (B.P.M.).
Dengan berakhirnya Perang Dunia II, karena serbuan bala tentara Jepang
ke Indonesia dan politik bumi hangus pemerintah Hindia Belanda, sebagian besar
instalasi-instalasi kilang minyak hancur, terutama kilang minyak Pangkalan
Brandan. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,
satu-satunya lapangan minyak yang dapat dikuasai oleh pejuang-pejuang
kemerdekaan Indonesia adalah lapangan minyak sekitar Pangkalan Brandan dan
daerah Aceh, bekas milik Shell-B.P.M, yang selanjutnya merupakan perusahaan
minyak Indonesia yang pertama dan diberi nama Perusahaan Tambang Minyak
Negara Republik Indonesia (P.T.M.N.R.I.). Pada tahun 1945 B.P.M. berhasil
meneruskan produksi minyak mentahnya di Tarakan, dan pada tahun 1946
Kilang Plaju dan Sungai Gerong dikembalikan kepada B.P.M. dan STANVAC untuk
rekonstruksi. Di Jawa Tengah B.P.M. tidak berhasil memperoleh kembali
lapangan minyak Kawengan, Ledok, dan kilang minyak Cepu karena telah
dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang kemudian menjadi perusahaan negara
PERMIGAN.
Karena sesudah selesainya perjuangan fisik di tahun 1950 P.T.M.N.R.I.
juga belum menunjukkan usaha-usaha pembangunannya, maka bulan April 1945
P.T.M.N.R.I. diubah menjadi Tambang Minyak Sumatera Utara (T.M.S.U.).
Tindakan ini ternyata juga belum ada manfaatnya, sehingga pada tangggal 10
Desember 1957 T.M.S.U. diubah menjadi P.T. Perusahaan Pertambangan Minyak
Nasional (P.T. PERMINA). Setelah kira-kira 3,5 tahun, maka pada tanggal 1 Juli
1961 statusnya dirubah menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak
Nasional (P.N. PERMINA).
Dengan penyerahan kedaulatan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada
Republik Indonesia, maka pada tanggal 1 Januari 1959 status N.V. N.I.A.M.
dirubah menjadi P.T. Pertambangan Minyak Indonesia (P.T. PERMINDO). Untuk
itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.19/1960 tentang perusahaan
negara dan UU No. 44/1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
(pertambangan minyak dan gas bumi yang hanya boleh dilakukan oleh Negara).
Atas dasar kedua UU tersebut, maka pada tahun 1961 dibentuk Perusahaan
Negara sektor Minyak dan Gas Bumi, yaitu :
I
II VI
V
III VI
IV
Gambar 2.2 Lokasi Refinery Unit Pertamina di Seluruh Indonesia
1950 Wax plant dan PMK I selesai didirikan, dengan kapasitas produksi 110
ton/hari dan 25 MBSD
1952 Unit PMK II selesai didirikan. Dibangun oleh PT. Shell Indonesia dan
didesain ALCO dengan kapasitas 25 MBSD
1954 Modifikasi PMK III, sehingga memiliki kapasitas 10 MBSD. Mulai tahun
1985 PMK III tidak beroperasi
April 1981 Kilang Balikpapan II mulai dibangun dengan hak paten proses dari
UOP Inc
Nov 1981 Penetapan kontraktor utama, yaitu Bechtel International Inc. dari
Inggris dan consultant supervisor-nya adalah PROCON Inc. dari
Amerika Serikat
(Presiden Soeharto)
Nov 2003 Perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi Perseroan Terbatas
23 Juni 2005 Proyek pembangunan Flare Gas Recovery System dan Hydrogen
Recovery System diresmikan.
Mulai Oktober 1997 Unit PMK I, PMK II, dan HVU I fungsinya digantikan
oleh CDU V dan HVU III. Sedangkan kilang Balikpapan II atau kilang baru terdiri
dari:
1. Hydro Skimming Compleks ( HSC ) yang meliputi
o Misi :
1. Mengelola operasional kilang secara aman, handal, efisien
dan ramah lingkungan untuk menyediakan kebuthan energy
yang berkelanjutan.
o Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
o Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya
dan menghargai kinerja.
o Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
o Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan
riset dan pengembangan.
