Persandingan Uu Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan No. 28 TH 2007
Persandingan Uu Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan No. 28 TH 2007
Pasal 1 pengertian
Penjelasan Penjelasan
Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak
yang tidak memenuhi kewajiban untuk yang tidak memenuhi kewajiban untuk
mendaftarkan diri dan atau melaporkan usahanya mendaftarkan diri dan/atau melaporkan usahanya
dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak
atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
jabatan. Hal ini dapat dilakukan apabila secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan apabila
berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh
oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata orang Direktorat Jenderal Pajak ternyata orang pribadi
pribadi atau badan atau Pengusaha tersebut telah atau badan atau Pengusaha tersebut telah
memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor Pokok
Pokok Wajib Pajak dan atau dikukuhkan sebagai Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak. Pengusaha Kena Pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
7 Tidak ada 7 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk
Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas)
bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap.
Penjelasan
Cukup jelas.
8 Tidak ada 8 Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat melakukan
pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
9 Tidak ada 9 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan pencabutan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
terutang dan untuk melaporkan tentang: melaporkan dan mempertanggungjawabkan
- penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah terutang dan untuk melaporkan tentang:
dilaksanakan sendiri dan atau melalui a. pembayaran atau pelunasan pajak yang
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 telah dilaksanakan sendiri dan/atau
(satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; melalui pemotongan atau pemungutan
pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
- atau Bagian Tahun Pajak;
penghasilan yang merupakan objek pajak dan b. penghasilan yang merupakan objek pajak
atau bukan objek pajak; dan/atau bukan objek pajak;
c. harta dan kewajiban; dan/atau
- d. pembayaran dari pemotong atau
harta dan kewajiban; pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau
- badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
pembayaran dari pemotong atau pemungut sesuai dengan ketentuan peraturan
tentang pemotongan atau pemungutan pajak perundang-undangan perpajakan.
orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat
Masa Pajak, yang ditentukan peraturan Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan
Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
melaporkan dan mempertanggungjawabkan tentang:
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Keluaran; dan
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan b. pembayaran atau pelunasan pajak yang
tentang: telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha
- Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain
pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan
Keluaran; ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
- Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak
dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan Yang dimaksud dengan mengisi Surat
perundang-undangan perpajakan yang berlaku; Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat
Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau
- dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap,
bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang
Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
untuk melaporkan dan perundang-undangan perpajakan.
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong Sementara itu, yang dimaksud dengan benar,
atau dipungut dan disetorkannya. lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat
Pemberitahuan adalah:
Yang dimaksud dengan mengisi Surat a. benar adalah benar dalam perhitungan,
Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat termasuk benar dalam penerapan
Pemberitahuan dengan benar, jelas, dan lengkap ketentuan peraturan perundang-
sesuai dengan petunjuk yang diberikan undangan perpajakan, dalam penulisan,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- dan sesuai dengan keadaan yang
undangan perpajakan yang berlaku. sebenarnya;
Pengisian Surat Pemberitahuan yang tidak benar b. lengkap adalah memuat semua unsur-
yang mengakibatkan pajak yang terutang kurang unsur yang berkaitan dengan objek pajak
dibayar, akan dikenakan sanksi sesuai peraturan dan unsur-unsur lain yang harus
perundang-undangan Perpajakan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan;
dan
c. jelas adalah melaporkan asal-usul atau
sumber dari objek pajak dan unsur-unsur
lain yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan
benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan oleh
pemotong atau pemungut pajak dilakukan untuk
setiap Masa Pajak.
1a Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin 1a Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri
Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dengan menggunakan bahasa asing dan mata
dan mata uang selain Rupiah, wajib uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan
bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah menggunakan satuan mata uang selain Rupiah
yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas.
Tidak Ada 1b Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara biasa, dengan
tanda tangan stempel, atau tanda tangan
elektronik atau digital, yang semuanya mempunyai
kekuatan hukum yang sama, yang tata cara
pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) dan ayat (1a) harus mengambil sendiri Surat dan ayat (1a) mengambil sendiri Surat
Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan
cara lain yang tata cara pelaksanaannya
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Penjelasan
Menteri Keuangan.
a. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling a. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir
akhir Masa Pajak; Masa Pajak;
b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
Tahun Pajak. pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan
setelah akhir Tahun Pajak; atau
Penjelasan
c. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan,
Ayat ini mengatur tentang batas waktu paling lama 4 (empat) bulan setelah
penyampaian Surat Pemberitahuan yang akhir Tahun Pajak.
dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang
Penjelasan
berhubungan dengan pembayaran pajak maupun
penyelesaian pembukuannya.
Ayat ini mengatur tentang batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan yang dianggap
Bagi Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan dengan
cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk
Keputusan Menteri Keuangan, diperkenankan
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
untuk melaporkan beberapa Masa Pajak dalam
dengan pembayaran pajak dan penyelesaian
satu Surat Pemberitahuan Masa.
pembukuannya.
Tidak Ada 3a Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat
melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu)
Surat Pemberitahuan Masa.
Penjelasan
Tidak Ada 3b Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dan tata cara
pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3a)
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 3c Batas waktu dan tata cara pelaporan atas
pemotongan dan pemungutan pajak yang
dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan
tertentu diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan 4 Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf b pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua)
untuk paling lama 6 (enam) bulan. bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan
cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau
badan ternyata tidak dapat menyampaikan atau
Penjelasan
menyiapkan laporan keuangan tahunan atau
neraca perusahaan beserta laporan laba rugi
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun
ayat (3) huruf b karena luasnya kegiatan usaha badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat
dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah
keuangan, sulit untuk memenuhi batas waktu ditetapkan pada ayat (3) huruf b, atau huruf c
penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-
batas waktu yang telah ditentukan, Wajib Pajak masalah teknis penyusunan laporan keuangan,
dapat mengajukan permohonan agar memperoleh atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi
perpanjangan waktu penyampaian Surat batas waktu penyelesaian dan memerlukan
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. kelonggaran dari batas waktu yang telah
Perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat ditentukan, Wajib Pajak dapat memperpanjang
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan hanya penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
dapat diberikan paling lama 6 (enam) bulan. Pajak Penghasilan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara
lain misalnya dengan pemberitahuan secara
elektronik kepada Direktur Jenderal Pajak.
5 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diajukan secara tertulis disertai Surat (4) harus disertai dengan penghitungan
Pernyataan mengenai penghitungan sementara sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu)
pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai
bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang. (UU No 6 Tahun 1983) yang terutang, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Untuk mencegah usaha penghindaran diri dan
atau perpanjangan waktu pembayaran pajak yang
terutang dalam satu Tahun Pajak yang harus Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau
dibayar sebelum batas waktu pemasukan Surat perpanjangan waktu pembayaran pajak yang
Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang harus
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi dibayar sebelum batas waktu penyampaian Surat
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan
memberikan pernyataan tertulis tentang besarnya
pajak yang harus dibayar berdasarkan Persyaratan tersebut berupa keharusan
penghitungan sementara dalam satu Tahun Pajak, menyampaikan pemberitahuan sementara dengan
sebagai lampiran surat permohonan penundaan menyebutkan besarnya pajak yang harus dibayar
kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan berdasarkan penghitungan sementara pajak yang
Tahunan Pajak Penghasilan terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat
Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan, sebagai
lampiran pemberitahuan perpanjangan jangka
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan.
5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan 5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan
sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) atau batas waktu perpanjangan ayat (3) atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
diterbitkan Surat Teguran. diterbitkan Surat Teguran.
Penjelasan Penjelasan
Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak
yang sampai dengan batas waktu yang telah yang sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan, maka terhadap Wajib Pajak yang Pemberitahuan, terhadap Wajib Pajak yang
bersangkutan diberikan Surat Teguran. bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.
6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta 6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta
keterangan dan atau dokumen yang harus keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan ditetapkan dengan Keputusan Menteri dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk
Keuangan. menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
merupakan sarana Wajib Pajak antara lain untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan merupakan
penghitungan jumlah pajak dan pembayarannya, sarana Wajib Pajak, antara lain untuk melaporkan
maka dalam rangka keseragaman dan dan mempertanggungjawabkan penghitungan
mempermudah pengisian serta jumlah pajak dan pembayarannya, dalam rangka
pengadministrasiannya, bentuk dan isi Surat keseragaman dan mempermudah pengisian serta
Pemberitahuan ditetapkan dengan Keputusan pengadministrasiannya, bentuk dan isi Surat
Menteri Keuangan. Pemberitahuan, keterangan, dokumen yang harus
dilampirkan dan cara yang digunakan untuk
menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
Keuangan.
jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak, Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
pribadi. Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak,
serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha
Untuk Wajib Pajak yang wajib melakukan
atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
pribadi.
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan
untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Pajak. Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
serta keterangan lain yang diperlukan untuk
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan
jumlah kekurangan atau kelebihan pajak. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
Surat Pemberitahuan harus dilampiri dengan
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah
keterangan dan dokumen yang dapat berupa
kekurangan atau kelebihan pajak.
antara lain surat kuasa, surat keterangan tentang
perkawinan dengan pisah harta dan penghasilan,
dokumen yang berkenaan dengan impor atau
ekspor dan Surat Setoran Pajak.
7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan 7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan
apabila apabila:
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana 8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah Wajib Pajak dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak Pajak
Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan Penghasilan tertentu yang diatur dengan atau
dengan Keputusan Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat
Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi
atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan
dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak Penghasilan dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak Penghasilan
yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan
Surat Pemberitahuan, misalnya Wajib Pajak orang Surat Pemberitahuan, misalnya Wajib Pajak orang
pribadi yang menerima atau memperoleh pribadi yang menerima atau memperoleh
penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena
Pajak namun karena kepentingan tertentu Pajak, tetapi karena kepentingan tertentu
diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
terutang dan untuk melaporkan tentang: melaporkan dan mempertanggungjawabkan
- penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah terutang dan untuk melaporkan tentang:
dilaksanakan sendiri dan atau melalui e. pembayaran atau pelunasan pajak yang
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 telah dilaksanakan sendiri dan/atau
(satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; melalui pemotongan atau pemungutan
pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
- atau Bagian Tahun Pajak;
penghasilan yang merupakan objek pajak dan f. penghasilan yang merupakan objek pajak
atau bukan objek pajak; dan/atau bukan objek pajak;
g. harta dan kewajiban; dan/atau
- h. pembayaran dari pemotong atau
harta dan kewajiban; pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau
- badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
pembayaran dari pemotong atau pemungut sesuai dengan ketentuan peraturan
tentang pemotongan atau pemungutan pajak perundang-undangan perpajakan.
orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat
Masa Pajak, yang ditentukan peraturan Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan
Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
melaporkan dan mempertanggungjawabkan tentang:
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai c. pengkreditan Pajak Masukan terhadap
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Keluaran; dan
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan d. pembayaran atau pelunasan pajak yang
tentang: telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha
- Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain
pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan
Keluaran; ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
- Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak
dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan Yang dimaksud dengan mengisi Surat
perundang-undangan perpajakan yang berlaku; Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat
Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau
- dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap,
bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang
Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
untuk melaporkan dan perundang-undangan perpajakan.
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong Sementara itu, yang dimaksud dengan benar,
atau dipungut dan disetorkannya. lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat
Pemberitahuan adalah:
Yang dimaksud dengan mengisi Surat d. benar adalah benar dalam perhitungan,
Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat termasuk benar dalam penerapan
Pemberitahuan dengan benar, jelas, dan lengkap ketentuan peraturan perundang-
sesuai dengan petunjuk yang diberikan undangan perpajakan, dalam penulisan,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- dan sesuai dengan keadaan yang
undangan perpajakan yang berlaku. sebenarnya;
Pengisian Surat Pemberitahuan yang tidak benar e. lengkap adalah memuat semua unsur-
yang mengakibatkan pajak yang terutang kurang unsur yang berkaitan dengan objek pajak
dibayar, akan dikenakan sanksi sesuai peraturan dan unsur-unsur lain yang harus
perundang-undangan Perpajakan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan;
dan
f. jelas adalah melaporkan asal-usul atau
sumber dari objek pajak dan unsur-unsur
lain yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan
benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan oleh
pemotong atau pemungut pajak dilakukan untuk
setiap Masa Pajak.
1a Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin 1a Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri
Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dengan menggunakan bahasa asing dan mata
dan mata uang selain Rupiah, wajib uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan
bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah menggunakan satuan mata uang selain Rupiah
yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas.
Tidak Ada 1b Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara biasa, dengan
tanda tangan stempel, atau tanda tangan
elektronik atau digital, yang semuanya mempunyai
kekuatan hukum yang sama, yang tata cara
pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) dan ayat (1a) harus mengambil sendiri Surat dan ayat (1a) mengambil sendiri Surat
Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan
cara lain yang tata cara pelaksanaannya
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Penjelasan
Menteri Keuangan.
c. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling d. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir
akhir Masa Pajak; Masa Pajak;
d. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, e. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
Tahun Pajak. pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan
setelah akhir Tahun Pajak; atau
f. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan,
Penjelasan
paling lama 4 (empat) bulan setelah
akhir Tahun Pajak.
Ayat ini mengatur tentang batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan yang
Penjelasan
dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembayaran pajak maupun Ayat ini mengatur tentang batas waktu
penyelesaian pembukuannya. penyampaian Surat Pemberitahuan yang dianggap
cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
Bagi Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan dengan
dengan pembayaran pajak dan penyelesaian
Keputusan Menteri Keuangan, diperkenankan
pembukuannya.
untuk melaporkan beberapa Masa Pajak dalam
satu Surat Pemberitahuan Masa.
Tidak Ada 3a Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat
melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu)
Surat Pemberitahuan Masa.
Penjelasan
Tidak Ada 3b Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dan tata cara
pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3a)
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 3c Batas waktu dan tata cara pelaporan atas
pemotongan dan pemungutan pajak yang
dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan
tertentu diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan 4 Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf b pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua)
untuk paling lama 6 (enam) bulan. bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan
cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau
badan ternyata tidak dapat menyampaikan atau
Penjelasan
menyiapkan laporan keuangan tahunan atau
neraca perusahaan beserta laporan laba rugi
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun
ayat (3) huruf b karena luasnya kegiatan usaha badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat
dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah
keuangan, sulit untuk memenuhi batas waktu ditetapkan pada ayat (3) huruf b, atau huruf c
penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-
batas waktu yang telah ditentukan, Wajib Pajak masalah teknis penyusunan laporan keuangan,
dapat mengajukan permohonan agar memperoleh atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi
perpanjangan waktu penyampaian Surat batas waktu penyelesaian dan memerlukan
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. kelonggaran dari batas waktu yang telah
Perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat ditentukan, Wajib Pajak dapat memperpanjang
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan hanya penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
dapat diberikan paling lama 6 (enam) bulan. Pajak Penghasilan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara
lain misalnya dengan pemberitahuan secara
elektronik kepada Direktur Jenderal Pajak.
5 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diajukan secara tertulis disertai Surat (4) harus disertai dengan penghitungan
Pernyataan mengenai penghitungan sementara sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu)
pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai
bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang. (UU No 6 Tahun 1983) yang terutang, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Untuk mencegah usaha penghindaran diri dan
atau perpanjangan waktu pembayaran pajak
yang terutang dalam satu Tahun Pajak yang Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau
harus dibayar sebelum batas waktu pemasukan perpanjangan waktu pembayaran pajak yang
Surat Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang harus
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi dibayar sebelum batas waktu penyampaian Surat
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan
memberikan pernyataan tertulis tentang besarnya
pajak yang harus dibayar berdasarkan Persyaratan tersebut berupa keharusan
penghitungan sementara dalam satu Tahun menyampaikan pemberitahuan sementara dengan
Pajak, sebagai lampiran surat permohonan menyebutkan besarnya pajak yang harus dibayar
penundaan kewajiban penyampaian Surat berdasarkan penghitungan sementara pajak yang
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat
Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan, sebagai
lampiran pemberitahuan perpanjangan jangka
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan.
5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan 5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan
sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) atau batas waktu perpanjangan ayat (3) atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
diterbitkan Surat Teguran. diterbitkan Surat Teguran.
Penjelasan Penjelasan
Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak
yang sampai dengan batas waktu yang telah yang sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan, maka terhadap Wajib Pajak yang Pemberitahuan, terhadap Wajib Pajak yang
bersangkutan diberikan Surat Teguran. bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.
