Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

Transforming Primary Care: Scoping Review Of


Research And Practice
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Oleh:
Khusnun Nisa Zahro
2121210010

Pembimbing:
dr. Hj. Farida Rusnianah, M.Kes, (MARS), Dipl. DK

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
Transforming Primary Care: Scoping Review Of Research And
Practice
Robin Miller, Catherine Weir and Steve Gulati Health Services Management Centre,
University of Birmingham, Birmingham, UK

Dipublikasi : Journal of Integrated Care Vol. 26 No. 3, 2018, hal. 176-188

ABSTRAK
Tujuan : Tujuan Jurnal ini adalah untuk memperlihatkan bahwa bukti penelitian dan praktik
lapangan dapat mengubah layanan primary care menjadi model layanan yang lebih
terintegrasi dan holistik
Metodologi : Hal ini berdasarkan pada tinjauan pustaka yang dipimpin oleh para
penyelenggara primary care dan penggabungan bukti penelitian serta praktik lapangan dari
sepuluh studi kasus internasional yang berhubungan dengan primary care.
Penemuan: Mengadopsi model primary care inter-profesional yang berorientasi komunitas
dan berbasis populasi membutuhkan perubahan pemikiran yang mendasar tentang peran,
hubungan, dan tanggung jawab yang profesional. Pendekatan berbasis tim dapat dilakukan
dengan agar pelayanan ini dapat bergerak, namun membutuhkan dokter yang bersedia
menjadi pemimpin yang tidak otoriter. Keterlibatan pasien dan komunitas seringkali terbatas
dikarenakan kurangnya kapasitas dan keyakinan akan berdampak, baik secara Internal
(hubungan, budaya, pengalaman, perbaikan) dan eksternal (insentif, niat, tekanan komunitas)
dimana hal-hal tersebut menyebabkan gagalnya upaya perubahan/berinovasi
Praktik: Perubahan atau inovasi membutuhkan program yang terkoordinasi dalam
menggabungkan elemen-elemen berikut – perubahan pada beberapa fasilitasi eksternal;
mengembangkan pemimpin klinis dan non-klinis; belajar melalui pelatihan dan refleksi;
melibatkan masyarakat dan penyelenggara yang profesional; pendanaan pada masa
percobaan; dan evaluasi formatif dan sumatif
Originality / Value: Jurnal ini menggabungkan bukti penelitian serta studi kasus praktik
lapangan internasional untuk memandu program masa depan dalam melakukan inovasi pada
sistem pelayanan primary care.
Keyword: Integrated care, Primary care, Transformation, Health care home
Paper Type: Literature Review

Pendahuluan:
Secara internasional ada sebuah asumsi yang berkembang yaitu menyeimbangkan
kembali sistem layanan kesehatan primary care daripada secondary care, saatnya giliran
sistem primary care untuk bergerak menuju model berbasis populasi atau komunitas (World
Health Organisation, 2015; European Commission, 2017). hal ini mencerminkan
keprihatinan umum mengenai populasi lansia, dimana angka harapan hidup semakin
meningkat sehingga menimbulkan beberapa kondisi penyakit jangka panjang, munculnya
efek negatif dari pilihan gaya hidup termasuk diet, aktivitas dan konsumsi alkohol, dan
adanya ketidaksetaraan masyarakat sosial.
Ada sebuah pengakuan bahwa layanan kesehatan memberikan kontribusi penting,
layanan kesehatan merupakan komponen dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Bahkan layanan perawatan kesehatan yang didanai dengan baik masih memiliki
kapasitas yang terbatas sehingga harus disertai dengan sumber informasi, pengaruh, dan hal
lain yang mendukung. Pembinaan sumber daya komunitas yang lebih luas dan lembaga
masyarakat yang lebih luas sangat diperlukan. Harapan orang-orang terhadap layanan
perawatan kesehatan yang mereka terima atau pembelian (demand) juga berubah.
Akses yang fleksibel, koneksi melalui teknologi mobile dan transparansi dalam
informasi menjadi aturan utama dalam industri ini dan sektor lain. Perawatan kesehatan
pribadi akan membutuhkan layanan yang harus tersedia di malam hari dan akhir pekan,
terhubung antar lintas sektor dan pengaturan, dan mampu berkomunikasi melalui media yang
berbeda, sehingga hal ini akan membutuhkan seseorang yang profesional dengan hubungan
baru semacam itu dan proses. (Frenk et al., 2010; Needham and Mangan, 2014).
Pada dewasa ini layanan primary care harus ditingkatkan, hal ini berdasarkan
perubahan demografi dan perilaku yang muncul di masyarakat melalui pelayanan yang lebih
proaktif, holistik dan berorientasi pada patient-care. Hal tersebut sering disebut dengan
istilah seperti "perawatan kesehatan primer /primary care / rumah medis" atau konsep serupa,
Meskipun adanya variasi dalam beberapa konteks tersebut, namun secara umum memiliki
persamaan dalam prinsip – jumlah populasi yang ditunjuk sebanyak 30-50.000 jiwa untuk
menyediakan skala yang cukup dalam mempertahankan hubungan antara komunitas. Tim
antar-profesional akan melakukan pengembangan peran baru dalam melengkapi disiplin
tradisional; stratifikasi kebutuhan dalam suatu populasi untuk mengaktifkan sasaran dan
tanggapan yang tepat; selain itu mendukung masyarakat agar lebih bertanggung jawab demi
kesehatan mereka dan dalam mengakses sumber daya berbasis masyarakat.
Adanya ketidakpastian tentang bagaimana cara terbaik untuk menerapkan ini dalam
praktiknya, sesuai dengan originalitas dan perbaikan yang berkelanjutan dalam meningkatkan
kesejahteraan pribadi, kesehatan penduduk dan penggunaan sumber daya (Berwick et
al..2008). Jurnal ini menguraikan pengetahuan saat ini mengenai transformasi/perubahan
dalam sistem layanan primary care berdasarkan dari bukti penelitian dan praktik lapangan
dari studi kasus internasional.
Metodologi ;
Jurnal ini berdasarkan pada tinjauan pustaka tentang perubahan primary care yang
dilakukan sebagai bagian dari tinjauan kritis terhadap suatu program inovasi. Metodologi
menggabungkan bukti penelitian dengan praktik lapangan dari studi kasus internasional
dalam melakukan transformasi primary care. Struktur tinjauan pelingkupan ditetapkan di
bawah ini, yang disajikan dalam urutan linier, adanya interaksi antar tahapan. Sepanjang
adanya keterlibatan dengan penyelenggara primary care untuk menentukan pertanyaan yang
menarik, mencari tanggapan atas temuan yang muncul dan mengidentifikasi area lain untuk
penyelidikan.
1. Klarifikasi pertanyaan penelitian melalui wawancara dengan penyelenggara primary
care. Ini termasuk pembuat kebijakan (Kepala Puskesmas), Badan Kesehatan
Nasional (Kementerian Kesehatan), perkumpulan para profesional, dan dewan
pengawas kesehatan lokal (Dinas Kesehatan Kabupaten)
2. Identifikasi studi kasus yang relevan dilakukan pencarian literatur oleh ahli
pustakawan.
3. Pemilihan studi kasus tersebut didasarkan pada primary research atau review
penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi / eksklusi, dan menghasilkan 36 artikel
studi kasus yang dimasukkan di ulasan terakhir, selain itu ditambahkan beberapa
artikel dari peer-review terkait dengan perubahan dengan skala besar dalam sistem
kesehatan dan perawatan