1922, beberapa tahun setelah ditemukan cadangan minyak yang cukup besar di
Kalimantan. Kilang Balikpapan I dan II terletak di kota Balikpapan propinsi
Kalimantan Timur, tepatnya di tepi teluk Balikpapan.
Lokasi kilang Balikpapan yang berdekatan dengan perairan laut
mempermudah transportasi produk dan bahan baku keluar maupun menuju
kilang. Selain itu, sumber air laut sebagai air proses ataupun utilitas dapat
dengan mudah diperoleh. Kilang Pertamina UP V terletak di Teluk Balikpapan
dengan luas area 2,5 km2. Pemilihan Teluk Balikpapan sebagai kawasan kilang
dilakukan atas dasar :
- Tersedianya pasokan minyak mentah yang cukup banyak dari kawasan
sekitarnya
- Lokasinya strategis untuk pendistribusian hasil produksi terutama ke
kawasan Indonesia Bagian Timur
- Tersedianya areal yang cukup luas untuk pendirian kilang
- Tersedianya sarana pelabuhan untuk kepentingan distribusi minyak mentah
dan hasil produksi
Pemilihan lokasi ini tentu saja diikuti dengan banyak pertimbangan-
pertimbangan yang ada. Pada dasarnya lokasi ini disesuaikan dengan lokasi
kilang minyak terdahulu yang dipegang oleh belanda sehingga lokasi yang ada
dapat digunakan sebagai kilang minyak PT. PErtamina (Persero) RU V
Balikpapan. Dismaping itu, lokasi ini juga strategis dengan didukung perairan
teluk yang dapat dilewati kapal tanker untuk membawa minyak mentah maupun
hasil produk dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan ini. Tersedianya
fasilitas-fasilitas kilang peninggalan Belanda juga dapat memudahkan dalam
proses pengembangan kilang pengolahan minyak di PT. Pertamina (Persero) RU
V Balikpapan. Adapun lokasi dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan
dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
UP.V BALIKPAPAN
Berikut merupakan panorama posisi kilang di PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan dilihat menggunakan satelit dengan bantuan
(BPSD)
Saat ini kilang Balikpapan mengolah minyak mentah ( crude oil ) yang
berasal dari dalam maupun luar negeri, diantaranya berasal dari Minas,
Sepinggan, Badak, Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, Sangatta, Duri, Kakap,
Tepian Timur, Sanga-sanga, Tanjung, Cinta, Malaysia (Tapis), Australia (Jabiru
dan Chalyts), Arabian Light Crude, Amna, Bach Ho, Badin, Brass River, Borrow
Island, Bunga Kekwa, Cooper Basin, Dulang, Harriet, Iranian Light Crude,
Marrieb, Maul, Miri, Nan Hai, North West Sheif, Palanca, Qua Iboe, Sarir, Tapis,
Tantawan Varanus Blend, Xi Chiang dan Zarzaltine. Minyak mentah yang diolah
merupakan minyak mentah hasil blending beberapa jenis minyak mentah dengan
spesifikasi sesuai dengan spesifikasi desain.
Hasil produksi kilang Balikpapan berupa produk BBM dan non BBM, yaitu
premium, kerosene (minyak tanah), avtur, solar (minyak diesel), fuel oil (minyak
bakar), heavy nafta, LPG, LSWR dan lilin (wax).
Berikut merupakan alur pendisitribusian hasil produk dari PT. Pertamina (Persero) RU V Balikpapan:
Kilang Balikpapan II terdiri dari dua unit produksi, yaitu unit Hydroskimming
Complex (HSC) serta unit Hydrocracking Complex (HCC). Kedua unit ini
memproduksi bahan bakar minyak dan LPG.
d. Unit-unit penunjang lainnya seperti : Cooling Water Unit (Plant 32), Boiler
feed Water System (Plant 31), Fuel Gas System (Plant 15), Nitrogen Plant
and Air Instrument (Plant 35), dan Flare System (Plant 19).
