4. Scaffolding
a. Penyangga pada dinding
1. Pasang penyangga antara scaffolding dan dinding apabila scaffolding
didirikan di pinggir dinding.
2. Posisi penyangga harus dekat dengan scaffolding dan dapat
menyangga dengan baik.
3. Interval pemasangan menurut tabel berikut :
Type Vertikal Horizontal
Scaffolding frame ≤ 9,0 m ≤ 8,0 m
Pipa besi ≤ 5,0 m ≤ 5,5 m
b. Pondasi scaffolding
1. Gunakan papan/ kayu yang kuat sebagai bahan landasan.
2. Pasang adjustable jack base.
3. Pakukan/ ikatkan jack base pada landasan.
c. Joint pin
1. Gunakan joint pin yang masih standar.
2. Pastikan setiap joint pin sudah terpasang dengan baik.
d. Bracing
1. Bracing harus terpasang dan terkunci dengan baik.
2. Apabila diperlukan, pada pemasangan scaffolding yang tinggi, bracing
harus dibantu dengan menggunakan pipa besi, dengan interval 16,5 m
untuk horizontal dan 1,50 m untuk vertikal.
e. Bracket
1. Spesifikasi serta bracket yang dipasang harus seimbang dengan
beban.
2. Setiap bracket yang digunakan untuk mendirikan scaffolding harus
dipasang dengan landasan yang kuat. Selain itu, dudukan scaffolding
harus pada posisi yang tepat, serta pada penyangga agar posisi
scaffolding tidak bergeser.
f. Working platform
1. Pasang platform pada dudukan yang kuat dan diikat.
2. Tebal, lebar dan interval jarak span serta beban yang ada pada
working platform harus sesuai dengan tabel sebagai berikut :
Type (cm) Tebal (cm) Lebar (cm) Interval Span Beban (kg)
2.5 30 220 160 130 110
Papan 40 300 220 170 140
30 30 30 280 210 130
40 30 380 280 180
g. Jaring pengaman
1. Jaring pengaman harus dipasang bila diperlukan, terutama bila ada
pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan antara di bagian atas dan
bawah
2. Jaring pengaman yang dipasang harus memenuhi standar sesuai
dengan jenis pekerjaan yang sedang dilakukan
5. Peralatan Kerja
a. Setiap pekerja harus menjaga alat-alat yang digunakan dalam bekerja dari
kerusakan dan kehilangan, serta bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat
tersebut.
b. Menggunakan alat dalam suatu pekerjaan sesuai dengan kebutuhannya.
c. Alat-alat yang sudah tidak digunakan lagi, segera dikembalikan pada tempat di
mana alat tersebut dipinjam/ diambil.
d. Alat-alat yang rusak atau hilang dalam pekerjaan, menjadi tanggung jawab
pekerja yang menggunakan alat-alat tersebut.
6. Alat Berat
a. Kecepatan maksimum di lokasi proyek adalah 15 km/jam.
b. Setiap alat berat yang akan dioperasikan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
operator. Pastikan alat tersebut dalam keadaan baik.
c. Alat berat yang beroperasi harus diawasi, guna menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
d. Tidak diperbolehkan memasuki area tempat alat-aLat tersebut beroperasi kecuali
petugas yang mengoperasikan alat-alat berat tersebut.
7. Mekanik
a. Mekanik harus segera memperbaiki alat-alat yang digunakan dalam bekerja
apabila sudah dilaporkan kerusakannya.
b. Petugas listrik setiap hari harus memeriksa kabel-kabel listrik yang ada di lokasi
pekerjaan. Sambungan-sambungan kabel harus dalam keadaan baik.
c. Penempatan kotak panel serta instalasi yang ada di lokasi, ditempatkan pada
posisi yang aman, tidak terganggu oleh kegiatan yang ada di lokasi, serta selalu
dalam keadaan tertutup.
d. Permanent maupun temporary kotak panel listrik, tidak boleh terbuat dari kayu
apabila penempatannya pada daerah terbuka yang sewaktu-waktu dapat terkena
air.
8. Penanggulangan Api
Sekali api menyambar dapat menimbulkan bahaya yang dapat mengancam
kehidupan manusia, serta menghanguskan gedung-gedung.
Sebagian besar api disebabkan oleh kecerobohan dan kelalaian manusia itu sendiri.
Untuk menghindari api, perhatikan hal-hal berikut :
a. Jangan membawa api ke tempat di mana ada tanda “AWAS API”.
b. Bila bekerja menggunakan api, berhati-hatilah dalam penggunaannya.
c. Menjaga agar jangan terjadi tumpahan minyak di lokasi pekerjaan.
d. Menyediakan pemadam api di tempat-tempat yang diperlukan sesuai dengan jenis
alat pemadam api yang dibutuhkan (lihat tabel).
e. Jangan memindahkan alat pemadam api tanpa persetujuan resmi serta adakan
pengecekan alat pemadam api setiap satu bulan sekali.
Jenis-jenis alat pemadam api dan klasifikasi kebakaran.
Golongan Bahan yang terbakar Alat pemadam yang digunakan
A Kertas, kayu, plastik dan - Air
Bahan padat, lain-lain - Foam (busa)
kecuali logam - Powder (tepung pemadam api)
- CO
B Bensin, solar, alkohol, - Foam (busa)
Bahan cair dan gas spiritus dan lain-lain - Powder (tepung pemadam api)
- CO
C Aliran listrik, motor listrik - Powder (tepung pemadam api)
Listrik dan lain-lain - CO
D Pengecoran timah, - Powder (tepung pemadam api)
Logam tembaga, besi dan lain-lain
9. Kecelakaan Kerja
a. Bila terjadi suatu kecelakaan kerja, baik itu kecil maupun besar, segera laporkan
pada mandor/ pelaksana, dan selanjutnya pada petugas keselamatan dan
kesehatan kerja guna mendapatkan P3K.
b. Mandor/ pelaksana harus mengetahui serta melaporkan pada petugas
keselamatan dan kesehatan kerja sebab-sebab terjadinya kecelakaan tersebut,
serta waktu dan tempat kejadian, guna penanggulangan lebih lanjut sesuai
prosedur penanganan kecelakaan di lokasi kerja.
