Jtptunimus GDL Arikusuman 6662 3 Babii
Jtptunimus GDL Arikusuman 6662 3 Babii
3
ISSN: 2087-2879
PERAWATAN PASIEN YANG MENJALANI PROSEDUR
KATETERISASI JANTUNG
Devi Darliana
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail : devi.darliana@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang diakibatkan oleh adanya stenosis pada arteri
koroner. Derajat stenosis arteri koroner dapat dinilai dengan melakukan pemeriksaan diagnostik invasif yaitu
kateterisasi jantung. Prosedur ini akan berjalan dengan baik apabila perawat maupun tim medis lain
melakukan perawatan pasien mulai dari perawatan dan persiapan pasien sebelum, selama dan setelah
menjalani prosedur kateterisasi jantung. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan pengetahuan
dan pemahaman dalam melakukan perawatan pada pasien sebelum dan setelah menjalani kateterisasi
jantung.Metode penulisan artikel ini berupa tinjauan kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber yang
relevan. Diharapkan kepada perawat dan tim medis lain untuk melakukan perawatan pasien mulai dari
persiapan pasien sebelum, selama serta setelah menjalani prosedur kateterisasi jantung dengan baik tanpa ada
komplikasi selama dan setelah prosedur dilakukan.
ABSTRACT
Coronary heart disease is a heart disease caused by the presence of stenosis in coronary arteries. The degree
of coronary artery stenosis can be assessed by examining the invasive diagnostic cardiac catheterization.
This procedure will run well if nurses and other medical teams perform patient treatment start from the
treatment and preparation of patient before, during, and after undergoing cardiac catheterization
procedures. This study aimed to give knowledge and understanding the patient treatment before and after
undergoing cardiac catheterization. This article is a literature review based on some relevant resources. It is
recommended for nurses and others medical teams for doing good treatment for patient start from patient
preparation before, during, and after undergoing cardiac catheterization procedure without complication
during, and after the procedure.
285
Idea Nursing Journal Devi Darliana
286
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3
prosedur ini berlangsung (Underhill, 2005; Aterosklerosis koroner menimbulkan
Huddak & Gallo, 2006). gejala dan komplikasi sebagai akibat
Selama prosedur kateterisasi jantung, penyempitan lumen arteri dan penyumbatan
perawat berperan dalam memonitoring aliran darah ke jantung. Sumbatan aliran
hemodinamik pasien seperti cardiac output, darah berlangsung progresif dan suplai darah
dan vital sign. Hal ini bertujuan untuk yang tidak adekuat (iskhemia) yang
mengidentifikasi segera adanya kondisi yang ditimbulkannya akan membuat sel-sel otot
abnormal sehingga dapat mencegah terjadi kekurangan komponen darah yang
komplikasi yang tidak diharapkan (Underhill dibutuhkan untuk hidup (Smeltzer & Bare,
et al, 2005; Smelter & Bare, 2008). 2008).
Perawatan setelah menjalani prosedur Kerusakan sel akibat iskhemia dapat
kateterisasi jantung bertujuan untuk terjadi dalam berbagai tingkat. Manifestasi
mengidentifikasi adanya iskemia atau infark utama iskhemia adalah nyeri dada. Angina
pasca prosedur, mengidentifikasi efek dari adalah nyeri dada yang hilang timbul, tidak
zat kontras, adanya edema dan perdarahan disertai kerusakan reversibel sel-sel jantung.
pada area puncture serta mengidentifikasi Iskhemia yang lebih berat disertai nekrosis
adanya gangguan sirkulasi perifer. Semua sel jantung di sebut infark miokardium.
tindakan ini diharapkan dapat Jantung yang mengalami degenerasi akan
mengidentifikasi masalah yang dialami digantikan dengan jaringan sikatrik.
pasien sesegera mungkin, mencegah terjadi Kerusakan jantung yang sangat luas akan
infeksi serta mempercepat penyembuhan menyebabkan jantung tidak mampu
kondisi pasien. Oleh karena itu perawatan memenuhi kebutuhan darah pada tubuh
pasien secara komprehensif diperlukan baik akibat curah jantung yang tidak adekuat.
sebelum, selama dan setelah prosedur Manifestasi klinis lain penyakit arteri
kateterisasi jantung (Underhill, 2005; koroner berupa perubahan pola EKG,
Huddak & Gallo, 2006). aneurisma ventrikel, disritmia dan kematian
mendadak (Underhil et al, 2005; Black &
TINJAUAN KEPUSTAKAAN Hawk, 2005).
