Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

MODEL DAN TEORI KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen pembimbing : Vendi


Kelompok 6
1. Riki bayu permana
2. Alfian L putra
3. Grahita
4. Luluk badriyah
5. Siti arofah

Program Studi S1 keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM

TAMBAK BERAS, JOMBANG

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Komunitas II dengan judul “Teori dan Model
Keperawatan Keluarga”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jombang, 16 Oktober 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus


dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan
dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara
lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan
dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan
kebutuhan.

Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variabel-variabel utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat
dalam memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai
berikut:

1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola


hidup dan aktifitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami
keunikan klien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa
asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui model Dorothea E. Orem tentang perawatan diri


2. Untuk mengetahui teori Martha E. Rogers tentang manusia seutuhnya
3. Untuk mengetahui model Friedman
C. Manfaat
Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang teori dan model
keperawatan keluarga.

BAB II

PEMBAHASAN

A. MODEL DOROTHEA E. OREM

1. Model Konsep Keperawatan

Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self
Care (perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan
keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu
dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.

Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang
ada dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia
menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
dalam Teori Hierarkikebutuhan masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima
dasar kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum),
keamanan,cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Seseorang mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara
kesejahteraan, Self Care (perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku
secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial sebagai
hubungan interpersonal(hubungan antara satu individu dengan individu lain),
hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan interpesonal.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menuntukan conten (isi
pesan) melainkan juga menentukan relationship(hubungan). Self Care akan
meningkatkan harga diri seseorang dan dapat mempengaruhi dalam perubahan
(konsep diri). Konsep diri merupakan representasi fisik seseorang individu, pusat
inti dari “aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi.

Konsep terdiri dari ada lima komponen yaitu:

a. Gambaran Diri

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau
tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri
ini harusrealistis (nyata) karena lebih banyak seseorang menerima dan
menyukai tubuhnya akan lebih aman sehingga harga dirinya meningkat.
Perubahan pada tubuh seperti perkembangan payudara, perubahan
suara, menstruasi. Hal ini merupakan perubahan yang dapat
mempengaruhi gambaran diri seseorang.

b. Ideal Diri

Idel diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku


sesuai dengan standar pribadi. Standar ini dapat berhubungan dengan tipe
orang atau sejumlah aspirasi cita-cita nilai yang di capai. Ideal diri di
mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang di pengaruhi oleh orang-
orang penting yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada masa remaja,
ideal diri akan di bentuk melalui proses indentifikasipada orang tua, guru
dan teman. Ideal diri sebaiknya di tetapkan lebih tinggi dari kemampuan
individu saat ini tapi masih dalam batas yang dapat di capai. Ini di
perlukan oleh individu untuk memacu dirinya ketingkat yang lebih tinggi.

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribaditerhadap hasil yang di capai dengan


menganalisa seberapa jauh periluku memenuhi ideal diri. Harga diri yang
tinggi berakar dari penerimaan diri tanpa syuarat sebagai individu yang
berarti dan penting walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri di peroleh
dari penghargaan diri sendiri dan dari orang lain yaitu perasaan dicintai,
dihargai, dan dihormati.
d. Peran

Peran adalah pola sikap, prilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi di massyarakat dapat
menjadikan stressor terhadap peran karena stuktur sosial yang menimbulkan
kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.

e. Indentitas

Indentitas adalah kesadaran diri yang bersumber dari observasi dan


penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri terhadap
sebagai suatu kesatuan yang utuh seseorang yang mempuyai perasaan
indentitas yang diri kuat adalah seseorang yang memandang dirinya berbeda
dengan orang lain termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin, mempuyai
otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek diri mampu dan menguasai
diri, mengatur diri sendiri dan menerima diri.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan dalam


pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok kebutuhan dasar
yang terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara (oksigenasi) yang
mempunyai tiga tahap dalam proses oksigenasi yaitu , ventilasi (proses keluar dan
masuknya udara kedalam system pernapasan), perfusi dan difusi. Pemeliharaan
dalam pengambilan air, pemeliharaan dalam pegambilan makanan, pemeliharaan
kebutuhan, proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial,
kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat
dan kebutuhan dalam perkembangan kelompok sosial sesuai dengan potensi,
pengetahuan dan keinginan manusia.

