Anda di halaman 1dari 15

Kesehatan Reproduksi Remaja - Document Transcript

1. PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA dr. Ashimatul Wardah


Al Mawaddah Moh. Ismail (Editor) UKS MTs. MAARIF ASSA’ADAH II
Sampurnan Bungah Gresik Telp/fax. 031-3949818
2. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja PENDIDIKAN KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA Pendahuluan MASA pancaroba bagi remaja disebut-
sebut sebagai periode yang susah-susah gampang bagi orangtua untuk
menanganinya. Kebanyakan orangtua mengakui bahwa memberi bekal untuk
remaja putri agar mereka mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan
sebenarnya tidaklah mudah. Meski orangtua sudah bersusah payah menyediakan
berbagai fasilitas, termasuk pendidikan yang terbaik untuk anak putri mereka,
namun toh orangtua takkan sanggup menghindari godaan dunia yang semakin
menghadang kehidupan remaja global sekarang ini. Perkembangan teknologi
komunikasi yang menyebar berbagai informasi dan hiburan budaya pop, kini
semakin deras dan takkan mungkin bisa dibendung hanya dengan mengurng anak
di rumah atau dengan menyediakan berbagai fasilitas canggih di rumah. UKS
MTs. Ma'arif Assa'adah II 2
3. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Sesuai dengan perkembangannya,
anak- anak putri masa kini tak mungkin dipingit seperti cerita novel Siti Nurbaya,
karena kehidupan menuntut mereka untuk tampil lebih luwes dan lebih bergaul
dengan dunia luar. Dengan demikian, berbagai acara darmawisata, diskotik,
nonton, ikut klub olahraga, sudah menjadi bagian acara rutin remaja. Hampir
semua remaja di belahan dunia mana pun sekarang ini berada dalam situasi yang
penuh godaan dengan semakin banyaknya hiburan di media yang menyesatkan.
Dengan informasi yang terbatas dan perkembangan emosi yang masih labil,
mereka sudah dihadapkan pada berbagai godaan seperti film-film Barat yang
menawarkan nilai-nilai sangat bertentangan dengan nilai-nilai budaya Timur.
Persepsi Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Pentingnya informasi tentang
kesehatan reproduksi’ remaja perlu mendapatkan informasi yang cukup, sehingga
mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan juga hal -hal yang seharusnya
dihindari. UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 3
4. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Perlunya mendapatkan informasi yang
benar dari sumber yang terpercaya. Remaja mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan informasi tersebut juga
berasal dari sumber yang terpercaya pula sehingga dapat berguna bagi remaja itu
sendiri dan bukannya menyesatkan. Perlu diberikan di sekolah dan di keluarga
Agar remaja mendapatkan informasi yang benar, Kesehatan reproduksi remaja
hendaknya juga diajarkan di sekolah dan di dalam lingkungan keluarga. Dengan
mengetahui tentang Kesehatan Reproduksi Remaja secara benar kita dapat
menghindari dilakukannya hal-hal negatif oleh remaja. Apalagi bagi remaja di
kota-kota besar, yang berbagai informasi dapat masuk dengan mudahnya,
terutama di era globalisasi seperti sekarang ini. UNTUK MENCEGAH •
PRILAKU SEKS PRA NIKAH • PENULARAN PENYAKIT KELAMIN • AIDS
• ABORSI • KANKER akibat sex bebas UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 4
5. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja • GRADASI MORAL REMAJA •
KEHAMILAN DILUAR NIKAH • MASA DEPAN suram GENERASI MUDA
ORGAN REPRODUKSI DAN FUNGSINYA A. WANITA Organ reproduksi
yang tampak dari luar : 1. Vulva 2. Labia Majora dan Rambut Pubis 3. Payudara
dan Papila Mamae Organ reproduksi bagian dalam : Labia Minora : merupakan
labia sebelah • dalam dari labia majora, dan berakhir dengan klitoris, ini identik
dengan penis sewaktu masa perkembangan janin, yang kemudian mengalami
atrofi. Dibagian tengah klitoris terdapat lubang uretra untuk keluarnya air kemih
saja. • Hymen, merupakan selaput tipis yang bervariasi elastisitasnya, berlubang
teratur ditengah, sebagai pemisah dunia luar dengan organ dalam. Hymen akan
sobek dan hilang setelah wanita berhubungan seksual (coitus) atau setelah
melahirkan. Vagina, berupa tabung bulat memanjang • terdiri otot-otot melingkar
yang di kanan UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 5
6. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja kirinya terdapat kelenjar ( Bartolini )
menghasilkan cairan, sebagai pelumas waktu aktifitas seksual. Uterus (Rahim) ,
berbentuk seperti buah • peer, bagian bawahnya mengecil dan berakhir sebagai
leher rahim/ cerviks uteri. Terdiri dari lapisan otot tebal, sebagai tempat
pembuahan, berkembangnya janin, dinding sebelah dalam selalu mengelupas
sewaktu menstruasi. Tuba uterina (fallopi);/ saluran di sebelah • kanan dan kiri