4. Praktik lapangan dari studi kasus internasional yang melakukan transformasi atau
perubahan dalam primary care diperoleh dari mereka yang telah memimpin dan / atau
mengevaluasi proyek terkait. Daftar panjang studi kasus internasional diidentifikasi
melalui European Forum for Primary Care (Forum Eropa untuk Primary care) dan
jaringan primary care dari Health Services Management Centre (Pusat Manajemen
Pelayanan Kesehatan). Studi kasus yang potensial akan dikumpulkan melalui diskusi
awal yang dilakukakan melalui email / atau wawancara telepon. Pemilihan akhir dari
studi kasus berdasarkan pada demonstrasi kemajuan yang cukup dalam implementasi
untuk memberikan wawasan praktik transformasi primary care. Lebih lanjut
dokumentasi (misalnya strategi, evaluasi, artikel yang telah diterbitkan) diperoleh
pada masing-masing studi kasus antara satu hingga tiga wawancara semi-terstruktur
yang dilengkapi dengan pemimpin dan ahli yang mengevaluasi transformasi.
5. Pemetaan data dari literatur dan praktik lapangan dilakukan oleh tim dari tiga peneliti
menggunakan software nVivo dengan diskusi dan klarifikasi tema yang muncul.
6. Penggabungan bukti penelitian dan praktik lapangan yang disajikan oleh
penyelenggara primary care melalui serangkaian tiga lokakarya interaktif.
Penyelenggara termasuk dokter, praktisi, perwakilan masyarakat, manajer dan
pembuat kebijakan, selanjutnya data akan dikumpulkan sesuai kebutuhan dan
digabungkan ke dalam analisis akhir.

Jurnal ini disusun sesuai tema utama yang diidentifikasi melalui analisis dengan
masing-masing tema menggabungkan bukti penelitian dan wawasan dari praktik program
transformasi. Studi kasus transformasi diidentifikasi melalui judul yang ditampilkan dalam
huruf miring (italics)

Belajar dari bukti dan praktik


Perubahan tidak hanya perbaikan
Model baru dari primary care membutuhkan prosedur dan akuntabilitas baru untuk
memastikannya kesehatan, perawatan dan layanan lainnya diselenggarakan dan insentif yang
sesuai. Peningkatan kualitas, yaitu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan proses melalui
eksplorasi masalah, menerapkan solusi, dan memantau dampak/efek samping. Namun,
pendekatan ini harus berfokus pada logistik teknis saja tidak cukup. Desain ulang yang lebih
mendasar diperlukan visi tujuan yang baru dan kontribusinya terhadap kesejahteraan
masyarakat.
Program ini membutuhkan dokter medis, profesional lain dan organisasi primary
care dalam mengembangkan "model mental baru" atau "paradigma" tentang peran
profesional mereka. Hal ini memerlukan perubahan yaitu menekankan bahwa layanan
kesehatan ini merupakan hal yang penting untuk masyarakat. Hubungan yang dibentuk antara
profesional dan organisasi sangat diperlukan di mana harus menjadi lebih fleksibel dan
adaptif di luar kepentingan mereka maupun individu (McGough et al., 2017). Oleh karena itu,
adanya keraguan bahwa "Transformasi" lebih dari sekedar peningkatan yang stabil.