2. Pengertian Keperawatan Menurut Orem

Menurutnya pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia


untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus-menerus untuk dapat
menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan
menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
3. Teori Keperawatan Orem

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan


kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem
mengembangkan tiga bentuk teoriSelf care di antaranya:

a. Perawatan Diri Sendiri ( Self Care )

Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi Self
Care itu sendiri, yang merupakan aktivitas daninisiatif dari individu serta
dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan
kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

1. Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan


perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

2. Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang


merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan
yang tepat.

3. Kebutuhan Self Caremerupakan suatu tindakan yang ditujukan pada


penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh.

b. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala


perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatanself care baik secara kualitas. Dalam pemenuhan
perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk
orang lain, sebagai pembimbing orang lain,memberi support , meningkatkan
pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang
lain.

Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek


dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah (contohnya,
masalah yang terjadi pada pasien atau keluarga yaitu masalah keuangan).
Menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan secara teratur bagi
pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan
sehari-hari dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu
memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial.

c. Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan


perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari
pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri
kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.
Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam sistem
pelayanan keperawatan diantaranya :

1) Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory system)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan


secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi
gerakan. Contohnya, pemberian bantuan pada pasien koma (penurunan
kesadaran akibat penyakit).

2) Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System )

Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja


dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal
seperti pada pasien yang post operasiabdomen dimana pasien ini memiliki
kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh
pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
Contohnya perawatan pada pasien post operasi apendikstomi(operasi
pembuangan total apendiks pada saluran pencernaan)dimana pasien tidak
memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan pada luka bekas operasi
tersebut.

3) Sistem Suportif dan Edukatif

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang


membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien
mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Contohpemberian pendidikan kesehatan pada ibu dan bapak (keluarga)
yang memerlukan informasitentang pengaturan kelahiran anak dengan
menggunakan kontasepsi(alat mencegah pembuahan).

4. Aplikasi Model Keperawatan Orem

Kasus :

Tn. J (50 th ) didiagnasis Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak


Tergantung Pada Insulin).Dia memiliki riwayat hipertensi dan seorang
perokok berat (30 batang/hari). Perawatan yang dapat diberikan kepada
Tn. J berdasarkan model keperawatan Orem adalah :

a. Udara (educative/supportif). Perawatan harus mampu memberikan


penjelasan Tn. J (50 tahun) tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan
merokok yaitu menghisap udara yang mengandung zat kimia aktif dari
rokok.

b. Air (enducative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan


adanya hydration-rist yang cukup dari polidipsia (sering haus) yang memicu
Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi dalam darah).

c. Activity and rest(adecative/supportif). Perawat menginformasikan pada


pasien tentang kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien DiabetesMelitus.

d. Elimination(educative/supportif) klien membutuhkan monitoringbagaimana


melakukan Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).
e. Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur pola
diet yang cocok untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes
Melitus serta mengontrol gula darah setelah makan.

f. Solitude and social interaction(partial compensatory) interaksi sosial dengan


perawat dapat memberikan perubahan interaksi dengan tingkah sosialyang
mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).

g. Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan


pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan
diambil oleh pasien pada penyakit yang dialaminya saat ini.

h. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat


membantu pasien untuk mengembalikandiri pada kehidupan normalpasien,
sehingga menjadi normal kembali.

5. Aplikasi Teori Orem

Kilen dewasa dengan diabetes militus menurut teori self careOrem


dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya
sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai
kesejahteraan.

Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari


faktor internal (dari dalam diri individu) dan eksternal(dari luar diri individu),
faktorinternal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status
perkawinan, agama, pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi
dukungan keluarga dan budaya masyarakan dimana klien tinggal.

Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang


bersifat kontinun atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan
mencapai kondisi yang sejahtera. Klien membutuhkan tiga kebutuhan self
care berdasarkan teori Orem yaitu:

a. Universal self care requisites(kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh)


kondisi yang seimbang.
b. Development self care requisites(kebutuhan perawatan diri pengembangan)
fungsi klien sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien
dengan Diabetes Melitus antara lain menimbulkan peningkatan dalam rasa
haus, peningkatanselera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang
lama penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan pada mata berakibat
mata kabur.

c. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan


kesehatan) penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik
(kumpulan penyakit akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat
menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi (tekanan
darah rendah) ,perubahansensorik (perubahan pada indera perasa), kejang-
kejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat) dan hemiparesis
(kelumpuhan separu badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami
penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi
kerharmonisan pasangan dalam melakukan hubungan intim(misal infeksi
vagina dan bagian tubuh lainnya).

Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien
dengan Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut
Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu
untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi
kemampuan klien.

