Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai alat-alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh
alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa
partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 1993).
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya mencapainya 6 – 8
minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
1) Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel desidua, vernix caseosa,
2) Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lender. Ini terjadi pada hari ke – 3 – 7 pasca
persalinan.
3) Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 – 14 pasca persalinan.
4) Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca persalinan.
5) Lochea parulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi seperti sedia kala sebelum hakil,
sehongga pada masa nifas banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi, diantaranya :
c. Pengeluaran lochea
Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveolus dan duktus
lactiferas dari dalam mamae dan juga merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone
esdtrogen menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone prolaktin dan produksi ASI pun
dimulai.
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau 2 jam setelah melahirkan. Konstipasi
dapat terjadi pada masa nifas awal dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan
Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami kesukaran dalam buang air kecil,
karena :
o Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh kepala bayi
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan sempurna. Dinding abdomen melunak
setelah melahirkan karena meregang setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada multipara.
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan chorionia gonadotropin (HCG), turun
dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun
dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah
bayi disusui.
7. Perubahan Tanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi
tidak melebihi 38,00C sesudah 12 jam pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat
terjadi bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada perdarahan berlebih/ada vitrum korelis
pada perdarahan. Pada beberapa kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya apabila
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo 2 minngu pertama masa nifas.
Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih
Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama persalinan, selanjutnya meningkat
sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang.
Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.
Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan gejala-gejala depresi ringan sampai
berat.
o Pembengkakan di wajah/tangan
o Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan
o Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit
Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan
post partum dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan
luka dengan baik. Penolong harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang untuk
mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk mencegah
trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk dan berjalan.
Diet yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus
secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri sebaiknya dilakukan kateterisasi.
Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun
di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per os. Bila
pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae
harus sudah dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah bersih
Definisi PEB
Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke 20 gestasi,
ditandai dengan hipertensi dan protein uria dan dapat juga diserta dengan udema. Hipertensi di sini adalah
tekanan darah 140/90 mmHgatau lebih, atau sutu kenaikan tekanan sistolik sebesar 30mmHg atau lebih (jika
diketahui tingkat yang biasa), atau kenaikan tekanan darah diastolic sebesar 15 mmHg atau lebih (jika diketahui
tingkat yang biasa). Protein uria dalam preeklamsia adalah konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih pada
sedikitnya 2 spesimen urin yang di ambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih. Edema biasa
terjadi pada kehamilan normal, sehingga edema bukanlah tanda pre-eklampsia yang dapat dipercaya kecuali
jika edema juga mulai terjadi pada tangan dan wajah, serta kenaikan berat badan yang mendadak sebanyak 1 kg
atau kebih dalam seminggu (atau 3 kg dalam sebulan) adalah indikasi pre-eklampsia (kenaikan berat badan
Sedangkan PEB (Pre-eklampsia berat) adalah pre-eklampsia yang berlabihan yang terjadi secara
mendadak. Wanita dapat dengan cepat mengalami eklampsia. Hal ini merupakan kedaruratan obstertik dan
a. Tekanan darah 160/110 atau lebih.diukur 2x dengan antara sekurang-kurangnya 6 jam dan pasien istirahat.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih/24 jam.
g. Mengantuk
h. Konfensi mental
j. Nyeri epigastrium
Seksio Caesaria adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut &
dinding rahim dng syarat dinidng rahim dalam keada an utuh serta berat janin diatas 500 gram. Indikasi sectio
caesaria adalah sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik, kegagalan
induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu (Eklapmsia, DM, Penyakit jantung, Ca
servik), pembedahan sebelumnya, sumbatan pada jalan lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps tali, Mal
Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya preeklampsia, tetapi
1. Riwayat preeklampsia. Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau riwayat keluarga
semakin meningkat pada umur kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga sekresi
bertambah sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat
perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan
preeklampsia terjadi komplek imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang
menderita preeklampsia.
f. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial. Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki
dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan dalam
darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai
pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan
Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit,
dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya
kompensasi hipertensi ( suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar oksigenasi jaringan
tercukupi). Dengan adanya spasme pembuluh darah menyebabkan perubahan – perubahan ke organ
antara lain :
Otak .
Mengalami resistensi pembuluh darah ke otak meningkat akan terjadi oedema yang menyebabkan
kelainan cerebal bisa menimbulkan pusing dan CVA ,serta kelainan visus pada mata.
. Ginjal.
Terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang maka terjadi
filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan sampai
dengan 50 % dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan
oedema.
Rahim
Tonus otot rahim peka rangsang terjadi peningkatan yang akan menyebabkan partus prematur.
Paru
Dekompensi cordis yang akan menyebabkan oedema paru sehingga oksigenasi terganggu dan cyanosis
maka akan terjadi gangguan pola nafas. Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang bisa
menyebabkan kematian .
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt
atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
b. USG : untuk mengetahui keadaan janin
c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain atonia uteri (uterus
couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina,
KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung,
syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi uteroplasental, misalnya
pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.