10. Keamanan
a. Petugas keamanan wajib melaporkan kegiatan kerja setiap harinya ataupun hal-
hal penting lainnya yang menjadi tanggung jawabnya kepada ketua regu jaga,
kemudian ketua regu jaga melaporkan kepada petugas K-3.
b. Setiap karyawan wajib melaporkan pada pihak keamanan proyek bila terjadi
kehilangan barang proyek, perkelahian, ataupun hal-hal lain yang berkaitan
dengan terganggunya kondisi keamanan di lokasi proyek. Selanjutnya, petugas
keamanan segera melaksanakan investigasi dan mengkoordinasikannya dengan
petugas keselamatan dan kesehatan kerja, serta membuat laporan tertulis pada
pimpinan proyek dan pimpinan perusahaan.
11. Sanksi-Sanksi
Bagi pekerja yang tidak mematuhi peraturan-peraturan di atas, pihak kontraktor akan
memberikan surat peringatan, dimana bila juga tidak diindahkan, pimpinan proyek
akan mengambil tindakan dengan tidak mengizinkan yang bersangkutan untuk berada
di daerah proyek.
300
RUANG PENGAWAS
RUANG KONTRAKTOR
400 400
7. Listrik dan Air Kerja
Listrik kerja dan air kerja adalah sarana fital yang harus tersedia dilapangan dimana
pengadaanya akan dilakukan sendiri oleh kontraktor. Metode kami untuk mengadakan
sarana ini adalah :
Untuk air kerja akan dibuat sumur permanen yang berfungsi sebagai pemenuhan
air kerja maupun unutk kepentingan mandi dan cuci para pekerja, dan sumur ini
akan dibuat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih setelah proyek selesai.
Untuk listrik kerja kami akan mengadakan genset tersendiri atau dengan
menggunakan listrik PLN yang disambung sementara selama kegiatan proyek
berlangsung dan akan diputus kembali saat proyek selesai.
9. Pasangan Kembali Tower Antena Besi Lengkap (Pondasi + Ganti Sling + Cat)
Pekerjaan pasangan kembali tower antenna besi lengkap ini dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dan intruksi khusus dari pemberi tugas/konsultan MK. Pekerjaan ini
mencakup pemasangan tower antena besi hingga penempatan di lokasi pemasangan.
Pekerjaan ini sudah termasuk pondasi, ganti sling dan pengecatannya.
C. PEKERJAAN TANAH
1. Penggalian Tanah Biasa
Pekerjaan galian tanah biasa meliputi pekerjaan galian tanah dengan alat berat dan
galian tanah manual (dengan tenaga orang). Pekerjaan galian tanah biasa
dilaksanakan untuk mencapai suatu elevasi tertentu dimana dalam gambar akan
tertera tuntutan elevasi konstruksi dimana posisi elevasi itu dibawah permukaan tanah
asli (original ground surface) sehingga harus di gali. Pekerjaan galian tanah ini
menggunakan alat berat (excavator) dan pekerjaan ini dilaksanakan di Lokasi
Pembangunan Gedung Kantor dengan Luas = 573,50 m2 pada area rumah dinas
camat, area tempat parkir kendaraan dinas, area gedung kantor, area pendopo.
2. Timbunan Biasa dari Sumber Galian (alat)
Pekerjaan ini meliputi timbunan/pengurugan biasa dari hasil galian dengan
menggunakan alat dan timbunan/pengurugan biasa dari hasil galian serta
pengurungan dengan menggunakan pasir urug. Pekerjaan ini dilaksanakan karena
konstruksi dengan elevasi di atas/lebih tinggi dari tanah asli, sehingga perlu ditimbun
kembali, atau bekas galian konstruksi yang harus ditimbun kembali agar tidak terisi
air.
C. PEKERJAAN PONDASI
1. Pondasi Batu Belah
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pondasi batu kali, pondasi foot plat.
Urutan Pelaksanaan:
1. Pembersihan lokasi.
2. Pasang besi kolom.
3. Pasang bekisting kolom
4. Pasang kayu penopang bekisting.
5. Inspeksi terakhir.
6. Pengecoran.
7. Pembongkaran bekisting (setelah
12 jam).
Keterangan
1. Pengecekan as kolom sesuai shop drawing (detail pengukuran dijelaskan dalam
metode pengukuran as kolom).
2. Bekisting kolom yang terdiri dari 2 panel utama dipasang.
3. Setelah panel terpasang, kedua panel dirangkai dengan menggunakan kayu
pengikat sebagai sabuk kolom, pasak dan paku sebagai penguncinya.
4. Setelah kolom berdiri, dilakukan pemasangan kayu penopang 1m & 2 m di
kedua sisi kolom, untuk menjaga sudut tetap tegak lurus terhadap lantai.
5. Check posisi vertical bekisting terhadap as kolom, agar sewaktu pengecoran
tidak terjadi pergeseran
6. Jika ada stek besi untuk tangga di tengah kolom, maka stek tersebut dilipat ke
atas/ ke bawah sejajar dengan besi tulangan kolom dan ditutup stereofoam agar
tidak ikut tercor.
7. Untuk menjaga mutu beton, di pertemuan kolom dan balok, maka batas
pengecoran adalah 2,5 cm di atas bottom balok.
Keterangan :
1. Pekerjaan begisting pelat beton, dengan multiplek t-9mm yang didukung oleh
balok kayu 6/12 dan horry beam, ketebalan pelat beton dan balok disesuaikan
dengan gambar kerja.
