Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO), tembakau membunuh lebih dari 5
juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang sampai tahun
2020, dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara berkembang yang didominasi
oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama di Asia. WHO memperkirakan 1,1
miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas yaitu sepertiga dari total penduduk
dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia setelah
China, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia (Tarwoto, dkk, 2010). Di Indonesia,
terdapat sekitar 63 juta perokok yang sulit menghindari kecanduan. Sedangkan,
kematian akibat perokok mencapai 57.000 per tahun atau setidaknya 156 jiwa
melayang setiap harinya. Jika tren merokok terus berlanjut, diperkirakan 85 juta
penduduk Indonesia usia remaja saat ini akan menjadi perokok berat, dan 12-13 juta
diantaranya akan meninggal di usia muda.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi perokok yang
cukup tinggi, setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah perokok dengan usia
diatas 10 tahun. Dalam profil Kota Solok tahun 2012 bahwa sekitar 35,7% dari
penduduk Kota Solok adalah perokok aktif yaitu sekitar 21.678 jiwa yang
mengakibatkan tingginya angka kejadian penyakit di Kota Solok. Berhenti merokok
bukan hal mudah, karena efek adiksi nikotin. Reseptor opioid otak memegang peran
penting dalam reward system untuk berhenti merokok. Menurut Cary Lerman,
Tobacco Use Research Center, Philadelphia menyatakan bahwa kemampuan
seseorang untuk berhenti merokok dipengaruhi oleh faktor psikologi, sosial,
lingkungan dan genetik. Pada beberapa orang, variasi genetik membuat mereka
makin sulit berhenti dibanding orang lain yang juga menyandu rokok. Berhenti
merokok bisa menyebabkan gejala putus nikotin (withdrawal syndrome) berupa
perubahan emosi. Beberapa perokok bisa melaluinya, sedangkan sebagian terpaksa
kembali merokok karena tidak menemukan pengganti kenikmatan lain. Berbagai

1
penelitian menunjukkan bahwa upaya berhenti merokok menunjukkan keberhasilan
yang lebih tinggi pada klien yang mempunyai motivasi tinggi dibanding klien dengan
pemberian farmakoterapi.
Salah satu upaya pemerintah dalam menangani kasus rokok di Kota Solok adalah
dengan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) seperti yang dimuat dalam
Peraturan Walikota Solok Nomor 5 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) yang meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
tempat anak bermain, tempat ibadah, tempat kerja, tempat lain yang ditetapkan.
Penelitian Srirahmah Putri (2015) menyebutkan bahwa pelaksanaan Perwako Nomor
5 Tahun 2013 di Kota Solok belum berjalan maksimal.
Dinas Kesehatan Kota Solok membuat sebuah Klinik Berhenti Merokok yang di
tempatkan pada salah satu puskesmas di Kota Solok yaitu puskesmas Nan Balimo
yang bertujuan untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat konsumsi rokok
dengan cara memberikan konseling kepada pasien (perokok aktif) yang datang. Dinas
Kesehatan Kota Solok berupaya memberikan pelayanan dengan mendirikan Klinik
Berhenti Merokok di puskesmas Nan Balimo. Namun demikian, peningkatan tersebut
belum memenuhi harapan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya percepatan
peningkatan kualitas pelayanan Publik dalam rangka memenuhi harapan masyarakat
tersebut.
Tindakan yang dilakukan di klinik berhenti merokok tersebut adalah konseling,
pengukuran kadar CO dalam paru-paru perokok, kemudian dilakukan pertemuan
berkala diselingi saran serta memberikan sugesti agar klien bisa berhenti merokok.
Pasien yang datang memang yang benar-benar memiliki kesadaran. Salah satu faktor
yang menyebabkan jumlah kunjungan belum mengalami peningkatan yaitu masih
kurangnya sosialisasi tentang klinik berhenti merokok tersebut kepada masyarakat.
Melihat kondisi jumlah pengunjung yang sedikit setiap bulannnya dan tidak
mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang “Rendahnya Kunjungan Ke Klinik Berhenti Merokok Di Pukesmas Nan
Balimo Tahun 2017.”

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Melengkapi syarat kepaniteraan klinik senior (KKS) di Puskesmas Nan
Balimo
2. Melengkapai syarat stase public health
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakaat
4. Mengetahui rendahnya kunjungan ke klinik berhenti merokok di
Puskesmas Nan Balimo tahun 2017.

1.2.2 Tujuan khusus


Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1. Diketahuinya batasan tentang rokok
a. Definisi rokok
b. Bahan baku rokok
c. Kandungan rokok
d. Sejarah rokok
e. Pembagian rokok
f. Jenis rokok filter rokok
g. Dampak rokok terhadap kesehatan
2. Diketahuinya batasan tentang perokok
a. Definisi perokok
b. Klasifikasi prokok
c. Tipe kondisi perokok
3. Diketahuinya batasan tentang merokok
a. Definisi merokok
b. Tahapan perilaku merokok
c. Faktor penyebab perilaku merokok
d. Alasan merokok
e. Perobahan perilaku merokok
4. Diketahuinya bagaimana upaya untuk berhenti merokok

3
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk menambah ilmu serta wawasan di bidang kesehatan terhadap
pengaruh rokok terhadap kesehatan
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa rokok dapat merusak
kesehatan.

1.3.2 Manfaat Praktis


Sebagai sumber informasi untuk melakukan tindakan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative dalam upaya meningkatkan kesaadaran masyarakat
untuk berhenti merokok

1.3.3 Manfaat Bagi Masyarakat


Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahaya rokok terhadap
kesehatan

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai rendahnya
kunjungan ke klinik berhenti merokok di Puskesmas Nan Balimo tahun 2017.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014, Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis
dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK,
bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan
masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan,
mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider,serta
menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.Dalam melaksanan tugas tersebut, puskesmas
menyelenggarakan fungsinya yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingakat pertama di wilayah
kerjanya.
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok dan masyarakat.Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama
meliputi upaya kesehatan masyarakat esensialdan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. UKM esensial upaya kesehatan ini merupakan upaya kesehatan wajib
yang upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya

5
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib
diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia. UKM essensial meliputi pelayanan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu,anak,
dan keluarga berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perorangan.Upaya kesehatan pengembangan merupakan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3) Hidup dalam lingkungan sehat.
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan Komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.

6
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggualangan penyakit.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelnggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan,dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan peningkat kompetensi tenaga kesehatan.

7
i. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.

2.2 Manajemen Puskesmas


Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan
sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi
manajeman.
Manajemen juga merupakan ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.Dalam hal ini manajemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manejerial.

2.2.1 Perencanaan
1) Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan
strategi, kebiijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai
organisasi untuk menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan
umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner).
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini
akan menetukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan manajerial
akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan
yang dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian terhadap tujuan
secra efektif dan efisien.