Penyakit jantung koroner merupakan Pemeriksaan diagnostik secara invasif
penyakit yang diakibatkan oleh kondisi yang dapat dilakukan adalah kateterisasi
patologis arteri koroner ditandai dengan jantung. Kateterisasi jantung adalah
penimbunan abnormal lipid atau bahan prosedur yang dilakukan dengan
lemak dan jaringan fibrosa di dinding menggunakan zat kontras dan sinar-x untuk
pembuluh darah yang disebut dengan mengevaluasi pembuluh darah koroner.
aterosklerosis. Aterosklerosis dimulai ketika Tindakan untuk mengevaluasi arteri koroner
kolesterol berlemak tertimbun pada intima ini disebut juga angiografi koroner.
arteri besar. Penimbunan ini disebut ateroma Kateterisasi jantung juga dilakukan sebelum
atau plak yang akan mengganggu absorbsi dilakukan percutaneus coronary
nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun intervention (PCI) untuk mengevaluasi
lapisan dinding dalam pembuluh darah dan adanya stenosis pembuluh darah koroner dan
menyumbat aliran darah. Endotel pembuluh setelah prosedur, PCI berfungsi untuk
darah yang terkena akan mengalami nekrotik mengetahui keberhasilan tindakan.
dan menjadi jaringan parut sehingga lumen Kateterisasi jantung merupakan prosedur
menjadi sempit dan aliran darah terhambat diagnostik invasif yang digunakan untuk
(Black & Hawk, 2005, Smeltzer & Bare, mengevaluasi derajat aterosklerosis dan
2008). penatalaksanaannya. Tindakan ini juga
digunakan untuk mempelajari adanya
287
Idea Nursing Journal Devi Darliana
288
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3
darah akan memperberat sistem obat-obat jantung serta mengetahui
kardiovaskular serta meningkatkan adanya gangguan elektrolit.
kebutuhan oksigen dan kerja jantung. b. Pemeriksaan laboratorium dan
Kecemasan mendapat perhatian khusus diagnostik
dalam keperawatan karena setiap tindakan Pemeriksaan laboratorium seperti:
keperawatan harus dengan cepat pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,
mengefektifkan koping pasien agar dapat Blood Urea Nitrogen, ureum,
mengurangi stres yang dirasakan sehingga kreatinin), sedangkan pemeriksaan
keseimbangan fisiologis dan emosional diagnostik yang perlu dilakukan adalah
tercapai (Perry & Potter, 2006;Underhil et treadmill, echocardiogram dan X-ray.
al, 2005). Kadar kalium sangat penting
Meskipun telah mendapatkan terapi diperhatikan, karena apabila kadarnya
farmakologis (sedatif, anastesi lokal) dan rendah akan mengakibatkan
terapi nonfarmakologis (pendidikan peningkatan sensitifitas dan
kesehatan), pasien masih terlihat cemas eksitabilitas miokard sehingga dapat
selama menjalani prosedur kateterisasi meningkatkan disritmia ventrikel yang
jantung. Hal ini didukung oleh penelitian mengancam pasien. Peningkatan kadar
kualitatif yang dilakukan pada 10 orang kreatinin serum, Blood Urea Nitrogen
pasien yang menjalani kateterisasi jantung. atau keduanya dapat mengindikasikan
Pasien menyebutkan bahwa kecemasan pada masalah pada fungsi ginjal. Fungsi
saat menjalani kateterisasi jantung ginjal yang baik sangat dibutuhkan,
disebabkan oleh persepsi pasien tentang karena pada prosedur ini menggunakan
ruang praktek sebagai lingkungan yang zat kontras radioopaque yang bersifat
asing dan mengancam, bunyi dari mesin hiperosmotik. Sehingga ginjal harus
yang digunakan, terpisah dari anggota menfilter zat tersebut dalam darah dan
keluarga dan teman, bahasa teknis yang mengeluarkannya.
asing bagi pasien serta kemungkinan c. Pasien yang menjalani kateterisasi
prognosa buruk yang terjadi dan dapat jantung diinstruksikan untuk puasa 4-6
mempengaruhi kehidupan pasien selanjutnya jam sebelum prosedur dilakukan.
(Beckerman, Grosman & Marquest, 1999). Hal ini bertujuan untuk mencegah
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu terjadinya aspirasi isi lambung ke
diberikan suatu intervensi keperawatan lain saluran pernafasan bila pasien
yang bersifat suportif yang dapat mengalami mual dan muntah selama
meningkatkan kemapuan koping pasien prosedur berlangsung.
dalam menghadapi stres seperti terapi d. Pasien akan mendapatkan anestesi lokal
relaksasi ataupun terapi musik yang sesuai sebelum prosedur dimulai.
dengan jenis musik relaksasi yang disukai Obat anestesi lokal bekerja dengan
pasien. memblok saraf perifer tanpa
Adapun hal-hal lainnya yang harus menimbulkan efek kehilangan
dilakukan sebelum tindakan kateterisasi kesadaran. Ada sejumlah abat anastesi
jantung adalah: lokal yaitu novocain, lidocaine,
a. Pemeriksaan EKG 12 lead propoxycaine, tetracaine, prilocaine and
Penyadapan EKG bertujuan untuk etidocaine. Efek sampingnya adalah
mengetahui adanya kelainan-kelainan rasa gatal, bengkak dan kemerahan
irama jantung (aritmia), infark/iskemia pada kulit. Anastesi lokal pada prosedur
pada otot jantung, pengaruh atau efek kateterisasi jantung berfungsi untuk
menghilangkan perasaan tidak nyaman
289
Idea Nursing Journal Devi Darliana
pada area insersi pada saat kateter mempunyai pengetahuan mengenai obat-
dimasukkan. obat jantung, aritmia, prinsip-prinsip
e. Premedikasi sedatif ringan biasanya pemberian sedatif secara intravena, teknik
diberikan. steril, anatomi dan fisiologi jantung,
Lorazepam adalah obat-obatan pacemaker, dan konsep-konsep manajemen
benzodiazepine yang bekerja dalam kateter pada kateterisasi jantung. Perawat
waktu singkat. Adapun efek instrinsik selalu memonitor vital sign dan perubahan
benzodiazepine yaitu anxiolytic, hemodinamik pasien selama prosedur
sedatif/hipnotik, anticonvulsant dan berlangsung. Perubahan status emosional
muscle relaxation. Lorazepam telah pasien, kesadaran pasien, respon vokal, dan
digunakan sejak tahun 1971 untuk ekspresi wajah penting diperhatikan karena
mengatasi gejala kecemasan dalam mencerminkan toleransi pasien tehadap
waktu jangka pendek. Lorazepam prosedur yang dilakukan. Perawat harus
secara intravena diberikan waspada terhadap adanya tanda-tanda yang
selambatlambatnya 10 menit sebelum membahayakan pasien dengan memberikan
prosedur. intervensi yang tepat untuk mencegah terjadi
f. Pasien dengan insufisiensi ginjal harus kondisi yang lebih serius seperti reaksi
dilakukan hidrasi dengan baik sebelum vasovagal dan spasme arteri koronaria
dan selama prosedur, karena zat kontras (Underhil et al; Smeltzer & Bare, 2008).
bersifat nefrotoksik. Perawatan setelah prosedur
Hidrasi yang baik dapat dicapai dengan Setelah prosedur kateterisasi jantung,
memasang terapi intravena pada pasien, pasien di transfer ke unit observasi,
sehingga setelah prosedur zat kontras telemetry unit, atau ke intensive care unit,
dapat segera dikeluarkan dari dalam tergantung pada kondisi pasien dan tipe
tubuh. prosedur yang dilakukan. Biasanya pasien
g. Pasien yang mempunyai riwayat alergi ditransfer ke unit observasi selama 6 jam,
terhadap iodine, seafood, atau zat setelah itu bila kondisi stabil, pasien boleh
kontras sebaiknya diberikan zat kontras pulang. Pasien yang menjalani percutaneus
nonionik dan sebelum tindakan perlu coronary intervention (PCI), biasanya di
diberikan steroid, antihistamin rawat inap selama semalam di telemetry unit
(dipenhidramin) dan H2 bloker atau interventional cardiology unit, karena
(cimetidin atau ranitindin). akan dirawat dan diawasi oleh perawat yang
h. Pasien harus diberi penjelasan tentang punya keahlian dan telah berpengalaman
prosedur yang akan dilakukan. dalam perawatan pasien postprocedural serta
i. Pemberian antibiotik profilaksis tidak mempunyai pengetahuan tentang obat-obat
direkomendasikan jantung, interpretasi aritmia, ACLS skills,
j. Perhiasan yang dapat mengganggu hasil serta manajemen area kateterisasi jantung.