6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta 6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta
keterangan dan atau dokumen yang harus keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan ditetapkan dengan Keputusan Menteri dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk
Keuangan. menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
merupakan sarana Wajib Pajak antara lain untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan merupakan
penghitungan jumlah pajak dan pembayarannya, sarana Wajib Pajak, antara lain untuk melaporkan
maka dalam rangka keseragaman dan dan mempertanggungjawabkan penghitungan
mempermudah pengisian serta jumlah pajak dan pembayarannya, dalam rangka
pengadministrasiannya, bentuk dan isi Surat keseragaman dan mempermudah pengisian serta
Pemberitahuan ditetapkan dengan Keputusan pengadministrasiannya, bentuk dan isi Surat
Menteri Keuangan. Pemberitahuan, keterangan, dokumen yang harus
dilampirkan dan cara yang digunakan untuk
menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
Keuangan.
jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak, Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
pribadi. Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak,
serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha
Untuk Wajib Pajak yang wajib melakukan
atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
pribadi.
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan
untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Pajak. Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
serta keterangan lain yang diperlukan untuk
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan
jumlah kekurangan atau kelebihan pajak. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
Surat Pemberitahuan harus dilampiri dengan
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah
keterangan dan dokumen yang dapat berupa
kekurangan atau kelebihan pajak.
antara lain surat kuasa, surat keterangan tentang
perkawinan dengan pisah harta dan penghasilan,
dokumen yang berkenaan dengan impor atau
ekspor dan Surat Setoran Pajak.
7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan 7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan
apabila apabila:
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana 8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah Wajib Pajak dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak Pajak
Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan Penghasilan tertentu yang diatur dengan atau
dengan Keputusan Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat
Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi
atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan
dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak Penghasilan dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak Penghasilan
yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan
Surat Pemberitahuan, misalnya Wajib Pajak orang Surat Pemberitahuan, misalnya Wajib Pajak orang
pribadi yang menerima atau memperoleh pribadi yang menerima atau memperoleh
penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena
Pajak namun karena kepentingan tertentu Pajak, tetapi karena kepentingan tertentu
diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
4 Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak 4 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Penghasilan oleh Wajib Pajak yang wajib Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
melakukan pembukuan harus dilengkapi pembukuan harus dilampiri dengan laporan
dengan laporan keuangan berupa neraca dan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
laporan laba rugi serta keterangan-keterangan serta keterangan lain yang diperlukan untuk
lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Penghasilan Kena Pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
Tidak ada 4a Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) adalah laporan keuangan dari masing-
masing Wajib Pajak.
Penjelasan
Contoh:
Penjelasan
Cukup jelas.
5 Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat 5 Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan diatur dengan Keputusan Pemberitahuan diatur dengan atau berdasarkan
Menteri Keuangan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan memuat hal-hal mengenai antara Pemberitahuan memuat hal-hal mengenai, antara
lain penelitian kelengkapan, pemberian tanda lain, penelitian kelengkapan, pemberian tanda
terima, pengelompokan Surat Pemberitahuan terima, pengelompokan Surat Pemberitahuan Lebih
Lebih Bayar, Kurang Bayar dan Nihil, prosedur Bayar, Kurang Bayar, dan Nihil, prosedur
perekaman dan tindak lanjut pengelolaannya, perekaman dan tindak lanjut pengelolaannya, yang
yang diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan. diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Cukup jelas
Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Dengan adanya pembetulan Surat Pemberitahuan Dengan adanya pembetulan Surat Pemberitahuan
atas kemauan sendiri membawa akibat Tahunan atas kemauan sendiri membawa akibat
penghitungan jumlah pajak yang terutang dan penghitungan jumlah pajak yang terutang dan
jumlah penghitungan pembayaran pajak menjadi jumlah penghitungan pembayaran pajak menjadi
berubah dari jumlah semula. berubah dari jumlah semula.
Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat
akibat pembetulan tersebut dikenakan sanksi pembetulan tersebut dikenai sanksi administrasi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan.
persen) per bulan.
Bunga yang terutang atas kekurangan pembayaran
Bunga yang terutang atas kekurangan pajak tersebut, dihitung mulai dari berakhirnya
pembayaran pajak tersebut, dihitung mulai dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Tahunan sampai dengan tanggal pembayaran, dan
Pemberitahuan sampai dengan tanggal bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
pembayaran karena adanya pembetulan Surat Yang dimaksud dengan “1 (satu) bulan” adalah
Pemberitahuan tersebut. jumlah hari dalam bulan kalender yang
bersangkutan, misalnya mulai dari tanggal 22 Juni
sampai dengan 21 Juli, sedangkan yang dimaksud
dengan “bagian dari bulan” adalah jumlah hari yang
tidak mencapai 1 (satu) bulan penuh, misalnya 22
Juni sampai dengan 5 Juli.
Tidak Ada 2a Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat
Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang
pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang
dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Penjelasan
Cukup jelas.
3 Sekalipun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, 3 Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan,
tetapi sepanjang belum dilakukan tindakan tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan
penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan
dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dalam Pasal 38, terhadap ketidakbenaran 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib
perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan,
dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya
perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan
kekurangan pembayaran jumlah pajak yang pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya
sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi terutang beserta sanksi administrasi berupa denda
berupa denda sebesar 2 (dua) kali jumlah sebesar 150% (seratus lima puluh persen)
pajak yang kurang dibayar. dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
Penjelasan Penjelasan
Wajib Pajak yang melanggar ketentuan Wajib Pajak yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 selama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 selama
belum dilakukan penyidikan, sekalipun telah belum dilakukan penyidikan, sekalipun telah
dilakukan pemeriksaan dan Wajib Pajak telah dilakukan pemeriksaan dan Wajib Pajak telah
mengungkapkan kesalahannya dan sekaligus mengungkapkan kesalahannya dan sekaligus
melunasi jumlah pajak yang sebenarnya terutang melunasi jumlah pajak yang sebenarnya terutang
beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar
2 (dua) kali dari jumlah pajak yang kurang 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah
dibayar, maka terhadapnya tidak akan dilakukan pajak yang kurang dibayar, terhadapnya tidak akan
penyidikan. dilakukan penyidikan.
Namun bilamana telah dilakukan tindakan Namun, apabila telah dilakukan tindakan
penyidikan dan mulainya penyidikan tersebut penyidikan dan mulainya penyidikan tersebut
diberitahukan kepada Penuntut Umum, maka diberitahukan kepada Penuntut Umum, kesempatan
kesempatan untuk membetulkan sendiri sudah untuk membetulkan sendiri sudah tertutup bagi
tertutup bagi Wajib Pajak yang bersangkutan. Wajib Pajak yang bersangkutan.
4 Sekalipun jangka waktu pembetulan Surat 4 Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur
dalam ayat (1) telah berakhir, dengan syarat Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan
Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat
ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat yang telah disampaikan sesuai keadaan yang
Pemberitahuan yang telah disampaikan, yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:
mengakibatkan :
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil;
menjadi lebih besar; atau b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar;
menjadi lebih kecil; atau
c. jumlah harta menjadi lebih besar atau
c. jumlah harta menjadi lebih besar; atau
lebih kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar. d. jumlah modal menjadi lebih besar atau
lebih kecil
Penjelasan
dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan.
Walaupun jangka waktu dua tahun sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) telah berakhir dan Penjelasan
Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat
ketetapan pajak, kepada Wajib Pajak baik yang
telah maupun yang belum membetulkan Surat Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan
Pemberitahuan masih diberikan kesempatan untuk pemeriksaan tetapi belum menerbitkan surat
mengungkapkan ketidakbenaran pengisian Surat ketetapan pajak, kepada Wajib Pajak baik yang
Pemberitahuan yang telah disampaikan, yang telah maupun yang belum membetulkan Surat
dapat berupa Surat Pemberitahuan Tahunan atau Pemberitahuan masih diberikan kesempatan untuk
Surat Pemberitahuan Masa untuk tahun-tahun mengungkapkan ketidakbenaran pengisian Surat
atau masa-masa sebelumnya. Pengungkapan Pemberitahuan yang telah disampaikan, yang dapat
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan berupa Surat Pemberitahuan Tahunan atau Surat
tersebut terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Pemberitahuan Masa untuk tahun atau masa yang
diperiksa. Pengungkapan ketidakbenaran pengisian
Surat Pemberitahuan tersebut dilakukan dalam
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar laporan tersendiri dan harus mencerminkan
menjadi lebih besar; atau keadaan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan jumlah pajak yang sesungguhnya terutang. Namun,
menjadi lebih kecil; atau untuk membuktikan kebenaran laporan Wajib Pajak
tersebut, proses pemeriksaan tetap dilanjutkan
c. jumlah harta menjadi lebih besar; atau sampai selesai.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Terhadap Keputusan Keberatan atau Putusan
Banding yang mengakibatkan rugi fiskal berbeda
dengan ketetapan pajak yang diajukan keberatan Sehubungan dengan diterbitkannya surat ketetapan
atau Keputusan Keberatan yang diajukan banding, pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat
masih terbuka kesempatan bagi Wajib Pajak untuk Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau
melakukan pembetulan atas Surat Pemberitahuan Putusan Peninjauan Kembali atas suatu Tahun
Tahunan Pajak Penghasilan tahun berikutnya Pajak yang mengakibatkan rugi fiskal yang berbeda
walaupun telah melewati jangka waktu 2 (dua) dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan
tahun sesudah berakhirnya Tahun Pajak atau dalam Surat Pemberitahuan Tahunan tahun
Bagian Tahun Pajak dengan syarat Direktur berikutnya atau tahun-tahun berikutnya, akan
Jenderal Pajak belum melakukan tindakan dilakukan penyesuaian rugi fiskal sesuai dengan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak sehubungan surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan,
dengan Surat Pemberitahuan tersebut. Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali dalam
penghitungan Pajak Penghasilan tahun-tahun
Untuk jelasnya diberikan contoh sebagai berikut:
berikutnya, pembatasan jangka waktu 3 (tiga)
bulan tersebut dimaksudkan untuk tertib
a. PT A menyampaikan Surat Pemberitahuan administrasi tanpa menghilangkan hak Wajib Pajak
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2002 pada atas kompensasi kerugian.
tanggal 31 Maret 2003 yang menyatakan rugi
fiskal, tetapi tidak lebih bayar, sebesar
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan Surat
Rp100.000.000,00. Terhadap Surat
Pemberitahuan lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan
Pemberitahuan tersebut dilakukan
atau Wajib Pajak tidak mengajukan pembetulan
pemeriksaan,dan pada tanggal 16 Januari 2006
sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak, Surat
diterbitkan surat ketetapan pajak yang
Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
menyatakan rugi fiskal sebesar Rp50.000.000,00.
Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan
Atas surat ketetapan pajak tersebut Wajib Pajak
Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau
mengajukan keberatan pada tanggal 16 Maret
beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang
2006. Pada tanggal 10 November 2006 diterbitkan
menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi
Keputusan Keberatan yang menetapkan rugi fiskal
fiskal yang telah dikompensasikan dalam Surat
PT A tahun 2002 menjadi Rp110.000.000,00. PT A
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan,
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
Direktur Jenderal Pajak akan memperhitungkannya
Pajak Penghasilan tahun 2003 pada tanggal 26
dalam menetapkan kewajiban perpajakan Wajib
Maret 2004 yang menyatakan:
Pajak.
Penghasilan Neto sebesar Rp 200.000.000,00 Untuk jelasnya diberikan contoh sebagai berikut:
Penjelasan Penjelasan
Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak
yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas
waktu tidak melewati 15 (lima belas) hari setelah waktu tidak melampaui 15 (lima belas) hari
saat terutangnya pajak atau Masa Pajak berakhir. setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Keterlambatan dalam pembayaran dan Masa Pajak. Keterlambatan dalam pembayaran
penyetoran tersebut berakibat dikenakannya dan penyetoran tersebut berakibat dikenai sanksi
sanksi administrasi sesuai ketentuan yang berlaku administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2 Kekurangan pembayaran pajak yang terutang 2 Kekurangan pembayaran pajak yang terutang
berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
harus dibayar lunas paling lambat tanggal Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat
dua puluh lima bulan ketiga setelah Tahun Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan.
Pajak atau Bagian Tahun Pajak berakhir,
sebelum Surat Pemberitahuan itu
Penjelasan
disampaikan.
Cukup jelas.
Penjelasan
1 x 2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00.
- Tanggal 15 Juli 2002 diterbitkan Surat
Tagihan Pajak
Penjelasan
Cukup jelas
3 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak 3 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak
Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan
Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang
harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1
diterbitkan. (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib 4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib
Pajak dapat memberikan persetujuan untuk Pajak dapat memberikan persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak mengangsur atau menunda pembayaran pajak
termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) paling lama 12 (dua dimaksud pada ayat (2) paling lama 12 (dua
belas) bulan, yang pelaksanaannya ditetapkan belas) bulan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Atas permohonan Wajib Pajak, Direktorat
Jenderal Pajak dapat memberikan persetujuan Atas permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal
untuk mengangsur atau menunda pembayaran Pajak dapat memberikan persetujuan untuk
pajak yang terutang termasuk kekurangan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
pembayaran Pajak Penghasilan yang masih harus yang terutang termasuk kekurangan pembayaran
dibayar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar
Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan meskipun tanggal jatuh tempo
Penghasilan, meskipun tanggal jatuh tempo pembayaran telah ditentukan.
pembayaran telah ditentukan.
Kelonggaran tersebut diberikan dengan hati-hati
Kelonggaran tersebut diberikan dengan hati-hati untuk paling lama 12 (dua belas) bulan dan
untuk paling lama 12 (dua belas) bulan dan terbatas kepada Wajib Pajak yang benar-benar
terbatas kepada Wajib Pajak yang benar-benar sedang mengalami kesulitan likuiditas.
sedang mengalami kesulitan likuiditas.
Penjelasan
Cukup jelas.
3 Tata cara pembayaran, penyetoran pajak, dan 2 Tata cara pembayaran, penyetoran pajak, dan
pelaporannya serta tata cara mengangsur dan pelaporannya serta tata cara mengangsur dan
menunda pembayaran pajak diatur dengan menunda pembayaran pajak diatur dengan atau
Keputusan Menteri Keuangan. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Dengan adanya penentuan tata cara pembayaran Adanya tata cara pembayaran pajak, penyetoran
pajak, penyetoran pajak, dan pelaporannya yang pajak, dan pelaporannya, serta tata cara
diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan mengangsur dan menunda pembayaran pajak yang
demikian juga mengenai tata cara mengangsur diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
dan menunda pembayaran pajak, diharapkan Keuangan diharapkan dapat mempermudah
akan dapat mempermudah pelaksanaan pelaksanaan pembayaran pajak dan
pembayaran pajak dan administrasinya. administrasinya.
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28
TAHUN 2007
Atas permohonan Wajib Pajak, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana Atas permohonan
dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 17B, atau Pasal 17C dikembalikan, namun apabila Wajib Pajak,
ternyata Wajib Pajak mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan untuk kelebihan
melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut. pembayaran
pajak
sebagaimana
Penjelasan
dimaksud dalam
Pasal 17, Pasal
17B, Pasal 17C,
atau Pasal 17D
Jika setelah diadakan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang
dikembalikan,
dengan jumlah kredit pajak menunjukkan jumlah selisih lebih (jumlah kredit pajak
dengan
lebih besar dari jumlah pajak yang terutang) atau telah dilakukan pembayaran
ketentuan
pajak yang tidak seharusnya terutang, Wajib Pajak berhak untuk meminta kembali
bahwa apabila
kelebihan pembayaran pajak, dengan catatan Wajib Pajak tersebut tidak
ternyata Wajib
mempunyai utang pajak.
Pajak mempunyai
utang pajak,
Dalam hal Wajib Pajak masih mempunyai utang pajak yang meliputi semua jenis langsung
pajak baik di pusat maupun cabang-cabangnya, kelebihan pembayaran tersebut diperhitungkan
harus diperhitungkan lebih dahulu dengan utang pajak tersebut dan bilamana untuk melunasi
masih terdapat sisa lebih, baru dapat dikembalikan kepada Wajib Pajak. terlebih dahulu
utang pajak
tersebut.