Dalam Achieving Clinical Excellence, praktik umum diberikan hak otonomi untuk
memberikan dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih prioritas dari populasi
mereka serta diberlakukan untuk diagnosis dan pengobatan yang berbasis komunitas.
Meskipun ini menjadi prinsip eksplisit dari program, butuh praktik umum dalam beberapa
minggu untuk menerima bahwa mereka mengharuskan fleksibilitas seperti itu. Itu hanya
diakui sepenuhnya setelah dilakukan beberapa diskusi dengan komisaris di lingkungan yang
aman dari satu set pembelajaran. Beacon menemukan bahwa adanya penghambat dari
implementasi sistem layanan primary care pada pasien diabetes yaitu perspektif dari para
dokter umum itu sendiri. Jika mereka tidak sependapat dengan prosedur yang baru, maka
mereka tidak akan merekomendasikan pasien untuk mengakses layanan primary care.
Berdasarkan kerja ekstensif di North Carolina, tiga tahap transformasi telah disarankan - fase
inisiasi, dan fase intermediet/menengah, dan fase lanjutan.
Setiap fase memiliki perbedaan motivator berdasarkan pengaruh internal dan
eksternal. Fase inisiasi dimana prosesnya melalui praktik untuk memutuskan apakah mereka
bersedia untuk bergerak melakukan perubahan. Motivator eksternal termasuk badan-badan
profesional, teman sejawat dan struktur insentif. Motivator internal termasuk keinginan untuk
"melakukan hal yang benar", menggunakan kesempatan dalam meningkatkan perawatan
pasien, agar menjadi lebih efisien. Setelah memutuskan untuk berpartisipasi tidak semuanya
praktik dalam program ini terus berlanjut untuk mencapai transformasi berkelanjutan
(didefinisikan sebagai menunjukkan peningkatan substansial dalam setidaknya tiga domain
berkualitas). Melakukan hal itu umumnya terkait dengan refleksi kolektif pada data, secara
aktif mengikuti ahli eksternal dalam memperbaiki dan berpartisipasi dalam jaringan multi-
disiplin.

