PENDAHULUAN
1
penelitian menunjukkan bahwa upaya berhenti merokok menunjukkan keberhasilan
yang lebih tinggi pada klien yang mempunyai motivasi tinggi dibanding klien dengan
pemberian farmakoterapi.
Salah satu upaya pemerintah dalam menangani kasus rokok di Kota Solok adalah
dengan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) seperti yang dimuat dalam
Peraturan Walikota Solok Nomor 5 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) yang meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
tempat anak bermain, tempat ibadah, tempat kerja, tempat lain yang ditetapkan.
Penelitian Srirahmah Putri (2015) menyebutkan bahwa pelaksanaan Perwako Nomor
5 Tahun 2013 di Kota Solok belum berjalan maksimal.
Dinas Kesehatan Kota Solok membuat sebuah Klinik Berhenti Merokok yang di
tempatkan pada salah satu puskesmas di Kota Solok yaitu puskesmas Nan Balimo
yang bertujuan untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat konsumsi rokok
dengan cara memberikan konseling kepada pasien (perokok aktif) yang datang. Dinas
Kesehatan Kota Solok berupaya memberikan pelayanan dengan mendirikan Klinik
Berhenti Merokok di puskesmas Nan Balimo. Namun demikian, peningkatan tersebut
belum memenuhi harapan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya percepatan
peningkatan kualitas pelayanan Publik dalam rangka memenuhi harapan masyarakat
tersebut.
Tindakan yang dilakukan di klinik berhenti merokok tersebut adalah konseling,
pengukuran kadar CO dalam paru-paru perokok, kemudian dilakukan pertemuan
berkala diselingi saran serta memberikan sugesti agar klien bisa berhenti merokok.
Pasien yang datang memang yang benar-benar memiliki kesadaran. Salah satu faktor
yang menyebabkan jumlah kunjungan belum mengalami peningkatan yaitu masih
kurangnya sosialisasi tentang klinik berhenti merokok tersebut kepada masyarakat.
Melihat kondisi jumlah pengunjung yang sedikit setiap bulannnya dan tidak
mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang “Rendahnya Kunjungan Ke Klinik Berhenti Merokok Di Pukesmas Nan
Balimo Tahun 2017.”
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Melengkapi syarat kepaniteraan klinik senior (KKS) di Puskesmas Nan
Balimo
2. Melengkapai syarat stase public health
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakaat
4. Mengetahui rendahnya kunjungan ke klinik berhenti merokok di
Puskesmas Nan Balimo tahun 2017.
3
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk menambah ilmu serta wawasan di bidang kesehatan terhadap
pengaruh rokok terhadap kesehatan
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa rokok dapat merusak
kesehatan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014, Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis
dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK,
bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan
masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan,
mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider,serta
menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.Dalam melaksanan tugas tersebut, puskesmas
menyelenggarakan fungsinya yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingakat pertama di wilayah
kerjanya.
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok dan masyarakat.Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama
meliputi upaya kesehatan masyarakat esensialdan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. UKM esensial upaya kesehatan ini merupakan upaya kesehatan wajib
yang upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya
5
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib
diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia. UKM essensial meliputi pelayanan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu,anak,
dan keluarga berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perorangan.Upaya kesehatan pengembangan merupakan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3) Hidup dalam lingkungan sehat.
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan Komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
6
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggualangan penyakit.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelnggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan,dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan peningkat kompetensi tenaga kesehatan.
7
i. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.
2.2.1 Perencanaan
1) Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan
strategi, kebiijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai
organisasi untuk menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan
umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner).
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini
akan menetukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan manajerial
akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan
yang dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian terhadap tujuan
secra efektif dan efisien.
8
2) Langkah-langkah perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu
sebagai berikut:
a. Analisa situasi
b. Mengidentifikasi masalah prioritas
c. Menentukan tujuan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
2.2.2 Pengorganisasian
1) Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan
diatur pengguanaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-
golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas
pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam
mencapai tujuan organisasi.