2. Cetakan dan adukan beton ditumpu oleh scaffolding.
3. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran dengan mutu beton yang
disesuaikan.
4. Cetakan dibongkar setelah mencapai umur beton dan kekuatan yang telah
setting
3. Bekisting balok dan pelat lantai memakai cara konvensional, yaitu multiplek 9
mm dengan rangka kayu yang ditunjang oleh rangkaian scaffolding sebagai
steger werk dibawahnya
4. Besi beton dirakit memakai bar-cutter dan bar-bender, dan dipasang secara
manual pada tempatnya kecuali pada kolom yang dapat dirakit secara pre-
fabricated dan dipasang memakai crane.
5. Pengecoran beton :
- Pile cap memakai talang dan atau pompa beton
- Pelat lantai memakai pompa beton
- Kolom memakai crane
- Dinding beton, tangga dan lain-lain memakai crane
scafolding
Urutan Pekerjaan
1. Pekerjaan pemasangan scaffolding.
2. Pemasangan kayu gelagar 6/12 diatas U-Head yang telah di atur ketinggiannya.
3. Pemasangan balok suri-suri 6/12-2m arah melintang balok, setiap jarak 60cm
(diserut satu sisi).
4. Fabrikasi bodeman balok di los kerja kayu, yang selanjutnya di pasang di posisi
sesuai gambar kerja.
5. Pemasangan dinding balok di samping bodeman dengan perkuatan samping
kayu penjepit dan kayu pengunci balok.
6. Pemasangan plat lantai multiplek 9 mm dilakukan sebelum pengecoran balok
tumpuan. Balok dicor setelah pembesian lantai semuanya terpasang.
Catatan :
1. Support sudah harus terpasang sebelum bekisting lantai di bongkar.
2. Reproping support bisa dilepas setelah dicapai kuat tekan 90% dari fc’ yang
disyaratkan.
Kolom praktis
Balok pengikat
400
300
400 300
1. Umum
Batu bata merah dengan dimensi 5 x 11 x 22
2. Bahan dan peralatan
- Bahan : batu bata, semen portlan, pasir dan air.
- Peralatan :
- Sendok adukan, meteran, benang/senar
- Bak air, waterpass, selang air, untir2
- Ember/alat adukan, alat bantu.
3. Langkah kerja pelaksanaan :
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan
menurut masing - masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
a. Sloof, kolom praktis dan ring balk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm.
Kolom praktis 11 x 11 cm, ring balk penumpu rangka atap 15 x 20 dan balok
latai 11 x 15 cm. Kolom praktis dan ring balk diplester sekaligus dengan
dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu
terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan
berkualitas papan baik. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat.
Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar.
Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.
Kecuali ditentukan lain pemasangan balok latai dipasang tepat di atas kusen
pintu maupun jendela.
b. Pasangan Dinding Bata
Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh. Tidak diperkenankan memasang batu bata :
1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya.
3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan.
4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap.
5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai ± 12 m2 harus dipasang
beton praktis (kolom dan ring balk)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Kembali Pasar Induk Wonosobo, Jawa Tengah
17
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang – bentang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup
kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus. Dinding yang menempel pada
kolom beton harus diberi angkur besi setiap jarak 40 cm. Permukaan beton
harus dibuat kasar. Pemasangan bata di atas kusen harus dibuat balok lantai
11/11 atau dilengkapi dengan pasangan rollag. Pemasangan harus dijaga
kerapiannya, baik dalam arah vertikal maupun horisontal. Sela-sela sekitar
kusen-kusen harus diisi dengan aduk.
c. Dinding yang berada di atas plafond dan di bawah ring balk harus diplester 1 :
5 tanpa acian
d. Kecuali ditentukan lain, bukaan dinding yang tidak terpasang kusen tinggi
bukaan dinding adalah 2,15 m dari elevasi 0,00
F.2. Plesteran Dinding
1. Bahan dan Peralatan
- Bahan : meteran, jidar aluminium, roskam kayu, roskam besi, kertas
semen, benang
- Peralatan : triplek, kawat ayam ( jika plesteran lebih dari 3cm), air, semen
Cek benang horizontal PROSES PERSIAPAN PLESTERAN Kepalaan plesteran tiap jarak 100 cm
Urutan Pelaksanaan:
1. Pasang batu bata sesuai dengan shop drawing.
2. Pasangan bata dibasahi dengan menggunakan air secara merata.
3. Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal, serta cek tarikan kelurusan.
Urutan Pelaksanaan:
1. Cek kelurusan kembali setelah diplester.
2.Penentuan posisi instalasi ME.
3. Cek ketebalan plesteran antara 1,5 - 3 cm.
Urutan Pelaksanaan:
1. Cek kerataan plesteran.
Finish acian dengan raskam 2.Dengan jidar alluminium deviasi tiap lebar 2 metar adalah 1 mm.
.
2. Plesteran Dinding
1. Pasang batu bata / bataco
2. Siram permukaan bata/ bataco dengan air sampai basah secara merata
(curing)
3. Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan 1 pc : 2 ps.
4. Lakukan kamprotan pada bidang yang telah di curing dengan jarak lemparan
50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 – 20 mm
5. Setelah bidang yang di kamprot kering , lakukan penyiraman (curing)
selama 3 hari ; pagi, siang , dan sore.
6. Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.
7. Buat kepalaan ketebalan 15 mm
8. Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering.
9. Pastikan bidang yang akan di plester telah di curing
10. Buat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang di ayak (halus)
11. Lakukan plesteran pada bidang-bidang yang telah ada kepalaannya sampai
selesai seluruh permukaan pada 1 zone dengan cara dilempar dari jarak ±50
cm
12. Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan
13. Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untu menggosok
permukaan dinding sampai halus dan rata.
14. Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang , dan sore. sampai
permukaan plesteran benar – benar basah seluruhnya.
15. Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
16. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
17. Plamir bidang- bidang permukaan yang telah kering dengan menggunakan
plamir buatan pabrik.
18. Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan ) sampai dinding benar-
benar rata dan halus.
G. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan plesteran mencakup pekerjaan pembuatan dan pemasangan plesteran pada
dinding – dinding tembok bata dan bidang – bidang beton, meliputi penyediaan bahan,
tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran di cat dengan cat tembok,
kecuali ada penyebutan lain. Plesteran mencakup pekerjaan plesteran batu bata dengan
plesteran beton.
Catatan : Semua pasangan dinding bata harus diplester dan diaci kecuali pasangan
dinding bata yang tertanam didalam tanah atau dibawah lantai dasar cukup
diplester dengan campuran 1 : 3 tanpa acian.
sortir keramik OK
jidar Alluminium
sortir keramik OK
jidar Alluminium
d. Rendam keramik yang akan di pasang ke dalam bak air (ember ) selama 1
jam
(Grout) bahan khusus AM 50, Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi
expansion joint. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak
tertentu dengan mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban
terlalu berat. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik,
dapat digunakan bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam
tidak lebih dari 5%, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena
sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran
pada temperature tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk
ini periksa dan pastikan keramik dinding yang akan dipasang mempunyai
seri dan golongan ukuran yang sama. Plesteran dinding untuk pasangan
keramik harus benar-benar rata dan cukup kering. Keramik dipasang secara
teliti dan rapi. Pemotongan ubin karamik harus menggunakan alat
pemotong khusus. Lebar dan kedalaman siar-siar harus sama (maksimal 3
mm untuk dinding keramik) dan siar harus membentuk garis-garis lurus.
Siar-siar iti diisi dengan bahan pengisi warna (grout semen berwarna),
sesuai dengan petunjuk Pengawas lapangan. Dinding keramik yang sudah
terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda/kotoran yang melekat
sehingga benar-benar bersih, warnanya tidak kusam. Semua pemasangan
dinding keramik dipasang rata dengan plesteran dinding yang tidak dilapis
keramik. Bahan yang terpasang harus dalam keadaan baik,
utuh dan rapi. Untuk dinding keramik dipasang sesuai lebar
keramik atau tepat diatas keramik dinding terpasang. Nat/siar harus lurus
vertikal atau horosontal dengan keramik sesuai dengan gambar rencana.
Warna dan motif dinding keramik akan ditentukan kemudian setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana dan pemberi Tugas.
Setelah terpasang segera dibersihkan dari segala kotoran atau noda yang
menempel.
h. Cek lembar nad dan hindari las – lasan.
i. Pasang perekat laticrete + semen (acian / air + semen) pada permukaan
dinding.
j. Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik.
k. Tempelkan keramik pada posisinya.
l. setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar
merata.
Benang arah vertikal
Dinding setelah diplester kasar
m. Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad bisa
seragam & rapi diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur
jarak nad / dengan tile spacer.
n. Cek kerataan keramik dengan waterpass.
o. Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Kembali Pasar Induk Wonosobo, Jawa Tengah
22
Selesai
23
b. Tentukan / marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada didnding dan as
sumbu ruangan serta titik – titik paku kait pada langit – langit dengan jarak sesuai
dengan shop drawing.
f. Pasang rengka tepi ( steel hollow ) & wall angle profil l 20x20mm atau moulding
profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond.
g. Tentukan jarak penempatan kait penggantung.
2. Pelaksanaan
a. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan.
b. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dal lain – lain.
c. Sortir keramik agar menjadikan keseragaman : ukuran/dimensi, presisi,
warna
sortir keramik OK
jidar Alluminium
sortir keramik OK
jidar Alluminium
d. Rendam keramik yang akan di pasang ke dalam bak air (ember ) selama 1
jam
benang horizontal
benang horizontal
lantai beton
i. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
dengan waterpass.
benang horizontal
waterpass
adukan spesi
benang horizontal
j. Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / spesi
k. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisi sampai selesai ,
usahakan supaya tidak ada las – lasan.
l. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan
palu karet untuk meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak
m. Cek kerataan keramik dengan waterpass.
n. Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah.
Plat beton
1200
A A
Keramik 40 x40
POTONGAN A-A
p. Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air dan aduklah hingga
rata.
q. Setelah adukan rata isi sela – sela nad dengan bahan cor nad dengan
menggunakan sendok spesi.
r. Pegisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi
telah kering.
s. Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.
L. PEKERJAAN PARTISI
Pekerjaan Partisi dan Kaca
1. Pekerjaan dinding partisi dan kaca dilaksanakan dari mulai lantai satu sampai lantai
tiga.
2. Bahan untuk pekerjaan dinding partisi menggunakan rangka hollow 6/3 cm serta
penutupnya dari gypsum 9 mm dilapisi dengan wall paper.
3. Rangka hollow harus yang berkualitas baik, permukaannya rata dan lurus.
4. Sebelum pemasangan dimulai beberapa hal yang harus diperhatikan adalah ukuran
setiap ruangan baik lebar, panjang dan tingginya serta kesikuannya dari setiap
pekerjaan pasangan. Sesuaikan dengan ukuran yang ada dalam gambar / bestek.
5. Pemasangan kaca harus tepat masuk pada rangkanya, diberi kelonggaran sedikit
sehingga pada waktu kaca / rangkanya menyusut kacanya tidak pecah. Setiap
pemasangan kaca harus diberi list karet sesuai gambar detail. Sedangkan untuk
pemasangan glass block harus rapat serta diantara celah antar glass block harus
mortar semen.
6. Pemasangan kaca harus sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapih dan
kokoh, tidak menimbulkan bunyi pada waktu menerima getaran atau tiupan angin.