8
2) Langkah-langkah perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu
sebagai berikut:
a. Analisa situasi
b. Mengidentifikasi masalah prioritas
c. Menentukan tujuan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

2.2.2 Pengorganisasian
1) Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan
diatur pengguanaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-
golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas
pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam
mencapai tujuan organisasi.
2) Manfaat pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan
mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b. Hubungan organisasi antar manusia yang akan terjadi antar anggota
atau staf organisasi
c. Pendelegasian wewenang
Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang kepada staf
sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi

9
3) Langkah-langkah pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
b. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
c. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
d. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
e. Mendelegasikan wewenang

2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan


1) Pengertian
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan
program (ditetapkan pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan
program (yang dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Fungsi manajemen ini
lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan
semua sumber daya (manusia dan yang bukan manusia) untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati.
2) Tujuan dan fungsi pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan yaitu
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf
e. Memuat organisasi berkembang secara dinamis

10
2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian
1) Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi
perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar
keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja
dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau
yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan dan penyimngan yang
terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan ini harus dapat dideteksi secara
dini dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan
dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih
diefesiensikan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat
lebih diefekti
2) Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
a. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf
melaksanakan kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan
dalam situasi yang sama di masa lalu.
b. Standar kriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh
petugas yang sudah mendapat pelatihan. Satandar ini berkaitan dengan
tingkat profesionalisme staf.
3) Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat,
organisasi yang akan memperoleh manfaatnya, yaitu :
a. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah
dilaksanakan oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana
kerja, apakah sumberdayanya sudah digunakan seusai dengan yang
sudah ditetapkan. Dalam hal ini,fungsi pengawasan dan pengendalian
bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan program

11
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
melaksanakan tugas-tugasnya
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien
d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,
dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan
4) Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering
dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaannya
terletak pada sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan
waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga
mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan
efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi perencanaan.

2.3 Rokok
2.3.1 Definisi Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani,
2014).

2.3.2 Bahan Baku Rokok


Bahan bakuyangdigunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut:
1) Tembakau
Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia
termasuk dalam spesies Nicotiana tabacum (Santika, 2011).
2) Cengkeh
Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar. Bunga
cengkeh dipetik dengan tangan oleh para pekerja, kemudian dikeringkan

12
dibawah sinar matahari, kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan
mesin sebelum ditambahkan kedalam campuran tembakau untuk membuat
rokok kretek(Anonim, 2013).
3) Saus Rahasia
Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk
menciptakan aroma serta citarasa tertentu. Saus ini yang menjadi pembeda
antara setiap merek dan varian kretek(Anonim, 2013).

2.3.3 Kandungan Rokok


Menurut Muhibah(2011) racun rokok yang paling utama adalah sebagai
berikut:
1) Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar
lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan
kontraksi jantung meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah
meningkat (Tawbariahetal., 2014).
2) Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru, mengandung bahan-bahan karsinogen (Mardjun, 2012).
3) Karbon monoksida(CO)
Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap pembuangan
kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa oleh
sel-sel darah merah. CO juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh
darah dan meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah,
menyebabkan pembuluh darah tersumbat.

2.3.4 Sejarah Rokok Di Indonesia


Menurut Poetra (2012) kebiasaan merokok di Indonesia diperkirakan
dimulai pada awalabadke-19,dimana warisan budaya luhur bangsa Indonesia ialah
rokok kretek. Rokok kretek adalah rokok yang menggunakan tembakau asliyang

13
dikeringkan, dipadukan dengan cengkeh dan saat dihisap terdengar bunyi‘kretek’.
Sejarah rokok kretek diIndonesia bermuladari kotaKudus, JawaTengah.

2.3.5 Pembagian Rokok


Rokok dibedakan menjadi beberapajenis,yaitu:
1) Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:
a. Rokok Putih
Isi rokok ini hanya daun tembakau yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Mardjun,2012). Rokok
putih mengandung 14 -15 mg tar dan 5 mg nikotin (Alamsyah, 2009).
b. Rokok Kretek
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
(Mardjun,2012). Rokok kretek mengandung sekitar 20mg tar dan 44-
45 mgnikotin (Alamsyah, 2009).
c. Rokok Klembak
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan
kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.

2) Rokok berdasarkan penggunaan filter menurut Mardjun (2012) dibagi


menjadi dua kelompok,yaitu:
a. Rokok Filter :rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
b. Rokok Non Filter :rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus

2.3.6 Jenis Rokok


Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi delapan, yaitu:

14
1) Rokok
Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan.
2) Rokok Organik
Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan adiktif
sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern.
3) Rokok Gulungan atau“Lintingan”
Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting sendiri ini sebagian
besar disebabkan oleh budaya dan faktor finansial.
4) Bidis
Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis
dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi
peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek
kardiovaskuler.
5) Kretek
Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh menimbulkan
aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam daripada rokok
biasa.
6) Cerutu
Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya,
seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.
7) Pipa
Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok biasa,
sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk mendapatkan kadar
nikotin yang tinggi dalam tubuh.
8) PipaAir
Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi bahwa cara ini
sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalah hookah,
bhang, narghile, shisha.

15
2.3.7 Filter Rokok
Filter rokok yang terbuat dari asetat selulosa berfungsi untuk menahan tar dan
partikel rokok yang berasal dari rokok yang dihisap, namun dalam jumlah sangat
sedikit. Filter juga berfungsi untuk mendinginkan rokok sehingga menjadi mudah
dihisap (Mustikaningrum, 2010).

2.3.8 Dampak Rokok Terhadap Kesehatan


Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011) merokok
membahayakan setiap organ didalam tubuh. Merokok menyebabkan penyakit dan
memperburuk kesehatan,seperti :
1) Penyakit ParuObstruktifKronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok
mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second
(FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko menderita PPOK
(Saleh, 2011).
2) Pengaruh Rokok terhadap Gigi
Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan
penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko
terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebihtinggidibanding
padabukan perokok (Andina, 2012).
3) Pegaruh Rokok Terhadap Mata
Rokokmerupakanpenyebabpenyakitkatarak nuklear,yang terjadidi bagian
tengah lensa. Meskipun mekanismepenyebab tidakdiketahui,
banyaklogamdanbahankimialainnyayang terdapatdalamasaprokok dapat
merusak protein lensa(Muhibah, 2011).
4) Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi
Merokokakanmengurangiterjadinya konsepsi,fertilitaspria maupun
wanita.Padawanitahamilyang merokok,anakyang dikandung akan
mengalamipenuruan beratbadan, lahirprematur,bahkan kematian janin
(Anggraini, 2013).

16
2.4 Perokok
2.4.1 Definisi perokok
Perokokadalahseseorangyangsukamerokok,disebutperokokaktif bila orang
tersebutyang merokoksecaraaktif,dan disebutperokokpasif bila orang
tersebuthanyamenerimaasaprokoksaja,bukanmelakukanaktivitas merokok
sendiri(KBBI,2012).
Definisilain dariperokokadalahmerekayang merokok setiaphariuntuk
jangkawaktuminimal enambulanselama hidupnyamasihmerokoksaat surveidilakukan
(Octafrida, 2011).

2.4.2 Klasifikasi Perokok


Bustan (2007),membagiperokokdibagiatastigakategori,yaituringan(1-
10batang perhari),sedang(11-20batang perhari)danberat(lebihdari20 batang
perhari).KlasifikasiperokokjugadapatditentukanolehIndeks Brinkman(IB)
denganrumus: jumlah rata-ratakonsumsi rokok perhari
(batang)xlamamerokok(tahun),denganhasilringan(0-199),sedang(200-599)
danberat(>600).