2) Manfaat pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan
mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b. Hubungan organisasi antar manusia yang akan terjadi antar anggota
atau staf organisasi
c. Pendelegasian wewenang
Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang kepada staf
sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
9
3) Langkah-langkah pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
b. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
c. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
d. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
e. Mendelegasikan wewenang
10
2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian
1) Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi
perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar
keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja
dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau
yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan dan penyimngan yang
terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan ini harus dapat dideteksi secara
dini dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan
dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih
diefesiensikan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat
lebih diefekti
2) Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
a. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf
melaksanakan kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan
dalam situasi yang sama di masa lalu.
b. Standar kriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh
petugas yang sudah mendapat pelatihan. Satandar ini berkaitan dengan
tingkat profesionalisme staf.
3) Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat,
organisasi yang akan memperoleh manfaatnya, yaitu :
a. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah
dilaksanakan oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana
kerja, apakah sumberdayanya sudah digunakan seusai dengan yang
sudah ditetapkan. Dalam hal ini,fungsi pengawasan dan pengendalian
bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan program
11
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
melaksanakan tugas-tugasnya
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien
d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,
dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan
4) Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering
dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaannya
terletak pada sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan
waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga
mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan
efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi perencanaan.
2.3 Rokok
2.3.1 Definisi Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani,
2014).
12
dibawah sinar matahari, kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan
mesin sebelum ditambahkan kedalam campuran tembakau untuk membuat
rokok kretek(Anonim, 2013).
3) Saus Rahasia
Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk
menciptakan aroma serta citarasa tertentu. Saus ini yang menjadi pembeda
antara setiap merek dan varian kretek(Anonim, 2013).
13
dikeringkan, dipadukan dengan cengkeh dan saat dihisap terdengar bunyi‘kretek’.
Sejarah rokok kretek diIndonesia bermuladari kotaKudus, JawaTengah.
14
1) Rokok
Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan.
2) Rokok Organik
Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan adiktif
sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern.
3) Rokok Gulungan atau“Lintingan”
Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting sendiri ini sebagian
besar disebabkan oleh budaya dan faktor finansial.
4) Bidis
Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis
dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi
peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek
kardiovaskuler.
5) Kretek
Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh menimbulkan
aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam daripada rokok
biasa.
6) Cerutu
Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya,
seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.
7) Pipa
Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok biasa,
sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk mendapatkan kadar
nikotin yang tinggi dalam tubuh.
8) PipaAir
Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi bahwa cara ini
sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalah hookah,
bhang, narghile, shisha.
15
2.3.7 Filter Rokok
Filter rokok yang terbuat dari asetat selulosa berfungsi untuk menahan tar dan
partikel rokok yang berasal dari rokok yang dihisap, namun dalam jumlah sangat
sedikit. Filter juga berfungsi untuk mendinginkan rokok sehingga menjadi mudah
dihisap (Mustikaningrum, 2010).
16
2.4 Perokok
2.4.1 Definisi perokok
Perokokadalahseseorangyangsukamerokok,disebutperokokaktif bila orang
tersebutyang merokoksecaraaktif,dan disebutperokokpasif bila orang
tersebuthanyamenerimaasaprokoksaja,bukanmelakukanaktivitas merokok
sendiri(KBBI,2012).
Definisilain dariperokokadalahmerekayang merokok setiaphariuntuk
jangkawaktuminimal enambulanselama hidupnyamasihmerokoksaat surveidilakukan
(Octafrida, 2011).
17
setiap saat setelahefek dari rokokyangdihisapnyaberkurang.
4) Kondisi merokokyangsudah menjadikebiasaan.
Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk mengendalikan
perasaan,tetapikarena benar-benarsudahmenjadikebiasaannyarutin.Ia
menghidupkanapirokoknyabilarokokyang sebelumnyatelah benar-
benarhabis.
