Anda di halaman 1dari 111

PERATURAN BUPATI GORONTALO UTARA

NOMOR TAHUN 2017

TENTANG

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.ZAINAL UMAR SIDIKI

KABUPATEN GORONTALO UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GORONTALO UTARA,

Menimbang : a. Bahwa rumah sakit merupakan badan pelayanan yang memberikan


pelayanan kesehatan bagi masyarakat kabupaten Gorontalo Utara disamping
memiliki peralatan dan tenaga medis yang memadai,juga harus memiliki
kualitas pelayanan yang baku sehingga masyarakat sebagai pengguna akan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima,terjangkau dan memuaskan;

b. Bahwa kualitas pelayanan baku harus dituangkan dalam prosedur pemberian


layanan minimal yang memuat ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar dan merupakan urusan wajib badan layanan umum yang berhak
diperoleh setiap masyarakat;

c. Bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan b, dan untuk menjamin


kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, maka dipandandang
perlu menetapkan standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Zainal Umar Sidiki Kabupaten Gorontalo Utara dengan menuangkannya
dalam suatu Peraturan Bupati Gorontalo Utara.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesi Tahun 1992 Nomor 100,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3409);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44437)sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan
kedua atas Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor
59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan


Badan layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48,Tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4502);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan


dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

1
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

5. Peraturan menteri Keuangan Nomor 7 Tahun 2006 tentang Persyaratan


Administrasi Pengusulan Status Badan Layanan Umum;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan


dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan


dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2005 nomor 165,Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintah daerah Provinsi,dan
pemerintah daerah kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan Keuangan Daerah);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Tekhnis penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang


Standar Pelayanan minimal Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1575/MENKES/SK/II/2005 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;

14. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004


tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik;

15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61/MENKES/SK/I/2004 tentang


Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Provinsi,Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit;

2
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/MENKES/SK/III/2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah;

17. Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI KABUPATEN GORONTALO UTARA TENTANG STANDAR


PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.ZAINAL UMAR SIDIKI
KABUPATEN GORONTALO UTARA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Kabupaten adalah Kabupaten Gorontalo Utara;


2. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat;
3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara;
4. Bupati adalah Bupati Gorontalo Utara;
5. Rumah Sakit adalah instansi di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas;
6. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan minimal tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar, yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal;
7. Standar Pelayanan Rumah Sakit daerah adalah penyelenggaraan pelayanan
manjemen Rumah Sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan
pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalam yang minimal
harus diselenggarakan oleh rumah sakit;
8. Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial,ekonomi
dan pemerintahan;
9. Indikator kinerja adalah tolak ukur pelayanan yang diterima oleh
masyarakat.

3
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Penyelenggaraan standar pelayanan minimal bertujuan untuk meningkatkan pelayanan


kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainal
Umar Sidiki dengan melalui penerapan standar kinerja tertentu sebagai ukuran pelayanan.

Pasal 3

Setiap jenis dan mutu pemberian pelayanan masyarakat pada Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Zainal Umar Sidiki, harus mendasarkan pada standar pelayanan minimal.

Pasal 4

Jenis,mutu,indikator kinerja dan pemenuhan standar pelayanan yang diberikan oleh setiap
petugas pelayanan,sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan Bupati ini.

BAB III
PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 5

Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Zainal Umar Sidiki adalah menerima pelayanan,memberikan pendapat
berkenaan dengan tingkat kepuasan serta turut mengawasi kinerja pelaksanaan standar
pelayanan minimal.

Pasal 6

Masyarakat sebagai penerima pelayanan dasar di bidang kesehatan memiliki hak yaitu:
a. Menerima pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkesinambungan
b. Menerima pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan
penunjang dan pelayanan keperawatan yang bermutu dan sesuai standar
pelayanan minimal.

Pasal 7

Pelayanan dasar sebagaimana dimaksud pada pasal 6 apabila tidak dilaksanakan sesuai
ketentuan maka masyarakat dapat melaporkan kepada Pemerintah Kabupaten untuk
ditindak lanjuti pengaduannya.

4
BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Pasal 8

Mekanisme pelaksanaan standar pelayanan minimal dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum
Dr. Zainal Umar Sidiki dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki menetapkan program
dan kurun waktu pencapaiam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki;
b. Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Zainal Umar Sidiki melakukan
sosialisasi,diseminasi, pelatihan, bimbingan dan lokakarya dalam rangka
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal
Umar Sidiki;
c. Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Zainal Umar Sidiki melakukan pengkajian dan
mengawasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Zainal Umar Sidiki;
d. Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Zainal Umar Sidiki melakukan survey kepuasan
masyarakat secara berkala terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki;

Pasal 9

Mekanisme pelaksanaan standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada pasal 8


harus dilaporkan secara berkala kepada Bupati Gorontalo Utara untuk digunakan sebagai
monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap kinerja Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki dalam melaksanakan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki.

BAB V
PENGORGANISASIAN

Pasal 10

1. Bupati bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal


Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki;
2. Penyelenggaraan Standar Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Zainal Umar Sidiki dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompotensi yang
dibutuhkan.

5
BAB VI
PELAKSANAAN

Pasal 11

Standar pelayanan minimal yang ditetapkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal
Umar Sidiki sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan Bupati ini, merupakan acuan
dalam perencanaan program pencapaian target pelayanan yang telah ditetapkan.

Pasal 12

Sumber pembiayaan pelaksanaan pelayanan untuk pencapaian target sesuai standar


pelayanan minimal dibebankan pada APBD dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VII
PEMBINAAN

Pasal 13

Pemerintah Kabupaten memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi


masyarakat sesuai standar pelayanan minimal.

Pasal 14

Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada pasal 13 dalam bentuk pemberian pedoman,


bimbingan tekhnis, pelatihan, arahan dan supervisi meliputi :
a. Perhitungan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sesuai standar
pelayanan minimal;
b. Penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target standar
pelayanan minimal;
c. Penilaian pengukuran kinerja pencapaian target;
d. Penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal Umar Sidiki.

BAB VIII
PENGAWASAN

Pasal 15

Bupati melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi


masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal Umar
Sidiki.

6
Pasal 16

Bupati menyusun dan menyampaikan laporan pencapaian kinerja pelayanan kesehatan


bagi masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainal
Umar Sidiki, kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan melalui Gubernur
Provinsi Gorontalo.

Pasal 17

1. Bupati melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan


bagi masyarakat sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan dalam peraturan
bupati.
2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal sebagimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit Wilayah dan Dinas
Kesehatan Provinsi secara berkala.
3. Hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
sesuai standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan
kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan melalui Gubernur Provinsi
Gorontalo.

BAB IX
PEMBIAYAAN

Pasal 18

Semua biaya yang timbul akibat pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk
pencapaian target sesuai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Zainal Umar Sidiki dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Gorontalo Utara
BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Gorontalo Utara

Ditetapkan di Gorontalo Utara

Pada tanggal..........................

BUPATI GORONTALO UTARA

7
..............................................................

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GORONTALO UTARA


NOMOR : .....................................................
TANGGAL :......................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pelayanan publik saat ini semakin mendapat tekanan dari
berbagai pihak,khususnya dari kalangan masyarakat. Dimana tingkat kesadaran hukum dan
tuntutan masyarakat semakin tinggi seiring dengan kemajuan tekhnologi,keterbukaan
informasi,perkembangan ilmu pengetahuan dan modernisasi bahkan efek dari globalisasi.
Sehingga lahirlah berbagai isu yang semakin merebak dan mencuat ke permukaan.
Keadaan ini merupakan tantangan sekaligus merupakan beban yang tidak ringan
bagi pemerintah, baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sehingga
sangatlah relevan dan tepat jika pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara,yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Intinya adalah bagaimana pemerintah mencari solusi agar institusi pelayanan
publik bisa berkinerja tinggi sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini. Pengelolaan
keuangan yang kaku dan tata cara birokratis sudah dirasakan menjadi penghambat dalam
proses pelayanan publik yang dilakukan pemerintah. Tidak tepat waktu, tidak tepat
sasasaran, tidak strategis, tidak disiplin,berkinerja buruk, bahkan memeperlihatkan
pendapatan yang buruk pula,merupakan inti permasalahan yang mulai dicarikan solusinya.
Berkaitan dengan keleluasaan dalam menggunakan pendapatannya, Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainal Umar Sidiki Kabupaten
Gorontalo Utara merupakan salah satu institusi pemerintah yang memiliki tanggung jawagb
untuk meningkatkan kinerja pelayanan,kinerja keuangan,kinerja manfaat bagi masyarakat.
Dan kinerja ini sangatlah erat kaitannya dengan standar kinerja yang harus ditetapkan secara
tepat,yang lambat laun ditaergetkan mendekati standar yang dibutuhkan atau yang
diinginkan masyarakat pada umumnya secara minimal.
Karenanya Standar Pelayanan Minimal (SPM),merupakan perangkat penting agar
kinerja tersebut dapat diukur secara dan dapat dipertanggung gugatkan kepada masyarakat
pengguna secara transparan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar
Pelayanan Minimal, bahwa SPM adalah ketentuan minimal tentang jenis pelayanan
diperoleh setiap warga negara secara minimal. Sedangkan pelayanan dasar adalah jenis
pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan.
SPM lebih berbicara kewajiban ketimbang berbicara untung rugi,sebab sudah
merupakan kewajiban utama bahwa bahwa pemerintah adalah abdi masyarakat yang
memberikan pelayanan dan pengayoman secara menyeluruh kepada masyarakat. Dengan