Keterlibatan klinis
Sistem layanan Primary care akan lebih banyak melibatkan profesional pada setiap
layanannya daripada dokter umum, namun pada layanan ini menuntut mereka sering berada
di organisasi pusat dan pengiriman. Hak otonomi dari beberapa relatif mereka, jaringan
profesional dan status dalam masyarakat memberikan perubahan skala besar dalam perawatan
kesehatan, maka harus mempertimbangkan bagaimana melibatkan mereka dalam proses
tersebut secara positif (Best et al., 2012). Transformasi atau perubahan membutuhkan para
profesional yang terdidik untuk menemukan cara-cara baru dalam berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain dengan ahli profesional lainnya, proses ini membutuhkan waktu
untuk memahami apa yang harus mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya.
Namun, adanya beban kerja, otonomi budaya dan skeptisisme dapat menyebabkan dokter
enggan berinvestasi dalam refleksi semacam itu.
Di Midlands Health Network, dokter dapat menghabiskan waktu yang lama dari
praktik klinis mereka untuk memikirkan proses perubahan. Peer group adalah sebuah forum
untuk melakukan evaluasi layanan ini dan dalam berbagi pembelajaran tentang bagaimana
caranya mengatasi tantangan umum. Pendekatan berbasis tim membantu menyediakan
kapasitas tambahan dan perawatan yang lebih holistik tetapi dapat menjadi tantangan
tersendiri bagi dokter. Hal ini berhubungan dengan "keyakinan yang dipegang teguh bahwa
doktrin Primary Care didasarkan pada hubungan yang kuat dan saling percaya antara pasien
dan dokter". Untuk melakukan perubahan terhadap sistem yang lama membutuhkan dokter
untuk menafsirkan kembali peran mereka sebagai kontributor dalam tim primary care. Proses
ini dapat menunjukkan bahwa pekerjaan mereka dapat dengan aman dialihkan ke yang lain,
mendidik mereka tentang peran dan kompetensi profesional lain dan memberikan kesempatan
langsung untuk melibatkan para profesional lainnya.
Kerja tim sering membutuhkan dokter untuk mengembangkan keterampilan baru,
serta khususnya kepemimpinan. Secara umum, mereka dapat mengadopsi pendekatan otoriter
di mana para profesional akan diinstruksikan sesuai dengan tindakan yang harus dilakukan,
sebaliknya sebuah tim perlu adanya pemimpin yang dapat memfasilitasi agar semua anggota
dapat berkontribusi. Dokter yang memiliki praktik pribadi serta tim yang beroperasi dapat
mendominasi pertemuan antar-profesional.
Di Ontario, Pusat Kesehatan Masyarakat mempekerjakan semua staf klinis yang
telah membantu mengembangkan lebih banyak tentang tim yang berbasis pada budaya. Jika
ahli profesional dan staf lain yang berpengalaman dalam primary care maka kontribusinya
dapat dihargai, sehingga dapat menaikkan naik level hierarki primary care itu sendiri serta
mendorong ide-ide lebih lanjut untuk melakukan transformasi.
Dalam Program MacMillan, sebuah situs perintis diperlukan untuk mengidentifikasi
unggulan dari penyelenggara primary care klinis dan non-klinis untuk melakukan perubahan
dalam praktik. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi manajer praktik untuk memimpin
transformasi klinis. Konteks secara luas diakui sebagai faktor penting dalam keberhasilan
penerapan.
Transformasi ini juga berlaku di badan pelayanan perawatan utama. Misalnya,
Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan telah memberikan kepada 14 proyek berbeda untuk
mengadopsi layanan kesehatan berupa Patient-Centered Medical Homes sehingga
memungkinkan mereka melakukan evaluasi tentang dampak dan proses perubahan yang
saling terhubung. Ulasan dari evaluasi ini menyimpulkan bahwa “konteks di mana perubahan
yang terjadi di praktik dan yang dipelajari sangat penting untuk memahami keberhasilannya.
Faktor kontekstual beragam dan dapat mencakup faktor-faktor internal dan eksternal, banyak
di antaranya mungkin berada di luar kontrol dari latihan ”
Faktor internal termasuk kecukupan staf, sumber daya dan informasi lainnya
tentang sistem dalam mendukung catatan pasien elektronik dan pemantauan kinerja yang
akurat. Praktik-praktik kecil bisa jadi sangat sulit untuk menghasilkan kapasitas yang cukup
untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Di luar faktor-faktor praktis ini, sikap staf
terhadap transformasi dan hubungan internal merupakan hal yang positif. Prosesnya akan
lebih sulit apabila adannya bentrokan kepribadian antara dokter dan staf lainnya, gaya
kepemimpinan otoriter itu tidak dapat memperluas keterlibatan masing-masing elemen, serta
perpaduan tim-rendah.
Dalam mempermudah layanan primary care yang stabil, harus memiliki sumber
daya yang cukup, pengalaman peningkatan kualitas dan hubungan internal yang baik maka
dapat berhasil dari masa transisi ke model transformasi. Implementasi yang lebih baik
dikaitkan dengan keyakinan oleh staf yang berkepentingan bahwa model tersebut memiliki
nilai dan dibangun berdasarkan praktik yang ada. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa
dokter dan manajer harus bersedia memberikan waktu tambahan, aktif mencari peluang untuk
belajar dan siap menerima risiko yang terkait. Namun, jika pendekatan baru dilihat sebagai
sesuatu yang dipaksakan secara eksternal dan gangguan yang tidak perlu maka sebaliknya hal
itu tidak benar. Ini sekali lagi menggarisbawahi teka-teki bahwa lebih sulit untuk melakukan
transformasi primary care dengan layanan yang paling membutuhkan melakukan perubahan
tersebut. Ini terbukti dalam Program Beacon, di mana praktik yang sebelumnya telah
membuka kesempatan untuk penyelenggara oleh dokter eksternal maupun praktisi lain agar
merasa nyaman dalam kolaborasi dengan spesialis diabetes dari layanan perawatan sekunder.
Demikian pula model antar-profesional yang diadopsi oleh CASAP kesulitan ketika
dipaksakan pada praktik lain oleh Catalan Health Institute. Praktik-praktik ini tidak
mengalami proses pengembangan yang serupa dan, tidak seperti staf dalam CASAP, tidak
memilih untuk bekerja di lingkungan seperti itu. Ini sangat kontras dengan pendekatan yang
diambil oleh National Association of Primary Care di mana praktik-praktik umum secara
sukarela untuk menjadi bagian dari program, tetapi tidak menerima pendanaan apa pun
seperti itu.
Faktor eksternal di luar layanan primary care juga memainkan pengaruh yang
besar. Pemberian insentif saja tidak cukup untuk dapat melakukan perubahan, tetapi struktur
keuangan di mana, membuat praktik dapat beroperasi atau memblokir lebih banyak kerja
berbasis tim. Misalnya, GP Super Clinics diperkenalkan di Australia sebagai bagian dari
Strategi Nasional dalam layanan Primary care pada tahun 2010. Mereka menyediakan
fasilitas yang dibangun khusus yang dapat dijadikan acuan dari berbagai disiplin ilmu yang
diantaranya para profesional kesehatan mental (Kedokteran Kejiwaan), keperawatan berbasis
komunitas, spesialis kegawatdaruratan dan penyedia pendidikan masyarakat. Harapannya
adalah bahwa gabungan tersebut akan memungkinkan pengembangan pemerintahan bersama
dengan protokol klinis yang pada gilirannya akan mengarah pada perawatan yang lebih
terkoordinasi. Kenyataannya, kelanjutan dari fee-for sevice, menunjukkan bahwa dokter tidak
mampu untuk mengadopsi lebih banyak latihan berbasis tim. Program Macmillan saja
menyediakan dana terbatas untuk praktik yang berpartisipasi, tetapi hal ini hanya dilihat
secara simbolisasi yang penting dan pengakuan bahwa mereka mengambil tanggung jawab
tambahan.
Kementerian Kesehatan dan Sosial Perancis memperkenalkan pembayaran untuk
kerja berbasis tim antara profesional primary care di atas pembayaran biaya-untuk-layanan
yang ada. Ini menyumbang hampir 10 persen dari pendapatan praktik berbasis kelompok di
Maison de Sante dan pendanaan secara fisik, manajemen waktu dan ulasan multi-disiplin
individu dengan kebutuhan yang lebih kompleks. Lingkungan politik, pandangan jaringan
profesional dan harapan masyarakat lokal mempengaruhi kesiapan layanan primary care
untuk mempertimbangkan perubahan yang baru. Berhubungan dengan apa yang mereka
harapkan, dan keyakinan bahwa risiko yang terkait dengan wilayah baru dan asing akan
mendapatkan dukungan yang lebih luas.
Wellbeing Enterprises melibatkan penugasan perusahaan sosial untuk
memperkenalkan peluang baru bagi pasien untuk mengakses sumber daya lokal. Pada
layanan primary care ini diaktifkan untuk lebih banyak menarik aset masyarakat daripada
kasus sebelumnya dan membuka peluang untuk memanfaatkan tambahan dan sumber lainnya
dari penghasilan. Fasilitasi yang bersifat eksternal ke layanan primary care dapat
memberikan tambahan wawasan, kapasitas dan objektivitas.
Program MacMillan ini merekrut tiga fasilitator eksternal untuk mendukung praktik
dengan perubahan yang praktis terkait dengan penerapan jalur kanker baru. Dukungan ini
secara universal dihargai karena menyediakan kapasitas tambahan, keahlian dan objektivitas.
Tim manajemen perubahan antar disipliner memberikan praktik dukungan yang serupa
mengadopsi model rumah medis di program Midlands Health Network