uterus, untuk lewat sel telur/ ovum. Ovarium, dua buah dan merupakan • kelenjar
yang menghasilkan sel telur dan menghasilkan hormon estrogen dan
progesterone. Payudara/ kelenjar mamae, yang berfungsi • saat laktasi Fungsi
Organ : Organ reproduksi tersebut mulai berfungsi saat akil baliq yang ditandai
menstruasi pertama kali (Menarche ) pada usia 10-14 tahun dan itu sangat
bervariasi. Saat itu kelenjar hipofisa mulai berpengaruh, kemudian ovarium mulai
bekerja menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. UKS MTs. Ma'arif
Assa'adah II 6
7. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Hormon ini akan mempengaruhi
uterus pada dinding sebelah dalam dan terjadilah proses menstruasi. Setiap bulan
pada masa subur (sekali) terjadi ovulasi dengan dihasilkan sel telur / ovum untuk
dilepaskan menuju uterus lewat tuba uterina. Produksi hormon ini hanya
berlangsung hingga masa menopause, kemudian tidak berproduksi lagi. Tentunya
semua aktifitas yang dipengaruhi hormon ini akan berhenti pula. Periode ini
bervariasi antara 45-50 tahun, dengan ditandai berbagai tanda dan keluhan yang
dialami seorang wanita. Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh hormon ini,
sehingga hormon estrogen dan progesteron dikatakan mempengaruhi organ
kelamin sekunder, seperti membesarnya ukuran uterus, tumbuhnya rambut pubis,
membesarnya payudara, jerawatan, MENSTRUASI : Proses pengeluaran darah
dari uterus disertai serpihan selaput dinding uterus pada wanita dewasa yang
terjadi secara periodik. Keadaan ini dibutuhkan keseimbangan antara hormon
estrogen dan progesterone secara bergantian. UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 7
8. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja OVULASI : Pelepasan sel telur/ ovum
dari ovarium, yang siap dibuahi/ matang terjadi sebulan sekali, yang dipengaruhi
oleh hormon estrogen. KEHAMILAN : Suatu proses pertemuan/ fertilasi,
menempelnya/ nidasi dan berkembangnya sel ovum dan sel spermatozoa menjadi
janin dalam uterus selama 9 bulan 10 hari. Keadaan kehamilan ini dipertahankan
dengan pengaruh hormon progesteron. Hormon estrogen pada masa ini
mempengaruhi kelenjar mamae untuk persiapan laktasi. Pada masa ini tidak
terjadi ovulasi dan menstruasi. MELAHIRKAN : Suatu proses pengeluaran janin
dari uterus, dengan timbulnya konstraksi uterus dipengaruhi oleh hormone
oksitosin, dan kekuatan kontraksi otot-otot perut. Fase - fase nya : pembukaan
cerviks uteri, pengeluaran janin, pengeluaran placenta (ari-ari) MENYUSUI /
LAKTASI : Setelah melahirkan, seorang wanita masih harus bertugas menyusui
bayinya, dengan pengeluaran ASI (yang pertama colustrum) yang sangat UKS
MTs. Ma'arif Assa'adah II 8
9. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja bermanfaat untuk bayi. Pada masa ini
hormon prolaktin berpengaruh, dan juga progesteron masih cukup banyak,
sehingga menstruasi belum terjadi. Tetapi adang-kadang bisa terjadi ovulasi.
Sehingga pada masa ini wanita sudah menggunakan kontrasepsi guna mencegah
terjadinya kehamilan berikutnya. B. PRIA : 1.Alat kelamin bagian luar • Penis,
berbentuk bulat panjang yang berubah besarnya saat aktifitas seksual. Bagian
dalam penis berisi pembuluh darah, otot dan serabut saraf. Ditengahnya terdapat
saluran air kemih dan juga sebagai saluran cairan sperma yang disebut uretra. •
Skrotum, terdapat dua buah kanan dan kiri, berbentuk bulat, tampak luar berupa
kulit yang berkerut dan ditumbuhi rambut pubis. 2. Alat kelamin bagian dalam
meliputi : • Testis, Jumlahnya dua buah, merupakan isi skrotum, yang terdiri dari
saluran kecil – UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 9
10. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja kecil membentuk anyaman, sebagai
tempat pembentukan sel spermatozoa. • Vas-deferens, dua buah, ini merupakan
saluran yang membawa sel spermatozoa. • Kelenjar prostat, satu buah
menghasilkan cairan kental yang fungsinya untuk memberi makanan sel
spermoatozoa, serta enzim – enzim. • Kelenjar vesikula seminalis, satu buah, juga
menghasilkan cairan untuk kehidupan sel spermatozoa, secara bersama – sama
cairan tersebut menyatu dengan spermatozoa menjadi produk yang disebut semen,
yang dikeluarkan setiap kali pria ejakulasi Fungsi organ reproduksi pria : Organ
tersebut mulai berfungsi sebagai system reproduksi dimulai saat akil balig sekitar
usia 11- 14 tahun • Keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini
berlangsung selama kehidupannya. Organ testis yang menghasilkan sel •
spermatozoa akan bekerja setelah mendapat pengaruh hormon testosteron yang
dihasilkan oleh sel – sel Interstital Leydig dalam testis. UKS MTs. Ma'arif
Assa'adah II 10
11. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Keadaan ini dibawah perintah organ