Penjelasan
Jika setelah
diadakan
penghitungan
jumlah pajak
yang sebenarnya
terutang dengan
jumlah kredit
pajak
menunjukkan
jumlah selisih
lebih (jumlah
kredit pajak lebih
besar daripada
jumlah pajak
yang terutang)
atau telah
dilakukan
pembayaran
pajak yang
seharusnya tidak
terutang, Wajib
Pajak berhak
untuk meminta
kembali kelebihan
pembayaran
pajak, dengan
catatan Wajib
Pajak tersebut
tidak mempunyai
utang pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pengembalian
dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehubungan diterbitkannya Surat pembayaran
Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, atau sejak pajak
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana
Pasal 17B, atau sejak diterbitkannya Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan dimaksud pada
Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C. ayat (1) dan
ayat (1a)
dilakukan paling
lama 1 (satu)
bulan sejak
permohonan
Penjelasan
pengembalian
kelebihan
Untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan menjamin pembayaran
ketertiban administrasi, batas waktu pengembalian oleh Direktur Jenderal Pajak pajak diterima
ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan: sehubungan
dengan
a. untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud diterbitkannya
dalam Pasal 17, dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan tertulis Surat Ketetapan
tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak; Pajak Lebih Bayar
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 17 ayat
(1), atau sejak
b. untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud diterbitkannya
dalam Pasal 17B, dihitung sejak tanggal penerbitan; Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 17 ayat
c. untuk Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (2) dan Pasal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C, dihitung sejak tanggal penerbitan; 17B, atau sejak
diterbitkannya
Surat Keputusan
sampai dengan saat Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak diterbitkan.
Pengembalian
Pendahuluan
Kelebihan Pajak
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 17C atau
Pasal 17D, atau
sejak
diterbitkannya
Surat
Keputusan
Keberatan,
Surat
Keputusan
Pembetulan,
Surat
Keputusan
Pengurangan
Sanksi
Administrasi,
Surat
Keputusan
Penghapusan
Sanksi
Administrasi,
Surat
Keputusan
Pengurangan
Ketetapan
Pajak, Surat
Keputusan
Pembatalan
Ketetapan Pajak
atau Surat
Keputusan
Pemberian
Imbalan Bunga,
atau sejak
diterimanya
Putusan
Banding atau
Putusan
Peninjauan
Kembali, yang
menyebabkan
kelebihan
pembayaran
pajak.
Penjelasan
Untuk menjamin
kepastian hukum
bagi Wajib Pajak
dan ketertiban
administrasi,
batas waktu
pengembalian
kelebihan
pembayaran
pajak ditetapkan
paling lama 1
(satu) bulan:
a. untuk
Surat
Ketetapa
n Pajak
Lebih
Bayar
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 17
ayat (1),
dihitung
sejak
tanggal
diterima
nya
permoho
nan
tertulis
tentang
pengemb
alian
kelebiha
n
pembaya
ran
pajak;
b. untuk
Surat
Ketetapa
n Pajak
Lebih
Bayar
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 17
ayat (2)
dan
Pasal
17B,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;
c. untuk
Surat
Keputusa
n
Pengemb
alian
Pendahul
uan
Kelebiha
n Pajak
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal
17C dan
Pasal
17D,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;
d. untuk
Surat
Keputusa
n
Keberata
n, Surat
Keputusa
n
Pembetul
an, Surat
Keputusa
n
Penguran
gan
Sanksi
Administ
rasi,
Surat
Keputusa
n
Penghap
usan
Sanksi
Administ
rasi,
Surat
Keputusa
n
Penguran
gan
Ketetapa
n Pajak,
Surat
Keputusa
n
Pembatal
an
Ketetapa
n Pajak,
atau
Surat
Keputusa
n
Pemberia
n
Imbalan
Bunga,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;
e. untuk
Putusan
Banding
dihitung
sejak
diterima
nya
Putusan
Banding
oleh
Kantor
Direktora
t
Jenderal
Pajak
yang
berwena
ng
melaksa
nakan
putusan
pengadil
an; atau
f. untuk
Putusan
Peninjau
an
Kembali
dihitung
sejak
diterima
nya
Putusan
Peninjau
an
Kembali
oleh
Kantor
Direktora
t
Jenderal
Pajak
yang
berwena
ng
melaksa
nakan
putusan
pengadil
an
sampai dengan
saat diterbitkan
Surat Keputusan
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Pajak.
3 Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka waktu Apabila
1 (satu) bulan, Pemerintah memberikan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan pengembalian
atas kelambatan pembayaran kelebihan pembayaran pajak, dihitung dari saat kelebihan
berlakunya batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sampai dengan pembayaran
saat dilakukan pembayaran kelebihan. pajak dilakukan
setelah jangka
waktu 1 (satu)
Penjelasan
bulan, Pemerintah
memberikan
Untuk terciptanya keseimbangan hak dan kewajiban bagi Wajib Pajak dengan imbalan bunga
kecepatan pelayanan oleh Direktorat Jenderal Pajak, ayat ini menentukan bahwa sebesar 2% (dua
atas setiap kelambatan dalam pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari persen) per
jangka waktu seperti tersebut dalam ayat (2), kepada Wajib Pajak yang bulan atas
bersangkutan diberikan imbalan oleh Pemerintah berupa bunga sebesar 2% (dua keterlambatan
persen) sebulan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 1 (satu) bulan sampai pengembalian
dengan saat dilakukan pembayaran, yaitu saat Surat Perintah Membayar Kelebihan kelebihan
Pajak diterbitkan. pembayaran
pajak, dihitung
sejak batas
waktu
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2) berakhir
sampai dengan
saat dilakukan
pengembalian
kelebihan.
Penjelasan
Untuk
menciptakan
keseimbangan
hak dan
kewajiban bagi
Wajib Pajak
melalui pelayanan
yang lebih baik,
diatur bahwa
setiap
keterlambatan
dalam
pengembalian
kelebihan
pembayaran
pajak dari jangka
waktu
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2), kepada
Wajib Pajak yang
bersangkutan
diberikan imbalan
bunga sebesar
2% (dua persen)
per bulan dihitung
sejak berakhirnya
jangka waktu 1
(satu) bulan
sampai dengan
saat diterbitkan
Surat Keputusan
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Pajak.
4 Tata cara penghitungan dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak diatur Tata cara
dengan Keputusan Menteri Keuangan. penghitungan dan
pengembalian
kelebihan
Penjelasan
pembayaran
pajak diatur
Cukup jelas dengan atau
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Pada prinsipnya pajak terutang pada saat timbulnya Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya
objek pajak yang dapat dikenakan pajak, namun objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk
untuk kepentingan administrasi perpajakan saat kepentingan administrasi perpajakan saat terutangnya
terutangnya pajak tersebut adalah: pajak tersebut adalah:
a. pada suatu saat, untuk Pajak Penghasilan a. pada suatu saat, untuk Pajak Penghasilan
yang dipotong oleh pihak ketiga; yang dipotong oleh pihak ketiga;
b. pada akhir masa, untuk Pajak Penghasilan b. pada akhir masa, untuk Pajak Penghasilan
karyawan yang dipotong oleh pemberi yang dipotong oleh pemberi kerja, atau yang
kerja, atau yang dipungut oleh pihak lain dipungut oleh pihak lain atas kegiatan usaha,
atas kegiatan usaha, atau oleh Pengusaha atau oleh Pengusaha Kena Pajak atas
Kena Pajak atas pemungutan Pajak pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Barang
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Penjualan Atas Barang Mewah; Mewah; atau
c. pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak c. pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak
Penghasilan. Penghasilan.
Jumlah pajak terutang yang telah dipotong, dipungut, Jumlah pajak yang terutang yang telah dipotong,
ataupun yang harus dibayar sendiri oleh Wajib dipungut, atau pun yang harus dibayar oleh Wajib
Pajak setelah tiba saat atau masa pelunasan Pajak setelah tiba saat atau masa pelunasan
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9 pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dan Pasal 10 ayat (2), oleh Wajib Pajak harus dan Pasal 10 ayat (2), oleh Wajib Pajak harus
disetorkan ke kas negara melalui Kantor Pos dan atau disetorkan ke kas negara melalui tempat pembayaran
bank badan usaha milik Negara atau bank badan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
usaha milik Daerah atau tempat pembayaran lain Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 10 ayat (1).
Berdasarkan Undang-undang ini Direktorat Jenderal Berdasarkan Undang-Undang ini Direktorat Jenderal
Pajak tidak berkewajiban untuk menerbitkan surat Pajak tidak berkewajiban untuk menerbitkan surat
ketetapan pajak atas semua Surat Pemberitahuan ketetapan pajak atas semua Surat Pemberitahuan
yang disampaikan Wajib Pajak. Penerbitan suatu surat yang disampaikan Wajib Pajak. Penerbitan suatu surat
ketetapan pajak hanya terbatas pada Wajib Pajak ketetapan pajak hanya terbatas pada Wajib Pajak
tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam
pengisian Surat Pemberitahuan atau karena pengisian Surat Pemberitahuan atau karena
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh
Wajib Pajak. Wajib Pajak.
2 Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak
adalah jumlah pajak yang terutang menurut adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
perpajakan.
Penjelasan
Penjelasan
Ketentuan ini mengatur bahwa kepada Wajib Pajak
Dengan ketentuan ini dimaksudkan, bahwa Wajib yang telah menghitung dan membayar besarnya pajak
Pajak yang telah menghitung dan membayar yang terutang secara benar sesuai dengan ketentuan
besarnya pajak yang terutang secara benar peraturan perundang-undangan perpajakan, serta
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- melaporkan dalam Surat Pemberitahuan, tidak perlu
undangan perpajakan, serta melaporkan dalam Surat diberikan surat ketetapan pajak atau pun Surat
Pemberitahuan, kepadanya tidak perlu diberikan surat Tagihan Pajak.
ketetapan pajak ataupun surat keputusan dari
administrasi perpajakan.
3 Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti
bahwa jumlah pajak yang terutang menurut Surat jumlah pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(2) tidak benar, maka Direktur Jenderal Pajak tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
menetapkan jumlah pajak terutang yang jumlah pajak yang terutang.
semestinya.
Penjelasan
Penjelasan
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau
Apabila diketahui kemudian, berdasarkan hasil keterangan lain, pajak yang dihitung dan dilaporkan
pemeriksaan atau berdasarkan keterangan lain, dalam Surat Pemberitahuan yang bersangkutan tidak
bahwa pajak yang dihitung dan dilaporkan dalam benar, misalnya pembebanan biaya ternyata melebihi
Surat Pemberitahuan yang bersangkutan tidak benar, yang sebenarnya, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
misalnya pembebanan biaya ternyata melebihi yang besarnya pajak yang terutang sebagaimana mestinya
sebenarnya, maka Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
menetapkan besarnya pajak yang terutang undangan perpajakan.
sebagaimana mestinya menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau
keterangan lain pajak yang terutang tidak keterangan lain pajak yang terutang
atau kurang dibayar; tidak atau kurang dibayar;
b. apabila Surat Pemberitahuan tidak b. apabila Surat Pemberitahuan tidak
disampaikan dalam jangka waktu disampaikan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dan setelah ditegur secara tertulis tidak dan setelah ditegur secara tertulis tidak
disampaikan pada waktunya sebagaimana disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran; ditentukan dalam Surat Teguran;
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengatur sanksi administrasi perpajakan Ayat ini mengatur sanksi administrasi perpajakan yang
yang dikenakan kepada Wajib Pajak karena dikenakan kepada Wajib Pajak karena melanggar
melanggar kewajiban perpajakan sebagaimana kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud pada
dimaksud pada ayat (1) huruf a. Sanksi administrasi ayat (1) huruf a dan huruf e. Sanksi administrasi
perpajakan tersebut berupa bunga sebesar 2% (dua perpajakan tersebut berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) dituangkan dalam Surat Ketetapan Pajak persen) per bulan yang dicantumkan dalam Surat
Kurang Bayar. Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Sanksi administrasi berupa bunga, dihitung dari Sanksi administrasi berupa bunga, dihitung dari
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dan jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dan
bagian dari bulan dihitung satu bulan. bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan.
Contoh: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Walaupun Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Penghasilan. tersebut diterbitkan lebih dari 2 (dua) tahun sejak
berakhirnya Tahun Pajak, bunga dikenakan atas
kekurangan tersebut hanya untuk masa 2 (dua)
Seorang Wajib Pajak Pajak Penghasilan yang
tahun.
mempunyai tahun buku sama dengan tahun takwim
memasukkan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk
tahun 1995 tepat pada waktunya yang disertai Contoh: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
setoran akhir. Penghasilan.
Pada bulan April 1998 dikeluarkan Surat Ketetapan Wajib Pajak PT A mempunyai penghasilan kena pajak
Pajak Kurang Bayar menunjukkan kekurangan pajak selama Tahun Pajak 2006 sebesar Rp100.000.000,00
terutang sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah). dan menyampaikan Surat Pemberitahuan tepat waktu.
Berdasarkan ketentuan ayat ini maka atas
kekurangan tersebut ditambah sanksi administrasi
Pada bulan April 2009 berdasarkan hasil pemeriksaan
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar maka
sanksi bunga dihitung sebagai berikut:
1. Penghasilan Kena Pajak Rp100.000.000,00
Walaupun Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar 2. Pajak yang terutang (30% x
tersebut diterbitkan lebih dari dua tahun sejak Rp100.000.000,00) Rp 30.000.000,00
berakhirnya Tahun Pajak, bunga dikenakan atas 3. Kredit pajak Rp 10.000.000,00(-)
kekurangan tersebut hanya untuk masa dua tahun 4. Pajak yang kurang dibayar Rp 20.000.000,00
dengan penghitungan sebagai berikut : 5. Bunga 24 bulan (24 x 2% x
1. Pajak yang terutang Rp20.000.000,00) Rp 9.600.000,00(+)
Rp.1.725.000,00 6. Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp
2. Kredit pajak: 29.600.000,00
a. Pajak yang dipotong oleh pemberi Dalam hal pengusaha tidak melaporkan
kerja Rp.150.000,00 kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
b. Pajak yang dibayar sendiri(setoran Pengusaha Kena Pajak, selain harus menyetor
masa) Rp.400.000,00 pajak yang terutang, pengusaha tersebut
c. Pajak yang ditagih dalam STP juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga
(tidak termasuk bunga dan denda) sebesar 2% (dua persen) per bulan dari pajak
Rp. 75.000,00 yang kurang dibayar yang dihitung sejak berakhirnya
d. Pajak yang ditagih di luar negeri Masa Pajak untuk paling lama 24 (dua puluh
Rp.100.000,00 (+) empat) bulan.
Jumlah pajak yang dikreditkan Rp.
725.000,00
3 Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang 3 Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar : administrasi berupa kenaikan sebesar:
a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak a. 50% (lima puluh persen) dari Pajak
Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar
dalam satu Tahun Pajak; dalam satu Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari Pajak b. 100% (seratus persen) dari Pajak
Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong,
tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang
disetorkan, dan dipotong atau dipungut disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi
tetapi tidak atau kurang disetorkan; tidak atau kurang disetor; atau
c. 100 % (seratus persen) dari Pajak c. 100% (seratus persen) dari Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak
atau kurang dibayar. atau kurang dibayar.
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengatur sanksi administrasi dari suatu Ayat ini mengatur sanksi administrasi dari suatu
ketetapan pajak, karena melanggar kewajiban ketetapan pajak karena melanggar kewajiban
perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, huruf c, dan huruf d. Sanksi administrasi huruf b, huruf c, dan huruf d. Sanksi administrasi
demikian berupa kenaikan, yaitu suatu jumlah berupa kenaikan merupakan suatu jumlah
proporsional yang harus ditambahkan pada jumlah proporsional yang harus ditambahkan pada pokok
pajak yang harus ditagih. pajak yang kurang dibayar.
Besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan Besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan
berbeda-beda menurut jenis pajaknya yaitu untuk berbeda-beda menurut jenis pajaknya, yaitu untuk
jenis Pajak Penghasilan yang dibayar oleh Wajib Pajak jenis Pajak Penghasilan yang dibayar oleh Wajib Pajak
sanksi kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen), sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50%
untuk jenis Pajak Penghasilan yang dipotong oleh (lima puluh persen), untuk jenis Pajak Penghasilan
orang atau badan lain sanksi kenaikan sebesar 100% yang dipotong oleh orang atau badan lain sanksi
(seratus persen), sedangkan untuk jenis Pajak administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang persen), sedangkan untuk jenis Pajak Pertambahan
Mewah sanksi kenaikan sebesar 100% (seratus Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sanksi
persen). administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen).
4 Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan 4 Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh
oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan menjadi Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan menjadi pasti
pasti menurut ketentuan peraturan perundang- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku, apabila dalam undangan perpajakan apabila dalam jangka waktu 5
jangka waktu sepuluh tahun sesudah saat (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, (1), setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, tidak Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
diterbitkan surat ketetapan pajak. tidak diterbitkan surat ketetapan pajak.