8
demikian yang perlu dihitung bukanlah keuntungan secara ekonomi akan tetapi
bagaimanacost benefit rationya. Artinya sejauh mana biaya yang dikeluarkan oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi masyarakat.
Dengan kalimat lain bahwa SPM dapat dijadikan patokan mutu pelayanan yang
relatif dan minimal aman bagi para pelanggan untuk dimanfaatkan, dan relatif dapat
meningkatkan persepsi predikat berkelas atau peningkatan brand image di masyarakat.
Disinilah inti permasalahan yang seharusnya dipahami oleh semua pihak,bahwa
berhasil atau tidaknya institusi pelayanan bukanlah hanya diukur dengan keberhasilannya
dalam meningkatkan PAD, akan tetapi harus pula diukur dengan manfaatnya bagi
masyarakat.
B. Tujuan Penyusunan SPM
Tergambarnya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam bentuk dokumen
C. Pengertian
a. Umum
SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal.
b. Khusus
1) Merupakan alat untuk mengukur kinerja secara baik
2) Sebagai alat perencanaan bisnis dan anggaran
3) Sebagai alat pengendali mutu pelayanan
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesi Tahun 1992 Nomor 100,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3409);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44437)sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan
kedua atas Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor
59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan


Badan layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48,Tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4502);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan


dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

5. Peraturan menteri Keuangan Nomor 7 Tahun 2006 tentang Persyaratan


Administrasi Pengusulan Status Badan Layanan Umum;

9
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan


dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2005 nomor 165,Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintah daerah Provinsi,dan
pemerintah daerah kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan Keuangan Daerah);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Tekhnis penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang


Standar Pelayanan minimal Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1575/MENKES/SK/II/2005 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;

14. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004


tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik;

15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61/MENKES/SK/I/2004 tentang


Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Provinsi,Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/MENKES/SK/III/2002 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah;

17. Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

10
BAB 2
SISTEMATIKA DOKUMEN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT

Sistematika Penyusunan dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit meliputi :

1. Pendahuluan
2. Sistematika Dokumen Standar Pelayanan Minimal
3. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
a. Jenis Pelayanan Rumah Sakit
b. Standar Pelayanan Minimal Tiap Pelayanan
4. Penutup
5. Lampiran

11
BAB 3

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT

A. Jenis-jenis pelayanan di badan pelayanan kesehatan RSUD Dr.Zainal Umar Sidiki


Kabupaten Gorontalo Utara
1. Pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Jalan
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Bedah Sentral
5. Pelayanan Persalinan dan Perinatologi
6. Pelayanan Radiologi
7. Pelayanan Laboratorium dan Patologi Klinik
8. Pelayanan Farmasi
9. Pelayanan Gizi
10. Pelayanan Keluarga Miskin
11. Pelayanan Rekam Medis
12. Pelayanan IPSRS dan Pengelolaan limbah
13. Pelayanan Administrasi Manajemen
14. Pelayanan Ambulance
15. Pelayanan Transfusi Darah
16. Loundry
17. Pemulasaran Jenazah
18. PPI
B. SPM setiap jenis pelayanan,indikator kinerja dan standar
N Jenis Indikator Kinerja Standar
O Pelayananan (SPM)
1 2 3 4
1 Gawat a. Kemampuan menangani life a. 100 %
Darurat saving anak dan dewasa
b. Jam buka Pelayanan Gawat b. 24 jam
Darurat
c. Pemberi pelayanan Kegawat- c. 100 %
daruratan yang bersertifikat
ATLS/BTCLS/ACLS/PPGD
d. Waktu tanggap pelayanan dokter d. ≤ 5 menit
di Instalasi Gawat Darurat terlayani
setelah
pasien datang
e. Ketersediaan tim e. 1 Tim
penanggulangan bencana
f. Kepuasan pelanggan f. ≥80 %
g. Kematian pasien ≤ 24 jam g. ≤ 2 ‰
(pindah ke
pelayanan
rawat inap
h. Tidak adanya pasien yang setelah 8 jam)

12
diharuskan membayar uang h. 100%
muka

N Jenis Indikator Kinerja Standar


O Pelayananan (SPM)
1 2 3 4
2 Rawat a. Dokter pemberi pelayanan di a. 100 %
Jalan Poliklinik Spesialis (termasuk
dokter residen)
b. Ketersediaan pelayanan b. Klinik Anak,
Klinik
Penyakit
Dalam,Klinik
Kebidanan,Kli
nik
Bedah,Klinik
Mata,Klinik
Syaraf,Kilinik
THT,Klinik
Gigi,Klinik
Kulit
c. Jam buka pelayanan c. 08.00 s/d
14.00 setiap
hari kerja
kecuali Jum’at
08.00 s/d
11.00

d. Waktu tunggu di rawat jalan d. Tanpa


tindakan ≤ 60
menit,dengan
tindakan ≤120
menit.
e. ≥80 %
e. Kepuasan pelanggan

f. Penegakan diagnosis TB melalui f. ≥ 60 %


pemeriksaan mikroskopis TB/foto
thoraks
g. Terlaksananya kegiatan g. 100%
pencatatan dan pelaporan TB di
RS
3 Rawat a. Pemberi pelayanan di rawat inap a. Dokter
Inap spesialis,dokt
er umum,
perawat
minimal

13
pendidikan
DIII

N Jenis Indikator Kinerja Standar


O Pelayananan (SPM)
1 2 3 4
b. Dokter penanggung jawab pasien b. 100 %
rawat inap
c. Ketersediaan pelayanan rawat c. Anak,
inap Penyakit
Dalam,Kebida
nan, Bedah
d. Jam visite dokter spesialis d. 08.00 s/d
14.00 setiap
hari kerja
e. Kejadian infeksi pasca operasi e. ≤ 1,5 %
f. Kejadian infeksi nosokomial f. ≤ 1,5 %
g. Tidak adanya kejadian pasien g. 100%
jatuh yang berakhir
kecacatan/kematian
h. Kematian pasien ≥ 48 jam h. ≤ 0,24%
perawatan
i. Kejadian pasien pulang atas i. ≤ 5 %
permintaan sendiri
j. Kepuasan pelanggan j. ≥ 80%
k. Rawat inap TB : k. NAPZA,gangg
 Penegakan Diagnosis TB uan
melalui pemeriksaan psikotik,gangg
mikroskopis TB/foto thorax uan nerotik &
 Terlaksananya kegiatan gangguan
pencatatan dan mental
pelaporan TB di RS organik
l. 100 %
4 Bedah Sentral a. Waktu tunggu operasi elektif a. ≤2 hari
(Bedah Saja) sejak pasien rawat inap
b. Kejadian kematian di meja b. ≤ 1 %
operasi
c. Tidak adanya kejadian operasi c. 0 %
salah sisi

14
N Jenis Indikator Kinerja Standar
O Pelayananan (SPM)
1 2 3 4
d. Tidak adanya kejadian operasi d. 0 %
salah orang
e. Tidak adanya kejadian e. 0 %
tertinggalnya benda asing/lain
pada tubuh pasien
f. Komplikasi anastesi karena f. 0 %
overdosis,reaksi anastesi dan
salah penempatan endotracheal
tube
g. Tidak adanya kejadian salah g. 0 %
tindakan pada operasi
5 Persalinan a. Kejadian kematian ibu karena a. Kasus :
dan persalinan 1. Pendarahan ≤
perinatologi b. Pemberi pelayanan persalinan 1%
normal 2. Pre-eklampsia
c. Pemberi pelayanan persalinan ≤1%
dengan penyulit 3. Sepsis ≤0,2 %
d. Kemampuan menangani BBLR b. Petugas
1500 gr -2500 gr 1. Dokter Sp.OG
e. Pertolongan persalinan melalui 2. Dokter umum
seksio cesaria terlatih
f. Kepuasan pelanggan (asuhan
g. Keluarga Berencana: persalinan
 Persentase KB normal)
(vasektomi & tubektomi) 3. Bidan
yang dilakukan oleh c. Tim PONEK
tenaga kompeten yang terlatih
 Presentase peserta KB d. 100%
mantap yang mendapat
konseling KB mantap e. ≤ 20 %
oleh bidan terlatih
f. ≥ 80%
g. 100%

N Jenis Indikator Kinerja Standar


O Pelayananan (SPM)
1 2 3 4
6 Radiologi a. Waktu tunggu hasil pelayanan a. ≤ 3 jam
thorax foto
b. Pelaksana ekspertisi b. Dokter Sp.Rad
c. Kejadian kegagalan pelayanan c. ≤ 2 %
rontgen
d. Kepuasan pelanggan d. ≥ 80 %
7 Laboratorium a. Waktu tunggu hasil pelayanan a. ≤ 120 menit
Patologi Klinik laboratorium
b. Pelaksana ekspertisi b. Dokter Sp.PK
c. Tidak adanya kesalahan c. 0 %