yang • berada diotak, yaitu : kelenjar hipofisa dan juga hipothalamus. Pada
aktifias seksual, organ tersebut akan • bekerja sesuai dengan rangsang yang
diperoleh. Bila dilakukan dengan pasangan sampai • tingkat coitus, maka penis
berpenetrasi masuk kedalam vagina dan berakhir dengan keluarnya semen. Cairan
semen dihasilkan kira-kira 3-5 cc • setiap ejakulasi, yang didalamnya terdapat sel
spermatozoa 35 juta – 100 juta,dengan berbagai sifatnya, misalnya motilitasnya,
bentuknya, kecepatan dan arah berjalan, kemampuan penetrasi, dll. Hormon
TESTOSTERON ini akan • mempengaruhi tanda kelamin sekunder, misalnya
kumis, jakun, alat kelamin menjadi lebih besar, suara parau, otot-otot membesar,
dll Aktifitas seksual : Dimulai adanya rangsangan fisik (diraba) atau psikis
(membaca, membayangkan, menonton) yang mengakibatkan perubahan bentuk
organ kelamin. UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 11
12. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Ada beberapa fase : - ereksi - lubrikasi
- emisi - orgamus – ejakulasi Faktor yang berpengaruh : - organic (saraf,
pembuluh darah, hormonal, usia) - psikis/ emosi/ suasana lingkungan YANG
PERLU DIKETAHUI NEMPEL-NEMPEL BISA HAMIL Setyawan
mengatakan, problem yang dihadapi remaja lebih banyak adalah persoalan seks,
bukannya permasalahan hubungan antara orang tua dan anaknya. ''Saya beberapa
kali menemui adanya orang yang hamil, sedangkan selaput daranya tidak pecah.
Nah, nempel-nempel itu bisa hamil lo,'' ujarnya BAGAIMANA KALAU PACAR
MEMAKSA pasangan remaja yang sedang pacaran harus bisa saling menjaga.
Sebab wanita pun kalau sudah punya mau bisa tak terkendali. Karena itu alangkah
indahnya jika mereka yang sedang dimabuk asmara bisa saling mengingatkan.
Sebab UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 12
13. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja pasangan lain jenis kalau sudah dekat,
maka setan pun akan berusaha lebih merapatkan lagi. ''Jangan biarkan calon
suami atau istri kalian nantinya diberi barang bekas. Maka seringlah berpuasa
dalam rangka menjaga syahwat AKIBAT HUBUNGAN SEKS USIA MUDA
Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker Hubungan atau kontak seksual pada
usia di bawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan
perempuan, karena pd rentang usia 12 hingga 17 tahun, perubahan sel dalam
mulut rahim sedang aktif sekali \"Saat sel sedang membelah secara aktif
(metaplasi) idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apa pun dari luar,
termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan,\" kata dr Teti
Ernawati dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta, Menurut dia, adanya
benda asing, termasuk alat kelamin laki-laki dan sel sperma, akan mengakibatkan
perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang
mengakibatkan infeksi dalam rahim. UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 13
14. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Sel abnormal dalam mulut rahim itu
dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang
alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke
vagina hingga keluar di permukaan,katanya. Selain itu, kanker serviks juga
berisiko menyebar ke organ lain di dalam tubuh, misalnya uterus, ovarium, tuba
fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak, katanya.\"Jika telah mencapai
stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lain, maka kanker serviks dapat
mengakibatkan kematian,\" Gejala timbulnya keputihan yang berbau dan
berulang-ulang serta terjadi pendarahan di bagian kemaluan saat tidak sedang
haid. Pencegahan :bagi perempuan untuk menikah setelah berusia 17 tahun lebih
dan menerapkan perilaku seksual yang sehat.\"Hindari seks bebas dan gonta-ganti
pasangan,\" katanya. PENYAKIT KELAMIN Pada pria, gejala awal 2-7 hari
setelah • terinfeksi. berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis.
Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya • timbul dalam waktu 7-21 hari
setelah UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 14
15. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja terinfeksi. Penderita seringkali tidak
merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita
penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika
timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih,
keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim,
rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri
pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. AIDS BAGAIMANA AIDS
MENULAR ? • 75-85 % Penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10 %
diantaranya melalui hubungan homoseksual) Melakukan segala bentuk hubungan