Penjelasan Penjelasan
Untuk memberikan kepastian dan jaminan hukum Untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Pajak
bagi para Wajib Pajak, berkenaan dengan berkenaan dengan pelaksanaan pemungutan pajak
pelaksanaan pemungutan pajak dengan sistem ’’self dengan sistem self assessment, apabila dalam jangka
assessment’’, maka apabila dalam waktu sepuluh waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada
tahun sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya ayat (1) sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau berakhirnya
Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak tidak juga Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak tidak
menerbitkan ketetapan pajak, maka jumlah menerbitkan surat ketetapan pajak, jumlah
pembayaran pajak yang diberitahukan dalam Surat pembayaran pajak yang diberitahukan dalam Surat
Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan
Tahunan pada hakekatnya telah menjadi tetap Tahunan pada hakikatnya telah menjadi tetap dengan
dengan sendirinya atau telah menjadi pasti karena sendirinya atau telah menjadi pasti karena hukum
hukum menurut ketentuan peraturan perundang- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. undangan perpajakan.
Penjelasan
Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan Apabila terhadap Wajib Pajak dilakukan penyidikan
hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tindak pidana di bidang perpajakan, untuk
masih dibenarkan untuk diterbitkan, ditambah sanksi menentukan kerugian pada pendapatan negara, atas
administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat jumlah pajak yang terutang belum dikeluarkan surat
puluh delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak ketetapan pajak.
atau kurang dibayar meskipun jangka waktu sepuluh
tahun sebagaimana ditentukan pada ayat (1)
Untuk mengetahui bahwa Wajib Pajak memang benar-
dilampaui.
benar melakukan tindak pidana di bidang perpajakan,
harus dibuktikan melalui proses pengadilan yang dapat
Dengan adanya putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut,
membutuhkan waktu lebih dari 5 (lima) tahun.
terungkap adanya data fiskal yang selama itu sengaja
Kemungkinan dapat terjadi bahwa Wajib Pajak yang
tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak.
disidik oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, tetapi oleh
penuntut umum tidak dituntut berdasarkan sanksi
pidana perpajakan, misalnya Wajib Pajak yang dijatuhi
pidana oleh pengadilan karena melakukan
penyelundupan yang dalam putusan pengadilan
tersebut menunjukkan adanya suatu jumlah objek
pajak yang belum dikenai pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
tidak atau kurang dibayar; tidak atau kurang dibayar;
b. Dari hasil penelitian Surat b. dari hasil penelitian terdapat kekurangan
Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah
pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;
tulis dan atau salah hitung;
c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi berupa denda dan/atau bunga;
administrasi berupa denda dan atau
bunga; d. pengusaha yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi
d. Pengusaha yang dikenakan pajak tidak membuat faktur pajak atau membuat
berdasarkan Undang- undang Pajak faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;
Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya tetapi tidak e. pengusaha yang telah dikukuhkan
melaporkan kegiatan usahanya untuk sebagai Pengusaha Kena Pajak yang
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena tidak mengisi faktur pajak secara lengkap
Pajak; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) Undang-Undang Pajak
e. Pengusaha yang tidak dikukuhkan Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,
sebagai Pengusaha Kena Pajak selain:
tetapi membuat Faktur Pajak;
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam 2 Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai kekuatan hukum yang sama ayat (1) mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan surat ketetapan pajak. dengan surat ketetapan pajak.
Penjelasan Penjelasan
Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini disamakan
dipersamakan kekuatan hukumnya dengan surat kekuatan hukumnya dengan surat ketetapan pajak
ketetapan pajak, sehingga dalam hal penagihannya sehingga dalam hal penagihannya dapat juga
dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa. dilakukan dengan Surat Paksa.
3 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam 3 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam
Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua
empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya puluh empat) bulan, dihitung sejak saat
pajak atau Bagian Tahun Pajak atau Tahun terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
Tagihan Pajak. sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan
Pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
berupa bunga atas Surat Tagihan Pajak yang Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
diterbitkan karena: berupa bunga atas Surat Tagihan Pajak yang
- penelitian Surat Pemberitahuan yang diterbitkan karena:
menghasilkan pajak kurang dibayar karena
terdapat salah tulis dan atau salah hitung;
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
atau kurang dibayar; atau
- Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
tidak atau kurang dibayar.
b. penelitian Surat Pemberitahuan yang
Untuk jelasnya cara penghitungannya diberikan menghasilkan pajak kurang dibayar karena
contoh sebagai berikut: terdapat salah tulis dan/atau salah hitung.
1. Hasil penelitian Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Untuk jelasnya diberikan contoh cara
Penghasilan tahun 2002 yang disampaikan pada penghitungan sebagai berikut:
tanggal 31 Maret 2003 setelah dilakukan
penelitian ternyata terdapat salah hitung
yang menyebabkan Pajak Penghasilan kurang 1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
bayar sebesar Rp1.000.000,00. Atas kekurangan atau kurang dibayar.
Pajak Penghasilan tersebut diterbitkan Surat
Tagihan Pajak pada tanggal 13 Juni 2003 Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2008 setiap
dengan penghitungan sebagai berikut: bulan sebesar Rp100.000.000,00 jatuh tempo
- Kekurangan bayar Pajak Penghasilan misalnya tiap tanggal 15. Pajak Penghasilan Pasal
= Rp 1.000.000,00 25 bulan Juni 2008 dibayar tepat waktu sebesar
- Bunga = 3 x 2% x Rp1.000.000,00 Rp40.000.000,00.
= Rp 60.000,00 (+)
- Jumlah yang harus dibayar
= Rp 1.060.000,00
Atas kekurangan Pajak Penghasilan Pasal 25
2. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
tersebut diterbitkan Surat Tagihan Pajak pada
tidak atau kurang dibayar:
tanggal 18 September 2008 dengan penghitungan
Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2002
sebagai berikut:
setiap bulan sebesar Rp100.000.000,00 jatuh
tempo misalnya tiap tanggal 15. Bulan Juni
2002, dibayar tepat waktu sebesar - Kekurangan bayar Pajak Penghasilan
Rp40.000.000,00.
Atas kekurangan Pajak Penghasilan Pasal Pasal 25 bulan Juni 2008
25 tersebut diterbitkan Surat Tagihan Pajak
pada tanggal 18 September 2002 dengan
penghitungan sebagai berikut: (Rp100.000.000,00 – Rp40.000.000,00) =
Rp60.000.000,00
- Kekurangan bayar Pajak Penghasilan
Pasal 25 bulan Juni 2002 = Rp - Bunga = 3 x 2% x Rp60.000.000,00 = Rp
60.000.000,00 3.600.000,00 (+)
- Bunga = 3 x 2% x Rp60.000.000,00 =
Rp 3.600.000,00 (+)
- Jumlah yang harus dibayar = Rp63.600.000,00
- Jumlah yang harus dibayar = Rp
63.600.000,00 2. Hasil penelitian Surat Pemberitahuan
- Bunga = 3 x 2% x Rp1.000.000,00 = Rp
60.000,00 (+)
Penjelasan
Cukup jelas.
6 Tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
Untuk menampung kemungkinan terjadinya suatu
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang ternyata
telah ditetapkan lebih rendah atau telah dilakukan Untuk menampung kemungkinan terjadinya suatu
pengembalian pajak yang tidak seharusnya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang ternyata
sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan telah ditetapkan lebih rendah atau pajak yang
Pajak Lebih Bayar, atau pajak yang terutang dalam terutang dalam suatu Surat Ketetapan Pajak Nihil
suatu Surat Ketetapan Pajak Nihil ditetapkan lebih ditetapkan lebih rendah atau telah dilakukan
rendah, Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk pengembalian pajak yang tidak seharusnya
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan
Tambahan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun Pajak Lebih Bayar, Direktur Jenderal Pajak berwenang
sesudah saat terutangnya pajak, berakhirnya Masa untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak. Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
merupakan koreksi atas ketetapan pajak sebelumnya.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan baru
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
diterbitkan apabila telah pernah diterbitkan ketetapan
merupakan koreksi atas surat ketetapan pajak
pajak. Dengan perkataan lain Surat Ketetapan Pajak
sebelumnya. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Kurang Bayar Tambahan tidak akan mungkin
Tambahan baru diterbitkan apabila sudah pernah
diterbitkan sebelum didahului dengan penerbitan
diterbitkan surat ketetapan pajak. Pada prinsipnya
ketetapan pajak. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Kurang Bayar Tambahan dilakukan dengan syarat
Bayar Tambahan perlu dilakukan pemeriksaan. Jika
adanya data baru (novum) dan atau data yang
surat ketetapan pajak sebelumnya diterbitkan
semula belum terungkap yang menyebabkan
berdasarkan pemeriksaan, perlu dilakukan
penambahan pajak yang terutang dalam surat
pemeriksaan ulang sebelum menerbitkan Surat
ketetapan pajak sebelumnya. Sejalan dengan itu
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. Dalam hal
maka setelah Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
surat ketetapan pajak sebelumnya diterbitkan
diterbitkan sebagai akibat telah lewat waktu 12 (dua
berdasarkan keterangan lain sebagaimana dimaksud
belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B,
dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, Surat Ketetapan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Pajak Kurang Bayar Tambahan juga harus diterbitkan
diterbitkan hanya dalam hal ditemukan data baru
berdasarkan pemeriksaan, tetapi bukan pemeriksaan
dan atau data yang semula belum terungkap. Dalam
ulang.
hal masih ditemukan lagi data yang semula belum
terungkap pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan atau data baru Dengan demikian, Surat Ketetapan Pajak Kurang
yang diketahui kemudian oleh Direktur Jenderal Bayar Tambahan tidak akan mungkin diterbitkan
Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebelum didahului dengan penerbitan surat ketetapan
Tambahan masih dapat diterbitkan lagi. pajak. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan dilakukan dengan syarat adanya
data baru termasuk data yang semula belum
Yang dimaksud dengan data baru adalah data atau
terungkap yang menyebabkan penambahan pajak
keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan
yang terutang dalam surat ketetapan pajak
untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang
sebelumnya. Sejalan dengan itu, setelah Surat
terutang yang oleh Wajib Pajak belum diberitahukan
Ketetapan Pajak Lebih Bayar diterbitkan sebagai
pada waktu penetapan semula, baik dalam Surat
akibat telah lewat waktu 12 (dua belas) bulan
Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya maupun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B, Surat
dalam pembukuan perusahaan yang diserahkan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan diterbitkan
pada waktu pemeriksaan.
hanya dalam hal ditemukan data baru termasuk data
yang semula belum terungkap. Dalam hal masih
Sedangkan yang dimaksud dengan data yang semula ditemukan lagi data baru termasuk data yang semula
belum terungkap adalah data atau keterangan lain belum terungkap pada saat diterbitkannya Surat
mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan/atau
menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang, data baru termasuk data yang semula belum
yang: terungkap yang diketahui kemudian oleh Direktur
Jenderal Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan masih dapat diterbitkan lagi.
a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam
Surat Pemberitahuan beserta lampirannya
(termasuk laporan keuangan); dan atau Yang dimaksud dengan “data baru” adalah data atau
keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan
untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang
b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan
terutang yang oleh Wajib Pajak belum diberitahukan
semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan data
pada waktu penetapan semula, baik dalam Surat
dan atau memberikan keterangan lain secara
Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya maupun
benar, lengkap, dan terinci sehingga tidak
dalam pembukuan perusahaan yang diserahkan pada
memungkinkan fiskus dapat menerapkan ketentuan
waktu pemeriksaan.
peraturan perundang- undangan perpajakan
dengan benar dalam menghitung jumlah pajak
yang terutang. Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah
data yang semula belum terungkap, yaitu data yang:
Penjelasan Penjelasan
Dalam hal setelah diterbitkan ketetapan pajak Dalam hal setelah diterbitkan surat ketetapan pajak
ternyata masih ditemukan data baru dan atau data ternyata masih ditemukan data baru termasuk data
yang belum terungkap yang belum diperhitungkan yang belum terungkap yang belum diperhitungkan
sebagai dasar penetapan tersebut, maka atas pajak sebagai dasar penetapan tersebut, atas pajak yang
yang kurang dibayar ditagih dengan Surat Ketetapan kurang dibayar ditagih dengan Surat Ketetapan Pajak
Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah sanksi Kurang Bayar Tambahan ditambah sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen) dari pajak yang kurang dibayar. persen) dari pajak yang kurang dibayar.
3 Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan itu diterbitkan berdasarkan Bayar Tambahan itu diterbitkan berdasarkan
keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak
sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum
mulai melakukan tindakan pemeriksaan. mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam
rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
4 Apabila jangka waktu 10 (sepuluh) tahun Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah lewat, dimaksud pada ayat (1) telah lewat, Surat Ketetapan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap dapat
dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen) bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen)
dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar,
dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 10 dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 5
(sepuluh) tahun tersebut dipidana karena (lima) tahun tersebut dipidana karena melakukan
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak
berdasarkan putusan Pengadilan yang telah pidana lainnya yang dapat menimbulkan
memperoleh kekuatan hukum tetap. kerugian pada pendapatan negara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
Penjelasan
Penjelasan
Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tindak pidana yang dapat menimbulkan kerugian pada
Tambahan tetap dapat diterbitkan, ditambah sanksi pendapatan negara berupa pajak berdasarkan
administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak atau hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
kurang dibayar, meskipun jangka waktu sepuluh Tambahan tetap dapat diterbitkan, ditambah sanksi
tahun sebagaimana ditentukan dalam ayat (1) administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh
dilampaui. delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak atau
kurang dibayar meskipun jangka waktu 5 (lima)
tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampaui.
5 Tidak ada Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Pembetulan ketetapan pajak menurut ayat ini
dilaksanakan dalam rangka menjalankan tugas
pemerintahan yang baik, sehingga apabila terdapat Pembetulan menurut ayat ini dilaksanakan dalam
kesalahan atau kekeliruan yang bersifat manusiawi rangka menjalankan tugas pemerintahan yang baik
dalam suatu ketetapan pajak perlu dibetulkan sehingga apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan
sebagaimana mestinya. Sifat kesalahan atau yang bersifat manusiawi perlu dibetulkan sebagaimana
kekeliruan tersebut tidak mengandung persengketaan mestinya. Sifat kesalahan atau kekeliruan tersebut
antara fiskus dengan Wajib Pajak. tidak mengandung persengketaan antara fiskus dan
Wajib Pajak.
Apabila kesalahan atau kekeliruan ditemukan baik
oleh fiskus atau berdasarkan permohonan Wajib Pajak Apabila ditemukan kesalahan atau kekeliruan baik oleh
maka kesalahan atau kekeliruan tersebut harus fiskus maupun berdasarkan permohonan Wajib Pajak,
dibetulkan. Yang dapat dibetulkan karena kesalahan kesalahan atau kekeliruan tersebut harus dibetulkan.
atau kekeliruan adalah: Yang dapat dibetulkan karena kesalahan atau
- surat ketetapan pajak, antara lain Surat kekeliruan adalah sebagai berikut:
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan a. surat ketetapan pajak, yang meliputi Surat
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak
Ketetapan Pajak Lebih Bayar, dan Surat Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil,
Ketetapan Pajak Nihil; dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
- Surat Tagihan Pajak; b. Surat Tagihan Pajak;
- Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan c. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak; Kelebihan Pajak;
- Surat Keputusan Keberatan; d. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga;
- Surat Keputusan Pengurangan atau e. Surat Keputusan Pembetulan;
Penghapusan Sanksi Administrasi; f. Surat Keputusan Keberatan;
- Surat Keputusan Pengurangan atau g. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar. Administrasi;
h. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi
Administrasi;
i. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan
Pajak; atau
Ruang lingkup pembetulan yang diatur dalam ayat ini j. Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan
terbatas pada kesalahan atau kekeliruan sebagai Pajak.
akibat dari:
Ruang lingkup pembetulan yang diatur pada ayat ini
a. Kesalahan tulis, yaitu antara lain kesalahan terbatas pada kesalahan atau kekeliruan sebagai
yang dapat berupa nama, alamat, Nomor akibat dari:
Pokok Wajib Pajak, nomor surat ketetapan pajak, a. kesalahan tulis, antara lain
Jenis Pajak, Masa atau Tahun Pajak, dan tanggal kesalahan yang dapat berupa
jatuh tempo; nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak,
nomor surat ketetapan pajak,
jenis pajak, Masa Pajak atau Tahun
b. Kesalahan hitung yaitu kesalahan yang Pajak, dan tanggal jatuh tempo;
berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan dan b. kesalahan hitung, antara lain
atau perkalian dan atau pembagian suatu kesalahan yang berasal dari
bilangan; penjumlahan dan/atau pengurangan dan/atau
perkalian dan/atau
c. Kekeliruan dalam penerapan ketentuan pembagian suatu bilangan; atau
tertentu dalam peraturan perundang-undangan c. kekeliruan dalam penerapan
perpajakan, yaitu kekeliruan dalam ketentuan tertentu dalam peraturan
penerapan tarif, kekeliruan penerapan perundang-undangan perpajakan, yaitu
persentase Norma Penghitungan Penghasilan kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan
Neto, kekeliruan penerapan sanksi administrasi, penerapan persentase Norma
kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak, Penghitungan Penghasilan Neto,
kekeliruan penghitungan Pajak Penghasilan kekeliruan penerapan sanksi administrasi,
dalam tahun berjalan, dan kekeliruan dalam kekeliruan Penghasilan Tidak
pengkreditan. Kena Pajak, kekeliruan penghitungan
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan, dan
kekeliruan dalam
Pengertian membetulkan dalam ayat ini dapat berarti pengkreditan pajak.
menambah atau mengurangkan atau menghapuskan, Pengertian ”membetulkan” pada ayat
tergantung pada sifat kesalahan dan kekeliruannya. ini, antara lain, menambahkan,
mengurangkan, atau menghapuskan,
Apabila masih terdapat kesalahan tulis, kesalahan tergantung pada sifat kesalahan dan
hitung, dan atau kekeliruan dalam penerapan kekeliruannya.