15
pemberian hasil pemeriksaan
laboratorium
d. Peralatan laboratorium yang d. 100%
terkalibrasi tepat waktu sesuai
dengan ketentuan kalibrasi
e. Kepuasan pelanggan e. ≥ 80%
8 Farmasi a. Waktu tunggu pelayanan : a. Waktu :
1. Obat jadi 1. ≤ 30 menit
2. Obat racikan 2. ≤ 60 menit
b. Tidak adanya kejadian kesalahan b. 100 %
pemberian obat
c. Penulisan resep sesuai c. 100 %
formularium
d. Penulisan resep obat generik d. 95 %
e. Kepuasan pelanggan e. ≥ 80 %
9 Gizi a. Ketepatan waktu pemberian a. 97 %
makanan kepada pasien
b. Sisa makanan yang tidak b. ≤ 20 %
termakan oleh pasien
c. Tidak adanya kejadian kesalahan c. 100 %
pemberian diet
d. Jumlah konsultasi gizi rawat inap d. 95 %
yang dilayani
10 Pelayanan a. Pelayanan terhadap pasien a. 100%
Keluarga keluarga miskin yang datang ke
Miskin Rs pada setiap unit
11 Rekam a. Kelengkapan pengisian rekam a. 100 %
Medis medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
b. Kelengkapan Informed Concent b. 100 %
setelah mendapatkan informasi
yang jelas
c. Waktu penyediaan dokumen c. ≤ 10 menit
rekam medik pelayanan rawat
jalan
d. Waktu penyediaan dokumen d. ≤ 15 menit
rekam medik rawat inap

N Jenis Indikator Kinerja Standar


O Pelayananan (SPM)
1 2 3 4
12 IPSRS dan a. Kecepatan waktu menanggapi a. ≥ 80 %
Pengelolaan kerusakan alat
Limbah b. Ketepatan waktu pemeliharaan b. 100 %
c. Alat ukur yang digunakan dalam c. 100 %
pelayanan terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan ketentuan
kalibrasi
d. Baku mutu limbah cair d. Standar:
e. Pengelolaan limbah padat 1. BOD <30 mg/l

16
infeksius sesuai dengan aturan 2. COD <80 mg/l
3. TSS <30 mg/l
4. PH 6-9
e. 100 %
13 Administrasi a. Tindak lanjut penyelesaian hasil a. 100%
dan pertemuan pimpinan
Manajemen b. Kelengkapan laporan b. 100%
akuntabilitas kinerja
c. Ketepatan waktu pengusulan c. 100%
kenaikan pangkat
d. Ketepatan waktu pengurusan gaji d. 100%
berkala
e. Karyawan yang mendapat e. ≥ 50 %
pelatihan minimal 20 jam
setahun
f. Cost recovery f. ≥ 40 %
g. Ketepatan waktu penyusunan g. 100 %
laporan keuangan
h. Ketepatan waktu pemberian h. ≤ 2 jam
informasi tentang tagihan pasien
rawat inap
i. Ketepatan waktu pemberian i. 100%
imbalan (insentif/jasa) sesuai
kesepakatan waktu
14 Ambulance/ a. Waktu pelayanan a. 24 jam
Kereta Jenazah ambulance/kereta jenazah
b. Kecepatan memberikan b. ≤ 30 menit
pelayanan ambulance/kereta
jenazah di Rumah Sakit
15 Transfusi a. Kebutuhan darah bagi setiap a. 100% terpenuhi
Darah pelayanan transfusi
b. Kejadian reaksi transfusi b. < 0,01 %

N Jenis Indikator Kinerja Standar


O Pelayananan (SPM)
1 2 3 4
16 Loundry a. Tidak adanya kejadian linen yang a. 100 %
hilang
b. Ketepatan waktu penyediaan b. 100%
linen untuk ruang rawat inap
17 Pemulasaraan a. Waktu tanggap ( respon time) a. ≤ 2 jam
Jenazah pelayanan pemulasaran jenazah
18 Pencegahan b. Ada anggota tim PPI yang terlatih b. Anggota tim PPI
dan yang terlatih ≥
Pengendalian 75 %

17
Infeksi (PPI) c. Tersedia Alat Pelindung Diri di c. 60 %
setiap instalasi/departemen
d. Kegiatan pencatatan dan d. 75 %
pelaporan infeksi
nosokomial/HAI (Health care
associated infection) di RS
(minimal 1 parameter)

BAB 4
PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya yang telah diberikan sehingga tim penyusn SPM dapat menyelesaikan Pedoman
standar Pelayanan Minimal Badan Pelayanan Rumah Sakit Umum Dr.Zainal Umar Sidiki
Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2015.
Dokumen SPM ini disusun sebagai syarat institusi pemerintah yang akan menjadi
BLU (Badan Layanan Umum), yang berarti bahwa pemerintah memberikan kelonggaran dan

18
jalan keluar bagi institusi pelayanan publik pemerintah agar bisa melakukan bisnis secara
sehat dan berdampak pada meningkatnya mutu pelayanan.
Badan Pelayanan Rumah Sakit Umum Dr.Zainal Umar Sidiki Kabupaten Gorontalo
Utara merupakan pelayanan publik pemerintah yang mempunyai tanggung jawab dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kabupaten Gorontalo Utara. Pelaksanaan
tanggung jawab pelayanan terhadap masyarakat tertuang dalam pedoman standar Pelayan
Minimal Badan Pelayanan RSUD Dr.Zainal Umar Sidiki Kabupaten Gorontalo Utara Tahun
2015.
SPM ini tersusun atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan pedoman
SPM ini.
Tim penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan pedoman standar pelayanan
minimal ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca sangat kami harapkan.

Wassalam.

BAB 5
LAMPIRAN

1. SPM GAWAT DARURAT


1) Kemampuan menangani live saving anak dan dewasa

Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

19
Tujuan Tersedianya pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga

kompeten dalam bidang ke gawat daruratan

Definisi Operasional Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga

yang sudah memiliki salah satu sertifikat pelatihan

ATLS/BTLS/ACLS/PPGD

Frekuensi Setiap enam bulan


pengumpulan data
Periode analisa Setiap enam bulan

Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat

ATLS/BTLS/ACLS/PPGD

Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan

kegawatdaruratan

Sumber data Kepegawaian

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat


pengumpul data

2) Jam buka pelayanan gawat darurat

Dimensi Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat 24 jam di
setiap rumah sakit
Definisi oerasional Jam buka 24 jam adalah gawat darurat selalu siap
memberikan pelayanan selama 24 jam penuh

20
Frekuensi Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam satu
bulan
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber data Laporan bulanan
Standar 24 jam
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
dan pengumpul
data

3) Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat yang masih


berlaku BLS/PPGD/GEL/GEL/ALS
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga


kompeten dalam bidang kegawatdaruratan

Definisi operasional Tenaga kompeten adalah tenaga yang telah memiliki


keterampilan dan memiiki salah satu sertifikat
pelatihan ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS/ALS

21
Frekuensi Setiap enam bulan
pengumpulan data
Periode analisis Setiap enam bulan

Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat pelatihan


ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS/ALS

Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan


kegawatdaruratan

Sumber data Kepegawaian

Standar 100 %

Penanggung jawab Pengembangan SDM


dan pengumpul
data

4) Waktu tanggap pelayanan dokter di Instalasi Gawat darurat


Dimensi mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat,responsif


dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat

Definisi operasional Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah


sejak pasien itu datang sampai mendapatkan
pelayanan dokter

Frekuensi Setiap bulan

22
pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak


kedatangan semua pasien yang disampling secara
acak sampai dilayani dokter

Denominator Jumlah seluruh pasien yang disampling (minimal


n=150)

Sumber data Sampel

Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang

Penanggung jawab Kepala instalasi gawat darurat/ Tim mutu /Panitia


pengumpul data mutu

5) Ketersediaan tim penanggulangan bencana


Dimensi mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Kesiagaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan


penanggulangan bencana

Definisi operasional Tim penanggulangan bencana adalah tim yang


dibentuk oleh rumah sakit dengan tujuan untuk
penanggulangan bencana yang mungkin terjadi
sewaktu-waktu

23
Frekuensi Setiap bulan
pengumpulan data
Periode Analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah tim penanggulangan bencana yang ada di


rumah sakit

Denominator Tidak ada

Sumber data Instalasi gawat darurat

Standar Satu tim

Penanggung jawab Kepala instalasi gawat darurat/tim mutu/panitia


pengumpul data mutu

6) Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang


mampu memberikan kepuasan pelanggan

Definisi operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi


pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan

Frekuensi Setiap bulan

24
pengumpulan data

Periode analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasaan pasien


gawat darurat yang di survey

Denominator Jumlah seluruh pasien gawat darurat yang disurvey


(minimal n =150)

Sumber data Survey

Standar ≥ 80 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat /Tim mutu/Panitia


pengumpul data mutu

7) Kematian pasien ≤ 24 jam


Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu


menyelamatkan pasien gawat darurat

Definisi operasional Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi


dalam periode 24 sejak pasien datang

25
Frekuensi Tiga bulan
pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24


jam sejak pasien datang

Denominator Jumlah seluruh pasien yang ditangani di gawat


darurat

Sumber data Rekam medik

Standar ≤ 2 ‰ (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8


jam)