2.5 Merokok
2.5.1 Definisi Merokok
Merokokadalahmembakartembakauyangkemudiandihisapisinya,baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Saleh, 2011).
18
Faktoryangmenyebabkan seseorangmerokok diantaranyasebagai berikut:
1) Gemerlap mengenai perokok
Sebagaihasildarikampanye besar-besarandarirokokdimedia iklandan media
cetak,makasemakinbanyakpria,wanita,tua danmudayang menjadi perokok.
2) Kemudahan mendapatkan rokok, harganya yang relatif murah, dan
distribusinyayangmerata.
3) Kurangnyapengetahuantentangbahayamerokokbagi kesehatan.
4) Adanyaanggapanbahwamerokokdapatmengatasikesepian,kesedihan,
kemarahan dan frustasi.
5) Faktor sosio-kultural seperti pengaruh orang tua, teman dan
kelompoknya.
a. FaktorPredisposisi
19
Terwujud dalam pengetahuan individu, sikap, kepercayaan,
keyakinan, tradisi, nilai, norma sosial, persepsidan unsur-unsur lain
yangterdapatdalamdiriindividudan masyarakatyangkemudian akan
memotivasi individu atau kelompok untuk melakukansuatu perilaku.
b. Faktor Pemungkin
Terwujud dalamlingkungan fisikyaknitersedianyafasilitaspelayanan
kesehatan, seperti Puskesmas,Posyandu, Rumah Sakit, tempat
pembuangan air dan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi,
uang,dansebagainya, termasuk prioritas dan komitmen masyarakat
ataupemerintahterhadapkesehatansertaketerampilanyang berkaitan
dengan kesehatan.
c. FaktorPenguat
Mencakup sikap dan perilaku dari keluarga, tokoh masyarakat,
petugas kesehatanatau petugas lainyang merupakankehlompok
intervensi dari perilakumasyarakat.
2) Teori WHO
Seseorangberperilaku karena ada empatalasan pokok,yaitu:
a. Pemikiran dan perasaan
Hasil dari pemikiran danpertimbangan pribadi terhadap stimulus atau
objek,yangmerupakanmodal awal untuk bertindak atau berperilaku.
b. Adanyaacuanataureferensi seseorangyangdipercayai
Dalammasyarakat,dimana sistempaternalistikmasihkuat,maka
perubahahanperilakumasyarakattergantung dariperilakutokoh
masyarakat setempat.
c. Sumberdaya
Merupakanpendukung untuk terjadinyaperilaku seseorang atau
masyarakat. Sumber daya pada Teori WHO inisama dengan faktor
pemungkin padaTeori Green.
d. Sosial budaya
20
Faktor inisangatberpengaruhterhadapterbentuknyaperilaku seseorang.
3) HealthBeliefModel(HBM)
Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangkan sebagai
kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai
dari pertimbanganorang mengenai kesehatan.Health Belief Model ini
digunakan untuk meramalkanperilakupeningkatan kesehatan. Health
Belief Model merupakan model kognitif yang berarti bahwa proses
kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Kemungkinan
individu akan melakukantindakanpencegahan tergantung pada
hasildaridua keyakinanataupenilaiankesehatanyaituancaman yang
dirasakan darisakitdanpertimbangantentang keuntungandan
kerugian.Penilaian pertamaadalah ancaman yangdirasakanterhadap
resikoyangakanmuncul.Halinimengacupadasejauhmanaseseorang
berpikirpenyakitatau kesakitanbetul-betulmerupakafn ancamanbagi
dirinya. Asumsinya adalah bahwa, bila ada ancaman yang dirasakan,
maka perilakupencegahanjuga akanmeningkat. Penilaiantentang
ancamanyangdirasakanini berdasarkan pada:
a. Kerentananyangdirasakan(perceivedvulnerability)yang merupakan
kemungkinanbahwaorang-orang dapatmengembangkanmasalah
kesehatan menurut kondisi mereka.
b. Keseriusan yangdirasakan (perceived severity)merupakanorang-
orangyang mengevaluasiseberapajauhkeseriusanpenyakittersebut
apabila mereka mengembangkan masalahkesehatanataumembiarkan
penyakitnyatidakditangani.Faktoryang mempengaruhiperubahan
perilaku adalah perilaku itu sendiri yangdipengaruhi oleh
karakteristikindividu, penilaianindividuterhadapperubahanyang
ditawarkan, interaksi dengan petugaskesehatanyang
merekomendasikan perubahan perilaku dan pengalaman mencoba
merubah perilakuyangserupa(Fertmanet al., 2010).