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Jika masih terdapat kesalahan tulis,
dalam Surat Keputusan Pembetulan tersebut, Wajib kesalahan hitung, dan/atau
Pajak dapat mengajukan lagi permohonan kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
pembetulan kepada Direktur Jenderal Pajak, atau peraturan perundang-undangan
Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pembetulan perpajakan, Wajib Pajak dapat
lagi karena jabatan. mengajukan lagi permohonan pembetulan kepada
Direktur Jenderal Pajak, atau
Direktur Jenderal Pajak dapat
melakukan pembetulan lagi karena jabatan.
2 Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 12 Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling
(dua belas) bulan sejak tanggal permohonan lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
diterima, harus memberi keputusan atas permohonan permohonan pembetulan diterima, harus memberi
pembetulan yang diajukan. keputusan atas permohonan pembetulan yang
diajukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Penjelasan
Penjelasan
Guna memberikan kepastian hukum, terhadap
permohonan pembetulan yang diajukan oleh Wajib
Pajak harus diputuskan dalam batas waktu 12 (dua Untuk memberikan kepastian hukum, permohonan
belas) bulan sejak permohonan diterima. pembetulan yang diajukan oleh Wajib Pajak harus
diputuskan dalam batas waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak permohonan diterima.
3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) telah lewat, Direktur Jenderal Pajak tidak ayat (2) telah lewat, tetapi Direktur Jenderal Pajak
memberi suatu keputusan, maka permohonan tidak memberi suatu keputusan, permohonan
pembetulan yang diajukan tersebut dianggap pembetulan yang diajukan tersebut dianggap
diterima. dikabulkan.
Penjelasan Penjelasan
Dalam hal batas waktu 12 (dua belas) bulan terlewati Dalam hal batas waktu 6 (enam) bulan terlampaui,
dan Direktur Jenderal Pajak belum memberikan tetapi Direktur Jenderal Pajak belum memberikan
keputusannya, permohonan Wajib Pajak dianggap keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap
dikabulkan untuk hal-hal yang dimohonkannya. dikabulkan.
Dengan dianggap dikabulkannya permohonan Wajib Dengan dianggap dikabulkannya permohonan Wajib
Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Keputusan Pembetulan sesuai dengan permohonan Keputusan Pembetulan sesuai dengan permohonan
Wajib Pajak. Atas hal-hal yang dianggap dikabulkan Wajib Pajak.
tidak dapat lagi dimohonkan pembetulan.
Tidak ada Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal
Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis
mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak
atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Penjelasan
Cukup jelas.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 17 surat ketetapan pajak lebih bayar
Penjelasan
Cukup jelas.
3 Tidak ada 3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat
diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil pemeriksaan
dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar
jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran
pajak yang telah ditetapkan.
Penjelasan
Cukup jelas.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 17 a surat ketetapan pajak nihil
Penjelasan Penjelasan
Menurut ketentuan Pasal ini Surat Ketetapan Pajak Menurut ketentuan ayat ini, Surat Ketetapan Pajak
Nihil diterbitkan apabila : Nihil diterbitkan untuk:
a. untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit pajak a. Pajak Penghasilan apabila jumlah kredit
sama dengan pajak yang terutang atau pajak pajak sama dengan pajak yang terutang
yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak; atau pajak yang tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak;
b. Pajak Pertambahan Nilai apabila jumlah
kredit pajak sama dengan jumlah pajak
yang terutang, atau pajak tidak terutang
b. untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah kredit dan tidak ada kredit pajak. Jika terdapat
pajak sama dengan jumlah pajak yang pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang
ada kredit pajak. Apabila terdapat pajak terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak
terutang yang dipungut oleh Pemungut Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang
Pertambahan Nilai, maka yang dimaksud dengan dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan
jumlah pajak yang terutang adalah jumlah Pajak Nilai tersebut; atau
Keluaran setelah dikurangi dengan pajak
yang dipungut oleh Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai tersebut; c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila
jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak
tidak terutang dan tidak ada pembayaran
pajak.
c. untuk Pajak Penjualan Atas Barang Mewah,
jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak
terutang dan tidak ada pembayaran pajak.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Yang dimaksud dengan “surat permohonan telah
diterima secara lengkap” adalah Surat
Terhadap permohonan pengembalian kelebihan Pemberitahuan yang telah diisi lengkap
pembayaran pajak selain permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana
Surat ketetapan pajak yang diterbitkan
dimaksud dalam Pasal 17C harus diterbitkan surat
berdasarkan hasil pemeriksaan atas permohonan
ketetapan pajak paling lambat 12 (dua belas)
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat
bulan sejak surat permohonan diterima secara
berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau
lengkap, dalam arti bahwa Surat Pemberitahuan
Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat Ketetapan
telah diisi lengkap sebagaimana dimaksud dalam
Pajak Lebih Bayar.
Pasal 3.
Penjelasan
Dengan batas waktu tersebut dalam ayat (1) Batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum
terhadap permohonan Wajib Pajak atau terhadap permohonan Wajib Pajak atau Pengusaha
Pengusaha Kena Pajak, sehingga bila batas waktu Kena Pajak sehingga bila batas waktu tersebut
tersebut dilewati dan Direktur Jenderal Pajak tidak dilampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak
memberikan suatu keputusan, maka permohonan memberikan suatu keputusan, permohonan
tersebut dianggap dikabulkan. Selain itu, batas tersebut dianggap dikabulkan. Selain itu, batas
waktu tersebut dimaksudkan pula untuk waktu tersebut dimaksudkan pula untuk
kepentingan tertib administrasi perpajakan. kepentingan tertib administrasi perpajakan.
3 Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar 3 Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
terlambat diterbitkan dalam jangka waktu terlambat diterbitkan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka ayat (2), kepada Wajib Pajak diberikan imbalan
kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung sejak dihitung sejak berakhirnya jangka waktu
berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai
dalam ayat (2) sampai dengan saat diterbitkan dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Lebih Bayar.
Penjelasan Penjelasan
Dalam hal Direktur Jenderal Pajak terlambat Jika Direktur Jenderal Pajak terlambat menerbitkan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, kepada Wajib
maka kepada Wajib Pajak diberikan imbalan Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan, persen) per bulan, dihitung sejak berakhirnya
dihitung sejak berakhirnya jangka waktu jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sampai sampai dengan saat Surat Ketetapan Pajak Lebih
dengan saat Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Bayar diterbitkan, dan bagian dari bulan dihitung 1
diterbitkan, bagian dari bulan dihitung satu bulan. (satu) bulan.
4 Tidak ada 4 Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana
di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1a) tidak dilanjutkan dengan penyidikan;
dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak
dilanjutkan dengan penuntutan tindak pidana di
bidang perpajakan; atau dilanjutkan dengan
penyidikan dan penuntutan tindak pidana di bidang
perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak
berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar, dan bagian dari bulan dihitung penuh
1 (satu) bulan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan surat Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan
ketetapan pajak dalam jangka waktu 10 surat ketetapan pajak dalam jangka waktu 5
(sepuluh) tahun setelah melakukan (lima) tahun setelah melakukan pemeriksaan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang telah terhadap Wajib Pajak yang telah memperoleh
memperoleh pengembalian pendahuluan pengembalian pendahuluan sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Surat dimaksud pada ayat (1). Surat ketetapan pajak
ketetapan pajak tersebut dapat berupa Surat tersebut dapat berupa Surat Ketetapan Pajak
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak
Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau Surat Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
Ketetapan Pajak Nihil.
5 Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan 5 Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Direktur
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak
kekurangan pajak ditambah dengan sanksi ditambah dengan sanksi administrasi berupa
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari
(seratus persen) dari jumlah kekurangan jumlah kekurangan pembayaran pajak.
pembayaran pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Untuk mendorong Wajib Pajak dalam
Untuk mendorong Wajib Pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang terutang sesuai
melaporkan jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku, maka
undangan perpajakan yang berlaku, maka apabila dari hasil pemeriksaan sebagaimana
apabila dari hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan Surat
dimaksud dalam ayat (4) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ditambah
Ketetapan Pajak Kurang Bayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan
dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah
sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.
kekurangan pembayaran pajak.
Untuk jelasnya cara penghitungan Surat
Untuk jelasnya cara penghitungan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan pengenaan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan pengenaan sanksi administrasi berupa kenaikan tersebut
sanksi administrasi berupa kenaikan tersebut diberikan contoh sebagai berikut:
diberikan contoh sebagai berikut:
1) Pajak Penghasilan
1) Pajak Penghasilan
- Wajib Pajak telah memperoleh pengembalian
- Wajib Pajak telah memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak sebesar
pendahuluan kelebihan pajak sebesar Rp80.000.000,00.
Rp80.000.000,00.
- Kredit Pajak:
- Pajak Penghasilan yang terutang sebesar
Rp100.000.000,00
- Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp
20.000.000,00
Kredit Pajak:
- Kredit Pajak:
Kredit Pajak:
- Jumlah Pengembalian
- Jumlah Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pajak
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp
60.000.000,00(-)
Rp 60.000.000,00(-)
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 7 Tata cara penetapan Wajib Pajak dengan
kriteria tertentu diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak adalah:
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 3 Batasan jumlah peredaran usaha, jumlah
penyerahan, dan jumlah lebih bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 4 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menerbitkan surat
ketetapan pajak setelah melakukan pengembalian
pendahuluan kelebihan pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengatur pengenaan bunga penagihan Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
atas jumlah yang masih harus dibayar menurut berupa bunga berdasarkan jumlah pajak yang
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat masih harus dibayar yang tidak atau kurang
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan dibayar pada saat jatuh tempo pelunasan atau
tambahan jumlah pajak yang harus dibayar terlambat dibayar.
berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, yang
Contoh:
tidak atau kurang dibayar pada saat jatuh tempo
pembayaran atau terlambat dibayar. Untuk
jelasnya cara penghitungan bunga tersebut a. Jumlah pajak yang masih harus dibayar
diberikan contoh sebagai berikut: berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar sebesar Rp10.000.000,00 yang
diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008,
1. Atas jumlah pajak yang kurang dibayar.
dengan batas akhir pelunasan tanggal 6
November 2008. Jumlah pembayaran sampai
Surat Ketetapan Pajak Pajak Penghasilan. dengan tanggal 6 November 2008
Rp6.000.000,00. Pada tanggal 1 Desember 2008
diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan
Pajak terutang atau ditagih (dianggap
perhitungan sebagai berikut:
tidak ada jumlah pajak yang dikreditkan)
Rp100.000,00. Surat ketetapan pajak
diterbitkan tanggal 10 Oktober 2002. Pajak yang masih harus dibayar =
Harus dilunasi paling lambat tanggal 9 Rp10.000.000,00
November 2002, tetapi baru dibayar sejumlah
Rp60.000,00 pada tanggal 1 November
Dibayar sampai dengan jatuh tempo
2002. Sampai pada tanggal batas waktu
pelunasan = Rp 6.000.000,00(-)
pembayaran terakhir (9 November 2002) sisa
tagihan tidak dibayar lagi oleh Wajib Pajak.
Kurang dibayar = Rp 4.000.000,00
Pada tanggal 18 November 2002
diterbitkan Surat Tagihan Pajak oleh Direktur Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x
Jenderal Pajak dengan penghitungan sebagai Rp4.000.000,00) = Rp 80.000,00
berikut:
Pajak terutang Rp100.000,00 b. Dalam hal terhadap Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut
pada huruf a, Wajib Pajak membayar
Dibayar pada waktunya Rp 60.000,00
Rp10.000.000,00 pada tanggal 3
Desember 2008 dan pada tanggal 5 Desember
Kurang dibayar Rp 40.000,00 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi
administrasi berupa bunga dihitung
sebagai berikut:
2 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur 2 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur
atau menunda pembayaran pajak, juga dikenakan atau menunda pembayaran pajak juga dikenai
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, dan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang
masih harus dibayar dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Contoh:
3 Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan 3 Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. undangan perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
a. biaya perkara yang semata-mata a. biaya perkara yang hanya disebabkan oleh
disebabkan suatu penghukuman untuk suatu penghukuman untuk melelang suatu
melelang suatu barang bergerak dan atau barang bergerak dan/atau barang tidak
barang tidak bergerak; bergerak;
b. biaya yang telah dikeluarkan untuk b. biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkan barang dimaksud; menyelamatkan barang dimaksud;
dan/atau
c. biaya perkara, yang semata-mata
disebabkan pelelangan dan penyelesaian c. biaya perkara, yang hanya disebabkan
suatu warisan. oleh pelelangan dan penyelesaian suatu
warisan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
Tidak Ada 3a Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar,
atau dilikuidasi maka kurator, likuidator, atau
orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan
pemberesan dilarang membagikan harta Wajib
Pajak dalam pailit, pembubaran atau likuidasi
kepada pemegang saham atau kreditur lainnya
sebelum menggunakan harta tersebut untuk
membayar utang pajak Wajib Pajak tersebut.
Penjelasan
4 Hak mendahulu itu hilang setelah lampau waktu 2 4 Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5
(dua) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat
Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus Putusan Peninjauan Kembali yang
dibayar bertambah, kecuali apabila dalam menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
jangka waktu 2 (dua) tahun tersebut, Surat bertambah.
Paksa untuk membayar itu diberitahukan
secara resmi, atau diberikan penundaan
Penjelasan
pembayaran.
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
5 Dalam hal Surat Paksa untuk membayar 5 Perhitungan jangka waktu hak mendahulu
diberitahukan secara resmi, jangka waktu 2 ditetapkan sebagai berikut:
(dua) tahun sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4), dihitung sejak tanggal pemberitahuan Surat a. dalam hal Surat Paksa untuk membayar
Paksa, atau dalam hal diberikan penundaan diberitahukan secara resmi maka
pembayaran jangka waktu 2 (dua) tahun jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
tersebut ditambah dengan jangka waktu dimaksud pada ayat (4) dihitung sejak
penundaan pembayaran. pemberitahuan Surat Paksa; atau
b. dalam hal diberikan penundaan
pembayaran atau persetujuan
Penjelasan
angsuran pembayaran maka jangka
waktu 5 (lima) tahun tersebut
Cukup jelas dihitung sejak batas akhir penundaan
diberikan.