7. Setelah dipasang kaca harus dibersihkan dan dilap, kaca yang retak atau ada
goresan diganti
M. PEKERJAAN PENGECATAN
3. Hasil akhir :
Hasil akhir penecatan didnding yang baik adalah sebagai berikut :
a. Permukaan rata
b. Tidak mengenai bidang lain
c. Tidak mengelupas
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Kembali Pasar Induk Wonosobo, Jawa Tengah
31
M. PEKERJAAN SANITARY
1. Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan sanitair, pekerjaan tersebut harus mengikuti tahapan pekerjaan yang
telah ditentukan atau mengikuti gambar kerja. Serta pada saat pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, menggunakan peralatan yang sesuai standard untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Pekerjaan sanitair mencakup sistem pemipaan air bersih di dalam
bangunan gedung seperti ditunjukkan dalam gambar mekanikal lengkap dengan
katup penyetop, elbow, sambungan – T, fitting, dan perlengkapan lain yang
diperlukan. Semua alat plambing (fixture) yang direncanakan dipasang di dalam
bangunan, termasuk fitting, kran, dan alat – alat lain yang diperlukan. Sistem
pemipaan air kotor dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke jaringan
pembuangan air kotor, lengkap dengan pipa ven beserta penunjangnya seperti
ditunjukkan dalam gambar mekanikal.
Pekerjaan sanitair meliputi :
- Pemasangan kloset duduk monoblock white toto, ina, american standarts/
- Pemasangan kloset jongkok toto, ina, american standard/
- Pemasangan wastafel lengkap white toto, ina, american standarts/
- Pemasangan bak mandi cor beton bertulang ( 70 x 40 ) cm, tinggi = 65 cm
- Pemasangan bak mandi cor beton bertulang ( 80 x 80 ) cm, tinggi = 65 cm
- Pemasangan washbak royal, metalco, benotti/
- Pemasangan kran air onda, wasser, soligen/
- Pemasangan kran air angsa onda, wasser, soligen/
- Pemasangan jet shower spray dan flexible onda, wasser, soligen/
- Pemasangan floordrain kordely, sunshine, kingsun/
- Pemasangan penguras bak air wasser, onda, elite/
2. Peralatan
Alat Bantu yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan meliputi antara lain Kunci,
Gergaji, Obeng, Tang Tespen, dan lain sebagainya.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Mula-mula mempersiapkan peralatan maupun bahan-bahan yang akan digunakan
pada pekerjaan tersebut.
b. Kemudian penentuan letak tinggi dan rendahnya bahan yang akan dipasang
mengikuti gambar kerja yang ada atau yang telah disetujui.
c. Dan pemasangan bahan-bahan seperti halnya monoblock, wastafel, kaca cermin,
hand shower, soap holder dan lain sebagainya, dilakukan dengan hati-hati.
d. Dalam pemasangan pekerjaan, apabila nantinya ada kebocoran hal tersebut
diantisipasi dengan pemasangan seal.
e. Setelah pekerjaan sanitair tersebut selesai, kebersihan tempat kerja selalu
dilakukan
Pemasangan alat – alat sanitair :
1. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua
pembongkaran bagian - bagian bangunan lainnya hanya boleh dilaksanakan
setelah mendapat ijin secara tertulis dari konsultan pengawas. Gambar-gambar
pemasangan harus dibuat secara rinci oleh Penyedia pekerjaan konstruksi. Hal ini
agar dapat diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang
diperlukan untuk jalu-jalur pipa. Penyedia pekerjaan konstruksi bertanggung-jawab
atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut. Apabila diperlukan,
dilakukan pembobokan/ penambalan tanpa tambahan biaya.
2. Penyedia pekerjaan konstruksi bertanggung-jawab atas penyediaan lokasi
pemasangan yang tepat. Pemasangan pada lokasi bangunan yang di cor dengan
beton dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi struktur, atas petunjuk
Penyedia pekerjaan konstruksi plambing.
3. Selama pemasangan berlangsung, Penyedia pekerjaan konstruksi harus menutup
ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lain masuk ke
dalam pipa.
N. PEKERJAAN LANDSCAPE
Tahapan pekerjaan Landscape dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan dan pematangan lahan
Tanah dibersihkan dari kotoran / puing bangunan, permukaan tanah dibuat kemiringan
sesuai dengan gambar rencana.
Tahap pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan saluran dan jalan selesai dan pekerjaan
bangunan pada tahap finishing.
3. Pekerjaan Perawatan
Tahap pekerjaan ini meliputi penyiangan, penyiraman dan penggantian tanaman yang
mati. Pekerjaan ini dilakukan setelah tahap penanaman sampai tahap serah terima
dari kontraktor kepada pemilik.
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan mobil tanki air.
e. Jika semua pipa telah terpasang maka selanjutnya dilakukan pengetesan awal
yaitu dengan mengisi air dan ditekan 15 kg/cm2 selama 24 jam.
f. Setelah semua pipa sudah terpasang dan dites dengan baik, pipa diberi tanda
arah aliran.
3. Pemasangan valve
a. Chek lokasi penempatan valve
b. Siapkan valve dengan flangenya
c. Sasang valve
d. Lakukan test tekan pada installasi tersebut.
4. Pemasangan pompa
a. Marking lokasi penempatan pompa
b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
c. Pasang installasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
d. Pasang pompa dan valve – valve nya.
e. Sambung installasi daya ke pompa.
f. Untuk pompa jetpump automatisasi menggunakan water level
control.
g. Pengaturan pompa booster dengan pressure switch sebagai berikut:
- Pada posisi tekanan instalasi 2.5 bar pompa ( kesatu ) ON
- Jika tekana kembali ke 3 bar,. Pompa off.