2.4.3 Tipe Kondisi Perokok


MenurutSyafiie (2009)ada empatperilaku merokok,yaitu:
1) Kondisi perokokyangdipengaruhi olehperasaanpositif
Terdapattiga sub tipeperokokyang menjadikan rokok sebagai penambah
kenikmatanyang sudahdidapat,sepertimerokoksetelahmakanatau minum
kopi, merokok untuk sekedarmenyenangkan perasaan,dan suatu
kenikmatan seorangperokok saat memegang rokoknya.
2) Kondisi merokokyangdipengaruhi olehperasaannegatif
Perokok merokok saat marah, cemas dan gelisah. Rokok dianggap
sebagai penyelamat.
3) Kondisi merokokyangadiktif
Merekayang sudahadiksi,akan menambahdosisrokokyang digunakan

17
setiap saat setelahefek dari rokokyangdihisapnyaberkurang.
4) Kondisi merokokyangsudah menjadikebiasaan.
Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk mengendalikan
perasaan,tetapikarena benar-benarsudahmenjadikebiasaannyarutin.Ia
menghidupkanapirokoknyabilarokokyang sebelumnyatelah benar-
benarhabis.

2.5 Merokok
2.5.1 Definisi Merokok
Merokokadalahmembakartembakauyangkemudiandihisapisinya,baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Saleh, 2011).

2.5.2 Tahapan Perilaku Merokok


MenurutLeventhal& ClearlydalamMustikaningrum(2010)terdapatempat
tahap seseorangmenjadiperokok,yaitu:
1) Tahap Persiapan
Seseorang mendapatkangambaranyang menyenangkan mengenai
merokokdengancara mendengar,melihatataudarihasilbacaan.Halini bagi
mereka menimbulkan minat untuk merokok.
2) TahapInisiasi
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan
meneruskanatau tidak terhadap perilaku merokok.
3) Tahap Menjadi Perokok
Seseorangtelahmengonsumsirokoksebanyak empatbatangperhari
makamempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4) Tahap Pemeliharaan
Pada tahapinimerokoksudahmenjadisalahsatubagiandaricara pengaturan
diri.

2.5.3 Faktor Penyebab Perilaku Merokok

18
Faktoryangmenyebabkan seseorangmerokok diantaranyasebagai berikut:
1) Gemerlap mengenai perokok
Sebagaihasildarikampanye besar-besarandarirokokdimedia iklandan media
cetak,makasemakinbanyakpria,wanita,tua danmudayang menjadi perokok.
2) Kemudahan mendapatkan rokok, harganya yang relatif murah, dan
distribusinyayangmerata.
3) Kurangnyapengetahuantentangbahayamerokokbagi kesehatan.
4) Adanyaanggapanbahwamerokokdapatmengatasikesepian,kesedihan,
kemarahan dan frustasi.
5) Faktor sosio-kultural seperti pengaruh orang tua, teman dan
kelompoknya.

2.5.4 Alasan Merokok


Menurut Sadikinet al,. (2008) alasan seseorangmerokok ialah sebagai berikut:
1) Khawatirtidak diterimadilingkungannya jika tidak merokok.
2) Ingin tahu, alasan ini banyak dikemukakan oleh kalangan muda,
terutamaperokok wanita.
3) Untuk kesenangan, alasan inilebih banyakdiutarakan oleh perokok pria.
4) Mengatasi ketegangan, merupakan alasan yang paling sering
dikemukakan, baik priamaupun wanita.
5) Pergaulan, karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana
menyenangkan, misalnyadalam pertemuan bisnis.
6) Tradisi, alasan ini hanyaberlaku untuk etnis tertentu.

2.5.5 Perubahan Perilaku Merokok


Perubahan perilaku merokok dapat didasarkan padateori-teori berikut:
1) Teori Green
MenurutLawrenceGreen, perilaku dipengaruhioleh tigafaktor,yaitu:

a. FaktorPredisposisi

19
Terwujud dalam pengetahuan individu, sikap, kepercayaan,
keyakinan, tradisi, nilai, norma sosial, persepsidan unsur-unsur lain
yangterdapatdalamdiriindividudan masyarakatyangkemudian akan
memotivasi individu atau kelompok untuk melakukansuatu perilaku.
b. Faktor Pemungkin
Terwujud dalamlingkungan fisikyaknitersedianyafasilitaspelayanan
kesehatan, seperti Puskesmas,Posyandu, Rumah Sakit, tempat
pembuangan air dan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi,
uang,dansebagainya, termasuk prioritas dan komitmen masyarakat
ataupemerintahterhadapkesehatansertaketerampilanyang berkaitan
dengan kesehatan.
c. FaktorPenguat
Mencakup sikap dan perilaku dari keluarga, tokoh masyarakat,
petugas kesehatanatau petugas lainyang merupakankehlompok
intervensi dari perilakumasyarakat.

2) Teori WHO
Seseorangberperilaku karena ada empatalasan pokok,yaitu:
a. Pemikiran dan perasaan
Hasil dari pemikiran danpertimbangan pribadi terhadap stimulus atau
objek,yangmerupakanmodal awal untuk bertindak atau berperilaku.
b. Adanyaacuanataureferensi seseorangyangdipercayai
Dalammasyarakat,dimana sistempaternalistikmasihkuat,maka
perubahahanperilakumasyarakattergantung dariperilakutokoh
masyarakat setempat.
c. Sumberdaya
Merupakanpendukung untuk terjadinyaperilaku seseorang atau
masyarakat. Sumber daya pada Teori WHO inisama dengan faktor
pemungkin padaTeori Green.
d. Sosial budaya

20
Faktor inisangatberpengaruhterhadapterbentuknyaperilaku seseorang.

3) HealthBeliefModel(HBM)
Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangkan sebagai
kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai
dari pertimbanganorang mengenai kesehatan.Health Belief Model ini
digunakan untuk meramalkanperilakupeningkatan kesehatan. Health
Belief Model merupakan model kognitif yang berarti bahwa proses
kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Kemungkinan
individu akan melakukantindakanpencegahan tergantung pada
hasildaridua keyakinanataupenilaiankesehatanyaituancaman yang
dirasakan darisakitdanpertimbangantentang keuntungandan
kerugian.Penilaian pertamaadalah ancaman yangdirasakanterhadap
resikoyangakanmuncul.Halinimengacupadasejauhmanaseseorang
berpikirpenyakitatau kesakitanbetul-betulmerupakafn ancamanbagi
dirinya. Asumsinya adalah bahwa, bila ada ancaman yang dirasakan,
maka perilakupencegahanjuga akanmeningkat. Penilaiantentang
ancamanyangdirasakanini berdasarkan pada:
a. Kerentananyangdirasakan(perceivedvulnerability)yang merupakan
kemungkinanbahwaorang-orang dapatmengembangkanmasalah
kesehatan menurut kondisi mereka.
b. Keseriusan yangdirasakan (perceived severity)merupakanorang-
orangyang mengevaluasiseberapajauhkeseriusanpenyakittersebut
apabila mereka mengembangkan masalahkesehatanataumembiarkan
penyakitnyatidakditangani.Faktoryang mempengaruhiperubahan
perilaku adalah perilaku itu sendiri yangdipengaruhi oleh
karakteristikindividu, penilaianindividuterhadapperubahanyang
ditawarkan, interaksi dengan petugaskesehatanyang
merekomendasikan perubahan perilaku dan pengalaman mencoba
merubah perilakuyangserupa(Fertmanet al., 2010).