Penjelasan
Cukup jelas
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 22 daluwarsa penagihan pajak
Penjelasan
Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 10
(sepuluh) tahun apabila:
Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 5
(lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
apabila:
Teguran dan menyampaikan Surat Paksa
kepada Penanggung Pajak yang tidak
melakukan pembayaran utang pajak sampai a. Direktur Jenderal Pajak menerbitkan dan
dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. memberitahukan Surat Paksa kepada
Dalam hal seperti itu daluwarsa penagihan Penanggung Pajak yang tidak melakukan
dihitung sejak tanggal penyampaian Surat pembayaran utang pajak sampai dengan
Paksa tersebut. tanggal jatuh tempo pembayaran. Dalam hal
b. Wajib Pajak menyatakan pengakuan utang seperti itu, daluwarsa penagihan pajak
pajak dengan cara: dihitung sejak tanggal pemberitahuan Surat
Paksa tersebut.
a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman
Lelang; Lelang;
b. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan b. keputusan pencegahan dalam rangka
keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan penagihan pajak;
dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;
c. Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
dalam Pasal 16 yang berkaitan dengan Surat keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan
Tagihan Pajak; dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau
d. Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 yang berkaitan dengan Surat Tagihan d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat
Pajak; Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan atau tata cara yang telah diatur dalam
pajak ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
Penjelasan
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan
pajak.
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
3 Dihapus 3 Dihapus
Penjelasan Penjelasan
Menteri Keuangan akan mengatur tata cara Menteri Keuangan mengatur tata cara penghapusan
penghapusan dan menentukan besarnya jumlah dan menentukan besarnya jumlah piutang pajak yang
piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi antara tidak dapat ditagih lagi, antara lain karena Wajib Pajak
lain karena Wajib Pajak telah meninggal dunia dan telah meninggal dunia dan tidak mempunyai harta
tidak mempunyai harta warisan atau kekayaan, warisan atau kekayaan, Wajib Pajak badan yang telah
Wajib Pajak badan yang telah selesai proses selesai proses pailitnya, atau Wajib Pajak yang tidak
pailitnya, Wajib Pajak yang tidak memenuhi syarat memenuhi syarat lagi sebagai subjek pajak dan hak
lagi sebagai subjek pajak dan hak untuk melakukan untuk melakukan penagihan pajak telah daluwarsa.
penagihan telah daluwarsa. Melalui cara ini akan Melalui cara ini dapat diperkirakan secara efektif
dapat diperkirakan secara efektif besarnya saldo besarnya saldo piutang pajak yang akan dapat ditagih
piutang pajak yang akan dapat ditagih atau atau dicairkan.
dicairkan.
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; a.Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b.Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar b.Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan; Tambahan;
c.Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; c.Surat Ketetapan Pajak Nihil;
d.Surat Ketetapan Pajak Nihil; d.Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
e.Pemotongan atau pemungutan oleh pihak e.pemotongan atau pemungutan pajak oleh
ketiga berdasarkan ketentuan peraturan pihak ketiga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan perpajakan. peraturan perundang-undangan perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah
rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau
pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya, pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya,
maka Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya
hanya kepada Direktur Jenderal Pajak. kepada Direktur Jenderal Pajak.
Keberatan yang diajukan adalah terhadap materi Keberatan yang diajukan adalah mengenai materi
atau isi dari ketetapan pajak yaitu jumlah rugi atau isi dari ketetapan pajak, yaitu jumlah rugi
berdasarkan ketentuan undang-undang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
perpajakan, jumlah besarnya pajak, pemotongan undangan perpajakan, jumlah besarnya pajak,
atau pemungutan pajak. atau pemotongan atau pemungutan pajak. Yang
dimaksud dengan "suatu" pada ayat ini adalah
1(satu) keberatan harus diajukan terhadap 1
Perkataan "suatu" pada ayat ini dimaksudkan
(satu) jenis pajak dan 1 (satu) Masa
bahwa satu keberatan harus diajukan terhadap
Pajak atau Tahun Pajak.
satu jenis pajak dan satu tahun pajak, misalnya:
Contoh:
Pajak Penghasilan Tahun Pajak 1995 dan Tahun
Pajak 1996 keberatannya harus diajukan masing-
masing dalam satu surat keberatan tersendiri. Keberatan atas ketetapan Pajak Penghasilan
Untuk dua tahun pajak tersebut harus diajukan Tahun Pajak 2008 dan Tahun Pajak 2009
dua buah surat keberatan. harus diajukan masing-masing dalam 1
(satu) surat keberatan tersendiri. Untuk
2 (dua) Tahun Pajak tersebut harus
diajukan 2 (dua) buah surat keberatan.
2 Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa 2 Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak
yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau
atau dipungut atau jumlah rugi menurut dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan
penghitungan Wajib Pajak dengan disertai Wajib Pajak dengan disertai alasan yang
alasan-alasan yang jelas. menjadi dasar penghitungan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Agar Wajib Pajak dapat menyusun keberatan Agar Wajib Pajak dapat menyusun keberatan
dengan alasan-alasan yang kuat, Wajib Pajak dengan alasan yang kuat, Wajib Pajak diberi hak
diberi hak untuk meminta dasar-dasar pengenaan, untuk meminta dasar pengenaan pajak,
pemotongan atau pemungutan pajak yang telah penghitungan rugi, atau pemotongan atau
ditetapkan, sebaliknya Direktur Jenderal Pajak pemungutan pajak yang telah ditetapkan. Oleh
berkewajiban untuk memenuhi permintaan karena itu, Direktur Jenderal Pajak berkewajiban
tersebut di atas. untuk memenuhi permintaan tersebut.
7 Pengajuan keberatan tidak menunda 7 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan
kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak
penagihan pajak. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(3) atau ayat (3a) atas jumlah pajak yang
belum dibayar pada saat pengajuan
Penjelasan
keberatan, tertangguh sampai dengan 1
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat
Untuk mencegah usaha penghindaran atau Keputusan Keberatan.
penundaan pembayaran pajak melalui
pengajuansurat keberatan, maka pengajuan
Penjelasan
keberatan tidak menghalangi tindakan
penagihansampai dengan pelaksanaan lelang.
Ayat ini mengatur bahwa jatuh tempo
pembayaran yang tertera dalam surat ketetapan
Ketentuan ini perlu dicantumkanKetentuan ini
pajak tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan
perlu dicantumkan dengan maksud agar Wajib
sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan
Pajak dengan dalih mengajukan keberatan, untuk
Keberatan. Penangguhan jangka waktu pelunasan
tidak melakukan kewajiban membayar pajak yang
pajak menyebabkan sanksi administrasi berupa
telah ditetapkan, sehingga dapat dicegah
bunga sebesar 2% per bulan sebagaimana diatur
terganggunya penerimaan negara.
dalam Pasal 19 tidak diberlakukan atas jumlah
pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan
keberatan.
Tidak ada 8 Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan permohonan keberatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) tidak termasuk
sebagai utang pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (1a).
Penjelasan
Cukup jelas.
Tidak ada 9 Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% (lima
puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan
keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan.
Penjelasan
Contoh:
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Terhadap Surat Keberatan yang diajukan oleh Terhadap surat keberatan yang diajukan oleh Wajib
Wajib Pajak kewenangan penyelesaian dalam Pajak, kewenangan penyelesaian dalam tingkat
tingkat pertama diberikan kepada Direktur Jenderal pertama diberikan kepada Direktur Jenderal Pajak
Pajak dengan ketentuan batasan waktu dengan ketentuan batasan waktu penyelesaian
penyelesaian keputusan atas keberatan Wajib keputusan atas keberatan Wajib Pajak ditetapkan
Pajak ditetapkan paling lama dua belas bulan sejak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
tanggal Surat Keberatan diterima. surat keberatan diterima.
Dengan ditentukannya batas waktu penyelesaian Dengan ditentukannya batas waktu penyelesaian
keputusan atas keberatan tersebut, berarti akan keputusan atas keberatan tersebut, berarti akan
diperoleh suatu kepastian hukum bagi Wajib Pajak diperoleh suatu kepastian hukum bagi Wajib Pajak
di samping terlaksananya administrasi perpajakan. selain terlaksananya administrasi perpajakan.
2 Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak
dapat menyampaikan alasan tambahan atau dapat menyampaikan alasan tambahan atau
penjelasan tertulis. penjelasan tertulis.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengharuskan Wajib Pajak membuktikan Ayat ini mengharuskan Wajib Pajak membuktikan
ketidakbenaran ketetapan pajak, dalam hal Wajib ketidakbenaran ketetapan pajak dalam hal Wajib
Pajak mengajukan keberatan terhadap pajak-pajak Pajak mengajukan keberatan terhadap pajak-pajak
yang ditetapkan secara jabatan, Surat Ketetapan yang ditetapkan secara jabatan. Surat ketetapan
Pajak secara jabatan tersebut diterbitkan karena pajak secara jabatan tersebut diterbitkan karena
Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan, Wajib Pajak tidak menyampaikan Surat
meskipun telah ditegor secara tertulis, atau tidak Pemberitahuan Tahunan meskipun telah ditegur
memenuhi kewajiban menyelenggarakan secara tertulis, tidak memenuhi kewajiban
pembukuan, atau menolak untuk memberikan menyelenggarakan pembukuan, atau menolak
kesempatan kepada pejabat pemeriksa memasuki untuk memberikan kesempatan kepada pemeriksa
tempat-tempat tertentu yang dipandang perlu, memasuki tempat-tempat tertentu yang dipandang
dalam rangka pemeriksaan guna menetapkan perlu, dalam rangka pemeriksaan guna menetapkan
besarnya jumlah pajak yang terutang. Apabila besarnya jumlah pajak yang terutang. Apabila Wajib
Wajib Pajak tidak membuktikan ketidakbenaran Pajak tidak dapat membuktikan ketidakbenaran
Surat Ketetapan Pajak secara jabatan itu, maka surat ketetapan pajak secara jabatan, pengajuan
keberatannya ditolak. keberatannya ditolak.
5 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (1) telah lewat dan Direktur Jenderal ayat (1) telah terlampaui dan Direktur Jenderal
Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka Pajak tidak memberi suatu keputusan, keberatan
keberatan yang diajukan tersebut dianggap yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
diterima.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Tidak ada 2 Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain,
mengatur tentang pemberian hak kepada Wajib
Pajak untuk hadir memberikan keterangan atau
memperoleh penjelasan mengenai keberatannya.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
4 Tidak ada 4 Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan,
catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan yang tidak diberikan
pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib
Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak
dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya.
Penjelasan
Cukup jelas.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 27 pengajuan permohonan banding
Penjelasan
Cukup jelas
5 Dihapus.
5a Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding,
jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau
Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan keberatan,
tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan
sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
5c Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan permohonan banding belum
merupakan pajak yang terutang sampai dengan
Putusan Banding diterbitkan.
Penjelasan
Cukup jelas
5d Dalam hal permohonan banding ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan.
Penjelasan
Contoh:
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Imbalan bunga juga diberikan terhadap
pembayaran lebih Surat Tagihan Pajak yang telah
diterbitkan berdasarkan Pasal 14 ayat (4) dan Imbalan bunga juga diberikan terhadap
Pasal 19 ayat (1) sehubungan dengan pembayaran lebih Surat Tagihan Pajak yang telah
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang diterbitkan berdasarkan Pasal 14 ayat (4) dan
Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pasal 19 ayat (1) sehubungan dengan
Tambahan, yang memperoleh pengurangan atau diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
penghapusan sanksi administrasi berupa denda Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
atau bunga. Tambahan, yang memperoleh pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi berupa denda
atau bunga.
Pengurangan atau penghapusan dimaksud
merupakan akibat dari adanya Keputusan
Keberatan atau Putusan Banding atas Surat Pengurangan atau penghapusan yang dimaksud
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat merupakan akibat dari adanya Surat Keputusan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
tersebut, yang menerima sebagian atau seluruh Peninjauan Kembali atas Surat Ketetapan Pajak
permohonan Wajib Pajak. Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan tersebut, yang mengabulkan
sebagian atau seluruh permohonan Wajib Pajak.
3 Tata cara penghitungan pengembalian kelebihan 3 Tata cara penghitungan pengembalian kelebihan
bayar dan pemberian imbalan bunga diatur pembayaran pajak dan pemberian imbalan
dengan Keputusan Menteri Keuangan. bunga diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama
digunakan dalam metode pembukuan dengan digunakan dalam metode pembukuan dengan
tahun-tahun sebelumnya, untuk mencegah tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah
penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas
dalam metode pembukuan misalnya dalam dalam metode pembukuan misalnya dalam
penerapan: penerapan:
Penjelasan Penjelasan
Pada dasarnya metode-metode pembukuan Pada dasarnya metode pembukuan yang dianut
yang dianut harus taat asas, yaitu harus sama harus taat asas, yaitu harus sama dengan
dengan tahun-tahun sebelumnya, misalnya tahun-tahun sebelumnya, misalnya dalam hal
dalam hal penggunaan metode pengakuan penggunaan metode pengakuan penghasilan
penghasilan dan biaya (metode kas atau dan biaya (metode kas atau akrual), metode
akrual), metode penyusutan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap, dan metode penilaian
metode penilaian persediaan dan sebagainya. persediaan. Namun, perubahan metode
Namun demikian, perubahan metode pembukuan masih dimungkinkan dengan syarat
pembukuan masih dimungkinkan dengan telah mendapat persetujuan dari Direktur
syarat telah mendapat persetujuan dari Jenderal Pajak. Perubahan metode pembukuan
Direktur Jenderal Pajak. Perubahan metode harus diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak
pembukuan harus diajukan kepada Direktur sebelum dimulainya tahun buku yang
Jenderal Pajak sebelum dimulainya tahun buku bersangkutan dengan menyampaikan alasan
yang bersangkutan dengan menyampaikan yang logis dan dapat diterima serta akibat yang
alasan-alasan yang logis dan dapat diterima mungkin timbul dari perubahan tersebut.
serta akibat-akibat yang mungkin timbul dari
perubahan tersebut.
Perubahan metode pembukuan akan
mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat
Perubahan metode pembukuan akan asas yang dapat meliputi perubahan metode
mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat dari kas ke akrual atau sebaliknya atau
asas yang dapat meliputi perubahan metode perubahan penggunaan metode pengakuan
dari kas ke akrual atau sebaliknya atau penghasilan atau pengakuan biaya itu sendiri,
perubahan penggunaan metode pengakuan misalnya dalam metode pengakuan biaya yang
penghasilan atau pengakuan biaya itu sendiri. berkenaan dengan penyusutan aktiva tetap
Misalnya dalam metode pengakuan biaya yang dengan menggunakan metode penyusutan
berkenaan dengan penyusutan aktiva tetap tertentu.
dengan menggunakan metode penyusutan
tertentu.
Contoh:
Contoh:
Wajib Pajak dalam tahun 2008 menggunakan
metode penyusutan garis lurus atau straight
Wajib Pajak dalam tahun 2002 menggunakan line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib
metode penyusutan garis lurus atau straight Pajak bermaksud mengubah metode
line method. Dalam tahun 2003 Wajib Pajak penyusutan aktiva dengan menggunakan
bermaksud mengubah metode penyusutan metode penyusutan saldo menurun atau
aktiva dengan menggunakan metode declining balance method, Wajib Pajak harus
penyusutan saldo menurun atau declining minta persetujuan terlebih dahulu kepada
balance method. Direktur Jenderal Pajak yang diajukan sebelum
dimulainya tahun buku 2009 dengan
Untuk keperluan tersebut, Wajib Pajak harus menyebutkan alasan dilakukannya perubahan
minta persetujuan terlebih dahulu kepada metode penyusutan dan akibat dari perubahan
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan tersebut.
sebelum dimulainya tahun buku 2003 dengan
menyebutkan alasan-alasan dilakukannya
Selain itu, perubahan periode tahun buku juga
perubahan metode penyusutan dan akibat dari
berakibat berubahnya jumlah penghasilan atau
perubahan tersebut.
kerugian Wajib Pajak. Oleh karena itu,
perubahan tersebut juga harus mendapat
Selain itu, perubahan periode tahun buku juga persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
berakibat berubahnya jumlah penghasilan
atau kerugian Wajib Pajak, oleh karena itu
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
perubahan tersebut juga harus mendapat
kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan
persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
tahun buku yang tidak sama dengan tahun
kalender.
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
takwim (tahun kalender) kecuali Wajib Pajak
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun buku
menggunakan tahun buku yang tidak sama
yang tidak sama dengan tahun kalender,
dengan tahun takwim.
penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan
menggunakan tahun yang di dalamnya
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun buku termasuk 6 (enam) bulan pertama atau lebih.
yang tidak sama dengan tahun takwim, maka
penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan
Contoh:
menggunakan tahun yang di dalamnya
termasuk 6 (enam) enam bulan pertama atau
lebih. a. Tahun buku 1 Juli 2008 sampai
dengan 30 Juni 2009 adalah Tahun Pajak
2008.