seks penetratif dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom secara
benar pada saat yang tepat; • 5-10 % akibat alat suntik yang tercemar (terutama
pada pemakai narkotika suntik) Berbagi jarum suntik atau benda tajam lain
dengan orang yang terinfeksi HIV dalam penggunaan obat secara intravena; UKS
MTs. Ma'arif Assa'adah II 15
16. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja 3-5 % melalui transfusi darah yang
tercemar • 90 % infeksi pada bayi dan anak terjadi dari • Ibu yang mengidap HIV
• 25-35 % bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap
HIV Menato atau menindik tubuh dengan • menggunakan benda tajam yang
terkontaminasi oleh virus. PERJALANAN INFEKSI HIV/AIDS : Saat terkena
infeksi virus AIDS maka • diperlukan wkt5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang
disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, • maka
selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan
pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia.
Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS,
orang • tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada
tahap HIV+ ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun
keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan,
maka dalam kondisi ini • ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang UKS
MTs. Ma'arif Assa'adah II 16
17. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja lain jika dia mengadakan hubungan
seks atau menjadi donor darah GEJALA Rasa lelah berkepanjangan • Sesak nafas
dan batuk berkepanjangan • Berat badan turun secara menyolok • Pembesaran
kelenjar (di leher, ketiak, • lipatan paha) tanpa sebab yang jelas Bercak merah
kebiruan pada kulit (kanker • kulit) Sering demam (lebih dari 38 °C) disertai •
keringat malam tanpa sebab yang jelas Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab •
yang BAGAIMANA MENCEGAH AIDS Tidak berganti-ganti pasangan seksual
• Pencegahan kontak darah, misalnya • pencegahan terhadap penggunaan jarum
suntik yang diulang Dengan formula A-B-C • – ABSTINENSIA artinya tidak
melakukan hubungan seks sebelum menikah UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 17
18. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja BE FAITHFUL artinya jika sudah –
menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja – CONDOM artinya
pencegahan dengan menggunakan kondom ABORSI Ada 2 macam risiko
kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi: 1.RESIKO KESEHATAN
FISIK Resiko gangguan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko
yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of
Life a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat b. Kematian mendadak
karena pembiusan yang gagal c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius
disekitar kandungan d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation) e. Kerusakan
leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 18
19. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja f. Kanker payudara (karena
ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) g. Kanker indung telur
(Ovarian Cancer) h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) i. Kanker hati (Liver
Cancer) j. Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat
kehamilan berikutnya k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi
(Ectopic Pregnancy) l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) m.
Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis 2. GANGGUAN MENTAL YANG
TERJADI Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami
hal-hal seperti berikut: a. Kehilangan harga diri (82%) b. Berteriak-teriak histeris
(51 %) c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) d. Ingin melakukan
bunuh diri (28%) UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 19
20. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja e. Mulai mencoba menggunakan obat-
obat terlarang (41%) f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
SETELAH KITA TAHU Hubungan sexual sebelum waktunya selain merupakan
perbuatan dosa besar yang tak terampuni, lebih banyak menimbulkan resiko yang
nilainya sangat tidak sebanding apabila kita mau menunda lebih lama beberapa
tahun lagi. Bekal iman, pendidikan, pergaulan yang sehat, serta hubungan yang
mesra antara orang tua dengan anak serta keterbukaan dalam keluarga merupakan
bekal yang amat berharga bagi remaja agar mereka dapat meniti kehidupan
dengan selamat. MT s. Ma'arif As s a ' a d a h II Visi : ”Membentuk Generasi
yang Tangguh dalam IMTAQ, IPTEK, dan Berakhlakul Karimah” Motto :
”Sekolah masa depan berbasis agama” UKS MTs. Ma'arif Assa'adah II 20
Kaitan Narkoba dan Kesehatan Reproduksi
Oleh redaksi pada Sel, 09/07/2010 - 11:16.