- Namun jika tekanan terus turu ke posisi 1.5 bar. Pompa kedua ON
- Jika tekanan naik lagi hingga 2 bar. Pompa ke dua OFF
- Pipa kesatu dan kedua selau bergantian posisi ( alternated parallel)
Washtafel
Closet duduk Urinoir
Pompa air
PVC dia. 3/4 "
Gate valve 34 " PVC dia. 1/2 " PVC dia. 1/2 "
RESAPAN
SEPTIC TANK
TOILET PRIA
PVC dia. 4 "
PVC dia. 4 "
Floor drain
Washtafel PVC dia. 2 "
PVC dia. 4 "
PVC dia. 3 "
Closet duduk Urinoir
PVC dia. 2 "
Floor drain
PVC dia. 2 "
PVC dia. 4 "
PVC dia. 3 "
TOILET WANITA
2. Instalasi Outdoor
- Marking jalur instalasi
- Tandai lokasi tiang lampu
- Gali jalur yang telah di marking
- Gelar kabel NYFBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai
groupnya
- Timbun dengan pasir
- Urug galian dengan tanah kembali
T dus
Pipa conduit PVC 20 mm diklem rangka atap
Kabel NYY 2x2,5 mm
Kawat penggantung
Armature TL 2x36 wtt inbow
Plafon gypsum
2. TL ceilling mounted
a. Marking plafon dengan kapur / spidol &pasang kawat gantungan
b. Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
c. Pasang lampu jika plafon telah finish
d. Gunakan skrup untuk pengikat lampu
e. Sambung ke instalasi
T dus
Pipa conduit PVC 20 mm diklem rangka atap
Kabel NYY 2x2,5 mm
5. Instalasi Listrik
a. Pekerjaan persiapan pengadaan material dan alat bantu ke lapangan setelah
pembuatan direksi keet.
b. Sparing awal bawah tanah untuk kabel toevur dan SDP (Sub Distribution
Panel) ke LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) / Power Suply
sebelurn pengecoran pondasi (kalau melewati pondasi).
c. Sparing pipa kabel PVC untuk kabel toevur sebelum pengecoran pelat
beton, sparing pipa kabel konduit yang akan dilaksanakan setelah pasangan
bata naik dan sebelum pengecoran pelat beton.
d. Supporting kabel dengan cable tray yang akan dilaksanakan setelah
scaffolding dilepas dari pelat, pada bagian instaIasi dibawah pelat beton atau
setelah rangka atap terpasang pada bagian instalasi dibawah atap.
e. Jaringan instalasi grouping yang akan dilaksanakan setelah kabel tray
terpasang.
f. Jaringan instalasi titik lampu, dan titik stop kontak yang akan dilaksanakan
setelah rangka plafond terpasang dan sebelum plafond terpasang.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Kembali Pasar Induk Wonosobo, Jawa Tengah
42
Indoor unit, Outdoor unit, BJLS, Pipa copper, Pipa PVC, Bahan isolasi,
Diffuser & grill, Material bantu
b. Peralatan :
Mesin las, Gerinda tangan, Bor duduk & bor tangan, Gunting seng, Takel,
Kunci pas, obeng, tang dsb.
c. Urutan Pelaksanaan :
1. Pemasangan pipa duckting
a. Buat cutting list ukuran duckting & fittingnya yang akan di pasang
b. Cetak duckting sesuai cutting list yang di minta ( di workshop)
c. Buat fitting ( elbow / percabangan ) duckting
d. Pasang isolasi duckting dengan glasswoll dan aluminium foil
e. Marking jalur duckting
f. Pasang gantungan duckting dengan ketinggian sesuai dengan
elevasinya
g. Pasang duckting
h. Test kebocoran duckting dengan sinar lampu saat malam hari.
i. Pasang isolasi pada sambungan duckting.
2. Pemasangan pipa refrigerant
a. Marking pipa / rak pipa
b. Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya
c. Pasang rak pipa ( untuk satu jalur lebih 2 pipa )
d. Pasang isolasi pipa copper per satuan panjangnya.
e. Pasang pipa pada rak / gantungannya
f. Sambung pipa dengan las tembaga
g. Test pipa dengan compressor
h. Rapikan isolasi pipa
3. Pemasangan indoor unit
a. Marking lokasi penempatan indoor unit
b. Pasang gantungan
c. Pasang indoor unit
d. Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
e. Sambung pipa copper & duckting ke unit
f. Pasang installasi listriknya
4. Pemasangan outdoor unit
a. Marking pondasi outdoor unit
b. Buat pondasi outdoor unit
c. Pasang dyna bolt pada pondasi
d. Pasang outdoor unit lengkap dengan mountingnya
e. Sambung pipa ke outdoor unit
f. Sambung installasi listriknya.
INDOOR UNIT
DIGANTUNG DIBAWAH RANGKA ATAP
INDOOR UNIT
DROP CEILLING
INDOOR UNIT
INDOOR UNIT
c. Pembuatan Marking
1. Setelah As Bangunan dibuat, melalui soft drawing lift, mendiskusikan dan
meminta kepada main con untuk membubuhi tandatangan di soft
drawing tersebut, kemudian melalui soft drawing tadi, membuat marking
untuk bukaan pintu dim Iantai lobby dengan nyata dan jelas.
2. Lakukanlah yang sama untuk membuat marking penempatan hall button,
hall indicator dan fireman switch.
d. Listrik Kerja.
Mempersiapkan penarikan kabel dan ruang luncur menuju sumber daya
(MCB yang telah disediakan), lakukan juga hal yang sama penarikan kabel
untuk direksi kit dan gudang penyimpanan.
e. Pembuatan Tamp Plate
Membuat tamp plate di over head ruang luncur dengan patokan dan marking
As Bangunan di lantai lobby, menarik kawat lot pada 6 titik, yaitu: a.
2 titik untuk bukaan pintu / jamb
b. 2 titik untuk main rail
c. 2 titik untuk counter weight rail.
3. Pelaksanaan Tahap II
a. Pemasangan Stegger.