21
4) Teori TingkatPerubahanPerilaku
Awal1980-anJamesProchaskadanCarloDiClementemengenalkan
teoriuntuk memahamiperubahanperilaku khususnyaperilakuadiktif, teoriitu
dinamakanTranstheoretical Model.Konsep ini terdiridari tahapan-
tahapan,sehinggamodeltranstheoreticaljuga dikenalsebagai tahap
perubahan (Fertman, 2010).Tahapan ini terdiri dari:
a. Prekontemplasi
Seseorang belum merencanakan perubahan perilaku dalam enam bulan
kedepan.
b. Kontemplasi
Seseorangmulaimempertimbangkanperubahanperilakudanberniat
mengubah perilaku dalam enam bulan.
c. Preparasi atau Persiapan
Seseorangtelahberencanamengubahperilakunyadalamenambulan
kemudian.
d. Aksi
Seseorang telah melakukan perubahan selama lebih kurang enam
bulan.
e. Pemeliharaan
Seseorang telah mempertahankan perubahan perilaku selama
setidaknyaenam bulan tetapi kurangdari limatahun.
Tahun 1998 konsep ini dikembangkan oleh beberapa pakar seperti
Velicer,Fava,Norman,danRedding,menjadikonsepyang lebihspesifik untuk
memahamiperubahan perilaku perokokatau disebut tahapan smoking
cessation(berhenti merokok) (Syafiie, 2009).

2.6 Berhenti Merokok (smoking cessation)


2.6.1 Definisi Berhenti Merokok
Adalahtindakanyang dilakukanolehseorang perokokuntukmeninggalkan

22
kebiasaanmerokokyang pada dasarnya merupakanperpaduandariterapi
perilakudanobatuntukmenghentikankebiasaanmerokoktersebut(Syafiie, 2009).

2.6.2 Tahapan Berhenti Merokok


Berikut tahapan-tahapandalamupayaberhenti merokok sebagai perubahan
perilaku perokokyangmengacu padateori Prochaska:
1) Prekontemplasi
Perokok belum merencanakan berhenti merokok.
2) Kontemplasi
Perokok mulai mempertimbangkan untuk berhenti merokok dan berniat
untuk berhenti merokok.
3) Preparasi atau Persiapan
Perokokberencanaberhentimerokokdansudahmempersiapkandiri untuk
berhenti merokok.
4) Aksi
Perokok sudah mulaiberhenti merokok.
5) Pemeliharaan
Perokok telah mempertahankan perubahan perilaku (berhenti
merokok) selama minimalenam bulan.

2.6.3 Manfaat Berhenti Merokok


Manfaatberhenti merokokmenurutMikail(2011)antaralain :
1) Dalam 8 jam
Kadar nikotindantingkatkarbonmonoksidadalamdarahberkurang,hal
inijugamenyebabkan penurunan risiko serangan jantung.Oksigen dalam
darah jugaakan meningkat menjadi normal.
2) Dalam 24 jam
Risikomengalamiseranganjantung menurun.Semuakarbonmonoksida dan
nikotin keluardari tubuh.
3) Dalam 48 jam

23
Inilahbagiantersulit, karenaperokokakanmengalamiefek samping seperti
sakit perut, muntah dan jugakemungkinanmengalami hipotermia.
4) Dalam 72 jam
Tabungbronkial mulai rileks dan bernapas menjadi lebih mudah.
5) Dalam 2 minggu
Fungsiparumeningkat sampai30% sehingga sirkulasidarahmeningkat,
berjalanmenjadilebihmudah,tetapijuga dapatmenyebabkangejala penarikan
diri seperti mudah tersinggung, sakit kepala, dan kecemasan, inilah
alasanobatantidepresan bekerja dengan baik dalamberhenti merokok.
6) Antara1-9 bulan
Siliadi paru-paru mulaiberfungsi dengan baik
7) Setelah 1 tahun
Risikoseranganjantungakanberkurangsetengahdibandingkansaatsatu
tahunyanglalu.
8) Setelah 10 tahun
Risiko terkena serangan jantung dan kanker paru-paru sama seperti
seseorangyangbelum pernah merokok.

2.6.4 Metode Berhenti Merokok


Adaduametodeyang selamaini dikembangkan paraahli dalam duniarokok
untukmenghentikankecanduanterhadaprokok(Syafiie,2009). Metode tersebutyaitu:
1) MetodeyangMengandalkan Perubahan Perilaku
Perokok berubah tanpabantuan obat-obatan, terdiri dari:
a. Metode’Cold Turkey’
Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini tidak
menggunakanperencanaanyang panjang.Perokokcukupmenentukan
kapan dia akan melakukannya.
b. Terapi Perilaku Kognitif
Perokokhanya akanmerubahperilakuburukmerokokkalaudia tahu
bahwamerokok itu buruk.

24
c. PengondisianBerbalik
Teknik ini sangat unik,yaitu memasangkan sebuahstimulus negatif
dengan perilakuyangingin dirubah.
2) MetodeyangMengandalkan Terapi dan Obat-Obatan
a. Terapi PenggantianNikotin
Nikotinyang biasanyadidapatdarirokokdigantisumbernyadengan
nikotin yang didapat dari kulit (susuk nikotin), mukosa hidung
(nikotin sedot hidung), dan mukosamulut (permen karet nikotin).
b. Pemberian obat-obatan
Obat yang digunakan untuk membantu keberhasilan berhenti
merokok antaralain :
i. Vareniklin
Vareniklinmenghalanginikotin menempelpadareseptordan
mengurangirasanikmatyang ditimbulkandarirokok.Efekivitas
obatinisudahterujidalamstuditerhadap2.000perokok.Dosis
yangdigunakan untuk terapi adalah 1 mg, diberikan duakali sehari.
Efek samping yang ditimbulkan adalah mual, sakit kepala,
insomnia,danmimpiburuk,namunhanyaterjadipadakurangdari
10%pasien (Larasaty, 2009).
ii. Bupropion
Obatinimemilikiefekpotenuntukberhenti merokok,bahkan
melebihikhasiatvareniklin.Efeksamping bupropiontersering adalah
insomnia, mulut kering, mual dan dapat menyebabkan kejang
denganrisiko1:1.000,makatidakbolehdigunakanpada pasien
denganriwayatepilepsi (Suryadjaja, 2013).
iii. Klonidin
Klonidinefektif menurunkangejala putusobatpada pasienyang
berhenti merokok atau berhenti minum alkohol. Efek samping
utamaklonidinadalahmulutkering dansedasi.Klonidinberguna
bagipasienyang memilikikontraindikasidenganfarmakoterapi

25
lainnya.
3) MetodeHipnotis
Perokokdiberiintervensioleh penghipnotis bahwa merokokitu buruk
dandia harusberhenti,maka pada saatdia sadar kembali,besar
kemungkinan diaakan berhenti, sekalipun dia tidak tahusiapayang
menyuruhnyaberhenti.