6. Deskripsi Konsep Sentral Orem

a. Manusia

Suatu kesatuan yang di pandang sebagai fungsi secarabiologis


simbolik dan sosial sertaberinisiasi dan melakukan kegiatan
asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:

1. Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida

2. Air
3. Makanan

4. Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui

sekresi urin (air kencing) dan feses.

5. Kegiatan dan istirahat

6. Interaksi sosial

7. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan

8. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia

b. Masyarakat/lingkungan

Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistemterintegrasi (menyatu)


dan interaktif (iteraksi).

c. Kesehatan

Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang


berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik , interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan
tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan
merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan
berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual , gerakan untuk
memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan.
Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan , keberhasilan dalam usaha dan
sumber yang memadai.

d. Keperawatan

Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan


sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orangb dewasa, ketika mereka,
orang tua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap
pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau
mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk menolong sesama.
Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan mempuyai
tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta
tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia
dan lingkungannya.

B. TEORI MARTHA E. ROGERS

1. Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan


dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam
perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip
dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu
kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan
manusia.

Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip


kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers
merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran
intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah
disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan
teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan
rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu
seutuhnya.

2. Asumsi Dasar

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi
mengenai manusia, yaitu :

a. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu


dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-
sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu
pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan
sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat
bagiannya tidak dijumpai.

b. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan


material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan
sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari semua hal.

c. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang
diharapkan semula.

d. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.

e. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan,


bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk
kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasar pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh


Martha E Roger :

1. Sumber energi.

2. Keterbukaan.

3. Pola-pola perilaku.

4. Ukuran – ukuran 4 dimensi.

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah


manusia dan lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu
mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan
energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah
sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E
Roger.
Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung
dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan
memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk
memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia
seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di kemukakannya.

3. Prinsip-prinsip Hemodinamika

Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip


hemodinamika untuk melayani manusia, yaitu :

a. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan


antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.

b. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan


perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat
dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan
perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi
pada gelombang perubahan.

c. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan


manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan
dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang
menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang
simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.

4. Perbandingan dengan Teori Lain

Prinsip hemodinamika lebih mudah daripada teori sistem pada umumnya.


Prinsip hemodinamika yaitu helicy dibandingkan pada prinsip equifinalli dan
negetropi. Equifinally merupakan sistem terbuka yang mungkin dicapai
tergantung pada keadaan dan ditentukan oleh suatu pengukuran yang mempunyai
tujuan.
5. Teori dan Empat Konsep Dasar Roger

Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau


menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu
yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses
yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu
sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan.
Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi,
membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan
energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri
dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu
pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam


intervensi keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan
akan tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus pada integralitas akan
diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan pada individu. Diharapkan
perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi yang lain
secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui
dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit.
Kreativitas dan imaginasi menjadi sangat penting.

Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk


mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang
utuh. Karena proses kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.

Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu


terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi
irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien
pada proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan
dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan
perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar
tujuannya dapat mencapai kesehatan.
a. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang
pada suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan
alternatif dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan
keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan
pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu
sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan
ritual.

b. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal


merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai
asumsi pada prinsip hemodinamika.

c. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan


sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E
Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan
dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan
sistem terbuka yang sangat kompleks.

d. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji

e. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin


ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.

f. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.

g. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip
tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.

6. Komponen dalam proses keperawatan Prinsip Hemodinamik Integrality


Resonancy Helicy

Komponen Pengkajian Keperawatan Mengkaji interaksi antara indvidu dan


lingkungan, bagaimana keduannya saling mempengaruhi Mengkaji kejadian yang
bervariasi selama proses kehidupan Mengkaji ritmisasi pola kehidupan dan
lingkungan perubahan waktu dan perubahan kebutuhan yang terjadi selama
terjadinya perubahan pola kehidupan yang berirama mengkaji tujuan hidup.
Komponen Diagnosa Keperawatan Menggambarkan pengabungan medan
energi antara individu dengan lingkungan Menggambarkan proses kehidupan
yang bervariasi sebagai individu yang utuh Menggambarkan pola yang berirama
antara individu dan lingkungan. Komponen Rencana dan Implementasi
Keperawatan Menciptakan lingkungan yang sebaik baiknya bagi individu
Mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan individu dalam konteks
seutuhnya Mendukung terciptanya dinamisasi pola yang berirama antara individu
dan lingkungan. Menerima perbedaan sebagai evolusi yang cepat. Komponen
Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi perubahan di dalam integrasi lingkungan
dan individu Mengevaluasi modifikasi yang diciptakan dalam variasi proses
kehidupan manusia Mengevaluasi pola yang berirama dari individu dan
lingkungan. Mengevaluasi hasil yang di harapkan. Menggunakan Prinsip-prinsip
Roger dalam Proses Keperawatan.