Dengan menggunakan bambu dan tali ijuk, menyusun stegger dimulai dan
lantai pit sampai dengan lantai paling atas, dengan memperhatikan kawat lot
yang terpasang tadi tidak terusik atau tersentuh oleh bambu maupun
pengikatnya.
b. Pemasangan Braket-braket.
Dengan menggunakan alat kerja bor beton, anchor bolt dan mesin las listrik,
membuat dudukan untuk main rail dan counter weght rail dengan patokan
pada kawat lot terpasang.
c. Pemasangan Peralatan Pintu.
Dengan patokan pada kawat lot di lokasi pembukaan pintu pasanglah
header case, jamb, hall sill yang disesuaikan dengan soft drawing.
Periksalah berulang kali, apakah kawat lot untuk bukaan pintu tidak
tersentuh oleh benda apapun di ruang luncur.
d. Pemasangan Stand Buffer.
Dengan menggunakan kawat lot untuk main rail dan counter weight rail,
mencari titik tengah untuk menentukan letak kedua stand buffer (main rail &
C/W rail) dengan tepat dan benar. Kemudian lakukan hal yang sama untuk
tumpuan alas main rail dan C/W rail di lantai pit.
kotoran, gunakanlah alat kape dan amplas halus bila permukaan header
case rail terkena adukan semen.
3. Pada saat pintu sudah terpasang di header case, gunakanlah alat
penerangan yag cukup, memperhatikan gerakan pintu buka dan tutup,
perhatikan apakah ada bagian yang menonjol dari dinding disekitar
header case dan jamb tadi bila ada segera bersihkan dahulu supaya hall
door tidak tergores atau cacat.
c. Pemeriksaan dengan Arrow Check.
1. Setelah pemasangan main rail dan counter weight rail dipastikan tepat
sesuai dengan patokan kawat lot dan shop drawing, lepaskanlah kawat
lot di keempat titik yaitu main rail dan counter weight rail.
2. Lakukanlah pemeriksaan dengan arrow check dengan seksama,
sekaligus mengencangkan join rail maupun mur-mur pada clip rail
masing-masing. Lengkapilah teknisi dengan peralatan memadai dan
shim rail untuk mendapatkan hasil maksimal dan pemeriksaan tersebut.
d. Melepaskan Stegger dan Partisi.
1. Melepaskan stegger bambu dari ruang luncur, dimulai dari lantai paling
atas menuju lantai dibawahnya sampai terakhir di ruang pit,
membuangnya ke tempat yang telah ditentukan.
2. Begitu juga lakukanlah hal yang sama saat hall door telah terpasang
dengan lengkap dan benar, sekali-kali jangan membuka pelapis pada
hall door untuk menghindari dari tergores dan lecet.
e. Menaikkan Mesin Traksi ke Ruang Mesin
1. Melalui ruang luncur, menggunakan chain block yang memadai yang
dikaitkan pada hook di ruang mesin, melaksanakan pengangkatan Mesin
traksi dari lantai bawah menuju rung mesin. Perhatikanlah saat
mengalungkan wire rope pada mesin traksi, supaya wire rope tidak
menyentuh release break pada mesin traksi tersebut.
2. Begitu juga lakukanlah hal yang sama untuk pengangkatan machine
beam atau dudukan mesin, control panel dan unit governor.
f. Assembling Car dan Counter Weight.
1. Lakukanlah dahulu assembling untuk frame counter weight,
menempatkan dengan benar pada counter weight rail, memasangkan
guide shoe C/W dan memasukkan blok C/W seberat kapasitas car.
2. Setelah selesai, dilanjutkan dengan assembling pada car, yaitu
memasang landasan untuk assy car pada lantai paling bawah,
memasangkan peralatan bottom channel bawah car dengan lengkap,
kemudian pada landasan atau lantai car diberikan pemberat di keempat
sudut masing-masing seberat 50 kg.
3. Kemudian pasangkanlah up right dan top channel dengan seksama dan
benar.
4. Setelah itu mulailah memasang dinding car satu persatu sampai dengan
akhir, kencangkanlah bautnya satu peratu, jangan sampai ada yang
tertinggal untuk dikencangkan karena akan membuat car berderit saat
naik dan turun.
5. Pemasangan header case untuk dudukan pintu car, dipasangkan terakhir
setelah car terpasang tegak dan lurus, gunakanlah peralatan yang
memadai seperti magnetic lot, water pass yang presisi dan kunci-kunci
yang sesuai.
f. Memasang Dudukan Mesin / Machine Beam.
1. Tentukanlah dengan marking letak tulang beton untuk tumpuan mesin
traksi dan bila terlalu panjang, segera potonglah menjadi ukuran yang
sesuai dengan situasi ruang mesin.
2. Pergunakanlah kawat lot untuk memastikan bahwa dudukan mesin
sesuai dengan shop drawing dan ukurlah dimensi mesin traksi, apakah
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Kembali Pasar Induk Wonosobo, Jawa Tengah
49
lubang-lubang yang ada pada mesin traksi sesuai dengan lubang pada
dudukan mesin, bila terdapat lobang yang tidak sesuai, buatlah lubang-
lubang terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan mesin traksi
tersebut.
g. Mendudukan Mesin Traksi pada Dudukan Mesin.
Setelah lubang-lubang sesuai pada dudukan mesin dan sesuai dengan
lubang pada mesin traksi, angkatlah mesin traksi dengan menggunakan
chain block kap. 2 ton, mendudukannya pada dudukan mesin, pasanglah
baut dan murnya dengan lengkap. Kemudian pasangkanlah absorber pada
keempat sudut dan mesin traksi, segera kencangkanlah baut dan mur yang
menempel padanya.
h. Memasang Wire Rope dan Governor Rope.
1. Dengan menggunakan shop drawing, mengukur letak unit governor,
membuat marking pada lantai ruang mesin, kemudian melubanginya
dengan bor beton, kemudian memasang anchor bolt untuk dudukan unit
governor.