2.6.5 Program Berhenti Merokok (PBM)


MenurutSadikin(2008) langkah awaldalam PBMdikenalsebagai
intervensisingkatyang dalamguidelinedariUSDepartementofHealth and Human
Service disebut sebagai langkah 5Ayaitu:
1) Ask (tanyakan)
Merupakanlangkah untuk memastikan apakah klien/pasien anda merokok
dan menggali motivasinya untuk berhenti merokok, termasuk
identifikasi dan dokumentasi klien setiap kontrol (Sabri, 2011).
2) Advise (anjurkan)
Menasehati klien untuk berhenti merokok. Gunakan pendekatan secara
personal,kuat,danjelasdalammenganjurkanklienuntuk berhenti merokok
(Sabri,2011).
3) Assess(evaluasi)
Nilaikesiapanklienuntukberhentimerokok,gunakandaftar tanya yang
dimaksudkanuntukmelihatkesiapanklienuntukberhenti
merokok.Klienyang sedangdantengahmerokok,evaluasikeinginan untuk
berhenti saat ini(Sabri, 2011).
4) Assist(bantu)
Membantuklienberhentimerokok.Klienyang berniatberhenti
merokok,tawarkanpengobatandankonselingyangbisa membantu klien
berhenti merokok. Klien yangbelum berniat untuk berhenti,
berikanmotivasiuntukmeningkatkan keinginan berhentimerokok, begitu
juga klien yang baru berhenti merokok dan menghadapi kendala, untuk

26
mencegahklien merokok kembali (Sabri, 2011).
5) Arrange (susun)
Susunlahsemualangkahyang sudahdanakandilakukanolehpasien untuk
menghentikan kebiasaan merokoknya.

2.6.6 Kendala Berhenti Merokok


Menurut Sadikin(2008) kendala yang menyebabkan perokok sulit berhenti
merokok,yaitu:
1) Gejalaputus nikotin
Nikotindarirokoksecaralangsung merangsangreseptorasetilkolin
padaneuronyang berisidopamin.Stimulasireseptorasetilkolininilah yang
menyebabkan timbunan dopamindiotak.Aktivasiini menimbulkan
perasaansenang.Kadar puncak nikotin, aktivasiotak yang sementara,
diikuti dengan turunnya kadar nikotin secara bertahap, sampai pada
suatu titik “putus” yang hanya dapat dihilangkan dengan menghisap
rokok selanjutnya.
2) Pasien tidak mau berhenti merokok
Menurut Sabri (2011) untuk kasus seperti ini, dapat dilakukan pendekatan
5R,yaitu:
a. Relevance (Relevan)
Kaitkanmerokokdengandampaknegatifterhadapkesehatandan manfaat
ekonomi.

b. Risk (Risiko)
Mintapasien untuk menjabarkansendiri bahayamerokok, baik risiko
akut maupun jangkapanjang.
c. Reward(Keuntungan)
Pasiendiajakmengidentifikasimanfaatyangdapatdiperolehdari
merokok.

27
d. Roadblock (Hambatan)
Tanyakan dan jelaskan kepada pasien mengenai kemungkinan
hambatanyangdapat muncul dari upayaberhenti merokok.
e. Repetition(Pengulangan)
Berikanmotivasisecaraterusmeneruspadasaatpasienmelakukan
kontrol.

28
BAB III
HASIL PRAKTIK KLINIK

3.1 Gambaran Puskesmas Nan Balimo Kondisi Geografi

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo

29
Puskesmas Nan Balimo merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kota
Solok yang berdiri pada tahun 2008dengan luas tanah 1200 M2, dan merupakan
puskesmas non perawatan atau puskesmas rawat jalan.
Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan PPA dan Kampung Jawa
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan tanjung paku
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa
Jarak antara Puskesmas Nan Balimo dengan Ibukota Propinsi Sumatera Barat
67 km, dengan Luas wilayah kerja 1474 Ha yang terbagi atas 2 (dua) kelurahan, yaitu
:
1) Kelurahan Nan Balimo
2) Kelurahan Laing

3.2 Kondisi Demografi


Berdasarkan data statistik tahun 2014 jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Nan Balimo sebanyak 8682 jiwa, dimana menurut kelurahan:
1) Kelurahan Nan Balimo, jumlah penduduk sebanyak 7080 jiwa
2) Kelurahan Laing, jumlah penduduk sebanyak 1111 jiwa
Mata Pencarian penduduk di Kelurahan Nan Balimo dan Kelurahan Laing pada
umumnya bekerja disektor perdagangan dan sektor pertanian.

3.3Visi dan Misi


1) Visi Puskesmas Nan Balimo
“Terwujudnya masyarakat Nan Balimo dan laing mandiri untuk hidup sehat”
2) Misi Puskesmas Nan Balimo
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk ber-PHBS
b. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder bidang kesehatan

30
c. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
d. Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan
e. Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistim informasi

f. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja


g. Memelihara dan meningkatkan UKP dan UKM serta kesehatan
lingkungan

3.4. Sarana dan Prasarana


1) Gedung Puskesmas
Satu buah gedung puskesmas yang terletak di Kelurahan Nan Balimo Kota
Solok.
2) Puskesmas Pembantu
a. Pustu Gelanggang Betung
b. Pustu Tembok
c. Pustu Laing Taluk
d. Pustu Laing Pasir
3) Pos Kesehatan Kelurahan
a. Poskeskel Nan Balimo
b. Poskeskel Laing
4) Sarana Transportasi
a. Kendaraan Dinas Roda 4 : 2 Unit
b. Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit

Tabel 3.4.1Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas


Nan Balimo

No Jenis Sarana Jumlah


1. Puskesmas Induk 1 Unit
2. Puskesmas Pembantu 4 Unit

31
3. Poskeskel 2 Unit
4. Posyandu Balita 10 Unit
5. Posyandu Lansia 4 Unit
6. Kendaraan Dinas Roda 4 2 Unit
7. Kendaraan Dinas Roda 2 13Unit
Sumber :Profil Puskesmas Nan Balimo 2017

3.5Ketenagakerjaan Nan Balimo

Tabel 3.5.1Tenaga yang ada di Puskesmas Nan Balimo Tahun 2015, yaitu:

No Jenis Tenaga Jumlah Ket

1 Dokter Umum 2

2 Dokter Gigi 1 Kepala puskesmas

3 Kesehatan Masyarakat 3 kesmas, 1 sukarela

4 Tenaga Perawat 13 3 sukarela

5 Tenaga Bidan 17 4 sukarela

6 Tenaga Sanitarian 1

7 Tenaga Gizi 3

8 Perawat Gigi 1

9 Tenaga Apotik/gudang obat 3

10 Tenaga Analis 1

11 Tenaga Refraksi Optisi 1 Sukarela

12 Tenaga RM 1

13 Tenaga Elektromedik 0

32
14 Administrasi 3

15 Tenaga Supir 1

16 Penjaga Malam 1

17 Tenaga Kebersihan 2

Total 54

Sumber :Profil Puskesmas Nan Balimo 2017

3.6Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


Nan Balimo
3.6.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
1) Promosi Kesehatan
Kegiatan yang dilakukan:
a. Penyuluhan ke sekolah
b. Penyuluhan di posyandu
c. Penyuluhan keliling
d. Pembinaan kelurahan model perilaku hidup bersih dan sehat kawasan
tanpa rokok (PHBS-KTR)
e. Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
f. Pembinaan kader kesehatan