Tabel 2.4 Kapasitas Terpasang Kilang II
Plant
Jetties 8 unit
SPM 1 unit
➢ Manager
1. Operation & Manufacturing Senior Manager
2. Production Manager
3. Refinery Planning & Optimization Manager
4. Maintanance Planning & Support Manager
5. Maintanance Execution Manager
6. Engineering & Development Manager
7. Reliability Manager
8. Procurement Manager
9. Health, Safety and Environmrnt Manager
10. Operation Performance Improvement Coordinator
11. General affairs Manager
12. Human resource area/Business Partner Manager
13. Manager Keuangan Region IV
14. Information Technology R.U. V Manager
➢ Section Head
1. Hydro Skimming Complex Section Head
2. Hydro cracking Complex Section Head
3. Distilling & Wax Section Head
4. Utilitis Section Head
5. Oil Movement Section Head
6. Laboratory Section Head
7. Refinery Planning Section Head
8. Supplay Chain & Distribution Section Head
9. Budget & Performance Section Head
10. Planning & schedulling Section Head
11. Turn Around Coordinator
12. Stationary Engineer Section Head
➢ Development
➢ Process control
➢ Environmental Process
➢ Safety
➢ Contact Engineer
2. Project Engineering
Fungsi bagian project Engineering adalah mengatur kontrak kerja,
mengelola dan mengendalikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa, mempersiapkan cetak biru modifikasi
terhadap kilang, menentukan pemilihan alat serta mengadakan evaluasi
terhadap masalah keteknikan. Bagian ini juga menangani dan mengawasi
pelaksanaan seluruh proyek untuk mencapai hasil proyek yang memenuhi
standart kualitas, biaya, jadwal yang telah di tetapkan, dan nilai manfaat
proyek yang menguntungkan. Bagian Project Engineering terdiri dari 4
seksi, yaitu :
2.10.2 Reability
2. Plant Reability
Bagian ini bertugas untuk mengkoordinasikan pekerjaan pemeliharaan
kilang dengan bagian maintenance & execution.
2.10.3 Procurement
Bidang Procurement membawahi empat bagian, yaitu :
- Inventory
- Purchasing
- Service & Warehousing
- Contract Office
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Base material
21⁄4 Cr – 1 Mo Steel
5Cr- ½ Mo Steel
2 ¼ Nickel steel
3 ½ Nickel steel
9Cr- 1 Mo Steel
9% Nickel steel
Carbon steel
Carbon steel AB AC AD AE AF AG AJ AK *
Carbon- Molybdnum C CD CE CF CH * * *
steel
1 & 11/4 Cr – ½ Mo D DE DF DH * * *
Steel
21⁄4 Cr – 1 Mo Steel E EF EH * * *
5Cr- ½ Mo Steel F FH * * *
9Cr- 1 Mo Steel H * * *
3 ¼ Nickel steel J JK LM
3½ Nickel steel K LM
9% Nickel steel LM
Tabel 3.2 Bahan Pengisi pengelasan yang umum untuk SMAW baja tahan karat (
stainless steel) dan paduan rendah
Base material
stainless steel
Type 317L I EI EI
stainless steel
Type 321 E E
stainless steel
Type 347 E
stainless steel
Gambar 3.12 Alat bantu pengelasan pipa (a) Alat perekit luar (b) Alat perakit
dalam
c) Las akar
Pada pengelasan akar turun untuk mendapatkan penembusan
yang baik biasanya digunakan las SMAW dengan elektroda jenis hydrogen
rendah. Sedangkan untuk pengelasan naik digunakan Las SMAW dengan
elektroda tembus jenis hydrogen rendah.
Untuk mendapatkan laju pengelsan yang tiggi antara 50 sampai
70 cm/menit dapat digunakan las SMAW dengan elektroda jenis
selulosayang sesuai dengan spesifikasi dari standar AWS no. E-6010 yang
mana logam dasarnya adalah baja karbon dan baja karbon. Beberapa
syarat pengelasan SMAW dengan elektroda jenis selulosa dicantumkan
delam table dibawah.
