Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh
lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi (Tabrani Rab, 2010).
pembentukan kavitas.
2.1.2 Etiologi
bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh
7
8
ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu
udara yang panas, droplet atau nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri
yang terkandung dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini
terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena bakteri tuberkulosis
yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinfeksi dengan HIV).
etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak di bawah usia 15 tahun dan dewasa
TB paru diklasifikasikan menurut Wahid & Imam tahun 2013 halaman 161 yaitu:
1. Tuberkulosis minimal
Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4 cm. Jumlah infiltrat
bayangan halus tidak lebih dari 1 bagian paru.Bila bayangan kasar tidak
advanced tuberkulosis.
2) Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
2.1.4 Patofisiologi
tuberkel yang berasal dari orang – orang yang terinfeksi. TB adalah penyakit yang
dikendalikan oleh respon imunitas diperantarai sel. Sel efektor adalah makrofag,
dan limfosit( biasanya sel T) adalah sel imunresponsif. Tipe imunitas seperti ini
biasanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit
(lambat).
11
sebagai unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil.Gumpalan basil yang lebih
besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak
dibagian bawah kubus atau paru atau dibagian atas lobus bawah, biasanya
dibagian bawah kubus atau paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel
Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa
yang tertinggal, atau proses dapat berjalan terus difagosit atau berkembang biak
dalam di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke
sampai 20 hari.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan
dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid danfibroblas
Lesi primer paru disebut Fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjr
getah bening regional dan lesi primer disebut Kompleks Ghon.Kompleks Ghon
12
yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan
Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan,
yaitu bahan cairan lepas kedalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan
kavitas. Bahan tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke
lain dari paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau
usus.
dapat menyepit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat denagan taut
bronkus dan rongga.Bahan perkijuan dapat mengental dan tidak dapat kavitas
penu dengan bahan perkijuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak
terlepas.Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala demam waktu lama atau
aktif.
Organisme yang lolos dari kelenjer getah bening akan mencapai aliran darah
dalam jumlah kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai
akut yang biasanya menyebabkan TB miler, ini terjadi apabila fokus nekrotik
13
2.1.5 WOC
15
1) Gejala respratorik
a) Batuk
Keluhan batuk, timbul paling awal dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan.
b) Batuk darah
Keluhan batuk darah pada klien TB Paru selalu menjadi alasan utama klien untuk
c) Sesak nafas
Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
d) Nyeri dada
Nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik ringan.Gejala ini timbul
2) Gejala sistematis
a) Demam
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau malam
hari mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan semakin lama
16
pendek.
dan turun (hectic fever), berkeringat pada malam hari yang menyebabkan
terutama pada fase awal penyakit.Pada fase lanjut diagnosis lebih mudah
infeksi yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat
berupa gejala neumonia, yakni batuk dan panas ringan. Gejala TB, primer
dapat juga terdapat dalam bentuk pleuritis dengan efusi pleura atau dalam
bentuk yang lebih berat lagi, yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas.
subfebris, batuk berdahak lebih dari dua minggu, sesak napas, hemoptisis
2016)
2.1.7 Komplikasi
paru adalah:
nafas.
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
2.1.7 Penatalaksanaan
finding).
tes tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka
3) Vaksinasi BCG
berumurkurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat mengurangi makna
a) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif dan
diawasi.
kemungkinan terkena.
d) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8
minggu dan ila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG. Apabila
yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi
a) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena
menjadi positif,
pengobatan tuberkulosis paru, berikut ini adalah beberapa hal yang penting untuk
diketahui.
Streptomisin (S).
Isoniazid (INH).
Isoniazid.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-3bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan).Panduan obat yang digunakan terdiri atasobat utama dan
21
obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuaidengan rekomendasi WHO
yaitu:
dalam dua bulan pertama di mana penderita harus minum obat setiap hari.
2.2.1 Pengkajian
1) Identitas
22
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
penanggung biaya. Sering terjadi pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka
kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan. Pada masa
2) Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB paru meminta pertolongan dari
- Batuk darah, seberapa banyak darah yang keluar atau hanya berupa blood
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Demam, timbul pada sore atau malam hari mirip demam influenza, hilang
timbul, dan semakin lama semakin panjang serangannya, sedangkan masa bebas
dan malaise.
melengkapi pengkajian.