2) Kesehatan Lingkungan
a. Kegiatan yang dilakukan:
1. Inspeksi sanitasi dasar
2. Rumah sehat
3. Pemeriksaan tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan
makanan (TTU-TPM)
4. Sanitasi total berbasis masyarakat
5. Pengelolaaan sampah rumah tangga
6. Pembinaan dan pengawasan kualitas air

33
7. Penyuluhan hygine sanitasi ke sekolah
8. Penyuluhan kawasan sehat

a. Hasil Kegiatan :
Tabel 3.6.1 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan

2014 2015 2016


N
Kegiatan Target pencapaian Target Pencapaian Target Pencapaian
o
% % % % % %

1 Akses air bersih 92 92 92 90,8 92 91


*

2 Jamban 90 90 90 70,5 90 71
keluarga *

3 Pembuangan 75 75 75 85,13 75 86
limbah

4 Pengelolaan 95 95 95 84,9 95 85
sampah

5 Rumah sehat 80 80 80 87,12 80 88

6 TTU 75 75 75 89,4 75 94

7 TPM 65 65 65 82,5 65 82,5

Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2014, 2015, 2016

3) Kesehatan Ibu dan Anak serta KB


a. Kegiatan yang dilakukan :

34
1. Program Kesehatan Ibu
a) Kelas Ibu Hamil
b) Pelayanan ANC
c) Kunjungan Bumil Resti
d) Kunjungan Nifas
e) Pemantauan Stiker P4K/ANC
f) Berkualitas
g) Otopsi verbal,dll

2. Program Kesehatan Anak


a) DDTK
b) Kelas Ibu Balita

3. Program Keluarga Berencana


a) Pelayanan dan konseling
b) Penanganan komplikasi ringan

b. Hasil Kegiatan
1. Program Kesehatan Ibu
Tabel 3.6.2Hasil Kegiatan Program Kesehatan Ibu
No Kegiatan 2014 2015 2016
Target Target Target Pencapaia
Target Pencapaian
% % % n%
(%) (%)

1 Cakupan 100 100 100 105 100 105


kunjungan
ibu hamil K1
2 Cakupan 95 95 95 91.16 95 91,16
kunjungan

35
ibu hamil K4
3 Cakupan ibu 80 80 80 20.3 80 20.3
hamil dengan
komplikasi
yang
ditangani
4 Cakupan 90 90 90 82 90 82
pertolongan
persalinan
nakes
5 Kunjungan 85 85 85 74 90 74
Nifas
Sumber: Profil Puskesmas Nan Balimo 2014, 2015, 2016

2. Program Kesehatan Anak


Tabel 3.6.3Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak

Progra Target Pencapaian Target Pencapaian


Kegiatan Sasaran
m 2015 (%) 2015(%) 2016(%) 2016(%)

(Anak) Jumlah KN1 170 90 82 90 82

Jumlah KN
Lengkap 170 90 72,4 90 72,4
sasaran 170

DDTK
659 90 80 90 80
2x/tahun

Jumlah
0 80 33 80 33
neonatus

36
komplikasi yg
ditangani

Pelayanan
(Bayi)
Bayi

DDTK 4x/th 170 90 82,5 90 82,5

Jlh kematian
0 - 4 - 4
bayi

Jlh Kematian
0 - 1 0 -
Balita

Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo2015, 2016

3. Program Keluarga Berencana


Tabel 3.6.4 Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana

Peserta KB Baru Peserta KB Aktif DROP OUT


Jml
No Kelurahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif
PUS
Jml % Jml % Jml %

Nan 909 72,72 112 8,9


1 1250 44 9,12
Balimo

2 Laing 198 41 28,7 166 83,8 18 9,09

Total 1448 155 10,7 1075 74,2 130 8,7

Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2015

37
Peserta KB Baru Peserta KB Aktif DROP OUT
Jml
No Kelurahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif
PUS
Jml % Jml % Jml %

Nan 909 72,72 112 8,9


1 1250 44 9,12
Balimo

2 Laing 198 41 28,7 166 83,8 18 9,09

Total 1448 155 10,7 1075 74,2 130 8,7

Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2016

4) Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Kegiatan yang dilakukan :
1. Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb & Agst)
2. Pengukuran Status Gizi Murid TK/PAUD
3. Pengukuran Status Gizi Siswa SD, SLTP & SLTA
4. Pemberian PMT Pemulihan
5. Kelas gizi
6. Survey GAKI tingkat rumah tangga.
7. Kegiatan rutin seperti :
8. Pemberian vit A
9. Pemberian tablet Fe

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.6.5Hasil Kegiatan progrgham Perbaikan Gizi masyarakat

38
Target Pencapaian Target Pencapaian
Target Pencapaian
No Kegiatan 2014 2014 2015 2015
2016 % 2016%
(%) (%) (%) (%)

D/S Balita
1 85 69 90 84 90 64

N/D’ Balita 87 87,53 87 87,53 87 87,53

Pendistribusian Vit A 85 98 87 99 87 99

Ibu hamil mendapat


95 96 82 91.1 82 91,1
90 tablet Fe

Bayi usia 0-6 bulan


80 90,9 39 96 85 96
mendapat asi ekslusif

Cakupan rumah
tangga yang
90 100 95 100 95 100
mengkonsumsi garam
beryodium

Sumber ; Profil Puskesmas Nan Balimo Tahun 2014, 2015, 2016

5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


a. Kegiatan yang dilakukan :
i. Program P2P
a) Sosialisasi P2P dan Surveilans
b) Pemeriksaan kontak TB
c) Penyegaran Kader TB
d) Penyuluhan HIV – AIDS,IMS & TB untuk pemuda dan Lapas
e) Survey Epidemiologi
f) PTM
g) Posbindu

39
ii. Kusta
Penemuan dan penanganan kasus

iii. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC


a) Pelacakan Kasus Kontak
b) PMO TB
c) TB mangkir
d) Penyaringan saspec
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.6.6Hasil Kegiatan Program TB

NO Triwulan Target Penemuan CDR konversi %


BTA (+) (+) BTA target Target
baru. 90% 80%
Target
80%
1 I 14 1 7.1 1 100
2 II 14 1 7.1 1 100
3 III 14 0 0 0 0
4 IV 14 0 0 0 0
5 Total 14 2 14.3 1 100
Sumber: Profil Puskesmas Nan Balimo 2016

NO Sembuh Target % Pengobatan %


Lengkap
1 2 100 0 0
2 2 100 0 0
3 1 100 0 0
4 2 100 0 0
5 7 100 0 0
Sumber: Profil Puskesmas Nan Balimo 2015

40
iv. Pencegahan dan Pemberantasan DBD
a) Sosialisasi DBD
b) Pemantauan Jentik
c) PE

v. Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia


Penemuan dan penanganan kasus

vi. Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies


Pelacakan Kasus

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.6.7 Hasil Kegiatan Program P2P

No Kegiatan Pencapaian % Target %

Penemuan kasus BTA


14.3 100
(+) *

Angka Bebas
92
Jentik(ABJ)