Tabel 5.3 Kondisi pengelasan turun dengan elektroda jenis selulosa
Table QW-352
Oxyfuel Gas Welding (OFW)
Essential Variables
Sebelum pengelasan dimulai, juru las dan akhli las harus melakukan
pemeriksaan bentuk dan keadaan permukaan alur, penyetelan, keadaan ketidak
sesuaian, celah akar, dan lain-lainnya. Selama pengelasan harus diperiksa
kemungkinan adanya cacat pada tiap –tiap manic las bila terjadi harus diadakan
perbaikan seperlunya.
3.Pengujian
Saluran pipa harus diuji terhadap tekanan dan kebocoran dengan
menggunakan zat dan tekan yang telah ditentukan dalam kode dan spesifikasi.
Pengujian daerah las dalam saluran pipa biasanya dilakukan dengan cara
pengujian tak merusak seperti radiografi dan ultrasonic dengan syarat
penerimaan menurut spesifikasi yang telah ditentukan.
Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh akhli yang diakui dan
selama pemeriksaan dan pengujian tersebut ahli las yang bertanggung jawab
atas pekerjaan yang diperiksa harus mendampingi. Pemeriksaan yang dilakukan
pada PT. Pertamina RU V ada 2 jenis yaitu :
1. Pemeriksaan penetran cair
Penetran cair mampu medeteksi permukaan sambungan las, pengecekan
antara lintasan lasan yang telah selesai dilas. Selama proses pengujian penetran,
permukaan lasan yang akan diuji dibersikan dan kemudian dilapisi dengan cairan
penetrasi yang mencari diskontinuitas yang dihubungkan oleh permukaan.
Setelah kelebihan penetran cair permukaan diangkat, serbuk suspense
(pengembang)
1. Hidrotest
Adalah pengujian dimana pada saat selesai pengelasan
pada benda yang dilas dimasukkan air dan kemudian akan
diberikan tekanan, jika terjadi kebocoran maka pada permukaan
akan terlihata air yang keluar.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan di PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit V Balikpapan bagian Stationary & Statutory Engineering
dapat disimpulkan bahwa
Proses pengelasan adalah suatu rangkaian pekerjaan yang
menghubungkan beberapa komponen dengan menggunakan panas yang
mencairkan material atau logam induk dengan elektroda yang digunakan E7018
dan E6010 dengan Ndn Destructive Test yang digunakan adalah metode
penetrant test media pengujian menggunakan cairan penetrant.
6.2 Saran
Dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah diamati pada kerja praktek di
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan, adapun saran yang diberikan
untuk universitas dan perusahaan :
1. Perawatan terhadap papan-papan peringatan bahaya agar pekerja lebih
memperhatikan peringatan tersebut.
2. Perlu adanya buku Panduan Pelaksanaan Kerja Praktek sebagai pegangan
bagi mahasiswa saat proses KP.
3. Perlu adanya sebuah forum khusus bagi peserta, calon, maupun yang telah
melaksanakan KP untuk berbagi pengalaman, tips, dan informasi berharga
lain. Agar kualitas mahasiswa calon peserta KP terus meningkat tiap
tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
ASME B31.3-2002 Process Piping.
ASME Section IX Welding and Brazing Qualification.
Cary B. Howard, Modern Welding Technology, second edition, Practice Hall,
Englewood, New Jersey 07632; USA, 2002.
Nayyar L. Mohinder, Piping Handbook, Edisi Ke Tujuh. McGraw-Hill ; New
York,2000.
Praptowidodo, V.S. Pengilangan Minyak Bumi, Catatan Kuliah. Penerbit ITB;
Bandung, 1999.
Raswari, Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan. Penerbit Universitas
Indonesia; Jakarta,2007.
Surrender parkash, Refining Processes Handbook. Gulf professional Publishing;
USA, 2003.
Thomson H. Charles, Piping Design and Drafting, Institute of Oklahama; New
York, 1996.
LAMPIRAN