Penanggung jawab Kepala instalasi gawat darurat


dan pengumpul
data

8) Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka


Dimensi mutu Akses dan keselamatan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan


mampu segera memberikan pertolongan kepada
pasien gawat darurat

26
Definisi operasional Uang muka adalah biaya yang harus dibayarkan
kepada pihak rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan medis

Frekuensi Tiga bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar


uang muka

Denominator Jumlah seluruh pasien yang datang di gawat darurat

Sumber data Survei

Standar 100%

Penanggungjawab Kepala Instalasi gawat darurat


dan pengumpul
data

2. SPM RAWAT JALAN


1) Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Tersedianya pelayanan poliklinik oleh tenaga spesialis


yang kompeten

Definisi operasional Poliklinik spesialis adalah poliklinik pelayanan rawat

27
jalan di rumah sakit yang dilayani oleh dokter
spesialis

Frekuenasi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah hari buka poliklinik spesialis yang dilayani


oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan

Denominator Jumlah seluruh hari buka poliklinik spesialis dalam


satu bulan

Sumber data Register rawat jalan polklinik spesialis

Standar 100%

Penangungjawab Kepala Instalasi Rawat Jalan


dan pengumpul
data

2) Ketersediaan pelayanan
Dimensi mutu Akses

Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik


yang minimal harus ada di rumah sakit

Definisi operasional Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan


spesialistik yang dilaksanakan di rumah sakit

28
Frekuensi Satu bulan
pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada


(kualitatif)

Denominator Tidak ada

Sumber data Register rawat jalan

Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan,


bedah, THT, syaraf,mata,gigi dan kulit

Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Jalan


pengumpul data

3) Jam buka pelayanan


Dimensi mutu Akses

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada


hari kerja di setiap rumah sakit

Definisi operasional Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya

29
pelayanan rawat jalan oleh tenaga spesialis. Jam buka
08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja kecuali Jum’at 08.00
s/d 11.00

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numenator Jumlah hari pelayanan rawat jalan spesialistik yang


buka sesuai ketentuan dalan satu bulan

Denominator Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan spesialistik


dalam satu bulan

Sumber data Register rawat jalan

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan


pengumpul data

4) Waktu tunggu dirawat jalan tanpa tindakan


Dimensi mutu Akses

Tujuan Tercapainya pelayanan rawat jalan spesialistik pada


hari kerja di setiap poliklinik rumah sakit yang mudah
dan cepat diakses oleh pasien

30
Definisi operasional Waktu tunggu tanpa tindakan adalah waktu yang
diperlukan oleh pasien mulai pendaftaran sampai
mendapatkan pelayanan oleh dokter spesialis

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan


tanpa tindakan yang disurvey

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tanpa tindakan


yang disurvey

Sumber data Survey pasien rawat jalan

Standar ≤ 60 menit

Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Jalan


pengumpul data

5) Waktu tunggu di rawat jalan dengan tindakan


Dimensi mutu Akses

Tujuan Tercapainya pelayanan rawat jalan spesialistik pada


hari kerja di setiap poliklinik rumah sakit yang mudah
dan cepat diakses oleh pasien

31
Definisi operasional Waktu tunggu dengan tindakan adalah waktu yang
diperlukan oleh pasien mulai pendaftaran sampai
mendapatkan pelayanan dokter spesialis dan
dilakukan tindakan.Antara lain :
1. Tindakan di poli THT
2. Tindakan di poli Mata
3. Tindakandi poli Bedah

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan


dengan tindakan yang disurvey

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan dengan tindakan


yang disurvey

Sumber data Survey pasien rawat jalan dengan tindakan

Standar ≤ 120 menit

Penaggung jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan


pengumpul data

6) Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang


mampu memberikan kepuasan pelanggan

32
Definisi operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien


rawat jalan yang disurvey

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey


(minimal n=150)

Sumber data Survey

Standar ≥ 80%

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat jalan


pengumpul data

7) Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB/ foto thoraks


Dimensi mutu Efektifitas,keselamatan

Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan

33
mikroskopis pada pasien rawat jalan

Definisi operasional Penegakan diagnosis pasti TB melalui pemeriksaan


mikroskopis pada pasien rawat jalan

Frekuensi Tiga bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB di rumah sakit salam 3 bulan

Denominator Jumlah penegakan diagnosis TB di rumah sakit dalam


3 bulan

Sumber data Rekam medik

Standar 100%

Penanggungjawab Kepala Instalasi rawat jalan


dan pengumpul
data

8) Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS


Dimensi mutu Efektivitas

Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di

34
rumah sakit

Definisi operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang


berobat rawat jalan ke rumah sakit

Frekuensi Tiap tiga bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan

Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat


dan dilaporkan

Denominator Seluruh kasus TB rawat jalan di Rumah Sakit

Sumber data Rekam Medik

Standar 100%

Penanggungjawab Kepala instalasi rawat jalan


dan pengumpul
data

3. SPM RAWAT INAP


1) Pemberi pelayanan di rawat inap
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

35
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang
kompeten

Definisi operasional Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter


umum,dokter spesialis dan tenaga perawat yang
kompeten (minimal D III)

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisa Enam bulan

Numerator Jumlah tenaga dokter,dokter spesialis dan perawat


yang sesuai dengan ketentuan

Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang


melayani di rawat inap

Sumber data Kepegawaian

Standar a. Dokter spesialis


b. Dokter umum
c. Perawat minimal pendidikan D III

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap

2) Dokter penanggung jawab pasien rawat inap


Dimensi umum Kompetensi tekhnis,kesinambungan pelayanan

36
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi
untuk menjamin kesinambungan pelayanan

Definisi operasional Penanggung jawab ruang rawat inap adalah dokter


yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat
inap sesuai kebutuhan pasien

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numerator Jumlah ruangan yang mempunyai dokter sebagai


penanggung jawab

Denominator Jumlah seluruh ruangan rawat inap

Sumber data Rekam medik

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

3) Ketersediaan pelayanan rawat inap


Dimensi mutu Akses

37
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal
harus ada di rumah sakit

Definisi operasional Pelayanan rawat inap dasar adalah pelayanan rumah


sakit yang dapat diberikan kepada pasien tirah baring
di rumah sakit

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numerator Jenis-jenis pelayanan dasar rawat inap yang ada

Denominator Tidak ada

Sumber data Register rawat inap

Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan


dan bedah

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

4) Jam visite dokter spesialis

38
Dimensi mutu Akses, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap


ketepatan waktu pemberian pelayanan

Definisi operasional Visite dokter adalah kunjungan dokter tiap hari


sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien
yang menjadi tanggungjawabnya,yang dilakukan
antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 WITA

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisa Tiga bulan

Numerator Jumlah visite dokter antara jam 08.00 sampai dengan


14.00 WITA yang disurvey

Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter yang disurvey

Sumber data Survey

Standar Jam 08.00 sampai dengan 14.00 WITA setiap hari


kerja

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap / komite medik/ panitia


pengumpul data mutu

5) Kejadian infeksi pasca operasi

39
Dimensi mutu Keselamatan,kenyamanan

Tujuan Tergambarnya mutu pelaksanaan operasi dan


perawatan pasca operasi yang bersih sesuai dengan
standar

Defenisi operasional Infeksi pasca operasi adalah infeksi nosokomial pada


semua kategori luka sayatan operasi bersih yang
dilaksanakan di rumah sakit ditandai dengan gejala
nyeri,kalor (panas),color (kemerahan),tumor
(pembengkakan) dan pus (nanah) dalam waktu lebih
dari 3 x 24 jam post op

Frekuensi Tiap bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiap bulan

Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi


dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam waktu


satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar ≤ 1,5 %

Penanggungjawab Komite medik, kepala instalasi rawat inap,panitia


pengumpul data mutu

6) Kejadian infeksi nosokomial

40
Dimensi mutu Keselamatan pasien,kenyamanan

Tujuan Tergambarnya mutu dan profesionalisme pelayanan


keperawatan

Definisi operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh dari


rumah sakit atau infeksi yang tidak diderita pasien
saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah 3 x 24
jam berada di pelayanan

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi nosokomial


dalam satu bulan

Denominator Rekam medis

Sumber data Survei,laporan infeksi nosokomial

Standar ≤ 1,5 %

Penanggung jawab Panitia mutu,komite medik,PPI,Kepala instalasi rawat


pengumpul data inap

41
7) Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berkahir kecatatan/kematian
Dimensi mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman


dan nyaman bagi pasien

Definisi operasional Tidak adanya pasien jatuh adalah tidak adanya


kejadian pasien jatuh selama di rawat baik akibat
jatuh dari tempat tidur,di kamar mandi, dsb yang
mengakibatkan kecatatan ataupun kematian

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien dirawat yang tidak jatuh dalam bulan


tersebut dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan
mengakibatkan kecatatan atau kematian

Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut

Sumber data Rekam medis

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala ruangan ,kepala instalasi rawat inap, tim mutu
pengumpul data

42
8) Kematian pasien ≥ 48 jam perawatan
Dimensi mutu Keselamatan dan efektivitas

Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah


sakit yang aman dan efektif

Definisi operasional Kematian pasien ≥ 48 jam perawatan adalah


kematian yang terjadi sesudah periode 48 jam
setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit

Frekuensi Satu bulan


operasional
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap ≥ 48 jam


perawatan dalam satu bulan

Denomenator Jumlah seluruh pasien yang meninggal di unit rawat


dalam satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar ≤ 0,24 %

Penanggungjawab Kepala ruangan, tim mutu, bidang keperawatan


pengumpul data

43
9) Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri
Dimensi mutu Efektifitas,kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas


pelayanan rumah sakit

Definisi operasional Pulang atas permintaan sendiri adalah adalah pulang


ats permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum
diputuskan boleh pulang oleh dokter yang merawat

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien pulang atas permintaan sendiri dalam


satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar ≤5%

Penanggungjawab Kepala ruangan,tim mutu,kepala bidang keperawatan


pengumpul data

44
10) Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu


pelayanan rawat inap

Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan rawat inap

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan daro


pasien yang disurvey

Denominator Jumlah total pasien yang disurvey (n=minimal 150)


tiap ruangan

Sumber data Survei

Standar 90 %

Peanggung jawab Kepala ruangan, tim mutu


pengumpul data

45
11) Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan
pelayanan jiwa
Dimensi mutu Akses

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap bagi pasien jiwa

Definisi operasional Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit


yang memberikan pelayanan jiwa adalah
ketersediaan layanan rawat inap bagi pasien yang
memerlukan perawatan khusus yang berkaitan
dengan kondisi kejiwaan pasien

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien jiwa yang mendapatkan rawat inap

Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan pelayanan


rawat inap

Sumber data Register rawat inap

Standar Pelayanan rawat inap bagi pasien karena


penyalahgunaan NAPZA,gangguan psikotik, gangguan
nerotik dan gangguan mental organik

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

46
12) Penegakan diagnosa TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB/foto thoraks
Dimensi mutu Efektifitas , keselamatan

Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB dan hasil foto thoraks

Definisi operasional Penegakan diagnosis pasti TB melalui pemeriksaan


mikroskopis dan pemeriksaan foto thoraks pada
pasien rawat inap

Frekuensi Tiap tiga bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan

Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan


mikroskopis TB dan foto thoraks di rumah sakit dalam
tiga bulan

Denominator Jumlah penegakan diagnosis TB di rumah sakit dalam


tiga bulan

Sumber data Rekam medik

Standar 100%

Penanggungjawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

47
13) Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit
Dimensi mutu Efektifitas

Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di


rumah sakit

Definisi operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang


berobat rawat inap

Frekuensi Tiap tiga bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan

Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat inap yang dicatat dan


dilaporkan

Denominator Seluruh kasus TB rawat inap di rumah sakit

Sumber data Rekam medik ,register rawat inap

Standar 100 %

Penanggung jawab Petugas program TB, kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

48
4. SPM BEDAH SENTRAL
1) Waktu tunggu operasi elektif sejak pasien rawat inap
Dimensi mutu Efektifitas,kesinambungan pelayanan dan efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian


pelayanan bedah

Definisi operasional Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu


mulai dokter memutuskan untuk operasi yang
terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
≤ 2 hari

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang


terencana dari seluruh pasien yang dioperasi dalam
satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan


tersebut

Sumber data Rekam medis

Standar ≤ 2 hari

Penanggung jawab Kepala instalasi bedah, komite medik

49
2) Kejadian kematian di meja operasi
Dimensi mutu Keselamatan, efektivitas

Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral


dan anastesi dan kepedulian terhadap keselamatan
pasien

Definisi operasional Kematian di meja operasi adalah kematian yang


terjadi di atas meja operasi pada saat operasi
berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan anastesi
maupun tindakan pembedahan

Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event


pengumpulan data
Periode analisis Tiap bulan dan sentinel event

Numerator Jumlah pasien yang meninggal di meja operasi dalam


satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan


dalam satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar ≤1%

Penanggung jawab Kepala instalasi bedah,komite medik

50
3) Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
Dimensi mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian kerja


instalasi bedah sentral terhadap keselamatan pasien

Definisi operasional Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana


pasien dioperasi pada sisi yang salah. Misalnya yang
semestinya dioperasi pada sisi kanan ternyata yang
dilakukan pembedahan adala pada sisi kiri atau
sebaliknya

Frekuensi Satu bulan dan sentinel event


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan dan sentinel event

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan


dikurangi jumlah pasien yang dioperasi salah sisi
dalam waktu satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar 0%

Penanggung jawab Kepala instalasi bedah,komite medik


pengumpul data

51
4) Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Dimensi mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian kerja


instalasi bedah terhadap keselamatan pasien

Definisi operasional Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana


pasien dioperasi pada orang yang salah

Frekuensi Satu bulan dan sentinel event


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan dan sentinel event

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan


dikurangi jumlah operasi salah orang dalam waktu
satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar 0%

Penanggungjawab Kepala instalasi bedah, komite medik


pengumpul data

52
5) Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien
Dimensi mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian dan kecermatan dikter


bedah dalam melaksanakan tindakan operasi

Defenisi operasional Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian


dimana benda asing seperti kapas,gunting,peralatan
operasi dalam tubuh pasien akibat suatu tindakan
pembedahan

Frekuensi Satu bulan dan sentinel event


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan dan sentinel event

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan


dikurangi jumlah pasien yang mengalami
tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat operasi
dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar 0%

Penanggungjawab Kepala Instalasi Bedah,komite medik


pengumpul data

53
6) Komplikasi anastesi karena overdosis,reaksi anastesi dan salah
penempatan endotracheal tube
Dimensi mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya kecermatan tindakan anastesi dan


monitoring pasien selama proses pembedahan
berlangsung

Definisi operasional Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak


diharapkan sebagai akibat komplikasi anastesi antara
lain karena overdosis,reaksi anastesi dan salah
penempatan endotracheal tube

Frekuensi Satu bulan dan sentinel event


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan dan sentinel event

Numerator Jumlah pasien yang mengalami komplikasi anastesi


dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar 0%

Penanggungjawab Kepala instalasi bedah, komite medik


pengumpul data

54
7) Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Dimensi mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan operasi


dan kesesuaian tindakan operasi dengan rencana
yang telah ditetapkan

Definisi operasional Kejadian salah tindakan pada operasi adalah kejadian


pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan

Frekuensi Satu bulan dan sentinel event


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan dan sentinel event

Numerator Jumlah pasien yang mengalami salah tindakan


operasi dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar 0%

Penanggungjawab Kepala instalasi bedah, komite medik


pengumpul data

55
5. SPM PERSALINAN DAN PERINATOLOGI
1) Kejadian kematian ibu karena persalinan
Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap


pelayanan persalinan

Definisi operasional Kematian ibu melahirkan yang disebabkan oleh ;


pendarahan,preeklamsia,eklamsia,partus lama dan
sepsis
 Pendarahan adalah pendarahan yang terjadi
pada saat kehamilan smua skala persalinan dan
nifas
 Pre eklamsia dan eklamsia mulai pada
kehamilan trisemester pertama
 Eklamsia adalah kumpulan dari dua dari tiga
ganda, yaitu :
 Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan
diastolik > 110 mmHg
 Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4 pada
pemeriksaan kualitatif
 Oedem tungkai
 Eklampsia adalah tanda pre eklampsi yang
disertai dengan kejang dan atau penurunan
kesadaran
 Sepsis adalah tanda-tanda infeksi yang terjadi
akibat tindakan aborsi, persalinan dan nifas
yang tidak ditangani cepat dan tepat oleh
penolong

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena


pendarahan, preeklamsia/eklamsia,sepsis (masing-
masing penyebab)

Denominator Jumlah pasien persalinan dengan kasus


pendarahan,preeklamsia/eklamsia dan sepsis

Sumber data Rekam medis

Standar Pendarahan ≤ 1%,pre-eklamsia ≤ 1 %,sepsis ≤ 0,2 %

Penanggungjawab Kepala ruangan kamar bersalin,komite medik


pengumpul data

56
2) Pemberi pelayanan persalinan normal
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh


tenaga yang kompeten

Definisi operasional Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter


Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan persalinan
normal) dan bidan

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG,dokter umum terlatih


(asuhan persalinan normal)

Denominator Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan


persalinan normal

Sumber data Kepegawaian

Standar  Dokter Sp.OG


 Dokter umum terlatih (asuhan persalinan
normal)
 Bidan

Penanggungjawab Komite medik


pengumpul data

57
3) Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Tersedianya pelayanana persalinan dengan penyulit


oleh tenaga yang kompeten

Definisi operasional Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit


adalah tim PONEK yang terdiri dari dokter
Sp.OG,dokter umum terlatih,bidan dan perawat yang
terlatih
Penyulit dalam persalinan meliputi ;
 Kehamilan ganda
 Letak sungsang
 Partus lama
 Ketuban pecah dini
 BB janin diperkirakan < 2500 gr
 Kelainan panggul
 Pendarahan
 Eklamsia dan preeklamsia berat
 Tali pusat membumbung