21
4) Teori TingkatPerubahanPerilaku
Awal1980-anJamesProchaskadanCarloDiClementemengenalkan
teoriuntuk memahamiperubahanperilaku khususnyaperilakuadiktif, teoriitu
dinamakanTranstheoretical Model.Konsep ini terdiridari tahapan-
tahapan,sehinggamodeltranstheoreticaljuga dikenalsebagai tahap
perubahan (Fertman, 2010).Tahapan ini terdiri dari:
a. Prekontemplasi
Seseorang belum merencanakan perubahan perilaku dalam enam bulan
kedepan.
b. Kontemplasi
Seseorangmulaimempertimbangkanperubahanperilakudanberniat
mengubah perilaku dalam enam bulan.
c. Preparasi atau Persiapan
Seseorangtelahberencanamengubahperilakunyadalamenambulan
kemudian.
d. Aksi
Seseorang telah melakukan perubahan selama lebih kurang enam
bulan.
e. Pemeliharaan
Seseorang telah mempertahankan perubahan perilaku selama
setidaknyaenam bulan tetapi kurangdari limatahun.
Tahun 1998 konsep ini dikembangkan oleh beberapa pakar seperti
Velicer,Fava,Norman,danRedding,menjadikonsepyang lebihspesifik untuk
memahamiperubahan perilaku perokokatau disebut tahapan smoking
cessation(berhenti merokok) (Syafiie, 2009).
22
kebiasaanmerokokyang pada dasarnya merupakanperpaduandariterapi
perilakudanobatuntukmenghentikankebiasaanmerokoktersebut(Syafiie, 2009).
23
Inilahbagiantersulit, karenaperokokakanmengalamiefek samping seperti
sakit perut, muntah dan jugakemungkinanmengalami hipotermia.
4) Dalam 72 jam
Tabungbronkial mulai rileks dan bernapas menjadi lebih mudah.
5) Dalam 2 minggu
Fungsiparumeningkat sampai30% sehingga sirkulasidarahmeningkat,
berjalanmenjadilebihmudah,tetapijuga dapatmenyebabkangejala penarikan
diri seperti mudah tersinggung, sakit kepala, dan kecemasan, inilah
alasanobatantidepresan bekerja dengan baik dalamberhenti merokok.
6) Antara1-9 bulan
Siliadi paru-paru mulaiberfungsi dengan baik
7) Setelah 1 tahun
Risikoseranganjantungakanberkurangsetengahdibandingkansaatsatu
tahunyanglalu.
8) Setelah 10 tahun
Risiko terkena serangan jantung dan kanker paru-paru sama seperti
seseorangyangbelum pernah merokok.
24
c. PengondisianBerbalik
Teknik ini sangat unik,yaitu memasangkan sebuahstimulus negatif
dengan perilakuyangingin dirubah.
2) MetodeyangMengandalkan Terapi dan Obat-Obatan
a. Terapi PenggantianNikotin
Nikotinyang biasanyadidapatdarirokokdigantisumbernyadengan
nikotin yang didapat dari kulit (susuk nikotin), mukosa hidung
(nikotin sedot hidung), dan mukosamulut (permen karet nikotin).
b. Pemberian obat-obatan
Obat yang digunakan untuk membantu keberhasilan berhenti
merokok antaralain :
i. Vareniklin
Vareniklinmenghalanginikotin menempelpadareseptordan
mengurangirasanikmatyang ditimbulkandarirokok.Efekivitas
obatinisudahterujidalamstuditerhadap2.000perokok.Dosis
yangdigunakan untuk terapi adalah 1 mg, diberikan duakali sehari.