23
b. Quality of Pain: seperti apa rasa sesak napas yang dirasakan atau
digambarkan klien, apakah rasa sesaknya seperti tercekik atau susah dalam
melakukan inspirasi atau kesulitan dalam mencari posisi yang enak dalam
melakukan pernapasan?
e. Time: berapa lama rasa nyeri berlangsung, kapan, bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari, apakah gejala timbul mendadak, perlahan-lahan atau
seketika itu juga, apakah timbul gejala secara terus-menerus atau hilang timbul
(intermitten), apa yang sedang dilakukan klien saat gejala timbul, lama timbulnya
pernah menderita TB paru, keluhan batuk lama pada masa kecil, tuberkulosis dari
organ lain, pembesaran getah bening, dan penyakit lain yang memperberat TB paru
Tanyakan mengenai obat-obat yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu yang
relevan, obat-obat ini meliputi obat OAT dan antitusif. Catat adanya efek samping
yang terjai di masa lalu. Kaji lebih dalam tentang seberapa jauh penurunan berat
penyembuhan penyakit serta adanya anoreksia dan mual yang sering disebabkan
Secara patologi TB paru tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah
penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pada klien dengan TB paru dapat dilakukan secara selintas pandang
dengan menilai keadaaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu di nilai secara
umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis, somnolen,
TTV :
Nadi : Denyut nadi meningkat seirama dengan frekuensi napas dan suhu tubuh
b. B1 (Breathing)
Pemeriksaan fisik pada klien dengan TB paru merupakan pemeriksaan fokus yang
a) Inspeksi
Bentuk dada dan pergerakan pernapasan. Sekilas pandang klien dengan TB paru
penyulit dari TB paru seperti adanya efusi pleura yang masif, maka terlihat adanya
ketidaksimetrian rongga dada, pelebar intercostals space (ICS) pada sisi yang sakit.
TB paru yang disertai atelektasis paru membuat bentuk dada menjadi tidak simetris,
sisi yang sakit. Pada klien dengan TB paru minimal dan tanpa komplikasi, biasanya
komplikasi yang melibatkan kerusakan luas pada parenkim paru biasanya klien
Saat melakukan pengkajian batuk pada klien dengan TB paru, biasanya didapatkan
batuk produktif yang disertai adanya peningkatan produksi secret dan sekresi
sputum yang purulen. Periksa jumlah produksi sputum, terutama apabila TB paru
produksi sputum yang sangat banyak. Perawat perlu mengukur jumlah produksi
sputum per hari sebagai penunjang evaluasi terhadap intervensi keperawatan yang
telah diberikan.
b) Palpasi
pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada saat bernapas biasanya normal seimbang
antara bagian kanan dan kiri. Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan
biasanya ditemukan pada klien TB paru dengan kerusakan parenkim paru yang
luas. Getaran suara (fremitus vokal). Getaran yang terasa ketika perawat
26
meletakkan tangannya di dada klien saat klien berbicara adalah bunyi yang
dibangkitkan oleh penjalaran dalam laring arah distal sepanjang pohon bronchial
untuk membuat dinding dada dalam gerakan resonan, teerutama pada bunyi
konsonan. Kapasitas untuk merasakan bunyi pada dinding dada disebut taktil
fremitus.
c) Perkusi
Pada klien dengan TB paru minimal tanpa komplikasi, biasanya akan didapatkan
resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Pada klien dengan TB paru yang
disertai komplikasi seperti efusi pleura akan didapatkan bunyi redup sampai pekak
pada sisi yang sesuai banyaknya akumulasi cairan di rongga pleura. Apabila disertai
d) Auskultasi
Pada klien dengan TB paru didapatkan bunyi napas tambahan (ronkhi) pada sisi
auskultasi di daerah mana didapatkan adanya ronkhi. Bunyi yang terdengar melalui
stetoskop ketika klien berbica disebut sebagai resonan vokal. Klien dengan TB paru
yang disertai komplikasi seperti efusi pleura dan pneumopthoraks akan didapatkan
c. B2 (Blood)
fisik.
d. B3 (Brain)
didapatkan adanya kengjungtiva anemis pada TB paru dengan gangguan fungsi hati
e. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Oleh karena
itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda
awal dari syok. Klien diinformasikan agar terbiasa dengan urine yang berwarna
jingga pekat dan berbau yang menandakan fungsi ginjal masih normal sebagai
f. B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat
badan.
g. B6 (Bone)
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien dengan TB paru. Gejala yang
muncul antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap, jadwal
curah jantung
(NANDA,NIC-NOC.2015)
2.2.3 INTERVENSI
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan 1x4 jam bersihan jalan napas efektif
Kriteria Hasil :
a. Mendemostrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada
b. Menunjukan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas
abnormal
Intervensi :
Intervensi Rasional
jalan nafas
akumulasi
secret/ketidakmampuan
Tujuan :
Kriteria Hasil :
1. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal (18-20 x/menit), tidak ada suara
Intervensi :
Intervensi Rasionalisasi
yang luas
curah jantung
Tujuan :
32
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Intervensi Rasionalisasi
sputum, dispnea
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Intervensi Rasionalisasi
pasien.
sebelum dan sesudah tindakan tidak enak dari sputum atau obat-
merangsang muntah.
2.2.4 IMPLEMENTASI
2.2.5 EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencaan
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
(Setiadi, 2012).