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah persalinan dengan penyulit yang ditolong


oleh dokter Sp.OG /tim PONEK

Denominator Jumlah seluruh persalinan dengan penyulit

Sumber data Kepegawaian, rekam medis

Standar Tim PONEK yang terlatih

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

58
4) Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gr
Dimensi mutu Efektivitas, keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam


menangani kasus BBLR

Definisi operasional BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan sekitar
1500- 2500 gr

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah BBLR 1500-2500 gr yang berhasil ditangani


oleh pihak rumah sakit

Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 – 2500 gr yang ditangani

Sumber data Rekam medik

Standar 100 %

Penanggungjawab Komite medik, tim mutu


pengumpul data

59
5) Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan,efisiensi

Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah sakit


yang sesuai dengan indikasi dan efisien

Definisi operasional Sectio cesaria adalah tindakan persalinan melalui


pembedahan abdominal baik elektif maupun
emergensi

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria satu bulan

Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam satu bulan

Sumber data Rekam medisi

Standar ≤ 20 %

Penanggung jawab Kepala ruangan bersalin,komite medik


pengumpulan data

60
6) Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu


pelayanan persalinan

Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan persalinan

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvei

Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n = 150)

Sumber data Survei

Standar ≥ 80 %

Penanggung jawab Kepala ruangan kamar bersalin, panitia mutu


pengumpul data

61
7) Persentase KB (vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga
kompeten
Dimensi mutu Mutu dan kesinambungan pelayanan

Tujuan Ketersediaan pelayanan kontrasepsi mantap

Definisi operasional Keluarga berencana yang menggunakan metode


operasi aman dan sederhana pada alat reproduksi
manusia dengan tujuan mengehentikan fertilitas oleh
tenaga yang kompeten

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jenis pelayanan KB mantap

Denominator Jumlah peserta KB

Sumber data Rekam medik dan laporan KB rumah sakit

Standar 100 %

Penanggungjawab Penanggungjawab poliklinik kebidanan


pengumpul data

62
8) Persentase peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap oleh
bidan terlatih
Dimensi mutu Mutu dan kesinambungan pelayanan

Tujuan Ketersediaan pelayanan kontrasepsi mantap

Definisi operasional Proses konsultasi antara pasien dengan bidan terlatih


untuk mendapatkan pilihan pelayanan KB yang sesuai
dengan pilihan status kesehatan pasien

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah konseling layanan KB mantap

Denominator Jumlah peserta KB mantap

Sumber data Laporan unit pelayanan KB rumah sakit

Standar 100 %

Penanggungjawab Penanggungjawab poliklinik kebidanan


pengumpul data

63
6. SPM RADIOLOGI
1) Waktu tunggu hasil pelayanan thoraks foto
Dimensi mutu Efektifitas,keseinambungan pelayanan,efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi

Definisi operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thoraks foto adalah


tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekspertisi

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan


thoraks foto dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang difoto thoraks dalam bulan


tersebut

Smber data Rekam medis

Standar ≤ 3 jam

Penanggung jawab Kepala instalasi radiologi


pengumpul data

64
2) Pelaksana ekspertisi
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan rontgen


dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan
ketepatan diagnosis

Definisi operasional Pelaksana ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis


radiologi yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil
pemeriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan
verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan
dokter spesialis radiologi pada lembar hasil
pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter yang
meminta

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah foto rontgen yang dibaca dan diverifikasi oleh


dokter spesialis radiologi dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto rontgen dalam satu


bulan

Sumber data Register di instalasi radiologi

Standar Dokter Sp.Rad

Penanggungjawab Kepala instalasi radiologi


pengumpul data

65
3) Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
Dimensi mutu Efektifitas dan efisiensi

Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan


rontgen

Defenisi operasional Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto


yang tidak dapat dibaca

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam satu
bulan

Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam satu bulan

Sumber data Register di instalasi radiologi

Standar ≤2%

Penanggung jawab Kepala instalasi radiologi


pengumpul data

66
4) Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan radiologi

Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan radiologi

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvei

Denominator Jumlah total pasien yang disurvei ( n = 150 )

Sumber data Survei

Standar ≥ 80 %

Penanggung jawab Kepala instalasi radiologi, Tim mutu


pengumpul data

67
7. SPM LABORATORIUM DAN PATOLOGI KLINIK
1) Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Dimensi mutu Efektifitas,kesinambungan pelayanan,efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium

Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan laboratorium adalah


tenggang waktu mulai pasien mendaftar sampai
dengan pasien diambil sampel darah sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekspertisi.

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan


laboratorium pasien yang disurvey dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang


disurvey dalam bulan tersebut

Sumber data Survei

Standar ≤ 120 menit

Penanggungjawab Kepala instalsi laboratorium


pengumpul data

68
2) Pelaksana ekspertisi
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan


laboratorium dilakukan oleh tenaga ahli untuk
memastikan ketetapan diagnosis

Definisi operasional Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter


spesialis patologi klinik yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan pembacaan hasil
pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan ekspertisi
adalah adanya tanda tangan pada lembar hasil
pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter yang
meminta

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah hasil laboratorium diverifikasi hasilnya oleh


dokter spesialis patologi klinik dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam


satu bulan

Sumber data Register di instalasi laboratorium

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium patologi klinik


pengumpul data

69
3) Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium

Definisi operasional Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah


penyerahan hasil laboratorium pada salah orang
yang disebabkan oleh kemiripan nama atau pun
tertukar

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium


patologi klinik dalam satu bulan dikurangi jumlah
penyerahan hasil laboratorium salah orang dalam
satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang diperiksa di laboratorium


dalam bulan tersebut

Sumber data Rekam medik

Standar 0%

Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium patologi klinik


pengumpul data

70
4) Peralatan laboratorium yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi
Dimensi mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium

Definisi opersional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap


kelayakan peralatan laboratorium

Frekuensi Satu tahun


pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun

Numerator Jumlah seluruh alat laboratorium yang dikalibrasi


tepat waktu dalam satu tahun

Denominator Jumlah alat laboratorium yang perlu dikalibrasi dalam


satu tahun

Sumber data Buku register instalasi laboratorium

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala instalasi laboratorium


pengumpul dat

71
5) Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan laboratorium patologi klinik

Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan laboratorium patologi
klinik

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvey

Denominator Jumlah total pasien yang disurvey (n = 50)

Sumber data Survey

Standar ≥ 80 %

Penanggungjawab Kepala instalasi laboratorium patologi klinik


pengumpul data

72
8. SPM FARMASI
1) Waktu tunggu pelayanan obat jadi di instalasi farmasi
Dimensi mutu Efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan obat di
instalasi farmasi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi

Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang


waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
dengan menerima obat jadi

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi


pasien yang disurvey dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut

Sumber data Survei

Standar ≤ 30 menit

Penanggungjawab Kepala instalasi farmasi


pengumpul data

73
2) Waktu tunggu pelayanan obat racikan di instalasi farmasi
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan,efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi

Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah


tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep
sampai dengan menerima obat racikan

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi


pasien yang disurvey dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut

Sumber data Survei

Standar ≤ 60 menit

Penanggungjawab Kepala instalasi farmasi


pengumpulan data

74
3) Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
Dimensi mutu Keselamatan dan kenyamanan

Tujuan Menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian


obat

Definisi operasional Kesalahan pemberian obat meliputi :


1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah dalam menyerahkan obat
4. Salah jumlah
5. Salah dalam membaca resep

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey


dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan
pemberian obat

Denominator Jumlah pasien instalasi farmasi yang disurvey

Sumber data Survei

Standar 100%

Penanggungjawab Kepala instalasi farmasi


pengumpul data

75
4) Penulisan resep sesuai formularium
Dimensi mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada


pasien

Definisi operasional Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan


di rumah sakit terhadap pelayanan farmasi

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sampel yang


sesuai formularium dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel


dalam satu bulan ( n=150)

Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi farmasi


pengumpul data

76
5) Penulisan resep obat generik
Dimensi mutu Efisiensi,rasionalisasi peresepan

Tujuan Tergambarnya efesiensi dan kerasionalan pemberian


resep obat kepada pasien

Definisi operasional Obat generik adalah resep obat dengan nama kimia
obat

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah resep dengan penulisan generik dalam satu


bulan

Denominator Jumlah seluruh resep obat dalam bulan yang disurvey


( n =150)

Sumber data Survei

Standar 95 %

Penanggungjawab Kepala instalasi farmasi


pengumpul data

77
6) Kepuasan pelanggan
Diemnsi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan farmasi

Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan farmasi

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien


yang disurvey

Denominator Jumlah total pasien yang disurvey (n = 150)

Sumber data Survei

Standar ≥ 80 %

Penanggungjawab Kepala instalasi farmasi


pengumpul data

78
9. SPM GIZI
1) Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Dimensi mutu Efektifitas, akses, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi

Definisi operasional Ketetapan waktu pemberian makanan kepada pasien


adalah ketepatan penyediaan makanan pada pasien
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvey yang


mendapat makanan tepat waktu dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei

Sumber data Survei

Standar 97 %

Penanggungjawab Kepala instalasi gizi, kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