• Artikel

Sering sekali orang bertanya kepada saya, apa kaitannya antara penggunaan narkotika,
zat adiktif dan bahan berbahaya (narkoba) dengan kesehatan reproduksi (kespro).
Pertanyaan itu justru menimbulkan pertanyaan baru di benak saya, “mengapa hal itu
ditanyakan, memangnya tidak ada kaitan antara narkoba dan kesehatan reproduksi?”
Mari kita kita flash back dulu sebelum masuk ke topik utama “ Kaitan narkoba dan
kespro”

Yayasan Mitra Inti telah memasuki usianya yang kesebelas tahun saat ini, di mana fokus
utama pengabdiannya adalah di bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi. Mungkin
bagi orang yang hanya mengerti arti harfiah dari kespro, ruang lingkupnya sempit sekali.
Kespro hanya diartikan mengurusi orang hamil, melahirkan, menstruasi, menopause,
keluarga berencana dsb. Padahal, setiap hal terkait organ reproduksi, terkait kemampuan
menghasilkan generasi penerus, dan bertanggung jawab terhadap kesehatan keturunan
kita selanjutnya juga terkait erat dengan kespro. Itupun masih terlalu sempit untuk arti
sebuah kespro.

Dengan demikian, apabila kita sendiri sebagai manusia yang dapat bereproduksi, tidak
dapat menghasilkan keturunan yang benar-benar sehat sesuai definisi WHO, yaitu sehat
fisik, mental, sosial, maka dapat dikatakan kita tidaklah sehat secara reproduksi. Dengan
demikian akan banyaklah orang di sekitar kita yang sebenarnya tidak memenuhi syarat
dapat disebut sehat secara reproduksi. Apalagi orang-orang yang tidak mampu
bereproduksi, dalam bahasa awam disebut mandul yang umumnya merupakan kontribusi
dari kedua pihak baik laki-laki maupun perempuan.

Kesehatan reproduksi adalah sehat secara fisik mental sosial dan bukan semata-mata
tidak adanya penyakit atau ketidakmampuan dalam sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Satu saja dari syarat itu tidak terpenuhi maka tidak dapat disebut sehat reproduksinya.
Misalnya apabila seluruh organ reproduksinya sebenarnya sehat dan dapat berfungsi
normal, namun bila dia memiliki beban pikiran yang berat, mungkin akan mengalami
kesulitan untuk memiliki keturunan karena ada hormon yang turut mempengaruhi
kesuburannya saat itu dan mengurangi kemampuannya untuk dapat disebut subur.