Prinsip – prinsip hemodinamika memberi petunjuk untuk mengetahui


hubungan antara perkembangan individu dengan alam sebagai respon sehat yang
berhubungan dengan masalah yang terjadi. Kesuksesan menggunakan prinsip
hemodinamika perlu pertimbangan perawat dan melibatkan baik perawat maupun
klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu di luar individu adalah bagian dari
lingkungan maka perawat menjadi bagian dari lingkungan klien. Keperawatan
bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses keperawatan
dengan menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara keseluruhan,
tidak cukup satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan
kebutuhannya saja.

8. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara


langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan.
Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan
tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi
keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep
Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang
seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam
konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam
keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian
keperawatan.

9. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan


Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali


program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini
adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu
keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan
bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang
tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh
pendidikan dalam keperawatan.

10. Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan

Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari


konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan.
Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan,
yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E
Rogers.

· Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien

· Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar

· Penyesuaian terhadap pola

· Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam


proses penyembuhan.

· Menunjukkan suatu perubahan yang positif

· Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan

· Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.


11. Teori Konseptual

Konsep manusia seutuhnya :

a. Medan energi

b. Keterbukaan

c. Pola

d. Dimensi

C. MODEL FRIEDMAN

1. Teori Friedman

Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori


sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai teori-
teori utama yang merupakan dasar dari model dan alat pengkajian keluarga. Teori-
teori lain yang ikut berperan kedalam dimensi struktural dan fungsional adalah
teori komunikasi, peran dan stress keluarga. Diagnosa keperawatan keluarga dan
strategi intervensi didasarkan pada identifikasi data, sosial kultural,
perkembangan, struktural, fungsional, dan pengkajian stress serta koping.

Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka


dengan batas-batasnya. Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan
yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan
bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka
waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan sebuah unit
keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang
lain. Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada observasi bahwa
keluarga adalah kelompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah, atau
siklus kehidupan, yang perlu dikaji jika dinamika kelompok diinterpretasikan
secara penuh dan akurat (Duvall, dan Miller, 1985). Teori perkembangan keluarga
menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu dengan membaginya
ke dalam satu seri tahap perkembangan yang diskrit. Konsep tentang tahap-tahap
siklus kehidupan keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara
anggota keluarga; keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan
atau pengurangan anggota keluarga.

Sedangkan dalam teori struktural fungsional keluarga dipandang sebagai


sistem sosial, tapi lebih berorientasi pada hasil daripada proses, yang lebih
merupakan karakteristik teori sistem. Perspektif struktural fungsional yang
diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan mengakui pentingnya
interaksi antara keluarga dan lingkungan eksternal dan internal.

2. Model Pengkajian Keluarga Friedman

Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori


yaitu:

a) Mengidentifikasi data

b) Tahap dan riwayat perkembangan

c) Data lingkungan

d) Struktur keluarga

e) Fungsi keluarga

f) Koping keluarga

Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji
keluarga harus mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus
yang dihadapi sehingga dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan
demikian masalah dalam keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak semua dari
kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan sumber-sumber
yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga model
Friedman:

a) Identifikasi Data Keluarga.

Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk


mengetahui hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk
lebih mengenal masing-masing anggota keluarga. Data yang diperlukan meliputi :
1) Nama keluarga

2) Alamat dan Nomor telepon

3) Komposisi Keluarga

Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi


sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan
bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni rumah, tetapi juaga keluarga
besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut
tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.

Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang


sudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua,
bila terdapat orang lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan
dalam bagian akhir dari komposisi keluarga. Berikut format komposisi keluarga
menurut Friedman :

N Nama Jenis Hubunga Tempat/Tangga Pekerjaa Pendidika


o Keluarga Kelami n l Lahir n n
n

1 Bapak

2 Ibu

3 Anak
tertua
4
………….
.

Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau


pohon keluarga.Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan merupakan pengkajian informatif
untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram
ini menggambarkan hubungan vertikal ( lintas generasi ) dan horisontal ( dalam
generasi yang sama )dan dapat membantu kita berfikir secara sistematis tentang
suatu peristiwa dalam keluarga dilihat dari hubungan keluarga dengan pola
penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa yang sedang
terjadi dalam keluarga. Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga
generasi (keluarga inti dan keluarga asal masing-masing /orang tua keluarga inti ).
Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga.