Keterlibatan pasien dan masyarakat


Penempatan orang dan komunitas mereka berada pusat merupakan salah satu
prinsip inti dari perubahan primary care. Meskipun demikian, bukti menunjukkan bahwa
banyak praktik menemukannya kesulitan dalam mengimplementasikan prinsip ini dalam
kenyataan. Misalnya, satu studi tentang praktik yang lebih kecil (yaitu kurang dari lima
dokter) mengadopsi model rumah medis melaporkan bahwa sementara 30 persen dari mereka
mengatakan telah melatih dokter dan staf untuk melibatkan pasien atau keluarga pasien,
namun hanya 15 persen dari praktik tersebut yang aktif melakukannya.
Para penulis menyarankan bahwa bukti kuat diperlukan dari efek positif yang akan
dihasilkan dari keterlibatan tersebut untuk meyakinkan praktik-praktik yang layak dilakukan.
Namun, bukti penelitian tidak berkembang dengan baik, dengan satu ulasan baru-baru ini
menyimpulkan bahwa "adanya kekurangan penelitian yang dipublikasikan tentang
keterlibatan pasien di tingkat praktik secara umum khususnya, dalam sistem pelayanan
primary care dengan sangat sedikitnya penelitian yang telah dilakukan terdiri dari studi yang
ketat dan terkontrol yang menyelidiki hasil ketiga tujuan tersebut ” Kurangnya bukti formal
tidak berarti tidak ada dampak - melainkan tidak cukup banyak penelitian yang didukung
oleh alat yang valid dan dapat diandalkan.
Di Minnesota untuk praktik menerima akreditasi sebagai Perawatan Kesehatan
Rumah membutuhkan demonstrasi partisipasi pasien agar mendorong cara-cara inovatif
untuk memungkinkan pasien terlibat seperti dewan penasehat pasien dan pelatihan "mitra
pasien". Sebelumnya hanya 32 persen dari praktik-praktik ini secara teratur memberikan
kesempatan bagi pasien untuk secara aktif terlibat tetapi mengikuti dengan arahan yang benar
dapat meningkat menjadi 100 persen. Ini terhubung dengan orang yang diwawancarai dalam
penelitian mereka sendiri "kepuasan pribadi dan energi pembaruan karir" .
Situs perintis House of Care yang menginvestasikan dana untuk mengembangkan
atau meningkatkan infrastruktur keterlibatan pasien jauh lebih sukses dalam hal ini.
Pencapaian ini dilakukan dengan mempekerjakan anggota baru staf atau menugaskan
organisasi eksternal dengan keterampilan di bidang ini. Di Ontario, Dewan Pusat Kesehatan
Masyarakat South Riverdale terdiri dari anggota lokal komunitas (yaitu mereka yang, tinggal
di daerah cakupan layanan, dan penerima layanan) menjadi semangat bagi populasi saat ini
tidak terwakili. Ini mengikuti tantangan sebelumnya bahwa Pusat tidak cukup terlibat dengan
orang-orang lokal yang merupakan fokus utama dari budaya layanan tersebut.
Keterlibatan bersama dalam proses transformasi ini adalah kebutuhan untuk pasien
agar diberi dukungan dan kesempatan untuk lebih terlibat dan bertanggung jawab atas
kesehatan mereka sendiri dan kesejahteraannya. Pada beberapa pasien memiliki perilaku
yang berbeda dan perubahan mendasar tentang identitas mereka sebagai pasien. Diantaranya
pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan orang untuk menjadi pasien yang aktif harus
dipertimbangkan. Di mana mereka yang kurang kompetensi memerlukan pelatihan dan
dukungan lainnya.
Tim antar-profesional akan memiliki peran yang berkelanjutan untuk terus
membangun kemampuan dan kepercayaan pasien. Program House of Care menempatkan
banyak hal penekanan pada memungkinkan orang untuk dipersiapkan dan diinformasikan
untuk terlibat dalam kolaboratif perawatan dan mendukung perencanaan. Wellbeing
Enterprises mempekerjakan Petugas Kesejahteraan Masyarakat dalam mengembangkan
rencana yang diwujudkan untuk kesejahteraan pasien. Mereka menggabungkan bagaimana
perilaku baru tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan memfasilitasi
akses sumber daya ke komunitas.