Mari kita kembali ke topik utama, apa kaitan antara narkoba dan kespro? Sudah jelas
sekali dalam beberapa teori, literatur dan hasil studi sebelumnya yang membahas kaitan
antara hal ini. Secara teori, narkoba sendiri mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
dapat melakukan hubungan seksual, menurunkan kualitas sperma dan sel telur,
meningkatkan atau menurunkan gairah/libido sehingga secara tidak langsung
mempengaruhi hubungan seksual juga (jadi menggebu-gebu melakukan hubungan seks
dengan siapapun tanpa pandang bulu, atau sama sekali tidak bergiarah untuk
melakukannya, tergantung jenis narkoba yang dipakainya).
Bagaimana dengan fakta yang ditemukan di lapangan? Para pecandu narkoba umumnya
aktif secara seksual, baik laki-laki maupun perempuan, baik dilakukan secara sadar
maupun tidak sadar (dalam kondisi high/pedaw). Penggunaan narkoba membuat mereka
tidak berpikir panjang akan akibat dari hubungan seksual yang mereka lakukan. Namun
demikian, walaupun aktif seksual bukan berarti mereka mempunyai informasi akurat
mengenai aspek seksualitas dan kesehatan reproduksi, karena umumnya pengetahuan
mereka mengenai hal itu sangat terbatas. Jangankan aspek pencegahan kehamilan atau
tertular infeksi menular seksual (IMS) yang dapat dicegah dengan menggunakan
kondom, aspek yang sangat sederhana tentang akibat dari hubungan seks yang tidak
aman dapat menyebabkan kehamilan dan IMS-HIV/AIDS saja tidak mereka ketahui
sebelumnya.

Akibatnya, dalam sebuah studi ditemukan bahwa dari perempuan pecandu yang sudah
aktif seksual, 40% di antaranya sudah pernah mengalami aborsi dan 80% dari mereka
sudah pernah mengalami IMS, termasuk HIV/AIDS!

Mereka umumnya melakukan hubungan seksual dengan teman sesama pecandu, pacar,
saudara, orang baru dikenal ataupun bandar untuk mendapatkan narkoba. Jadi banyak
juga yang menjual jasa seks untuk ditukar dengan narkoba. Ada juga yang menjadi
korban dari kelakuan teman atau pacarnya, yaitu dalam minuman mereka dimasukkan
obat-obatan yang menyebabkan mereka kehilangan kesadaran, dan saat bangun, mereka
sudah tidak perawan lagi, atau tiba-tiba satu bulan kemudian dia mendapati dirinya hamil
dan tertular IMS!

Dalam kehidupan pecandu, sudah jamak apabila memiliki pasangan seksual lebih dari 1
orang dikarenakan adanya kebutuhan untuk mendapatkan narkoba tadi, terutama di saat
tidak punya uang untuk membeli. Pecandu yang pernah berhubungan seksual dengan
lebih dari 10 orang juga tidak aneh lagi, demikian pula halnya dengan pecandu
perempuan yang sudah pernah aborsi lebih dari 1 kali juga sudah jamak terjadi. Hal yang
lebih membuat miris adalah aborsi yang dilakukannya umumnya secara tidak aman,
dalam arti dilakukan oleh bukan orang yang berkompeten di bidangnya, tidak
menggunakan alat-alat steril dan tidak diakui dalam dunia medis, sehingga menyebabkan
tingginya risiko terjadinya kematian. Belum lagi apabila pecandu ini juga sudah terinfeksi
HIV, bila alat aborsi yang digunakan setelah menolong dia tidak disteril, lalu dipakai
untuk melakukan aborsi pada orang lain, maka alat tersebut dapat menjadi sarana
penularan HIV di antara para pasien aborsi tidak aman! Sudah dapat dibayangkan
tingginya penularan HIV yang terjadi di fasilitas pelayanan aborsi tidak aman ini.