4) Tipe Bentuk Keluarga

Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu
rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam
keluarga.

5) Latar Belakang Budaya Keluarga

Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk


memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya
mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan individual maupun
keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi antar
individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kbudayaan merupakan
hal yang sangat penting. Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga
meliputi :

 Identitas suku bangsa


 Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
 Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen )
 Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
 Bahasa yang digunakan sehari-hari
 Kebiasaan diit dan berpakaian
 Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
 Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga
(Apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis )
 Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.
Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional
atau memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan
kesehatan.
 Negara asala dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.

6) Identifikasi Religius

Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif


keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai
agama yang menjadi fokus dalam kehidupan keluarga.

7) Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )

Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup


keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga,
karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi dengan lingkungan eksternal
rumah. Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat
mengantisipasi sumber-sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya
secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga dapat lebih dipahami
dengan melihat latar belakang kelas sosial keluarga. Hal-hal yang perlu
dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas keluarga adalah :

 Status kelas Sosial

Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan


keluarga dan sumber pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan
keluarga. Friedman membagi kelas sosial menjadi enam bagian yaitu
kelas atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas menengah
bawah, kelas pekerja dan kelas bawah.

 Status Ekonomi

Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh


keluarga. Perlu juga diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam
keluarga, dana tambahan ataupun bantuan yang diterima oleh keluarga,
bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial. Selain itu juga
perawat perlu mengetahui sejauhmana pendapatan tersebut memadai
serta sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan
dan lain-lain.

 Mobilitas Kelas Sosial

Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan


terjadinya perubahan kelas sosial, serta bagaimana keluarga
menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

8) Aktifitas rekreasi keluarga

Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang.


Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu
luang.Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi tempat wisata, tetapi
bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan
bersama (nonton TV, mendengarkan radio,berkebun bersama keluarga,
bersepeda bersama keluarga dll )

b) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga yang perlu dikaji pada tahap
perkembangan adalah :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang


belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga Inti.

Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi


riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (
imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau
pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan (
perceraian, kematian, kehilangan)
4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat


kesehatan, seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam
dengan kedua orang tua )

c) Lingkungan Keluarga

Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan


bidang-bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai
komunitas yang lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian
lingkungan meliputi :

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :

o Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa


kamar),
o Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior
rumah).

Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan


ruangan ( ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela,
keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar matahari ), macam perabot
rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan,
keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis
septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air
minum yang digunakan, keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi,
keamanan ). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap
rumah, identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan
keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah meliputi
keamanan ( bahaya-bahaya yang mengancam ) dan pembuangan
sampah.
2) Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih
Luas.

Menjelaskan tentang :

o Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe


lingkungan/komunitas ( desa, sub kota, kota ), tipe
tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri,
agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang
mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum ( fisik,
sosial, ekonomi )
o Karakteristik demografis dari lingkungan dan
komunitas, meliputi kelas sosial rata-rata komunitas,
perubahan demografis yang sedang berlangsung.
o Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan
serta fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar,
apotik dan lain-lain
o Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau
dijangkau oleh keluarga
o Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan
oleh keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada.
o Insiden kejahatan disekitar lingkungan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah


tempat, berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas
geografis keluarga tersebut ( transportasi yang digunakan keluarga,
kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah ).

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk


berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga melakukan interak dengan masyarakat. Perlu juga dikaji
bagaimana keluarga memandang kelompok masyarakatnya.
5) Sistem pendukung keluarga

Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan


bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk
pada sistem pendukung keluarga adalah Informal ( jumlah anggota
keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana
keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan ) dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak
yang membantu yang berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau
lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung pada
masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan )

d) Struktur Keluarga

Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :

1) Pola dan komunikasi keluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem


komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan )
komunikasi dalam keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang


lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang
digunakan dalam mengambil keputusan, yang berperan mengambil
keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.

3) Struktur Peran

Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :

a. Struktur peran formal


1. Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran
keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
2. Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan
harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
3. Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten
4. Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan

b. Struktur peran informal


1. Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas y yang
ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut
dan berapa kali peran tersebut sering dilakukan secara
konsisten
2. Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada
tidaknya peran disfungsional serta bagaimana dampaknya
terhap anggota keluarga
c. Analisa Model Peran
1. Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota
keluarga dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan
nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan teknik
komunikasi.
2. Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi
pasangan dan sebagai orang tua
d. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
1. Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang
kelas sosial mempengaruhi struktur peran formal dan informal
dalam keluarga.
2. Pengaruh budaya terhadap struktur peran
3. Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur
peran.
4. Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.