Contoh:
Penjelasan Penjelasan
Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pasal
Pasal 1 angka 26. Pengaturan dalam ayat ini 1 angka 29. Pengaturan dalam ayat ini
dimaksudkan agar dari pembukuan tersebut dimaksudkan agar berdasarkan pembukuan
dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang.
Selain dapat dihitung besarnya Pajak
Penghasilan, pajak-pajak lainnya juga harus Selain dapat dihitung besarnya Pajak
dapat dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Pajak
atas Barang Mewah dapat dihitung dengan Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
benar maka pembukuan harus mencatat juga Barang Mewah dapat dihitung dengan benar,
jumlah harga perolehan atau nilai impor, pembukuan harus mencatat juga jumlah harga
jumlah harga jual atau nilai ekspor, jumlah perolehan atau nilai impor, jumlah harga jual
harga jual dari barang yang dikenakan Pajak atau nilai ekspor, jumlah harga jual dari barang
Penjualan Atas Barang Mewah, jumlah yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang
pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Mewah, jumlah pembayaran atas pemanfaatan
Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar
di dalam Daerah Pabean dan atau daerah pabean di dalam daerah pabean
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
Pabean di dalam Daerah Pabean, jumlah Pajak luar daerah pabean di dalam daerah pabean,
Masukan yang dapat dikreditkan dan yang jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
tidak dapat dikreditkan. dan yang tidak dapat dikreditkan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang
yang melakukan kegiatan usaha dan melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan
pekerjaan bebas meliputi peredaran atau bebas meliputi peredaran atau penerimaan
penerimaan bruto dan penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya,
penghasilan lainnya, sedangkan bagi mereka sedangkan bagi mereka yang semata-mata
yang semata-mata menerima penghasilan dari menerima penghasilan dari luar usaha dan
luar usaha dan pekerjaan bebas pekerjaan bebas, pencatatannya hanya
pencatatannya hanya mengenai penghasilan mengenai penghasilan bruto, pengurang, dan
bruto, pengurang, dan penghasilan neto yang penghasilan neto yang merupakan objek Pajak
merupakan objek Pajak Penghasilan. Penghasilan.
Di samping itu pencatatan meliputi pula Di samping itu, pencatatan meliputi pula
penghasilan yang bukan objek pajak dan atau penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau
yang dikenakan pajak yang bersifat final. yang dikenai pajak yang bersifat final.
10 Dikecualikan dari kewajiban 10 Dihapus.
menyelenggarakan pembukuan dan
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang tidak wajib menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan.
Penjelasan
Cukup jelas
11 Buku-buku, catatan-catatan, dokumen- 11 Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi
dokumen yang menjadi dasar pembukuan dasar pembukuan atau pencatatan dan
atau pencatatan dan dokumen lain wajib dokumen lain termasuk hasil pengolahan
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di data dari pembukuan yang dikelola secara
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di elektronik atau secara program aplikasi
tempat tinggal bagi Wajib Pajak orang pribadi, on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
atau di tempat kedudukan bagi Wajib Pajak tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan
badan. atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi,
atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.
Penjelasan
Penjelasan
Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen termasuk hasil pengolahan data Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang
elektronik yang menjadi dasar pembukuan diselenggarakan secara program aplikasi on-
atau pencatatan harus disimpan selama 10 line dan hasil pengolahan data elektronik yang
(sepuluh) tahun di Indonesia, dengan maksud menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
agar apabila Direktur Jenderal Pajak akan harus disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di
mengeluarkan surat ketetapan pajak, bahan Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar apabila
pembukuan atau pencatatan yang diperlukan Direktur Jenderal Pajak akan mengeluarkan
masih tetap ada dan dapat segera disediakan. surat ketetapan pajak, bahan pembukuan atau
Kurun waktu 10 (sepuluh) tahun penyimpanan pencatatan yang diperlukan masih tetap ada
buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen- dan dapat segera disediakan. Kurun waktu 10
dokumen yang menjadi dasar pembukuan (sepuluh) tahun penyimpanan buku, catatan,
atau pencatatan adalah sesuai dengan dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan
ketentuan yang mengatur mengenai batas atau pencatatan adalah sesuai dengan
daluwarsa penetapan pajak. ketentuan yang mengatur mengenai batas
daluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk yang
diselenggarakan secara program aplikasi on-
line harus dilakukan dengan memperhatikan
faktor keamanan, kelayakan, dan kewajaran
penyimpanan.
12 Bentuk dan tata cara pencatatan sebagaimana 12 Bentuk dan tata cara pencatatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau
Keputusan Direktur Jenderal Pajak. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama
digunakan dalam metode pembukuan dengan digunakan dalam metode pembukuan dengan
tahun-tahun sebelumnya, untuk mencegah tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah
penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas
dalam metode pembukuan misalnya dalam dalam metode pembukuan misalnya dalam
penerapan: penerapan:
Penjelasan Penjelasan
Pada dasarnya metode-metode pembukuan Pada dasarnya metode pembukuan yang dianut
yang dianut harus taat asas, yaitu harus sama harus taat asas, yaitu harus sama dengan
dengan tahun-tahun sebelumnya, misalnya tahun-tahun sebelumnya, misalnya dalam hal
dalam hal penggunaan metode pengakuan penggunaan metode pengakuan penghasilan
penghasilan dan biaya (metode kas atau dan biaya (metode kas atau akrual), metode
akrual), metode penyusutan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap, dan metode penilaian
metode penilaian persediaan dan sebagainya. persediaan. Namun, perubahan metode
Namun demikian, perubahan metode pembukuan masih dimungkinkan dengan syarat
pembukuan masih dimungkinkan dengan telah mendapat persetujuan dari Direktur
syarat telah mendapat persetujuan dari Jenderal Pajak. Perubahan metode pembukuan
Direktur Jenderal Pajak. Perubahan metode harus diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak
pembukuan harus diajukan kepada Direktur sebelum dimulainya tahun buku yang
Jenderal Pajak sebelum dimulainya tahun buku bersangkutan dengan menyampaikan alasan
yang bersangkutan dengan menyampaikan yang logis dan dapat diterima serta akibat yang
alasan-alasan yang logis dan dapat diterima mungkin timbul dari perubahan tersebut.
serta akibat-akibat yang mungkin timbul dari
perubahan tersebut.
Perubahan metode pembukuan akan
mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat
Perubahan metode pembukuan akan asas yang dapat meliputi perubahan metode
mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat dari kas ke akrual atau sebaliknya atau
asas yang dapat meliputi perubahan metode perubahan penggunaan metode pengakuan
dari kas ke akrual atau sebaliknya atau penghasilan atau pengakuan biaya itu sendiri,
perubahan penggunaan metode pengakuan misalnya dalam metode pengakuan biaya yang
penghasilan atau pengakuan biaya itu sendiri. berkenaan dengan penyusutan aktiva tetap
Misalnya dalam metode pengakuan biaya yang dengan menggunakan metode penyusutan
berkenaan dengan penyusutan aktiva tetap tertentu.
dengan menggunakan metode penyusutan
tertentu.
Contoh:
Contoh:
Wajib Pajak dalam tahun 2008 menggunakan
metode penyusutan garis lurus atau straight
Wajib Pajak dalam tahun 2002 menggunakan line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib
metode penyusutan garis lurus atau straight Pajak bermaksud mengubah metode
line method. Dalam tahun 2003 Wajib Pajak penyusutan aktiva dengan menggunakan
bermaksud mengubah metode penyusutan metode penyusutan saldo menurun atau
aktiva dengan menggunakan metode declining balance method, Wajib Pajak harus
penyusutan saldo menurun atau declining minta persetujuan terlebih dahulu kepada
balance method. Direktur Jenderal Pajak yang diajukan sebelum
dimulainya tahun buku 2009 dengan
menyebutkan alasan dilakukannya perubahan
Untuk keperluan tersebut, Wajib Pajak harus
metode penyusutan dan akibat dari perubahan
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
tersebut.
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan sebelum
dimulainya tahun buku 2003 dengan
menyebutkan alasan-alasan dilakukannya Selain itu, perubahan periode tahun buku juga
perubahan metode penyusutan dan akibat dari berakibat berubahnya jumlah penghasilan atau
perubahan tersebut. kerugian Wajib Pajak. Oleh karena itu,
perubahan tersebut juga harus mendapat
persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
Selain itu, perubahan periode tahun buku juga
berakibat berubahnya jumlah penghasilan atau
kerugian Wajib Pajak, oleh karena itu Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
perubahan tersebut juga harus mendapat kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan
persetujuan Direktur Jenderal Pajak. tahun buku yang tidak sama dengan tahun
kalender.
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
takwim (tahun kalender) kecuali Wajib Pajak Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun buku
menggunakan tahun buku yang tidak sama yang tidak sama dengan tahun kalender,
dengan tahun takwim. penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan
menggunakan tahun yang di dalamnya
termasuk 6 (enam) bulan pertama atau lebih.
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun buku
yang tidak sama dengan tahun takwim, maka
penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan Contoh:
menggunakan tahun yang di dalamnya
termasuk 6 (enam) enam bulan pertama atau
a. Tahun buku 1 Juli 2008 sampai
lebih.
dengan 30 Juni 2009 adalah Tahun Pajak
2008.
Contoh:
b. Tahun buku 1 Oktober 2008 sampai
a. Pembukuan 1 Juli 2002 sampai dengan 30 September 2009 adalah
dengan 30 Juni 2003, tahun pajaknya Tahun Pajak 2009.
adalah tahun 2002.
Penjelasan Penjelasan
Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pasal
Pasal 1 angka 26. Pengaturan dalam ayat ini 1 angka 29. Pengaturan dalam ayat ini
dimaksudkan agar dari pembukuan tersebut dimaksudkan agar berdasarkan pembukuan
dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang.
Selain dapat dihitung besarnya Pajak
Penghasilan, pajak-pajak lainnya juga harus Selain dapat dihitung besarnya Pajak
dapat dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Pajak
atas Barang Mewah dapat dihitung dengan Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
benar maka pembukuan harus mencatat juga Barang Mewah dapat dihitung dengan benar,
jumlah harga perolehan atau nilai impor, pembukuan harus mencatat juga jumlah harga
jumlah harga jual atau nilai ekspor, jumlah perolehan atau nilai impor, jumlah harga jual
harga jual dari barang yang dikenakan Pajak atau nilai ekspor, jumlah harga jual dari barang
Penjualan Atas Barang Mewah, jumlah yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang
pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Mewah, jumlah pembayaran atas pemanfaatan
Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar
di dalam Daerah Pabean dan atau daerah pabean di dalam daerah pabean
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
Pabean di dalam Daerah Pabean, jumlah Pajak luar daerah pabean di dalam daerah pabean,
Masukan yang dapat dikreditkan dan yang jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
tidak dapat dikreditkan. dan yang tidak dapat dikreditkan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang
yang melakukan kegiatan usaha dan melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan
pekerjaan bebas meliputi peredaran atau bebas meliputi peredaran atau penerimaan
penerimaan bruto dan penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya,
penghasilan lainnya, sedangkan bagi mereka sedangkan bagi mereka yang semata-mata
yang semata-mata menerima penghasilan dari menerima penghasilan dari luar usaha dan
luar usaha dan pekerjaan bebas pekerjaan bebas, pencatatannya hanya
pencatatannya hanya mengenai penghasilan mengenai penghasilan bruto, pengurang, dan
bruto, pengurang, dan penghasilan neto yang penghasilan neto yang merupakan objek Pajak
merupakan objek Pajak Penghasilan. Penghasilan.
Di samping itu pencatatan meliputi pula Di samping itu, pencatatan meliputi pula
penghasilan yang bukan objek pajak dan atau penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau
yang dikenakan pajak yang bersifat final. yang dikenai pajak yang bersifat final.
10 Dikecualikan dari kewajiban 10 Dihapus.
menyelenggarakan pembukuan dan
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang tidak wajib menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan.
Penjelasan
Cukup jelas
11 Buku-buku, catatan-catatan, dokumen- 11 Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi
dokumen yang menjadi dasar pembukuan dasar pembukuan atau pencatatan dan
atau pencatatan dan dokumen lain wajib dokumen lain termasuk hasil pengolahan
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di data dari pembukuan yang dikelola secara
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di elektronik atau secara program aplikasi
tempat tinggal bagi Wajib Pajak orang pribadi, on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
atau di tempat kedudukan bagi Wajib Pajak tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan
badan. atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi,
atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.
Penjelasan
Penjelasan
Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen termasuk hasil pengolahan data Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang
elektronik yang menjadi dasar pembukuan diselenggarakan secara program aplikasi on-
atau pencatatan harus disimpan selama 10 line dan hasil pengolahan data elektronik yang
(sepuluh) tahun di Indonesia, dengan maksud menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
agar apabila Direktur Jenderal Pajak akan harus disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di
mengeluarkan surat ketetapan pajak, bahan Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar apabila
pembukuan atau pencatatan yang diperlukan Direktur Jenderal Pajak akan mengeluarkan
masih tetap ada dan dapat segera disediakan. surat ketetapan pajak, bahan pembukuan atau
Kurun waktu 10 (sepuluh) tahun penyimpanan pencatatan yang diperlukan masih tetap ada
buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen- dan dapat segera disediakan. Kurun waktu 10
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau (sepuluh) tahun penyimpanan buku, catatan,
pencatatan adalah sesuai dengan ketentuan dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan
yang mengatur mengenai batas daluwarsa atau pencatatan adalah sesuai dengan
penetapan pajak. ketentuan yang mengatur mengenai batas
daluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk yang
diselenggarakan secara program aplikasi on-
line harus dilakukan dengan memperhatikan
faktor keamanan, kelayakan, dan kewajaran
penyimpanan.
12 Bentuk dan tata cara pencatatan sebagaimana 12 Bentuk dan tata cara pencatatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau
Keputusan Direktur Jenderal Pajak. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
a
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 31 tata cara pemeriksaan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
b.badan dalam pembubaran atau pailit oleh b.badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
orang atau badan yang dibebani untuk
melakukan pemberesan;
c.badan dalam pembubaran oleh orang atau
badan yang ditugasi untuk melakukan
c.suatu warisan yang belum terbagi oleh salah pemberesan;
seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau
yang mengurus harta peninggalannya;
badan dalam likuidasi oleh likuidator;
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini menegaskan bahwa wakil dari Wajib Ayat ini menegaskan bahwa wakil Wajib Pajak
Pajak yang diatur dalam Undang-undang ini yang diatur dalam Undang-Undang ini
bertanggungjawab secara pribadi atau secara bertanggung jawab secara pribadi atau secara
renteng atas pembayaran pajak yang terutang. renteng atas pembayaran pajak yang terutang.
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini memberikan kelonggaran dan Ayat ini memberikan kelonggaran dan
kesempatan bagi Wajib Pajak untuk minta kesempatan bagi Wajib Pajak untuk meminta
bantuan pihak lain yang memahami masalah bantuan pihak lain yang memahami masalah
perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas
namanya membantu melaksanakan hak dan namanya, membantu melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak. kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang
dalam menentukan kebijaksanaan dan atau dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
kegiatan perusahaan, misalnya berwenang kegiatan perusahaan, misalnya berwenang
menandatangani kontrak dengan pihak ketiga, menandatangani kontrak dengan pihak ketiga,
menandatangani cek, dan sebagainya, walaupun menandatangani cek, dan sebagainya walaupun
orang tersebut tidak tercantum namanya dalam orang tersebut tidak tercantum namanya dalam
susunan pengurus yang tertera dalam akte susunan pengurus yang tertera dalam akte
pendirian maupun akte perubahan, termasuk pendirian maupun akte perubahan, termasuk
dalam pengertian pengurus. Ketentuan dalam dalam pengertian pengurus. Ketentuan dalam
ayat ini berlaku pula bagi Komisaris dan ayat ini berlaku pula bagi komisaris dan
pemegang saham mayoritas atau pengendali. pemegang saham mayoritas atau pengendali.
Penjelasan
Sesuai dengan prinsip beban pembayaran pajak
untuk Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah
pada pembeli atau konsumen barang atau
penerima jasa. Oleh karena itu sudah seharusnya
apabila pembeli atau konsumen barang dan
penerima jasa bertanggung jawab renteng atas
pembayaran pajak yang terutang apabila ternyata
bahwa pajak yang terutang tersebut tidak
dapat ditagih kepada penjual atau pemberi jasa
dan pembeli atau penerima jasa tidak dapat
menunjukkan bukti telah melakukan pembayaran
pajak kepada penjual atau pemberi jasa.