79
2) Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi

Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan


instalasi gizi

Definisi operasional Sisa makanan adalah proporsi makanan yang tersisa


yang tidak termakan oleh pasien

Frekuenssi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif proporsi sisa makanan dari pasien


yang disurvei dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam satu bulan

Sumber data Survey

Standar ≤ 20 %

Penanggungjawab Kepala instalasi rawat gizi, kepala instalasi rawat inap


pengumpulan data

80
3) Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
Dimensi mutu Keamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan


instalasi gizi

Definisi operasional Kesalahan dalam memberikan diet adalah kesalahan


dalam memberikan jenis diet

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pemberian makanan yang disurvey dikurangi


jumlah pemberian makanan yang salah diet

Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan

Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala instalsi gizi, kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

81
4) Jumlah konsultasi gizi rawat inap yang dilayani
Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan

Tujuan Konsultasi gizi rawat inap terpenuhi

Definisi operasional Jumlah konssultasi gizi rawat inap yang terlayani


adalah jumlah pasien rawat inap yang memerlukan
pelayanan konsultasi gizi yang dapat dilayani oleh
petugas pada periode waktu tertentu

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pemberian konsultasi gizi di rawat inap yang


dilayani pada periode waktu tertentu

Denominator Jumlah seluruh permintaan konsultasi gizi rawat inap


pada periode waktu tertentu

Sumber data Register permintaan konsultasi gizi rawat inap

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala instalasi gizi


pengumpul data

82
10. SPM PELAYANAN KELUARGA MISKIN
1) Pelayanan terhadap pasien keluarga miskin yang datang ke RS pada setiap
unit
Dimensi mutu Akses

Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


masyarakat miskin

Definisi operasional Keluarga miskin adalah keluarga yang berobat di


rumah sakit dengan menggunakan kartu Jamkesmas

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien keluarga miskin yang dilayani rumah


sakit dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien keluarga misskin yang datang


ke rumah sakit dalam satu bulan

Sumber data Register pasien

Standar 100 %

Penanggungjawab Direktur rumah sakit


pengumpul data

83
11. SPM REKAM MEDIS
1) Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
Dimensi mutu Kesinambungan riwayat penyakit pasien dan
kerahasiaan status rekam medik

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab medis, perawat dan


non medis dalam kelengkapan informasi rekam
medik

Definisi operasional Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang
telah diisi lengkap oleh medis, perawat dan non
medis dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai
pelayanan meliputi anamnesis,rencana
asuhan,pelaksanaan asuhan,tindak lanjut dan resume

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam satu bulan


yang diisi lengkap

Denominator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam satu bulan

Sumber data Checklist kelengkapan

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala instalasi rekam medik


pengumpul data

84
2) Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter /perawat


untuk memberikan informasi kepada pasien dan
mendapat persetujuan dari pasien akan tindak
medik/perawatan yang akan dilakukan

Definisi operasional Informed concent adalah persetujuan yang diberikan


pasien/ keluarga pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang


disurvey yang mendapat informasi lengkap sebelum
memberikan tindakan medik dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapat tindakan


medik yang disurvey dalam satu bulan

Sumber data Survey

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medik


pengumpul data

85
3) Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat jalan
Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran


rawat jalan

Definisi operasional Dokumen rekam medik rawat jalan adalah dokumen


rekam medis pasien baru atau pasien lama yang
digunakan pada pelayan rawat jalan
Waktu penyediaan dokumen rekam medis mulai dari
pasien mendaftar sampai rekam medis disediakan
oleh petugas

Frekuensi Tiap bulan


operasional
Periode analisis Tiap tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis


sampel rawat jalan yang diamati

Denominator Total sampel penyediaan rekam medisi yang diamati


( n= ≥ 100 sampel)

Sumber data Hasil survey pengamatan di ruang pendaftaran rawat


jalan untuk pasien baru / di ruang rekam medis untuk
pasien lama

Standar Rerata ≤ 10 menit

Penanggungjawab Kepla instalasi rekam medis


pengumpul data

86
4) Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat inap
Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medik


rawat inap

Definisi operasional Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen


rekam medis pasien lama yang digunakan pada
pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat inap adalah waktu
mulai pasien diputuskan untuk rawat inap oleh
dokter sampai rekam medik rawat tersedia di bangsal
pasien

Frekuensi Tiap bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis


rawat inap yang diamati

Denominator Total penyediaan rekam medis rawat inap yang


diamati

Sumber data Hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat


inap

Standar Rerata ≤ 15 menit

Penanggungjawab Kepala instalasi rekam medis


pengumpul data

87
12. SPM IPSRS dan pengelolaan limbah
1) Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Dimensi mutu Efektifitas, efesiensi,kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam


menangani kerusakan

Definisi operasional Melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak


untuk tindak lanjut dibutuhkan mulai laporan aat
yang rusak diterima sampai dengan petugas
melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak
untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu
15 menit harus sudah ditanggapi

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi


kurang atau sama dengan 15 menit dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu


bulan

Sumber data Catatan laporan kerusakan alat

Standar ≥ 80 %

Penanggungjawab Kepala IPSRS


pengumpul data

88
2) Ketepatan waktu pemeliharaan
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kesenimbungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya ketepatan dan ketanggapan dalam


pemeliharaan alat

Defenisi operasional Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang


menunjukkkan periode pemeliharaan/service untuk
tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang berlaku

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan ( service)


tepat waktu dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh alat yang seluruhnya dilakukan


pemeliharaan dalam satu bulan

Sumber data Register pemeliharaan alat

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala IPSRS


peengumpul data

89
3) Alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai
dengan ketentuan kalibrasi
Dimensi mutu Efektivitas, keselamatan

Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan

Definisi operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap


kelayakan alat kesehatan/ peralatan laboratorium
oleh Balai Pengamanan Fasilitas kesehatan (BPFK)

Frekuensi Satu tahun


pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun

Numerator Jumlah seluruh alat laboratorium/alat kesehatan


yang dikalibrasi tepat waktu dalam satu tahun

Denominator Jumlah alat laboratorim/alat kesehatan yang perlu


dikalibrasi dala satu tahun

Sumber data Buku registrasi

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala instalasi IPSRS


pengumpul data

90
4) Baku mutu limbah cair
Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kepedulin rumah sakit terhadap


keamanan limbah cair rumah sakit

Definisi operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair
yang dianggap aman bagi kesehatan, yang
merupakan ambang batas yang ditolerir dan diukur
dengan indikator :
BOD (biological oxygen demand) : < 30 mg/liter
COD (chemical oxygen demand) : < 80 mg/liter
TSS (total suspended solid) : < 30 mg/liter
PH : 6 – 9

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair rumah


sakit yang sesuai dengan baku mutu

Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair

Sumber data Hasil pemeriksaan

Standar BOD < 30 mg/l


COD <80 mg/l
TSS <30 mg/l
PH 6 - 9

Penanggung jawab Kepala IPSRS


pengumpul data

91
5) Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan
Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya mutu penanganan limbah padat


infeksius di rumah sakit

Defenisi operasional Limbah padat berbahaya adalah sampah padat akibat


proses pelayanan yang mengandun bahan- bahan
yang tercemar jasad renik yang dapat menularkan
penyakit dan /atau dapat mencederai,antara lain :
1. Sisa jarum suntik
2. Sisa ampul
3. Kasa bekas
4. Sisa jaringan

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai standar


operating prosedur yang diamati

Denominator Jumlah total proses pengelolahan limbah padat yang


diamati

Sumber data Hasil pengamatan

Standar 100%

Penanggungjawab Kepala IPSRS,Kepala K3 RS


pengumpul data

92
13. SPM ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
1) Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan pimpinan
Dimensi mutu Efektivitas

Tujuan Tergambarnya kepedulian direksi terhadap upaya


perbaikan pelayan di rumah sakit

Definisi operasional Tindak lanjut penyelesian hasil pertemuan tingkat


direksi adalah pelaksanaan tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh peserta pertemuan terhadap
kesepakatan atau keputusan yang telah diambil
dalam pertemuan tersebut sesuai dengan
permasalahan pada bidang masing- masing

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Hasil keputusan pertemuan direksi yang


ditindaklanjuti dalam satu bulan

Denominator Total hasil keputusan yang harus ditindaklanjuti


dalam satu bulan

Sumber data Notulen rapat

Standar 100 %

Penanggungjawab Direktur rumah sakit


pengumpul data

93
2) Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
Dimensi mutu Efektivitas,efisiensi

Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi rumah sakit


dalam menunjukkan akuntabilitas kinerja pelayanan

Definisi operasional Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban


rumah sakit untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara
periodik

Frekuensi Satu tahun


pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun

Numerator Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap dan


dilakukan minimal tiga bulan dalam satu tahun

Denominator Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya


disusun dalam satu tahun

Sumber data Bagian tata usaha

Standar 100 %

Penanggungjawab Direktur rumah sakit

94
3) Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


tingkat kesejahteraan pegawai

Definisi operasional Usulan kenaikan pangkat pegawaai dilakukan dua


periode dalam satu tahun yaitu bulan april dan
Oktober

Frekuensi Satu tahun


pengumpulan data

Periode analisis Satu tahun

Numerator Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai


periode kenaikan pangkat dalam satu tahun

Denominator Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan


kenaikan pangkat dalam satu tahun

Sumber data Sub bag kepegawaian

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala bagian tata usaha


pengumpul data

95
4) Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala
Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


kesejahteraan pegawai

Definisi operasional Kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaji setiap dua
tahun sekali