4) Nilai-Nilai Keluarga

Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut


Friedman adalah :
a) Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b) Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c) Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d) Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga
serta kesadaran dalam menganut sistem nilai.
e) Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f) Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan
keluarga terhadap nilai keluarga
g) Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi

e) Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :

1. Fungsi Afektif

Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :

a. Pola kebutuhan keluarga

1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya,


serta bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari
anggota keluarganya.

2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-


masing anggota keluarga

b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga

1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu


sama lain serta bagaimana mereka saling mendukung

2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama


lain, serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga

Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan


keterikatakan serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah
tangga sehingga terbina keterikatan dalam keluarga

2. Fungsi sosialisasi

Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :

a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai


dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi dan
ketergantungan dalam keluarga

b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak

c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga

d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak

f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam


membesarkan anak

g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :

a. Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.

1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan


kesehatan

2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.

3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan


penting yang berhubungan ddengan masalah kesehatan yang
dihadapi.

4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat


b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.

c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota


keluarga yang sakit.

d. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

f) Koping Keluarga

Pengkajian koping keluarga meliputi :

1) Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh


keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh
keluarga.

2) Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang


dihadapi.

3) Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa


yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi
koping internal dan eksternal yang digunakan oleh keluarga.

4) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga.


Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif : kekerasan,
perlakukan kejam terhadap anak, mengkambinghitamkan, ancaman,
mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas,
triangling dan otoritarisme.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu tujuan penting dari keperawatan keluarga adalah membantu


keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas
perkembangan individu dan keluarga. Untuk mencapai tujuan ini, perawat
keluarga harus mampu membantu keluarga untuk mencapai dan mempertahankan
keseimbangan antara kebutuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual
dan fungsi keluarga yang optimum. Friedman mencoba membuat suatu format
pengkajian keluarga yang mampu menggali aspek-aspek yang penting dalam
membantu keluarga dengan didasari oleh tiga teori utama yaitu teori
perkembangan keluarga, teori sistem dan teori struktural fungsional.

Bila bekerja dengan keluarga atau individu yang bermasalah, teori


perkembangan keluarga membantu para profesional kesehatan keluarga berpikir
tentang siklus kehidupan keluarga yang telah membentuk konteks dimana
masalah-masalah keluarga dan individu terjadi. Sedangkan teori sistem lebih
memandang keluarga sebagai suatu sistem sosial yang hidup. Keluarga
merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang
mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung, yang diorganisir
dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu yakni
fungsi-fungsi keluarga. Perspektif struktural fungsional yang diterapkan pada
keluarga bersifat komprehensif dan mengakui pentingnya interaksi antara
keluarga dengan lingkungan eksternal dan internal.

Pendekatan perkembangan dibutuhkan untuk memberikan informasi


tentang perkembangan keluarga dan tugas-tugas siklus kehidupan, menguji
perubahan-perubahan dalam kehidupan keluarga dari waktu ke waktu dan
mengkaji bagaimana sebuah keluarga menangani tugas-tugas perkembangan.
Pendekatan sistem umum yang diterapkan pada keluarga juga diperlukan untuk
memandang proses adaptasi dan komunikasi dalam keluarga. Analisa struktural
fungsional cenderung mengemukakan suatu pandangan terhadap keluarga yang
bersifat statis, sementara itu teori perkembangan dan teori sistem menangani
peruabahan dari waktu ke waktu dengan baik. Ketiga teori ini saling melengkapi
dalam format pengkajian keluarga Friedman untuk membantu perawat keluarga
memberikan asuhan keperawatan yang optimal.

B. Saran

Dalam berusaha melengkapi makalah ini, tentu ada sesuatu yang kurang dan kami
sebagai penulis baik dari pembahasan ataupun dari segi tulisan menyadari akan
hal demikian. Maka dari itu kami akan berusaha lebih baik dengan selalu
mengedapankan sumber-sumber yang lebih layak sebagai reverensi. Kami
sangatlah mengharapkan masukan baik berupa kritik ataupun saran sehingga
dapat menjadi sebuah instropeksi dari karya kami juga sebagai semangat dan
landasan baru untuk terus berinovasi dalam berkarya.
DAFTAR PUSTAKA

 Sumber dari internet


Danu hatake. Makalah dan model teori keperawatan. 2017. (Online)
http://bangkuperawat.blogspot.com/2017/01/teori-dan-model-keperawatan-
keluarga.html?m=1 . Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018 pukul 10.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai