PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Infark miocardium akut adalah suatu kesatuan kematian jaringan otot jantung
akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi secara
mendadak. Penyebab paling sering adalah adanya sumbatan pembuluh jantung.
Sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard,
(setianto,at.al.,2003)
Infark miocard akut ( IMA ) adalah kematian jaringan miocard akibat aliran
darah ke otot jantung terganggu ( s.harun, ilmu penyakit dalam edisi ke 3 FK UI, hal
1098 ).
2.2 Etiologi
Intinya IMA terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel sel jantung
tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut
diantaranya:
2. Faktor sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran perdaran darah dari jantung
keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak
akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang dipompakan.
Kondisi yang menyebabkan ganguan pada sirkulasi diantaranya hipotensi.
Stenosis maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta,
mitrlatis,maupun trikuspidalis ) menyebabkan menurunnya cardiac out put
(COP). Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan sirkulasi
menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan
adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung.
3. Faktor darah
Darah merupakan pengangkat oksgigen menuju saluran bagian tubuh.
Jika daya angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan
(pembuluh darah) dan pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup
membantu. Hal – hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut
darah antara lain: anemia, hipoksemia, dan polistemia.
b. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi
diantaranya dengan meningkatnya denyut jantung untuk meningkatkan COP.
Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung,
mekanismekompensasi justru pada akhirnya makin memperberat kondisinya
karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksgen
tidak bertambah.
Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan
oksigen muncul akan memicu terjadinya infark. Misalnya: aktivitas berlebihan,
emosi, makan, terlalu banyak dll. Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya
infark karena semakin banyak sel yang harus di suplaioksigen, sedangkan
asupan oksigen menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektif.
IMA terjadi ketika kekurangan oksigen yang terjadi berlangsung cukup lama
yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang
ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan terhenti berkontraksi
selamanya.
Kekurangan oksigen yang terjadi paling banyak di sebabkan oleh penyakit arteri
coronari arteri disiase (CAD). Penyakit ini terdapat materi lemak yang telah
terbentuk dalam beberapa tahun di dalam lumen arteri coronaria (arteri yang
mensuplay darah dan oksigen pada jantung). Plaque dapat rupture sehingga
menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque. Jika bekuan
menjadi cukup besar, maka bisa menghamat aliran darah baik total maupun
sebagian pada arteri koroner.
Spasme yang terjadi bisa di picu oleh beberapa hal antara lain:
mengkonsumsi obat-obatan tertentu; stres emosional; merokok; dan paparan
suhu dingin yang ekstrim. Spasme bisa terjadi pada pembulu darah yang
mengalami aterosklerotik sehingga bias menimbulkan infark jika terlambat dalam
penanganannya.
Letak infark di tentukan juga oleh letak sumbatan anterior coroner yang
mensuplai darah ke jantung. Terdapat dua arteri coroner besar yaitu areteri
coroner kanan dan kiri,kemudian arteri korenor kiri bercabang menjadi dua yaitu
desenden anterior dan arteri sirkupeks kiri . arteri koronaria desenden anterior kiri
berjalan melalui bawah anterior dinding kea rah afeks jantung. Bagian ini
menyuplai aliran dua pertiga dari septum intraventrikel ,sebagian besar apeks
,dan ventrikel kiri anterior .
Sedangkan cabang sirkmpleks kiri berjalan dari coroner kearah dinding lateral
kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai meliputi antrium kiri, seluruh dinding
posterior,dan sepertiga septup intravertikel posterior. Selanjutnya arteri coroner
kanan berjalan dari aorta sisi kanan arteri pulmonal kearah dinding lateral kanan
sampai ke posterior jantung. Bagian jantung yang disuplai meliputi : atrium kanan
,ventrikel kanan,nodus SA,nodus AV ,septum interventrikel posterior
superior,atrium kiri dan permukaan diagragmatik ventrikel kiri.
Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena maka infark bias
dibedakan menjadi infark transmural dan subendokardial. Kerusakan pada
seluruh lapisan mioardium disebut infark transmural,sedangkan jika hanya
mengenai lapisan bagian dalam saja disebut infark subendo kardial . infark otot
jantung akan mengurai fungsi ventrikel karena otot yang kematian jaringan akan
kehilangan daya kontraksinya begitupun otot yang mengalami iskemi . secara
fungsional infark otot jantung menyebabkan perubahan – perubahan sebagai
berikut :
Gangguan fungsional yang terjadi tergantung pada beberapa factor dibawah ini :
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya
kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung
lebih lama dari angina pectoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin. Kadang –
kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama
sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin,
berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan. Walaupun IMA dapat
merupakan manifestasi pertama penyakit jantung koroner namun bila anamnesis
dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-keluhan angina,
perasaan tidak enak di dada atau epigastrium.
Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan dapat normal. Dapat
ditemukan BJ yakni S2 yang pecah, paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi
basal menunjukkan adanya bendungan paru-paru. Takikardia, kulit yang pucat,
dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif lebih berat, kadang- kadang
ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding dada pada IMA
inferior.
Akan tetapi pada umumnya serangan IMA ini ditandai oleh beberapa hal berikut :
1. Nyeri Dada
Mayoritas pasien IMA (90%) datang dengan keluhan nyeri dada. Perbedaan
dengan nyeri pada angina adalah nyeri pada IMA lebih panjang yaitu minimal
30 menit, sedangkan pada angina kurang dari itu. Pada angina biasa nyeri
akan hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark tidak. Nyeri dan rasa
tertekan pada dda bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau
perasaan takut, meskipun IMA memiliki ciri nyeri yang khas yaitu menjalar ke
lengan kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada organ
tertentu nyeri yang tersa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada
manula/ penderita DM berkaitan dengn neuropathy.
2. Sesak Nafas
Sesak nafas disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir diastolic
ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan hiperventilasi.
Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya
disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
3. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas gagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya
lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infakinferior
juga bisa menyebabkan cegukan terlebih-lebih diberikan martin untuk rasa
sakitnya.
4. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau dari aritmia ventrikel, dan gejala akibat
emboli arteri (misal stroke, iskemia, ekstrimitas). Bila diperiksa, pasien sering
memperlihatkan wajah pucat bagai abu dengan berkeringat , kulit yang dingin
.Dalam beberapa jam, kondisi klinis pasien mulai membaik, tetapi demam
sering berkembang. Suhu meninggi untuk beberapa hari, sampai 102 derajat
Fahrenheid atau lebih tinggi, dan kemudian perlahan-lahan turun ,kembali
normal pada akhir dari minggu pertama.
2.5 Komplikasi
a. Aritmia
karena aritmia lazim ditemukan pada fase akut IMA,hal ini dapat pula
dipandang sebagai bagian perjalanan penyakit ima. Aritmia perlu di obati bila
menyebabakan gangguan hemodinamik, meninggkatkan kebutuhan oksigen
miokard dengan akibat mudahnya perluasan infack atau bila merupakan
predisposisi untuk terjadinya aritmia yang lebih gawat seperti takikardia
ventrikel, fibrilasi ventrikel atau asistol.
b. Bradikardi sinus
umumnya disebabkan oleh vakotonia dan sering menyertai IMA inferior atau
posterior. Bila hal ini menyebabkan keluhan hipotensi, gagal jantung atau bila
disertai peningkatan intabilitas ventrikel diberi pengobatan dengan sulfas
atropin intravena.
c. Iramanodal
Iramanodal umumnya timbul karena protektiv escap mechanism dan tidak
perlu di obati, kecuali bila amat lambat serta menyebabkan gangguan
hemodinamik. dalam hal terkahir ini dapat di beri atropine atau dipasang pacu
jantung temporer.
d. Asistolik
pada keadaan ini harus segera dilakukan resusitas kardio pulmonal serebral
dan di pasang pacu jantung transtorakal. Harus dibedakan dengan fibrilasi
ventrikel halus karena pada hal ini defribrilasi dapat menolong. Pemberian
adrenalin dan kalsium klorida atau kalsium glukonas harus di coba.
e. Takikardi sinus
Takikardi sinus ditemukan pada sebagian kasus IMA dan umumnya sekunder
akibat peningkatan tonus saraf simpatis, gagal jantung nyeri dada, pericarditis
dll. Pengombatan ditujukan kepada kelainan dasar. Takikardi sinus yang
menetap akan meningkatkan kebutuhan oksigen miokard dan menyebab
perluasan infark.
a. EKG (electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan
menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan
mengubah sekmen ST menyebabkan depresi ST.
c. Test radiologi
A PENGKAJIAN
a. Pengkajian Identitas
Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor
register, pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan yang berhubungan
dengan stress atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan.
Identitas tersebut digunakan untuk membedakan antara pasien yang satu
dengan yang lain dan untuk mementukan resiko penyakit jantung koroner
yaitu laki-laki umur di atas 35 tahun dan wanita lebih dari 50 tahun (William C
Shoemarker, 2011 : 143)
c. Keluhan Utama
Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada dada substernal, yang
rasanya tajam dan menekan sangat nyeri, terus menerus dan dangkal. Nyeri
dapat menyebar ke belakang sternum sampai dada kiri, lengan kiri, leher,
rahang, atau bahu kiri. Nyeri miokard kadang-kadang sulit dilokalisasi dan
nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak hilang dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin (Ni Luh Gede Y, 2011 : 94)
Pada pasien infark miokard akut mengeluh nyeri pada bagian dada yang
dirasakan lebih dari 30 menit, nyeri dapat menyebar samapi lengan kiri,
rahang dan bahu yang disertai rasa mual, muntah, badan lemah dan pusing.
(Ni Luh Gede Y, 2011 : 94)
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada klien infark miokard akut perlu dikaji mungkin pernah mempunyai
riwayat diabetes mellitus, karena diabetes mellitus terjadi hilangnya sel
endotel vaskulerberakibat berkurangnya produksi nitri oksida sehingga terjadi
spasme otot polos dinding pembuluh darah.
g. Riwayat Psikososial
Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis yang sering muncul
pada klien dan keluarga. Hal ini terjadi karena rasa sakit, yang dirasakan oelh
klien. Peubhan psikologis tersebut juga muncul akibat kurangnya
pengetahuan terhadap penyebab, proses dan penanganan penyakit infark
miokard akut. Hal ini terjadi dikarenakan klien kurang kooperatif dengan
perawat. (Ni Luh Gede Y, 2011 : 94)
h. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tanda-Tanda Vital
a. Sistem Persyarafan
b. Sistem Penglihatan
c. Sistem Pernafasan
d. Sistem Pendengaran
e. Sistem Pencernaan
f. Sistem Perkemihan
g. Sistem Kardiovaskuler
Biasanya bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
h. Sistem Endokrin
i. Sistem Muskuluskeletal
j. Sistem Integumen
Pada pasien infark miokard akut turgor kulit menurun, kulit pucat,
sianosis. (Bararah dan Jauhar, 2013 : 123)
k. Sistem Reproduksi
Gelombang Q patologis
5. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, terapi pada kasus ini di tujukan untuk mengatasi nyeri
angina dengan cepat, intensif dan mencegah berlanjutnya iskemia serta
terjadinya infark miokard akut dan kematian mendadak. Oleh karena setiap
kasus berbeda derajat keparahan atau rriwayat penyakitnya, maka cara terapi
yang baik adalah individualisasi dan bertahap, dimulai dengan masuk rumah
sakit (ICCU) dan istirahat total (bed rest). (Huda Nurarif dan Kusuma, 2015 :
25)
B. Diagnosa Keperawatan
Batasan Karakteristik :
Perubahan frekuensi/irama jantung : aritmia, bradikardi, takikardi, perubahan
EKG, palpitasi.
c. Gangguan pertukaran gas yang b.d penurunan curah jantung yang ditunjukkan
oleh sianosis, pengisian kapiler yang terganggu, penurunan tekanan oksigen
arteri (PaO2), dan dyspnea.
Definisi : kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbon
dioksida pada membrane alveolar kapiler.
Batasan Karakteristik :
d. Ketakutan
Definisi : respon terhadap persepsi ancaman yang secara sadar dikenali
sebagai sebuah bahaya.
Batasan Karakteristik :
e. Konstipasi
Definisi : penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai oleh
kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap feses atau pengeluaran feses yang
kering, keras dan banyak.
Batasan Karakteristik :
C. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri
akut
Tujuan :
1. Memperlihatkan pengendalian nyeri
2. Menunjukkan tingkat nyeri
1. Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik
dan psikologis
2. Pengendalian nyeri :Tindakan individu untuk mengendalikan nyeri
3. Tingkat nyeri : Keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan
1. Menunjukkan nyeri
2. Menunjukkan tingkat
nyeri Intervensi NIC :
Aktivitas
Keperawatan
Pengkajian
Aktivitas Lain
Tujuan :
1. Menunjukkan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh efektivitas
pompa jantung.
2. Menunjukkan status sirkulasi, dibuktikan oleh indicator sebagai berikut :
gangguan ekstrem berat, sedang, ringan atau tidak mengalami gangguan
3. Status sirkulasi
Akivitas keperawatan
Pengkajian
Pentau denyut perifer, pengisian ulang kapiler, dan suhu serta warna
ektsremitas
Pantau asupan dan haluaran, haluaran urine dan berat badan pasien
jika perlu Pantau resistensi vaskuler sistemik dan paru, jika perlu
Auskultasi suara paru terhadap bunyi crakle atau suara napas
tambahan lainnya
2. Untuk hipotensi yang tiba – tiba, berat atau lama, pasang akses
intravena untuk pemberian cairan intravena atau obat untuk
meningkatkan tekanan darah
3. Hubungkan efek nilai laboratorium, oksigen, obat, aktivitas, ansietas
dan / atau nyeri pada disritmia
5. Ubah posisi pasien setiap dua jam atau pertahankan aktifitas lain yang
sesuai di butuhkan atau di butuhkan untuk menurunkan stasis sirkulasi
perifer
Tujuan :
Intervensi NIC
1. Kaji suara paru, frekuensi napas, kedalaman dan usaha napas dan
produksi sputum sebagai indicator keefektifan penggunaan alat penunjang
3. Pantau hasil gas darah (misalnya kadar PaO2 yang rendah, dan PaCO2
yang tinggi menunjukkan perburukan pernapasan)
lainnya
d. Ketakuta
n Tujuan
:
Kriteria hasil
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
2. Bantu klien membedakan antara ketakutan rsional dan yang tidak rasional
2. Tetap bersama pasien selama menghadapi situasi baru atau ketika pasien
merasa sangat ketakutan
6. Sering berikan penguatan verbal dan non verbal yang dapat membantu
menurunkan ketakutan pasien
e. Konstipasi Tujuan :
Noc
Kriteria hasil
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
1. Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan serat dan cairan dalam
diet
2. Minta program dari dokter untuk memberikan bantuan eliminasi,
seperti diet