Efek samping yang ditimbulkan adalah mual, sakit kepala,
insomnia,danmimpiburuk,namunhanyaterjadipadakurangdari
10%pasien (Larasaty, 2009).
ii. Bupropion
Obatinimemilikiefekpotenuntukberhenti merokok,bahkan
melebihikhasiatvareniklin.Efeksamping bupropiontersering adalah
insomnia, mulut kering, mual dan dapat menyebabkan kejang
denganrisiko1:1.000,makatidakbolehdigunakanpada pasien
denganriwayatepilepsi (Suryadjaja, 2013).
iii. Klonidin
Klonidinefektif menurunkangejala putusobatpada pasienyang
berhenti merokok atau berhenti minum alkohol. Efek samping
utamaklonidinadalahmulutkering dansedasi.Klonidinberguna
bagipasienyang memilikikontraindikasidenganfarmakoterapi
25
lainnya.
3) MetodeHipnotis
Perokokdiberiintervensioleh penghipnotis bahwa merokokitu buruk
dandia harusberhenti,maka pada saatdia sadar kembali,besar
kemungkinan diaakan berhenti, sekalipun dia tidak tahusiapayang
menyuruhnyaberhenti.
26
mencegahklien merokok kembali (Sabri, 2011).
5) Arrange (susun)
Susunlahsemualangkahyang sudahdanakandilakukanolehpasien untuk
menghentikan kebiasaan merokoknya.
b. Risk (Risiko)
Mintapasien untuk menjabarkansendiri bahayamerokok, baik risiko
akut maupun jangkapanjang.
c. Reward(Keuntungan)
Pasiendiajakmengidentifikasimanfaatyangdapatdiperolehdari
merokok.
27
d. Roadblock (Hambatan)
Tanyakan dan jelaskan kepada pasien mengenai kemungkinan
hambatanyangdapat muncul dari upayaberhenti merokok.
e. Repetition(Pengulangan)
Berikanmotivasisecaraterusmeneruspadasaatpasienmelakukan
kontrol.
28
BAB III
HASIL PRAKTIK KLINIK
29
Puskesmas Nan Balimo merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kota
Solok yang berdiri pada tahun 2008dengan luas tanah 1200 M2, dan merupakan
puskesmas non perawatan atau puskesmas rawat jalan.
Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan PPA dan Kampung Jawa
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan tanjung paku
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa
Jarak antara Puskesmas Nan Balimo dengan Ibukota Propinsi Sumatera Barat
67 km, dengan Luas wilayah kerja 1474 Ha yang terbagi atas 2 (dua) kelurahan, yaitu
:
1) Kelurahan Nan Balimo
2) Kelurahan Laing
30
c. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
d. Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan
e. Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistim informasi
31
3. Poskeskel 2 Unit
4. Posyandu Balita 10 Unit
5. Posyandu Lansia 4 Unit
6. Kendaraan Dinas Roda 4 2 Unit
7. Kendaraan Dinas Roda 2 13Unit
Sumber :Profil Puskesmas Nan Balimo 2017
Tabel 3.5.1Tenaga yang ada di Puskesmas Nan Balimo Tahun 2015, yaitu:
1 Dokter Umum 2
6 Tenaga Sanitarian 1
7 Tenaga Gizi 3
8 Perawat Gigi 1
10 Tenaga Analis 1
12 Tenaga RM 1
13 Tenaga Elektromedik 0
32
14 Administrasi 3
15 Tenaga Supir 1
16 Penjaga Malam 1
17 Tenaga Kebersihan 2
Total 54
2) Kesehatan Lingkungan
a. Kegiatan yang dilakukan:
1. Inspeksi sanitasi dasar
2. Rumah sehat
3. Pemeriksaan tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan
makanan (TTU-TPM)
4. Sanitasi total berbasis masyarakat
5. Pengelolaaan sampah rumah tangga
6. Pembinaan dan pengawasan kualitas air
33
7. Penyuluhan hygine sanitasi ke sekolah
8. Penyuluhan kawasan sehat
a. Hasil Kegiatan :
Tabel 3.6.1 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
2 Jamban 90 90 90 70,5 90 71
keluarga *
3 Pembuangan 75 75 75 85,13 75 86
limbah
4 Pengelolaan 95 95 95 84,9 95 85
sampah
6 TTU 75 75 75 89,4 75 94
34
1. Program Kesehatan Ibu
a) Kelas Ibu Hamil
b) Pelayanan ANC
c) Kunjungan Bumil Resti
d) Kunjungan Nifas
e) Pemantauan Stiker P4K/ANC
f) Berkualitas
g) Otopsi verbal,dll
b. Hasil Kegiatan
1. Program Kesehatan Ibu
Tabel 3.6.2Hasil Kegiatan Program Kesehatan Ibu
No Kegiatan 2014 2015 2016
Target Target Target Pencapaia
Target Pencapaian
% % % n%
(%) (%)
35
ibu hamil K4
3 Cakupan ibu 80 80 80 20.3 80 20.3
hamil dengan
komplikasi
yang
ditangani
4 Cakupan 90 90 90 82 90 82
pertolongan
persalinan
nakes
5 Kunjungan 85 85 85 74 90 74
Nifas
Sumber: Profil Puskesmas Nan Balimo 2014, 2015, 2016
Jumlah KN
Lengkap 170 90 72,4 90 72,4
sasaran 170
DDTK
659 90 80 90 80
2x/tahun
Jumlah
0 80 33 80 33
neonatus
36
komplikasi yg
ditangani
Pelayanan
(Bayi)
Bayi
Jlh kematian
0 - 4 - 4
bayi
Jlh Kematian
0 - 1 0 -
Balita
37
Peserta KB Baru Peserta KB Aktif DROP OUT
Jml
No Kelurahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif
PUS
Jml % Jml % Jml %
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.6.5Hasil Kegiatan progrgham Perbaikan Gizi masyarakat
38
Target Pencapaian Target Pencapaian
Target Pencapaian
No Kegiatan 2014 2014 2015 2015
2016 % 2016%
(%) (%) (%) (%)
D/S Balita
1 85 69 90 84 90 64
Pendistribusian Vit A 85 98 87 99 87 99
Cakupan rumah
tangga yang
90 100 95 100 95 100
mengkonsumsi garam
beryodium
39
ii. Kusta
Penemuan dan penanganan kasus
40
iv. Pencegahan dan Pemberantasan DBD
a) Sosialisasi DBD
b) Pemantauan Jentik
c) PE
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.6.7 Hasil Kegiatan Program P2P
Angka Bebas
92
Jentik(ABJ)
Penemuan kasus
- -
Pneumoni *
41
Rabies : Kasus Gigitan - -
Pemberian VAR/SAR - -
6) Program Imunisasi
a. Kegiatan
1) Pelayanan Imunisasi
2) BIAS
3) TT WUS
4) Sweeping
5) Pelacakan KIPI
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.6.8 Hasil Kegiatan Program Imunisasi
42
DPT HB 2 95 100,4 95 79 95 79
Polio 3 95 101,6 95 78,5 95 78,5
DPT HB 3 90 94,3 90 82,6 90 82,6
Polio 4 90 88,9 90 81,5 90 81,5
Campak 90 78 90 79,5 90 79,5
DO DPT/ HB 5 8,2 5 8,6
5 8,6
(1)-(3)
DO DPT/ HB 5 24,1 5 7,9
5 7,9
(1)- campak
Booster - - 80 10,3
80 10,3
pentavalen
Booster - - 80 2,5
80 2,5
campak
Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2014,2015, 2016
7) Pengobatan
Program pengobatan yang dilaksanakan di puskesmas adalah program
pengobatan tingkat pertama atau program pengobatan dasar yang mengacu
kepada standar pengobatan rasional di puskesmas. Obat-obatan yang
digunakan di dalam pengobatan dasar di puskesmas ini harus mengacu
pada obat-obat standar yang terdapat di dalam Formularium Nasional
(Fornas).