Redistribusi sumber daya


Kekuatan dari sistem layanan primary care dilihat sebagai kendaraan yang tidak
hanya untuk meningkatkan kualitas dan mengatasi ketidaksetaraan tetapi juga untuk
mendistribusikan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien. Pada sebagian besar
didasarkan pada asumsi bahwa peningkatan primary care yang dapat diakses dan responsif
terhadap kebutuhan orang-orang akan menyebabkan penurunan aktivitas secara keseluruhan
oleh penyedia layanan kesehatan dan pengalihan aktivitas ke komunitas. Meskipun ini
menjadi harapan umum, bukti untuk mendukung pendistribusian sumber daya dan tabungan
keuangan yang terhubung tidak selalu meyakinkan. Misalnya, dari 27 review mengantakan
inisiatif untuk menggeser pembiyaan perawatan untuk sementara, namun ada bukti beberapa
dari itu dapat menyebabkan penghematan biaya yang tidak banyak, dan beberapa telah
menyebabkan peningkatan biaya. Kesimpulannya bahwa perkiraan peningkatan penghematan
akibat adanya kesulitan yang tak terduga tidak dapat menghapus fixed cost atau kegagalan
untuk memperhitungkan secara penuh sumber daya yang dibutuhkan untuk memperkenalkan
intervensi baru. Selanjutnya memastikan adanya kapasitas yang cukup dalam primary care
akan sangat penting untuk sebagian besar agar pendekatan ini sukses. Salah satu alasan yang
membuat sulit untuk tidak melakukan penghematan adalah perencanaan pembiayaan
perawatan kesehatan dalam sistem kesehatan publik, dikarena kesulitan juga untuk
menurunkan investasi dalam layanan yang ada. Tantangan tersebut diantaranya termasuk
bukti yang tidak meyakinkan, penolakan masyarakat dan halangan dokter. Ulasan bukti lain
telah sampai pada kesimpulan yang sama bahwa model Primary care yang ditingkatkan dan
terintegrasi memiliki potensi untuk mengurangi kegiatan rumah sakit, mereka berjuang untuk
melakukannya di tingkat yang dapat menghasilkan penghematan besar dan berkelanjutan.
Selain itu bukti penelitian formal adalah contoh kasus di mana daerah perawatan kesehatan
melaporkan adanya pengurangan kegiatan rumah sakit dengan menggunakan pendekatan
berbasis sistem. Sementara banyak hal yang bukan standartnya dimasukkan dalam tinjauan
sistematis, contoh-contoh ini masih menunjukkan bahwa hal itu mungkin dapat memeberikan
pengaruh signifikan pada tingkat investasi sebelumnya dan kualitas perawatan kesehatan
sistem. Proses ini membutuhkan upaya berkelanjutan selama periode waktu yang lama
dengan kontinuitas kepemimpinan menjadi kebutuhan umum. Mulai dari basis rendah,
terutama hubungan yang terpisah dan pengalaman yang kurang dalam melakukan perubahan
mengakibatkan kesulitan dalam mengadopsi program tersebut, tetapi juga mengarah ke
tingkat perbaikan yang lebih nyata daripada area di mana sudah ada sudah ada kemajuan.

Program bukan intervensi


Temuan umum dari bukti adalah bahwa program integrasi lebih mungkin untuk mengarah
pada penyeimbangan kembali sumber daya dari secondary care ke primary care dan
memungkinkan lebih banyak lagi sistem pro-aktif dan berkurangnya orientasi berbasis krisis.
Demikian pula, perubahan ke sistem pelayanan primary care membutuhkan program
terkoordinasi daripada penekanan pada salah satu intervensi secara khusus. Membangun
pengalaman dari studi kasus, akan nampak bahwa ada enam elemen yang lazim dimasukkan
1. Fasilitasi eksternal dalam menyediakan kapasitas dan ahli tambahan dalam melakukan
transformasi;
2. Mendukung pengembangan pemimpin klinis dan non-klinis lokal
3. Pembelajaran berkelanjutan dalam kaitannya dengan pengembangan keterampilan dan
memperlihatkan bukti proses dan dampak
4. Keterlibatan penyelenggara, khususnya pasien, komunitas dan klinis yang memiliki
jaringan luas, melalui investasi yang memadai dalam infrastruktur terkait;
5. Pendanaan pada masa transisi untuk memungkinkan kelanjutan dari kegiatan yang ada
sementara pendekatan baru sedang diperkenalkan; dan
6. Evaluasi yang memberikan wawasan formatif dan sumatif terhadap tujuan yang jelas
dan sebagai dasar
Ada kebutuhan untuk program-program semacam itu untuk didukung oleh para pemimpin
senior dan penyediaan kesempatan bagi mereka di garis depan untuk memperkenalkan
inovasi, yaitu Pemimpin yang "ditunjuk" (senior) dan "Didistribusikan" (yang lebih dekat ke
garis depan/dokter umum) untuk membangun forum yang mendukung pengambilan
keputusan dapat menjadi sarana yang efisien untuk mengatasi adanya hambatan dalam
organisasi yang potensial (Starling, 2017). Demikian pula layanan garis depan dapat
mengatur peluang untuk semua staf yang terkait, bukan hanya dokter medis, untuk berbagi
perspektif mereka dengan mengarah pada keterlibatan yang lebih besar dan solusi kreatif
yang diidentifikasi (Hung et al., 2017; Starling, 2017).