Frekuensi Satu tahun


pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun

Numerator Jumlah pegawai yang mendapatkan SK kenaikan gaji


berkala tepat wakti dalam satu tahun

Denominator Jumlah seluruh pegawaai yang seharusnya


memperoleh kenaikan gaji berkala dalam satu tahun

Sumber dataa Sub bag kepegawaian

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala bagian tata usaha


pengumpul data

96
5) Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


kualitas sumber daya manusia

Definisi operasional Pelatihan adalah semua kegiatan peningkataan


kompetensi karyawan yang dilakukan baik di rumah
sakit ataupun di luar rumah sakit yang bukan
merupakan pendidikan formal. Minimal per
karyawan 20 jam per tahun

Frekuensi Satu tahun


pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun

Numerator Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal


20 jam pertahun

Denominator Jumlah seluruh karyawan rumah sakit

Sumber data Sub bagian kepegawaian

Standar > 50 %

Penanggungjawab Kepala bagian tata usaha


pengumpul data

97
6) Cost recovery
Dimensi mutu Efisiensi, efektivitas

Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan rumah


sakit

Definisi operasional Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional


dalam periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah
pembelanjaan operasional dalam periode waktu
tertentu

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan

Denominator Jumlah pembelanjaan opeerasional dalam satu bulan

Sumber data Sub bag keuangan

Standar ≥ 40 %

Penanggungjawab Kepal bagiat tata usaha,keuangan


pengumpul data

98
7) Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Dimensi mutu Efektivitas

Tujuan Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan rumah


sakit

Definisi operasional Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan


arus kas. Laporan keuangan harus diselesaikan
sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya

Frekuensi Tiga bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum


tanggal 10 setiap bulan berikutnya dalam tiga bulan

Denominator Jumlah laporan keuangan yang harus diselesaikan


dalam 3 bulan

Sumber data Sub bag keuangan

Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala bagian tata usaha,keuangan


pengumpul data

99
8) Ketepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayana informasi


pembayaran pasien rawat inap

Defenisi operasional Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua


tagihan pelayanan yang telah diberikan.
Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan
pasien rawat inap adalaah adalah waktu muli pasien
dinyatakan boleh/berkeinginan pulang sampai
dengan informasi tagihan diterima oleh pasien

Frekuensi Tiap bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan


pasien rawat inap yang diamati adalm satu bulan

Denominator Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam


satu bulan

Sumber data Hasil pengamatan

Standar ≤ 2 jam

Penanggung jawab Bagian keuangan


pengumpul data

100
9) Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif/jasa) sesuai kesepakatan
waktu
Dimensi mutu Efektivitas

Tujuan Tergambarnya kinerja management dalam


memperhatikan kesejahteraan karyawan

Definisi operasional Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada


karyawan sesuai dengan kinerja yang dicapai dalam
satu bulan

Frekuensi Tiap enam bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiap enam bulan

Numerator Jumlah bulan dengan pemberian insentif

Denominator Enam bulan

Sumber data Catatan di bagian keuangan

Standar 100 %

Penangggungjawab Bagian keuangan


pengumpul data

101
14. SPM AMBULANCE/ KERETA JENAZAH
1) Waktu pelayanan ambuance /kereta jenazah
Dimensi mutu Akses

Tujuan Tersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah


yang dapat diakses setiap waktu oleh pasien /
keluarga pasien yang membutuhkan

Definisi operasional Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah


ketersediaan waktu penyediaan ambulance/ kereta
jenazah untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga
pasien

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance


dalam satu bulan

Denominator Jumlah hari dalam bulan tersebut

Sumber data Instalasi gawat darurat

Standar 24 jam

Penanggungjawab Penanggung jawab ambulance/kereta jenazah


pengumpul data

102
2) Kecepatan memberikan pelayanan ambulance / kereta jenazah di rumah
sakit
Dimensi mutu Kenyamanan, keselamatan

Tujuan Tergambarnya ketanggpan rumah sakit dalam


menyediakan kebutuhan pasien akan
ambulance/kereta jenazah

Definisi operasional Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta


jenazah adalah waktu yang dibutuhkan mulai
permintaan ambulance/kereta jenazah diajukan oleh
pasien /keluarga pasien di rumah sakit sampai
tersedianya ambulance/kereta jenazah

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang


tepat waktu dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta


jenazah dalam satu bulan

Sumber data Catatan penggunaan ambuance/ kereta jenazah

Standar ≤ 30 menit

Penanggungjawab Penanggungjawab ambulance


pengumpul data

103
15. SPM TRANSFUSI DARAH
1) Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
Dimensi mutu Keselamatan dan kesinambungan pelayanan

Tujuan Agar pasien mendapatkan darah sesuai dengan


kebutuhannnya

Definisi operasional Kemampuan bank darah rumah sakit dalam


memenuhi permintaan kebutuhan darah

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat


dipenuhi dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh permintaan darah dalam satu bulan

Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggungjawaab Yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan bank


pengumpul data darah

104
2) Kejadian reaksi infeksi
Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya manajemen resiko pada pelayanan


bank darah rumah sakit

Definisi operasional Reaksi transfusi adalah kejadian yang tidak


diharapkan (KTD) yang terjadi akibat transfusi darah,
dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat
transfusi,hemolisis akibat golongan darah tidak
sesuai atau gangguan sistem imun sebagai akibat
pemberian transfusi darah

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan

Numerator Jumlah kejadian reaksi transfusi dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi


dalam satu bulan

Sumber data Rekam medis

Standar 0,01 %

Penanggungjawab Kepala UTD


pengumpul data

105
16. SPM LOUNDRY
1) Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Dimensi mutu Efisiensi, efektivitas

Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan


loundry

Definisi operasional Tidak ada

Frekuensi Satu bulan


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan

Numerator Jumlah linen yang dihitung dalam empat hari


sampling dalam satu bulan

Denominator Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling


tersebut

Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggungjawab Koordinator loundry


pengumpul data

106
2) Ketetapan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
Dimensi mutu Efisiensi dan efektivitas

Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan


loundry

Definisi operasional Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan


penyediaan linen sesuai dengan ketentuan waktu
yang ditetapkan

Frekuensi Satu bulan


pengumpul data
Periode analisis Satu bulan

Numerator Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan


linen tepat waktu

Denominator Jumlah hari dalam satu bulan

Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggungjawab Koordinator loundry


pengumpul data

107
17. SPM PEMULASARAAN JENAZAH
1) Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaran jenazah
Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap


kebutuhan pasien akan pemulasaraan jenazah

Definisi operasional Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah


adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien
dinyatakan meninggal sampai dengan jenazah mulai
ditangani oleh petugas

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan

Numerator Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaran


jenazah pasien yang diamati dalam satu bulan

Denominator Total pasien yang diamati dalam satu bulan

Sumber data Hasil pengamatan

Standar ≤ 2 jam

Penanggung jawab Kepala instalasi pemulasaran jenazah

108
18. SPM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
1) Ada anggota tim PPI yang terlatih
Dimensi mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Tersedianya anggota tim PPI yang berkompeten


untuk melaksanakan tugas- tugas tim PPI

Definisi operasional Adalah anggota tim PPI yang telah mengikuti


pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjut PPI

Frekuensi Tiap tiga bulan


pengumpulan data
Periode analisis Tiap satu tahun

Numerator Jumlah anggota tim PPI yang sudah terlatih

Denominator Jumlah anggota tim PPI

Sumber data Kepegawaian

Standar ≥ 75 %

Penanggungjawab Ketua komite PPI


pengumpul data

109
2) Tersedianya APD di setiap instalasi /departemen
Dimensi mutu Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan
pengunjung

Tujuan Tersedianya alat pelindung diri di setiap instalasi

Definisi operasional Alat standar yang berguna untuk melindungi tubuh


tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari
penularan penyakit di Rs seperti masker, sarung
tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan gaun

Frekuensi Setiap hari


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan

Numerator Jumlah instalasi yang menyediakan APD

Denominator Jumlah instalasi di rumah sakit

Sumber data Survei

Standar 60 %

Penanggungjawab Tim PPI


pengumpul data

110
3) Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial /HAI (Health Care
Associated Infection) di rumah sakit
Dimensi mutu Keamanan pasien, petugas dan pengunjung

Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan infeksi


nosokomial di rumah sakit

Definisi operasional Kegiatan pengamatan faktor resiko infeksi


nosokomial,pengumpulan data (chek list) pada
instalasi yang tersedia di rumah sakit. Minimal satu
parameter (ILO = infeksi luka operasi; ILI = Infeksi luka
infus; VAP = ventilator assocaited pneumonic; ISK =
infeksi saluran kemih)

Frekuensi Setiap hari


pengumpulan data
Periode analisis Satu bulan

Numerator Jumlah instalasi yang melakukan pencatatan dan


pelaporan

Denominator Jumlah instalasi yang tersedia

Sumber data Survei

Standar 75 %

Penanggungjawab Tim PPI


pengumpul data

111

Anda mungkin juga menyukai