Penjelasan Penjelasan
Setiap pejabat baik petugas pajak maupun Setiap pejabat, baik petugas pajak maupun
mereka yang melakukan tugas di bidang mereka yang melakukan tugas di bidang
perpajakan, dilarang mengungkapkan perpajakan dilarang mengungkapkan kerahasiaan
kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut Wajib Pajak yang menyangkut masalah
masalah perpajakan, antara lain: perpajakan, antara lain:
a.Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan a.Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan
lain-lain yang dilaporkan oleh Wajib Pajak; lain-lain yang Surat dilaporkan oleh Wajib Pajak;
b.data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan b.data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan
pemeriksaan; pemeriksaan;
c.dokumen dan atau data yang diperoleh dari c.dokumen dan/atau data yang diperoleh dari
pihak ketiga yang bersifat rahasia; pihak ketiga yang bersifat rahasia;
d.dokumen dan atau rahasia Wajib Pajak sesuai d.dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkenaan. undangan yang berkenaan.
2 Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 2 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku juga terhadap tenaga ahli yang ditunjuk berlaku juga terhadap tenaga ahli yang ditunjuk
oleh Direktur Jenderal Pajak untuk membantu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk membantu
dalam pelaksanaan ketentuan peraturan dalam pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. perundang-undangan perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Para ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, Para ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, dan
pengacara, dan sebagainya yang ditunjuk oleh pengacara yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Direktur Jenderal Pajak untuk membantu Pajak untuk membantu pelaksanaan undang-
pelaksanaan undang-undang perpajakan, adalah undang perpajakan adalah sama dengan petugas
sama dengan petugas pajak yang dilarang pula pajak yang dilarang pula untuk mengungkapkan
untuk mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak kerahasiaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). pada ayat (1).
2a Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana 2a Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah : dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah:
a.Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai a.pejabat dan tenaga ahli yang bertindak
saksi atau saksi ahli dalam sidang pengadilan. sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang
pengadilan; atau
b.Pejabat dan tenaga ahli yang memberikan
keterangan kepada pihak lain yang b.pejabat dan/atau tenaga ahli yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. ditetapkan Menteri Keuangan untuk
memberikan keterangan kepada pejabat
lembaga negara atau instansi Pemerintah
Penjelasan
yang berwenang melakukan pemeriksaan
dalam bidang keuangan negara.
Yang dimaksud dengan pihak lain antara lain
lembaga negara atau instansi pemerintah yang
Penjelasan
berwenang melakukan pemeriksaan di bidang
keuangan negara. Dalam pengertian keterangan
yang dapat diberitahukan, antara lain identitas Keterangan yang dapat diberitahukan adalah
Wajib Pajak dan informasi yang bersifat umum identitas Wajib Pajak dan informasi yang bersifat
tentang perpajakan. umum tentang perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Untuk kepentingan negara, misalnya dalam Untuk kepentingan negara, misalnya dalam
rangka penyidikan, penuntutan atau dalam rangka penyidikan, penuntutan, atau dalam
rangka mengadakan kerja sama dengan instansi rangka mengadakan kerja sama dengan instansi
pemerintah lainnya, keterangan atau bukti tertulis pemerintah lain, keterangan atau bukti tertulis
dari atau tentang Wajib Pajak dapat diberikan dari atau tentang Wajib Pajak dapat diberikan
atau diperlihatkan kepada pihak tertentu yang atau diperlihatkan kepada pihak tertentu yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan. ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Dalam surat izin yang diterbitkan oleh Menteri Dalam surat izin yang diterbitkan oleh Menteri
Keuangan harus dicantumkan nama Wajib Pajak, Keuangan harus dicantumkan nama Wajib Pajak,
nama pihak yang ditunjuk dan nama pejabat atau nama pihak yang ditunjuk, dan nama pejabat,
ahli atau tenaga ahli yang diizinkan untuk ahli, atau tenaga ahli yang diizinkan untuk
memberikan keterangan atau memperlihatkan memberikan keterangan atau memperlihatkan
bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak. bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak.
Pemberian izin tersebut dilakukan secara terbatas Pemberian izin tersebut dilakukan secara terbatas
dalam hal-hal yang dipandang perlu oleh Menteri dalam hal-hal yang dipandang perlu oleh Menteri
Keuangan. Keuangan.
4 Untuk kepentingan pemeriksaan di Pengadilan 4 Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan
dalam perkara pidana atau perdata atas dalam perkara pidana atau perdata, atas
permintaan Hakim sesuai dengan Hukum Acara permintaan Hakim sesuai dengan Hukum Acara
Pidana dan Hukum Acara Perdata, Menteri Pidana dan Hukum Acara Perdata, Menteri
Keuangan dapat memberi izin tertulis untuk Keuangan dapat memberi izin tertulis kepada
meminta kepada pejabat sebagaimana dimaksud pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada
dimaksud dalam ayat (2), bukti tertulis dan ayat (2), untuk memberikan dan
keterangan Wajib Pajak yang ada padanya. memperlihatkan bukti tertulis dan keterangan
Wajib Pajak yang ada padanya.
Penjelasan
Penjelasan
Untuk melaksanakan pemeriksaan di sidang
pengadilan dalam perkara pidana atau perdata Untuk melaksanakan pemeriksaan pada sidang
yang berhubungan dengan masalah perpajakan, pengadilan dalam perkara pidana atau perdata
demi kepentingan peradilan Menteri Keuangan yang berhubungan dengan masalah perpajakan,
memberikan izin pembebasan atas kewajiban demi kepentingan peradilan, Menteri Keuangan
kerahasiaan kepada pejabat pajak dan para ahli memberikan izin pembebasan atas kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat kerahasiaan kepada pejabat pajak dan para ahli
(2), atas permintaan tertulis Hakim ketua sidang. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) atas permintaan tertulis hakim ketua sidang.
5 Permintaan Hakim sebagaimana dimaksud dalam 5 Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), harus menyebutkan nama tersangka ayat (4) harus menyebutkan nama tersangka
atau nama tergugat, keterangan-keterangan yang atau nama tergugat, keterangan yang diminta,
diminta serta kaitan antara perkara pidana atau serta kaitan antara perkara pidana atau perdata
perdata yang bersangkutan dengan keterangan yang bersangkutan dengan keterangan yang
yang diminta tersebut. diminta.
Penjelasan Penjelasan
Maksud dari ayat ini adalah merupakan Ayat ini merupakan pembatasan dan penegasan
pembatasan dan penegasan, bahwa keterangan bahwa keterangan perpajakan yang diminta
perpajakan yang diminta tersebut adalah hanya hanya mengenai perkara pidana atau perdata
mengenai perkara pidana atau perdata tentang tentang perbuatan atau peristiwa yang
perbuatan atau peristiwa yang menyangkut menyangkut bidang perpajakan dan hanya
bidang perpajakan dan hanya terbatas pada terbatas pada tersangka yang bersangkutan.
tersangka yang bersangkutan.
Penjelasan
Untuk menjalankan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, atas permintaan
tertulis Direktur Jenderal Pajak, pihak ketiga yaitu Untuk menjalankan ketentuan peraturan
bank, akuntan publik, notaris, konsultan pajak, perundang-undangan perpajakan, atas permintaan
kantor administrasi, dan pihak ketiga lainnya yang tertulis Direktur Jenderal Pajak, pihak ketiga yaitu
mempunyai hubungan dengan kegiatan usaha bank, akuntan publik, notaris, konsultan pajak,
Wajib Pajak yang diperiksa atau disidik, harus kantor administrasi, dan pihak ketiga lainnya yang
memberikan keterangan atau bukti-bukti yang mempunyai hubungan dengan kegiatan usaha
diminta pejabat Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan pajak atau
penagihan pajak atau penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan harus memberikan keterangan
atau bukti-bukti yang diminta.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 1b Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak
1 (satu) kali.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 1c Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling
lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima,
harus memberi keputusan atas permohonan
yang diajukan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 1d Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1c) telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dianggap dikabulkan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 1e Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal
Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk
menolak atau mengabulkan sebagian permohonan
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1c).
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tata cara pengurangan, penghapusan, atau 2 Ketentuan pelaksanaan ayat (1), ayat (1a),
pembatalan utang pajak sebagaimana dimaksud ayat (1b), ayat (1c), ayat (1d), dan ayat (1e)
dalam ayat (1), diatur dengan Keputusan Menteri diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Keuangan. Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Dalam rangka mengamankan penerimaan negara
dan meningkatkan profesionalisme pegawai pajak
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada dalam melaksanakan ketentuan undang-undang
Wajib Pajak dan meningkatkan kemampuan perpajakan, terhadap pegawai pajak yang dengan
petugas pajak maka terhadap petugas pajak yang sengaja menghitung atau menetapkan pajak yang
menghitung atau menetapkan pajak yang tidak tidak sesuai dengan undang-undang sehingga
sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang mengakibatkan kerugian pada pendapatan negara
berlaku sehingga menimbulkan kerugian negara, dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2 Tidak ada 2 Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya
dengan sengaja bertindak di luar
kewenangannya yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, dapat
diadukan ke unit internal Departemen
Keuangan yang berwenang melakukan
pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti
melakukannya dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Pegawai pajak yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri secara melawan
hukum dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang untuk
memberikan sesuatu, untuk membayar atau
menerima pembayaran, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan perubahannya.
Penjelasan
Cukup jelas
5 Tidak ada 5 Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara
perdata maupun pidana, apabila dalam
melaksanakan tugasnya didasarkan pada iktikad
baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Pegawai Direktorat Jenderal Pajak wajib
mematuhi kode etik pegawai Direktorat Jenderal
Pajak.
Penjelasan
Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Pengawasan pelaksanaan dan penampungan
pengaduan pelanggaran kode etik pegawai
Direktorat Jenderal Pajak dilaksanakan oleh Komite
Kode Etik yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 2 Wajib Pajak orang pribadi yang secara sukarela
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak paling lama 1 (satu) tahun
setelah berlakunya Undang-Undang ini diberikan
penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang
tidak atau kurang dibayar untuk Tahun Pajak
sebelum diperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan
tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali terdapat
data atau keterangan yang menyatakan bahwa
Surat Pemberitahuan yang disampaikan Wajib Pajak
tidak benar atau menyatakan lebih bayar.
Penjelasan
Cukup jelas
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, dipidana dengan pidana pendapatan negara dan perbuatan tersebut
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau merupakan perbuatan setelah perbuatan yang
denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak pertama kali sebagaimana dimaksud dalam
terutang yang tidak atau kurang dibayar Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 (satu) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah
Penjelasan
pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar, atau dipidana kurungan paling
Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1
dilakukan oleh Wajib Pajak, sepanjang menyangkut (satu) tahun.
tindakan administrasi perpajakan dikenakan sanksi
administrasi, sedangkan yang menyangkut tindak
Penjelasan
pidana di bidang perpajakan, dikenakan sanksi
pidana. Perbuatan atau tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal ini bukan merupakan Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang
pelanggaran administrasi tetapi merupakan tindak dilakukan oleh Wajib Pajak, sepanjang menyangkut
pidana. tindakan administrasi perpajakan, dikenai sanksi
administrasi dengan menerbitkan surat ketetapan
pajak atau Surat Tagihan Pajak, sedangkan yang
Dengan adanya sanksi pidana tersebut, diharapkan
menyangkut tindak pidana di bidang perpajakan
tumbuhnya kesadaran Wajib Pajak untuk mematuhi
dikenai sanksi pidana.
kewajiban perpajakan seperti yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam pasal ini bukan merupakan pelanggaran
Kealpaan yang dimaksud dalam Pasal ini berarti
administrasi melainkan merupakan tindak pidana di
tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang
bidang perpajakan.
mengindahkan kewajibannya, sehingga perbuatan
tersebut menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara. Dengan adanya sanksi pidana tersebut, diharapkan
tumbuhnya kesadaran Wajib Pajak untuk mematuhi
kewajiban perpajakan seperti yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud i. tidak menyetorkan pajak yang telah
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja dipotong atau dipungut
dikenakan sanksi yang berat mengingat pentingnya
peranan penerimaan pajak dalam penerimaan sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
negara. pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Penjelasan
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud r. tidak menyetorkan pajak yang telah
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja dipotong atau dipungut
dikenakan sanksi yang berat mengingat pentingnya
peranan penerimaan pajak dalam penerimaan sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
negara. pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja pada ayat ini yang dilakukan dengan sengaja
dikenakan sanksi yang lebih berat dibanding dikenai sanksi yang lebih berat dibandingkan
dengan perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan perbuatan atau tindakan yang dilakukan
karena kealpaan, agar pejabat yang bersangkutan karena kealpaan agar pejabat yang bersangkutan
lebih berhati-hati untuk tidak melakukan lebih berhati-hati untuk tidak melakukan perbuatan
perbuatan mebocorkan rahasia Wajib Pajak. membocorkan rahasia Wajib Pajak.
3 Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) hanya dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya
dilakukan atas pengaduan orang yang dilakukan atas pengaduan orang yang
kerahasiaannya dilanggar. kerahasiaannya dilanggar.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan
tidak terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10
(sepuluh) bulan atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Penjelasan
Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Setiap orang yang dengan sengaja tidak
memberikan data dan informasi yang diminta oleh
Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35A ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan atau
denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah).
Penjelasan
Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Setiap orang yang dengan sengaja
menyalahgunakan data dan informasi perpajakan
sehingga menimbulkan kerugian kepada negara
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Yang dipidana karena melakukan perbuatan tindak Yang dipidana karena melakukan perbuatan tindak
pidana di bidang perpajakan tidak terbatas pada pidana di bidang perpajakan tidak terbatas pada
Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, kuasa Wajib Pajak, Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, kuasa Wajib Pajak,
atau pegawai Wajib Pajak, namun juga terhadap pegawai Wajib Pajak, Akuntan Publik, Konsultan
mereka yang menyuruh melakukan, yang turut Pajak, atau pihak lain, tetapi juga terhadap mereka
serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang yang menyuruh melakukan, yang turut serta
membantu melakukan tindak pidana di bidang melakukan, yang menganjurkan, atau yang
perpajakan. membantu melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan.
2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41A
41A dan Pasal 41B berlaku juga bagi yang dan Pasal 41B berlaku juga bagi yang menyuruh
menyuruh melakukan, yang menganjurkan, atau melakukan, yang menganjurkan, atau yang
yang membantu melakukan tindak pidana di membantu melakukan tindak pidana di bidang
bidang perpajakan. perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Apabila dari bukti permulaan ditemukan unsur
tindak pidana korupsi, pegawai Direktorat Jenderal
Pajak yang tersangkut wajib diproses menurut
ketentuan hukum Tindak Pidana Korupsi.
Penjelasan
Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Tata cara pemeriksaan bukti permulaan tindak
pidana di bidang perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari c. meminta keterangan dan bahan bukti dari
orang pribadi atau badan sehubungan orang pribadi atau badan sehubungan dengan
dengan tindak pidana di bidang tindak pidana di bidang perpajakan;
perpajakan;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen
d. memeriksa buku-buku, catatan- lain berkenaan dengan tindak pidana di
catatan, dan dokumen-dokumen lain bidang perpajakan;
berkenaan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan; e. melakukan penggeledahan untuk
mendapatkan bahan bukti pembukuan,
e. melakukan penggeledahan untuk pencatatan, dan dokumen lain, serta
mendapatkan bahan bukti pembukuan, melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
pencatatan, dan dokumen-dokumen tersebut;
lain, serta melakukan penyitaan
terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam di bidang perpajakan;
rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang
seseorang meninggalkan ruangan atau
g. menyuruh berhenti dan atau melarang tempat pada saat pemeriksaan sedang
seseorang meninggalkan ruangan atau berlangsung dan memeriksa identitas orang,
tempat pada saat pemeriksaan sedang benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
berlangsung dan memeriksa identitas
orang dan atau dokumen yang dibawa h. memotret seseorang yang berkaitan dengan
sebagaimana dimaksud pada huruf tindak pidana di bidang perpajakan;
e;
i. memanggil orang untuk didengar
h. memotret seseorang yang berkaitan keterangannya dan diperiksa sebagai
dengan tindak pidana di bidang
perpajakan; tersangka atau saksi;
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Pasal II
Pasal II
1. Terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan Tahun Pajak 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2007 yang
belum diselesaikan, diberlakukan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2000.
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, daluwarsa penetapan untuk Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, selain penetapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) atau Pasal 15 ayat (4), berakhir paling lama pada akhir Tahun
Pajak 2013.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 17 Juli 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 jULI 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,