Penggunaan data
Sebuah program juga perlu menampilkan data yang relevan pada tiap individu, tim, tingkat
klinik dan organisasi. Hal ini harus mencakup data yang mencerminkan keempat tujuan,
termasuk kinerja klinis, survei kepuasan pasien dan tingkat stres yang dialami oleh staf
(McNellis et al., 2013; McGough et al., 2017). Penggunan data tersebut untuk mendorong
pengambilan keputusan dan mempengaruhi bagaimana layanan primary care bekerja sebagai
inti perilaku dari praktik transformasi (McNellis et al., 2013; McGough et al., 2017).
“Peninjauan aktif terhadap kinerja latihan itu tampaknya membantu memperkuat nilai
PCMH, karena mengidentifikasi kesenjangan dalam perawatan, dan memotivasi tim untuk
bekerja memperbaikinya ”(Wise et al., 2011, p. 416). Pernyataat tersebut benar. Praktik di
mana model baru yang kurang terlaksana akan jauh lebih pasif dalam memperoleh dan
meninjau data (Wise et al., 2011). Data dilihat sebagai elemen penting dalam Program
Jaringan Kesehatan Midlands sebagai bukti dampak positif yang membantu menjaga kondisi
ini, serta mengidentifikasi area yang perlu dilakukan perbaikan lebih lanjut. Kemudahan di
mana data dapat dihasilkan, dikumpulkan dan dipahami merupakan hal yang penting. Data
tersebut harus juga dilihat apakah relevan dan tepat waktu untuk mempengaruhi
penyelenggara primary care (Greenhalgh et al., 2009).

Kesimpulan
Banyak komponen dari model primary care baru sudah ada di sebagian besar
negara - spesialisasi umum dalam kedokteran, keperawatan berbasis komunitas, layanan
terapi dan layanan farmasi, organisasi sukarela yang menanggapi berbagai sosial kebutuhan,
dan organisasi publik dan / atau organisasi independen yang dapat memberikan dukungan
jangka pendek dan jangka panjang yang berhubungan dengan tempat tinggal. Untuk
menjadikan model ini agar lebih terintegrasi dan holistik membutuhkan penyususnan yang
penting oleh para profesional dan praktisi serta organisasi yang mereka miliki.
Penyusunan ini berhubungan dengan peran mereka, hubungan mereka dengan orang
lain dan sumber daya yang menjadi tanggung jawab utama mereka. Akuntabilitas dan
Keterlibatan pasien, keluarga dan masyarakat memerlukan perbaikan secara mendasar dan
memastikan bahwa penempatan orang-orang tepat pada visi utama dan pengiriman yang
terkait. Peninjauan ulang menunjukkan bahwa tantangan itu dapat tercapai terjadinya
perubahan yang berkelanjutan dengan dukungan dalam konteks politik maupun sosial, dan
perubahan program yang terkoordinasi.
Pada akhirnya, dapat diperdebatkan bahwa model-model baru dari layanan primary
care tidak diragukan lagi merupakan langkah maju mereka masih terbatas. Aspek lain dari
primary care seperti kedokteran gigi dan pekerjaan sosial jarang dimasukkan ke tingkat
utama, dan banyak dari mereka masih berharap bahwa penyebaran dapat dilakukan melalui
kepemilikan organisasi medis. Hal itu akan menjadi penting karena kita tidak melihat model
tersebut sebagai titik akhir, namun menjadi batu loncatan lain pada perubahan untuk layanan
kesehatan yang lebih terintegrasi.