2. Dengan peralatan chain block kap. 5 ton, angkatlah frame counter weight
beserta isinya kelantai paling atas. Setelah counter weight berada di
lantai paling atas, gunakanlah wire rope pembantu untuk memastikan
bahwa kedudukan counter weight frame beserta isinya aman dan tidak
akan jatuh.
3. Setelah itu lakukan roping dimulai dan counter weight menuju deflector
sheave kemudian menuju main sheave yang diteruskan menuju atas car.
Lakukanlah hal yang sama sampai dengan wire rope terpasang dengan
lengkap dan benar.
5. Pelaksanaan Tahap V
a. Pemasangan Control Panel
1. Berdasarkan pada shop drawing, melakukan marking pada Iantai ruang
mesin, memasang anchor bolt pada titik-titik yang telah di marking tadi
sebagai dudukan control panel. Kemudian melakukan penarikan kabel
duct baik kearah mesin traksi maupun kearah ruang luncur dan panel
daya PLN.
2. Pemasangan kabel duct untuk ruang mesin dapat menggunakan baut
fisher dan sejenisnya untuk memastikan kabel duct tidak mudah
bergeser.
b. Pemasangan Cinder Concrete.
1. Setelah control panel, mesin traksi, kabel duct, governor unit berdiri
dengan benar, maka pemasangan cinder concrete dapat dilaksanakan.
2. Pemasangan cinder concrete sangat bermanfaat karena selain
mengurangi getaran pada mesin traksi, kerapian akan terlihat pada saat
pekerjaan mencapai tahap akhir.
3. Bila diperlukan, dapat melapisi Iantai ruang mesin dengan bahan epoxy
untuk menghindari debu.
2. Bila lift dapat meluncur dengan aman, adjuster akan melakukan landing
test supaya didapat level yang tepat di setiap Iantai pendaratan.
3. Kemudian bagian terakhir dan high speed test adalah menggunakan lift
dan merasakannya, apakah start dan landing dapat beroperasi dengan
halus dan nyaman dan pada saat pendaratan berlangsung dengan halus,
arrival gong akan berbunyi, menandakan lift dapat beroperasi dengan
aman.
d. Testing & Commissioning
Mengajak quantity surveyor, konsultan manajemen, pemilik dan yang
berwenang untuk melakukan test pada unit lift yang sesuai dengan
spesifikasi, seperti melakukan parkir lift, memfungsikan tombol fireman,
mengoperasikan tombol-tombol pada car operating panel, memeriksa fungsi
lampu emergency dan sebagainya sampai dengan selesai.
e. Pemerikspan Pihak Depnaker
Pihak Depnaker akan melakukan uji coba terhadap peralatan terpasang
supaya dapat berfungsi dengan baik dan setelah dinyatakan lulus, pihak
pemilik akan menerima sertifikat laik operasi dan pihak Depnaker.
f. Serah Terima Pekerjaan.
Setelah testing & commissioning dilakukan dan mendapat sertifikat dan
Depnaker, dilaksanakan serah terima pekerjaan pemasangan lift yang
dibubuhi tanda tangan dan pihak yang terkait.
P. PEKERJAAN ELEKTRONIKA
1. Pekerjaan Instalasi Telephone, Tata Suara, Fire Alarm dan LAN (Local Area Network)
a. Pekerjaan persiapan pengadaan material dan alat bantu ke lapangan setelah
pembuatan direksi keet.
b. Sparing awal bawah tanah untuk kabel dari junction box ke main frame sebelum
pengecoran pondasi (kalau melewati pondasi)
c. Sparing pipa kabel konduit yang akan dilaksanakan setelah pemasangan bata
naik dan sebelum pengecoran pelat beton.
d. Supporting kabel dengan cable tray yang akan dilaksanakan setelah scaffolding
dilepas dari pelat, pada bagian instalasi dibawah pelat beton atau setelah rangka
atap terpasang, pada bagian instalasi dibawah atap.
e. Jaringan instalasi grouping yang akan dilaksanakan setelah kabel tray terpasang.
f. Jaringan instalasi ke masing-masing titik untuk pekerjaan fire alarm dan sound
system yang akan dilaksanakan setelah rangka plafond terpasang dan sebelum
plafond terpasang.
g. Pembuatan lubang untuk fire alarm dan speaker di plafond pada masing-masing
titik lampu setelah plafond terpasang namun belum di finishing
h. Pemasangan fire alarm, speaker, outlet LAN dan outlet telephon yang akan
dilaksanakan setelah plafond dan dinding di finishing
i. Pemasangan juction box masing-masing instalasi
j. Connecting masing-masing jaringan instalasi ke masing-masing juction box
k. Pengetesan masing-masing jaringan instalasi
l. Pemasangan telephon pada masing-masing outletnya setelah keadaan
memungkinkan (faktor keamanan)
m. Testing dan commisioning
2. Pekerjaan Instalasi UPS
a. Merupakan pekerjaan pengadaan dan pemasangan unit UPS untuk instalasi di
ruang server.
b. Spesifikasi UPS adalah sebagai berikut :
- UPS kap. 7 KVA, 5 KW
- Input & output 220 Volt - 1 P, - 50 Hz, puresinewave, on line, transforme
teknology
- DC start built in big changer, type YSP L800
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Kembali Pasar Induk Wonosobo, Jawa Tengah
52
- Stop kontak 4 x dalam satu kesatuan @ 16 Am terpasang power kabel NYY 3x4
mm2
c. Pengujian dan jaminan harus mendapat sertifikasi pengujian dari PT. Telkom dan
pabrik pembuat.
d. Produk bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, dan mengajukan
alternatif setaraf dengan yang dispesifikasikan. Produk bahan dan peralatan
tercantum dalam outline spesification.