Penemuan kasus
- -
Pneumoni *

Pengobatan Diare 100 -

Penanganan kasus DBD 100 -

Penemuan kasus Kusta - -

41
Rabies : Kasus Gigitan - -

Pemberian VAR/SAR - -

IVA : diperiksa 63 org 237 org

hasil (+) 2 org -

Pemakaian Zink pada


100 100
diare pada anak balita

Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2016

6) Program Imunisasi
a. Kegiatan
1) Pelayanan Imunisasi
2) BIAS
3) TT WUS
4) Sweeping
5) Pelacakan KIPI

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.6.8 Hasil Kegiatan Program Imunisasi

No Kegiatan 2014 2015 2016


Target Pencapaian Target Pencapaian Target Pencapaian
% % % % % %
HB 0 85 92,9 85 92.4 85 92,4
BCG 95 85,9 95 82,6 95 82,6
Polio 1 95 89,4 95 82,6 95 92,6
DPT HB 1 95 102,8 95 75,9 95 75,9
Polio 2 95 101,6 95 75,9 95 75,9

42
DPT HB 2 95 100,4 95 79 95 79
Polio 3 95 101,6 95 78,5 95 78,5
DPT HB 3 90 94,3 90 82,6 90 82,6
Polio 4 90 88,9 90 81,5 90 81,5
Campak 90 78 90 79,5 90 79,5
DO DPT/ HB 5 8,2 5 8,6
5 8,6
(1)-(3)
DO DPT/ HB 5 24,1 5 7,9
5 7,9
(1)- campak
Booster - - 80 10,3
80 10,3
pentavalen
Booster - - 80 2,5
80 2,5
campak
Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2014,2015, 2016

7) Pengobatan
Program pengobatan yang dilaksanakan di puskesmas adalah program
pengobatan tingkat pertama atau program pengobatan dasar yang mengacu
kepada standar pengobatan rasional di puskesmas. Obat-obatan yang
digunakan di dalam pengobatan dasar di puskesmas ini harus mengacu
pada obat-obat standar yang terdapat di dalam Formularium Nasional
(Fornas).

3.6.2 Program Pengembangan (Inovasi)


1) UKS
a. Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
b. Pembinaan Sekolah Sehat
c. Pelatihan Dokter Kecil/Kader Kesehatan
2) Perkesmas
a. Asuhan keperawatan pada keluarga

43
b. Kunjungan rumah KK Resti
3) Kesehatan Jiwa
a. Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
b. Rujukan kasus jiwa
4) Kesehatan Mata
a. Penemuan dan penangan kasus
b. Rujukan
5) Kesehatan Lansia
a. Pelayanan di dalam dan luar gedung
b. Pembinaan kelompok Lansia
c. Senam lansia
d. Penyuluhan Kesehatan Lansia
e. Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6) PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)
a. Pelatihan kader PKPR
b. Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
c. Konsultasi bagi remaja
7) Kesehatan Gigi & Mulut
a. Dalam Gedung
1. Pelayanan kedaruratan Gigi
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
3. Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar Gedung
1. UKGS
2. UKGM

3.7 Hasil Kegiatan Puseksmas


Kegiatan kepaniteraan klinik senior kedokteran Baiturrahmah dilakukan selama
6 minggu di beberapa puskesmas, salah satunya Puskesmas Nan Balimo kota Solok.
Kegiatan dari puskesmas ini di mulai dengan adanya pengarahan dari dinas kesehatan

44
berupa materi terkait program-program yang menjelaskan tentang kegiatan
puskesmas. Kepaniteraan klinik senior melakukan kegiatan di dalam gedung berupa
pembelajaran mengenai program-program yang ada di Puskesmas Nan Balimo.
Mahasiswi yang berjumlah 2 orang dijadikan 1 kelompok. Setiap hari mahasiswi
mempelajari tentang program-program yang ada dimasing-masing poli.
Kemudian juga dilakukan kegiatan diluar gedung diantaranya adalah:

1) Posbindu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 8 juni 2017
Tempat : laing pasir
b. Tujuan
1. Menimbang tinggi badan dan berat badan
2. Mengukur lingkar pinggang
3. Menilai IMT, body fat, body age, visceral fat, kalori
c. Manfaat
1. Untuk mengetahui apakah ada faktor resiko
hipertensi/diabetes/jantung/kanker
2. Mengamati keadaan pasien sebelum dan sesudah pemeriksaan
3. Mengobati pasien yang sakit
4. Bila pasien sakit disarankan berobat kepuskesmas
5. Memberi edukasi bila ada pasien yang memiliki resiko
penyakit hipertensi/diabetes/jantung/kanker

2) Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 14 juni 2017
Tempat : Posyandu anggrek II

45
b. Tujuan
1. Memberikan imunisasi, penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan
2. Memberikan penyuluhan tentang manfaat asi ekslusif
c. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat asi ekslusif
2. Memantau tumbuh kembang anak
3) Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 15 juni 2017
Tempat : Posyandu bougenvil 6
b. Tujuan
1. Memberikan imunisasi, penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan
2. Memberikan penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap
c. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat asi ekslusif
2. Memantau tumbuh kembang anak
3. Manfaat imunisasi terhadap imunitas anak

4) Kunjungan Lapas
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 16 juni 2017
Tempat : Lapas
b. Tujuan : Memberikan penyuluhan tentang tanda dan gejala
tuberkulosis
c. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan narapidana tentang isi
penyuluhan

46
5) Posbindu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 17 juni 2017
Tempat : Tembok

b. Tujuan
1. Menimbang tinggi badan dan berat badan
2. Mengukur lingkar pinggang
3. Menilai IMT, body fat, body age, visceral fat, kalori
c. Manfaat
1. Untuk mengetahui apakah ada faktor resiko
hipertensi/diabetes/jantung/kanker
2. Mengamati keadaan pasien sebelum dan sesudah pemeriksaan
3. Mengobati pasien yang sakit
4. Bila pasien sakit disarankan berobat kepuskesmas
5. Memberi edukasi bila ada pasien yang memiliki resiko
penyakit hipertensi/diabetes/jantung/kanker

3.8 Fokus Kajian Program


3.8.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data seunder, observasi dan
wawancara dengan kepala puskesmas dan penanggung jawab program di Puskesmas
Nan Balimo.Terdapat 5 upaya kesehatan masyarakat esensial yang dijalankan, ytaitu
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana, perbaikan gizi masyarakat, serta pencegahan dan pengendalian
penyakit.Identifikasi masalah dilakukan pada masing-masing program wajib di

47
Puskesmas Nan Balimo. Pada program esensial tersebut masih terdapat kesenjangan
antara target dan pencapaian.
Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih tiga
masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas Urgensy,
Seriousness, Growth (USG). Penilaian tiga masalah prioritas tersebut ditentukan
berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara dengan pemegang program,
serta observasi langsung lapangan. Permasalahan ini tidak hanya dilihat
daikesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari Urgensy,
Seriousness, dan Growth.
Uraian tiga permasalahan kesehatan yang dipilih yaitu :