ANALISIS PICO
PROBLEM
“Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan”, merupakan salah satu asumsi yang
memperlihatkan bahwa pentingnya sistem layanan kesehatan primary care daripada
secondary care, hal ini mencerminkan keprihatinan umum mengenai populasi lansia, dimana
angka harapan hidup semakin meningkat sehingga menimbulkan beberapa kondisi penyakit
jangka panjang, munculnya efek negatif dari pilihan gaya hidup termasuk diet, aktivitas dan
konsumsi alkohol, dan adanya ketidaksetaraan masyarakat sosial.
Layanan kesehatan merupakan komponen penting dalam meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat. Akses yang fleksibel, koneksi melalui teknologi mobile dan
transparansi dalam informasi menjadikan kemudahan untuk pasien menjangkau layanan
kesehatan, sehingga layanan primary care harus ditingkatkan, hal ini berdasarkan perubahan
demografi dan perilaku yang muncul di masyarakat melalui pelayanan yang lebih proaktif,
holistik dan berorientasi pada patient-care.
Pada beberapa center belum tahu pasti bagaimana cara terbaik untuk menerapkan
ini dalam praktiknya, sesuai dengan originalitas dan perbaikan yang berkelanjutan dalam
meningkatkan kesejahteraan pribadi, kesehatan penduduk dan penggunaan sumber daya.
Berdasarkan latar belakang Jurnal ini menguraikan pengetahuan saat ini mengenai
transformasi/perubahan dalam sistem layanan primary care berdasarkan dari bukti penelitian
dan praktik lapangan dari studi kasus internasional.
INTERVENTION
Jurnal merupakan hasil dari penelitian bersifat deskriptif. Tidak dilakukan intervensi dalam
penelitian.
COMPARISON
Tidak dilakukan komparasi pada subjek penelitian.

OUTCOME
Hasil diskusi ini digunakan sebagai pedoman tim penyelenggara layanan primary care dalam
melakukan perubahan layanan primary care yang lebih baik. layanan kesehatan primary care
menjadi penting karena primary care merupakan layanan kesehatan garda depan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perubahan model layanan primary care dapat
menjadi batu loncatan pada perubahan untuk layanan kesehatan lainnya seperti, kedokteran
gigi agar lebih terintegrasi.
I. APAKAH HASIL PENELITIAN VALID ?
1. Apakah studi ini membahas sebuah masalah dengan fokus yang jelas?
Ya, Penelitian ini berfokus pada bertujuan untuk memperlihatkan bahwa bukti penelitian
dan praktik lapangan dapat mengubah layanan primary care menjadi model layanan yang
lebih terintegrasi dan holistik
2. Apakah peneliti menggunakan alat dan pertanyaan yang sesuai dengan Tujuan dari
studi?
Ya, untuk memperlihatkan bahwa bukti penelitian dan praktik lapangan dapat mengubah
layanan primary care menjadi model layanan yang lebih terintegrasi dan holistik, peneliti
menggunakan alat pengumpulan data (tools) primer berupa review bukti penelitian dari
beberapa artikel yang sudah diseleksi, untuk memberikan wawasan bukti penelitian
tentang praktik perubahan primary care, selain itu dilakukan klarifikasi pertanyaan
penelitian melalui wawancara dengan penyelenggara primary care. Ini termasuk pembuat
kebijakan (Kepala Puskesmas), Badan Kesehatan Nasional (Kementerian Kesehatan),
perkumpulan para profesional, dan dewan pengawas kesehatan lokal (Dinas Kesehatan
Kabupaten). Hal ini sudah sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu penelitian deskriptif .
3. Apakah digunakan kriteria outcome yang obyektif dan tidak berbias?
Ya. Kriteria Outcome telah dikategorikan secara objektif, yaitu berdasarkan review bukti
penelitian dari beberapa artikel yang sudah diseleksi, untuk memberikan wawasan bukti
penelitian tentang praktik perubahan primary care, selain itu juga dilakukan klarifikasi
pertanyaan penelitian melalui wawancara dengan penyelenggara primary care.
4. Apakah subjek diikutsertakan dengan cara dan kriteria yang benar?
Ya. Penelitian ini menggunakan subjek berupa studi literatur yang dilakukan oleh ahli
kepustakaan dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, serta wawancara dari
penyelenggara primary care..
5. Apakah data diambil dengan cara yang sesuai dengan tujuan studi ?
Ya, data berupa. klarifikasi pertanyaan penelitian melalui wawancara dengan
penyelenggara primary care, review bukti penelitian dari beberapa artikel yang sudah
diseleksi. Studi ini merupakan studi deskriptif, yang dalam praktik pengambilan datanya
memang dapat dilakukan dengan pendekatan Cross-Sectional / satu waktu tanpa
dilakukannya follow up. Seperti yang telah dilakukan peneliti dalam studi ini.
II. APAKAH HASIL PENELITIAN PENTING ? (Importance)
6. Seberapa penting hasil dari penelitian ini?
Hasil dari penelitian ini sangat penting, karena dapat digunakan sebagai pedoman tim
penyelenggara layanan primary care dalam melakukan perubahan layanan primary care
yang lebih baik. layanan kesehatan primary care menjadi penting karena primary care
merupakan layanan kesehatan garda depan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, perubahan model layanan primary care dapat menjadi batu loncatan pada
perubahan untuk layanan kesehatan lainnya seperti, kedokteran gigi agar lebih
terintegrasi.

III. APAKAH HASIL PENELITIAN DAPAT DITERAPKAN ? (Applicability)


7. Apakah Penelitian ini dapat diaplikasikan pada populasi lokal?
Hasil penelitian belum dapat diaplikasikan ke dalam populasi lokal. Layanan primary
care dapat lebih terintegrasi dan holistik dengan membutuhkan penyusunan yang penting
oleh para profesional dan praktisi serta organisasi yang mereka miliki, selain itu faktor-
faktor penyebab gagalnya upaya perubahan primary care, baik internal maupun eksternal
pada masyarakat indonesia masih besar.

Anda mungkin juga menyukai