angiogram, sebaiknya dibuka sebelum Pasien akan di observasi secara terus
prosedur (Underhill et al, 2005 ; Pagana menerus atau di transfer ke ruang ICU jika
& Pagana, 2005; Smeltzer & Bare, mengalami status hemodinamik yang tidak
2008). stabil atau terjadi komplikasi setelah
Perawatan pasien selama prosedur prosedur seperti miocardial infark,
berlangsung tamponade jantung, distres sistem
Idealnya perawat di ruang kateterisasi pernafasan serta aritmia yang tidak stabil.
jantung telah mempunyai latar belakang di
ruang perawatan intensif/jantung dan
290
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3
Adapun perawatan pasien setelah banyak, hal ini bertujuan untuk
menjalani prosedur kateterisasi jantung mengeliminasi zat kontras yang
adalah sebagai berikut: terdapat dalam tubuh pasien.
a. Mengkaji keluhan yang dirasakan f. Monitor adanya tanda infeksi
pasien Melakukan observasi terhadap adanya
Adanya nyeri dada memerlukan perubahan warna, suhu pada area
tindakan segera karena hal tersebut sekitar puncture. Selalu mengganti
dapat merupakan indikasi adanya balutan dengan memperhatikan prinsip
vasospasme atau penyumbatan secara septik dan antiseptik.
tiba-tiba. Pasien dapat menggambarkan g. Monitor tanda-tanda gangguan sirkulasi
angina seperti perasaan terbakar, ke perifer
tertekan benda berat atau rasa nyeri Melakukan palpasi pada arteri poplitea,
seperti di tusuk-tusuk pada daerah dorsalis pedis kanan dan kiri setiap 15
midsternal. Jika perubahan itu menit sekali bila nadi lemah konfirmasi
merupakan episode vasospasme dokter untuk pemberian obat anti
sementara, maka akan segera membaik koagulan
dengan pemberian terapi vasodilatasi.
b. Monitor tanda-tanda vital 1 jam KESIMPULAN DAN SARAN
pertama selama 15 menit, 1 jam kedua Pasien yang akan menjalani prosedur
selama 30 menit sampai keadaan umum kateterisasi jantung perlu diberikan
baik tindakan-tindakan untuk mengurangi
c. Monitor adanya perdarahan, hematoma kecemasannya seperti pemberian pendidikan
dan bengkak disekitar area penusukan kesehatan serta teknik relaksasi. Selain itu
dengan cara: perlu dipersiapkan EKG 12 lead,
1) Penekanan dengan bantal pasir dan pemeriksaan laboratorium dan diagnostik,
imobilisasi pada daerah penusukan puasa 4-6 jam, memberikan premedikasi
selama 6 jam sedatif, diberikan antihistamin
2) Jelaskan pentingnya (dipenhidramin), penjelasan tentang
mempertahankan tungkai tetap lurus prosedur yang akan dilakukan, membuka
dengan posisi kepala tidak lebih dari perhiasan yang dapat mengganggu hasil
450C. angiogram.
3) Bila perlu bekerjasama dengan Selama prosedur kateterisasi
keluarga pasien untuk mengamati berlangsung, perawat memonitor vital sign
perdarahan dan perubahan hemodinamik, perubahan
d. Monitor adanya tanda-tanda dari efek status emosiona pasien, kesadaran, respon
samping zat kontras vokal, dan ekspresi wajah yang
Perawat perlu mengenali tanda dan menunjukkan ketidaknyamanan. Perawat
gejala hipersensitifitas terhadap zat harus waspada terhadap adanya tanda-tanda
kontras seperti: adanya urtikaria, yang membahayakan pasien dengan
menggigil, mual, muntah, ansietas dan memberikan intervensi yang tepat untuk
spasme laring. mencegah terjadi kondisi yang lebih serius
e. Observasi volume cairan yang masuk seperti reaksi vasovagal dan spasme arteri
dan keluar koronaria.
Hidrasi yang baik dengan terapi Setelah prosedur pasien perlu
intravena sangat penting pasca prosedur dipantau mengenai keluhan yang dirasakan
kateterisasi jantung. Selain itu, pasien pasien, mengidentifikasi adanya nyeri dada,
juga dianjurkan untuk minum yang memonitor tanda-tanda vital, adanya
291
Idea Nursing Journal Devi Darliana
292