43
b. Kunjungan rumah KK Resti
3) Kesehatan Jiwa
a. Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
b. Rujukan kasus jiwa
4) Kesehatan Mata
a. Penemuan dan penangan kasus
b. Rujukan
5) Kesehatan Lansia
a. Pelayanan di dalam dan luar gedung
b. Pembinaan kelompok Lansia
c. Senam lansia
d. Penyuluhan Kesehatan Lansia
e. Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6) PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)
a. Pelatihan kader PKPR
b. Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
c. Konsultasi bagi remaja
7) Kesehatan Gigi & Mulut
a. Dalam Gedung
1. Pelayanan kedaruratan Gigi
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
3. Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar Gedung
1. UKGS
2. UKGM
44
berupa materi terkait program-program yang menjelaskan tentang kegiatan
puskesmas. Kepaniteraan klinik senior melakukan kegiatan di dalam gedung berupa
pembelajaran mengenai program-program yang ada di Puskesmas Nan Balimo.
Mahasiswi yang berjumlah 2 orang dijadikan 1 kelompok. Setiap hari mahasiswi
mempelajari tentang program-program yang ada dimasing-masing poli.
Kemudian juga dilakukan kegiatan diluar gedung diantaranya adalah:
1) Posbindu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 8 juni 2017
Tempat : laing pasir
b. Tujuan
1. Menimbang tinggi badan dan berat badan
2. Mengukur lingkar pinggang
3. Menilai IMT, body fat, body age, visceral fat, kalori
c. Manfaat
1. Untuk mengetahui apakah ada faktor resiko
hipertensi/diabetes/jantung/kanker
2. Mengamati keadaan pasien sebelum dan sesudah pemeriksaan
3. Mengobati pasien yang sakit
4. Bila pasien sakit disarankan berobat kepuskesmas
5. Memberi edukasi bila ada pasien yang memiliki resiko
penyakit hipertensi/diabetes/jantung/kanker
2) Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 14 juni 2017
Tempat : Posyandu anggrek II
45
b. Tujuan
1. Memberikan imunisasi, penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan
2. Memberikan penyuluhan tentang manfaat asi ekslusif
c. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat asi ekslusif
2. Memantau tumbuh kembang anak
3) Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 15 juni 2017
Tempat : Posyandu bougenvil 6
b. Tujuan
1. Memberikan imunisasi, penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan
2. Memberikan penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap
c. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat asi ekslusif
2. Memantau tumbuh kembang anak
3. Manfaat imunisasi terhadap imunitas anak
4) Kunjungan Lapas
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 16 juni 2017
Tempat : Lapas
b. Tujuan : Memberikan penyuluhan tentang tanda dan gejala
tuberkulosis
c. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan narapidana tentang isi
penyuluhan
46
5) Posbindu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 17 juni 2017
Tempat : Tembok
b. Tujuan
1. Menimbang tinggi badan dan berat badan
2. Mengukur lingkar pinggang
3. Menilai IMT, body fat, body age, visceral fat, kalori
c. Manfaat
1. Untuk mengetahui apakah ada faktor resiko
hipertensi/diabetes/jantung/kanker
2. Mengamati keadaan pasien sebelum dan sesudah pemeriksaan
3. Mengobati pasien yang sakit
4. Bila pasien sakit disarankan berobat kepuskesmas
5. Memberi edukasi bila ada pasien yang memiliki resiko
penyakit hipertensi/diabetes/jantung/kanker
47
Puskesmas Nan Balimo. Pada program esensial tersebut masih terdapat kesenjangan
antara target dan pencapaian.
Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih tiga
masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas Urgensy,
Seriousness, Growth (USG). Penilaian tiga masalah prioritas tersebut ditentukan
berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara dengan pemegang program,
serta observasi langsung lapangan. Permasalahan ini tidak hanya dilihat
daikesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari Urgensy,
Seriousness, dan Growth.
Uraian tiga permasalahan kesehatan yang dipilih yaitu :
48
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting
2) Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : Tidak penting
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting
3) Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : Tidak penting
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting
49
berhenti merokok
Rendahnya kualitas sputum yang 4 5 5 100 P2
diantar kepuskesmas
Rendahnya cakupan ibu hamil dengan 4 3 4 48 P3
komplikasi yang ditangani
Adapun masalah yang menjadi prioritas utama berdasarkan skala USG adalah
ditemukan rendahnya kunjungan ke klinik berhenti merokok. Jumlah kunjungan
pasien setiap bulannya tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan ini
disebabkan karena kurangnya sosialisasi petugas dalam menyosialisasikan klinik
berhenti merokok dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok serta
beberapa masyarakat belum banyak mengetahui adanya klinik berhenti merokok
serta kurangnya advokasi yang dilakukan terkait pemberdayaan masyarakat.
50
51
3.8.4 Analisis Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa (Fishbone) maka dapat
dilakukan analisis sebab akibat masalah tersebut selanjutnya diambil tindakan
perbaikan.Dari berbagai penyebab yang ditemukan maka selanjutnya dicari alternatif
pemecahan masalah tersebut.
Variabel
Masalah
52
membahayakan kesehatan singkat dan jangka panjang
Petugas kesehatan:
Petugas kesehatan:
a. Meningkatkan waktu
a. Kurang optimalnya penyuluhan
penyuluhan tentang b. Mengadakan pelatihan untuk
rokok petugas atau kader tentang
b. Petugas masih kurang program
terampil dalam upaya
mengajak masyarakat Pemerintah:
untuk berhenti merokok a. Pemerintah mengoptimalkan
PERDA tentang rokok
Pemerintah:
53
bebas di pasaran
Rokok:
Rokok:
a. Harga yang relatif murah
a. menaikkan harga rokok agar
masyarakat tidak mudah untuk
mendapatkan rokok
a. Memberikan pengetahuan
54
kepada keluarga untuk
menasehati anggota
keluarga yang merokok
agar tidak merokok
b. Menganjurkan kepada
masyarakat untuk
memberikan dukungan
kepada anggota keluarga
untuk berhenti merokok
55
56
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan hasil wawancara kepada pemegang
program pencegahan dan pemberantasan penyakit di Puskesmas dan masyarakat Nan
Balimo khususnya klinik nerhenti merokok yaitu rendahnya kunjungan ke klinik
berhenti merokok di puskesmas nan balimo. Penyebab rendahnya kunjungan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti sosialisasi dan penyuluhan yang sedikit,
ketidaksadaran perokok untuk berhenti merokok, pengaruh lingkungan sekitar,
keluarga yang kurang peduli terhadap perokok serta masih ada masyarakat yang tidak
tau adanya klinik berhenti merokok dikota solok ini.
Untuk itu diberikan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya rokok bagi perokok
aktif dan perokok pasif, penyebaran leaflet, penempelan/pemajangan poster mengenai
bahaya rokok terhadap kesehatan.
4.2 Saran
Agar program-program kerja di puskesmas dapat berjalan dengan baik dan
masalah dapat teratasi, maka penulis menyarankan:
1) Melakukan koordinasi antar program/lintas program dan tokoh
masyarakat/lurah (lintas sector)
57
2) Melakukan pengawasan dan evaluasi oleh kepala puskesmas kepada pemegang
program pencegahan dan pemberantasan penyakit
3) Memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan
4) Penyebaran leaflet, penempelan/pemajangan poster mengenai bahaya akibat
rokok
5) Melakukan pemeriksaan CO analizer untuk mengetahui kadar CO dalam paru.
58