1. Rendahnya kunjungan masyarakat untuk berhenti merokok


Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat ke Poli
Klinik Berhenti Merokok.
2. Rendah kualitas sputum yang diantar kepuskesmas
Temuan suspect BTA (+) di Puskesmas Nan Balimo pada tahun 2016
berjumlah 142 dengan target 100% adalah 14 orang, tetapi dalam
pemeriksaan BTA (+) baru yang didapat ditemukan 2 orang.
3. Rendahnya cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani adalah
80%.Tetapi yang didapat hanya 20,3 %

3.8.2 Penetapan Prioritas Masalah


Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Nan Balimo harus
ditentukan prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas.
Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah
menggunakan teknik skoring sebagai berikut:
1) Urgency (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : Tidak penting

48
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting
2) Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : Tidak penting
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting
3) Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : Tidak penting
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting

3.8.3. Penilaian prioritas masalah program di Puskesmas Nan Balimo


Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih tiga
masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas USG. Penilaian tiga
masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan puskesmas
dari wawancara dengan pemegang program. Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari
kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari Urgency,
Seriousness, dan Growth. Adapun masalah yang menjadi prioritas utama berdasarkan
skala USG adalah ditemukannya Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti
merokok
Tabel 3.8.1Urgency, Seriousness, Growth
Masalah U S G P Prioritas
Rendahnya kunjungan ke klinik 5 5 5 125 P1

49
berhenti merokok
Rendahnya kualitas sputum yang 4 5 5 100 P2
diantar kepuskesmas
Rendahnya cakupan ibu hamil dengan 4 3 4 48 P3
komplikasi yang ditangani

Adapun masalah yang menjadi prioritas utama berdasarkan skala USG adalah
ditemukan rendahnya kunjungan ke klinik berhenti merokok. Jumlah kunjungan
pasien setiap bulannya tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan ini
disebabkan karena kurangnya sosialisasi petugas dalam menyosialisasikan klinik
berhenti merokok dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok serta
beberapa masyarakat belum banyak mengetahui adanya klinik berhenti merokok
serta kurangnya advokasi yang dilakukan terkait pemberdayaan masyarakat.

50
51
3.8.4 Analisis Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa (Fishbone) maka dapat
dilakukan analisis sebab akibat masalah tersebut selanjutnya diambil tindakan
perbaikan.Dari berbagai penyebab yang ditemukan maka selanjutnya dicari alternatif
pemecahan masalah tersebut.

Tabel 3.8.2Analisis Sebab Akibat Masalah

Variabel
Masalah

No Faktor Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan


Penyebab Masalah

1. Manusia Perokok: Perokok:


a. Memberikan motivasi kepada
a. Kurangnya kesadaran
perokok untuk berhenti
untuk berhenti merokok
merokok
b. Ketergantungan dengan b. Mengurangi konsumsi rokok
rokok secara bertahap
c. Memberikan pengetahuan
c. Tidak peduli dengan
dan wawasan, efek samping
bahaya rokok yang dapat
rokok dalam jangka waktu

52
membahayakan kesehatan singkat dan jangka panjang
Petugas kesehatan:
Petugas kesehatan:
a. Meningkatkan waktu
a. Kurang optimalnya penyuluhan
penyuluhan tentang b. Mengadakan pelatihan untuk
rokok petugas atau kader tentang
b. Petugas masih kurang program
terampil dalam upaya
mengajak masyarakat Pemerintah:
untuk berhenti merokok a. Pemerintah mengoptimalkan
PERDA tentang rokok
Pemerintah:

a. Tidak ada tindakan tegas


dalam upaya mengajak
masyarakat untuk
berhenti merokok
2. Metode Klinik Berhenti Merokok: Klinik Berhenti Merokok:
a. Kurang optimal nya a. Meningkatkan kerjasama
kerjasama antar petugas puskesmas dengan
poli/klinik dan petugas lainnya
puskesmas lain Rokok:
a. Pemerintah meneluarkan
Rokok:
keputusan yang tegas dengan
a. Kampanye besar-besaran melarang pengeluaran iklan
baik di media cetak rokok
maupun elektronik b. Adanya upaya pemerintah
b. Akses untuk untuk menanggulangi
mendapatkan rokok yang distribusi rokok
mudah c. Mengawasi penjualan rokok
c. Penjualan rokok yang dipasaran

53
bebas di pasaran

3. Money Pemerintah: Pemerintah:

a. Kurangnya dana untuk a. Pemerintah memberikan


pelaksanaan program dana yang cukup untuk
berhenti merokok menjalankan program
berhenti merokok

Rokok:
Rokok:
a. Harga yang relatif murah
a. menaikkan harga rokok agar
masyarakat tidak mudah untuk
mendapatkan rokok

4. Sarana a. Kurangnya informasi a. Memberikan informasi


tentang adanya klinik kepada masyarakat
berhenti merokok bahwasanya ada klinik
berhenti merokok dan
mengajak masyarakat agar
datang ke klinik

5. Lingkungan Perokok: Perokok:


a. Orang-orang terdekat
a. Memberikan motivasi
banyak yang merokok
kepada perokok agar tidak
Keluarga:
terpengaruh oleh orang-
a. Keluarga membiarkan
orang terdekatnya untuk
perokok untuk merokok
merokok
b. Tidak ada dukungan
untuk berhenti merokok Keluarga:

a. Memberikan pengetahuan

54
kepada keluarga untuk
menasehati anggota
keluarga yang merokok
agar tidak merokok
b. Menganjurkan kepada
masyarakat untuk
memberikan dukungan
kepada anggota keluarga
untuk berhenti merokok

6. Material Kurangnya lembar balik, Menambah pembuatan dan


leaflet dan poster tentang pembagian lembar balik, leaflet
rokok dan poster

3.8.5 Plan Of ction


Berdasarkan alternatif pemecahan masalah diatas, penulis membuat beberapa
perencanaan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berhenti
merokok:

55
56
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan hasil wawancara kepada pemegang
program pencegahan dan pemberantasan penyakit di Puskesmas dan masyarakat Nan
Balimo khususnya klinik nerhenti merokok yaitu rendahnya kunjungan ke klinik
berhenti merokok di puskesmas nan balimo. Penyebab rendahnya kunjungan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti sosialisasi dan penyuluhan yang sedikit,
ketidaksadaran perokok untuk berhenti merokok, pengaruh lingkungan sekitar,
keluarga yang kurang peduli terhadap perokok serta masih ada masyarakat yang tidak
tau adanya klinik berhenti merokok dikota solok ini.
Untuk itu diberikan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya rokok bagi perokok
aktif dan perokok pasif, penyebaran leaflet, penempelan/pemajangan poster mengenai
bahaya rokok terhadap kesehatan.

4.2 Saran
Agar program-program kerja di puskesmas dapat berjalan dengan baik dan
masalah dapat teratasi, maka penulis menyarankan:
1) Melakukan koordinasi antar program/lintas program dan tokoh
masyarakat/lurah (lintas sector)

57
2) Melakukan pengawasan dan evaluasi oleh kepala puskesmas kepada pemegang
program pencegahan dan pemberantasan penyakit
3) Memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan
4) Penyebaran leaflet, penempelan/pemajangan poster mengenai bahaya akibat
rokok
5) Melakukan pemeriksaan CO analizer untuk mengetahui kadar CO dalam paru.

58

Anda mungkin juga menyukai