Pecandu yang tidak melakukan aborsi, bukan berarti pula dapat menjalankan
kehamilannya den gan aman. Pecandu perempuan yang masih memakai narkoba selama
hamil, dapat menyebabkan keguguran, lahir prematur, lahir mati atau bayi lahir dalam
kondisi sakaw (gejala putus obat). Selain itu, pecandu perempuan yang hamil juga
rentan terkena kekerasan seksual dari suami, pacar, bandar dsb yang dapat
membahayakan kehamilannya. Bahkan ada seorang pecandu hamil yang didorong
seniornya di panti rehabilitasi dari atas tangga sampai jatuh ke bawah dan mengalami
keguguran, perdarahan hebat sampai menyebabkan kematian!
Kesehatan
Lingkungan
Written by Administrator
Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan
lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki
akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi
dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) .

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah


dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar,
pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan.

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan
masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang
biasanya ditangani secara lintas sektor. Sedangkan dijajaran Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang kegiatan yang dilaksanakan meliputi pemantauan kualitas air minum,
pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat
umum (Hotel, Terminal), tempat pengolahan makanan, tempat pengolahan pestisida dan
sebagainya.

Didalam memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat beberapa


indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut:

1. Penggunaan Air Bersih


Untuk tahun 2009 dari 134.660 KK yang diperiksa ternyata yang memiliki akses
air bersih telah mencapai 94,52 % dengan perincian sbb : sumur gali + 36,08 %,
sumur pompa tangan + 29,16 % ledeng + 9,06 %, PAH 0,48 % ,kemasan 2,79 %
dan lainnya + 22,74 %
2. Rumah Sehat
Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua
anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi
kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Sampai dengan tahun 2008 telah dilakukan inspeksi sanitasi (IS) di 47 wilayah
Puskesmas di Kabupaten Tangerang, dari hasil inspeksi terhadap 201.021 rumah
didapat 68,38 % dinyatakan sehat.
Untuk tahun 2009, terjadi pemekaran wilayah dengan Kota Tangerang Selatan,
dimana berimplikasi pada jumlah rumah yang diperiksa di 29 Kecamatan di
Kabupaten Tangerang. Dari hasil inspeksi terhadap 112.257 rumah didapat rumah
yang dinyatakan sehat sebanyak 74.928 (66,75 %)
3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Keluarga dengan
kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan
jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga keseluruhan
hal tersebut sangat diperlukan didalam peningkatan kesehatan lingkungan.Dari
hasil inspeksi sanitasi tahun 2009 terhadap 125.414 KK yang diperiksa, ternyata
yang memiliki jamban yang memenuhi syarat adalah 72.480 KK . Untuk KK yang
memiliki jamban sehat sebanyak 48.875 KK (67,43 %). Untuk KK yang memiliki
tempat sampah berdasarkan hasil inspeksi dari 124.414 KK yang diperiksa, KK
yang memiliki tempat sampah adalah sebanyak 71.254 KK dimana yang termasuk
dalam kriteria tempat sampah sehat adalah sebesar 43.781 KK (61,44 %).Untuk
pengolahan air limbah,dari 125.414 KK yang diperiksa didapat 44.603 KK (65,81
%) yang memiliki pengolahan air limbah sehat.Hasil pendataan yang dilakukan
oleh Petugas Sanitasi Puskesmas sampai tahun 2009 menunjukkan adanya
penurunan, dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar III.17.

Kepemilikan sarana Sanitasi dasar dan Akses Air Bersih Kabupaten Tangerang
Tahun 2009

Dari data diatas menunjukkan bahwqa tahun 2009 kepemilikan sarana sanitasi dasar, serta
penggunaan dan akses air bersih di Kabupaten Tangerang terjadi penurunan dibandingkan
tahun 2008, hal ini disebabkan terjadinya pemekaran wilayah di Kabupaten Tangerang
dimana 10 Kecamatan menjadi Kota Tangerang
Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit & Penyehatan
Lingkungan
Written by Administrator
Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan koordinasi, serta pengawasan dan
pengendalian program pencegahan penyakit, pemberantasan dan pengendalian penyakit
serta upaya penyehatan lingkungan

Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari

1. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian
kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit

Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit mempunyai fungsi :


o Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan pencegahan dan
pemberantasan penyakit bersumber pada binatang, penyakit menular
langsung, penyakit menular tertentu dan penyakit tidak menular serta
kejadian luar biasa penyakit dan wabah;
o Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data dan
pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber
pada binatang , penyakit menular langsung, penyakit menular tertentu dan
penyakit tidak menular serta kejadian luar biasa penyakit dan wabah;
o Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga terkait;
o Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
2. Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi
Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian
kegiatan Pengamatan Penyakit dan Imunisasi.

Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi mempunyai fungsi :


o Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data bahan
perumusan pengamatan penyakit menular, penyakit tidak menular,
penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit , pelaksanaan
imunisasi rutin serta insidental pada unit-unit pelayanan Kesehatan,
surveilans epidemiologi, Kesehatan Matra dan Sistem Kewaspadaan Dini
(SKD);
o Pelaksanaan kegiatan pengamatan penyakit menular, penyakit tidak
menular, penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit ,
pelaksanaan imunisasi rutin serta insidental pada unit-unit pelayanan
Kesehatan, surveilans epidemiologi, Kesehatan Matra dan Sistem
Kewaspadaan Dini (SKD);
o Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga terkait
o Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.
3. Seksi Penyehatan Lingkungan
Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan
pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan
penyehatan lingkungan.

Seksi Penyehatan lingkungan mempunyai fungsi :


o Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan pembinaan di
Tempat-tempat Umum, Lingkungan Pemukiman, Lingkungan Kerja
perusahaan, pengendalian vektor penyakit, pengawasan kualitas air bersih
dan air minum;
o Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data pembinaan di
Tempat-tempat Umum, Lingkungan Pemukiman, Lingkungan Kerja
perusahaan, pengendalian vektor penyakit, pengawasan kualitas air bersih
dan air minum;
o Pelaksanaan kegiatan pembinaan di Tempat-tempat Umum, Lingkungan
Pemukiman, Lingkungan Kerja perusahaan, pengendalian vektor penyakit,
pengawasan kualitas air bersih dan air minum;
o Pemberian petunjuk pembuatan sarana sanitasi dasar yang memenuhi
syarat kesehatan dengan pembuatan percontohan;
o Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait
pembinaan di Tempat-tempat Umum, Lingkungan Pemukiman,
Lingkungan Kerja Perusahaan, pengendalian vektor penyakit, pengawasan
kualitas air bersih dan air minum;

o Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.


Last Updated ( Monday, 23 June 2008 04:14 )

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih,
persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang
setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung
dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai,
tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi
banjir dan menimbulkan penyakit.

Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan
sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:

1. Diare
2. Demam berdarah
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Kolera
6. Tiphus
7. Cacingan
8. Malaria

Mengapa BAB harus sehat??kenapa jamban yang kita miliki harus sehat??? mungkin ini
yang belum pernah terpikirkan oleh sebaian besar masyarakat pedesaan kita. dari
penjelasan di atas sudah dapat diketahui penyakit yang timbul akaibat BAB dan jamban
tidak sehat. jamban sendiri Merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja
dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan:

1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi


manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan
lingkungan sekitarnya

Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan


air limbah atau tikus selokan yang masuk
kedalam saluran air limbah dapat membawa
sejumlah kuman penyebab penyakit. Bila lalat
atau tikus tersebut menyentuh makanan atau
minuman maka besar kemungkinan orang yang
menelan makanan dan minuman tersebut akan
menderita salah satu penyakit seperti yang
tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-
anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak
langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut
diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.
1. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:
2. Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah
tangga, lantai cuci pakaian dan kamar mandi
3. Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)

Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air
limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah pencemaran
termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air limbah dimaksudkan
untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan pencemar sehingga memenuhi
persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu badan air penerima.

Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-
zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang
terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab
penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti:

1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka


2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara

Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan
timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau
kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat
dan tikus.

Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu. Bila
air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan suatu
proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian limbah yang
terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak mampu lagi
melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi yang demikian
dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:

1. Timbulnya bau busuk


2. Warna air yang gelap dan pekat
3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.

Pola Hidup Bersih dan Sehat

Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki
standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat.
Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan
seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu
juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di
sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan
mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat
tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat

Anda mungkin juga menyukai