Anda di halaman 1dari 3

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Formulasi Pangan Lokal

UntukMeningkatkan Kemandirian BangsaA.

Latar Belakang Masalah


Gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak diusia dibawah 2 tahunmerupakan masalah
yang perlu ditanggulangi secara serius. Usia dibawah dua tahunmerupakan masa yang penting
sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh kembangbayi baik fisik maupun kecerdasan. Usia
6-24 bulan merupakan masa tumbuhkembang anak yang ditandai dengan pesatnya
pertumbuhan otak. Apabilapenanggulangan pada masa ini tidak dilakukan secara cepat dan
tepat, dampaknyaakan terjadi gangguan tumbuh kembang anak, dan selanjutnya akan
berpengaruh padakualitas hidup dimasa depan (Dep Kes RI, 2004).Masalah gizi kurang pada
bayi dapat terjadi setelah bayi berumur di atas 6bulan akibat air susu ibu (ASI) yang diberikan
tidak lagi mencukupi kebutuhanfisiologis bayi untuk tumbuh dan berkembang. Lama
pemberian ASI eksklusif padabayi hanya sampai umur enam bulan, setelah itu adalah periode
pemberian ASI tanpamengurangi ASI atau ASI tetap diberikan sampai usia 24 bulan. Sebab itu
sejak usia 6bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-
ASI)Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak dikarenakan
kebutuhan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan berbeda denganorang dewasa.
Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasipertumbuhan anak.
Sebaliknya, makan yang berlebihan juga tidak baik karena dapatmenyebabkan obesitas. Kedua
keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas danmortalitas anak (Soetjiningsih, 1995). Ditinjau
dari sudut tumbuh kembang anak, masabayi merupakan kurun waktu pertumbuhan paling
pesat khususnya otak, pemberianmakanan yang adekuat pada masa ini sangat penting (Sayogo,
1996).MP-ASI memiliki manfaat bagi bayi antara lain antaranya yaitu mencukupikebutuhan
nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapat dari ASI; memenuhikebutuhan zat besi
sejak usia 6 bulan untuk pembentukan sel darah baru; sebagaipendamping atau sumber gizi lain
(disamping ASI) mengingat payudara ibu makinlama kemampuan menyusuinya makin
menurun (Nadesue, 2002); serta memberikan proses pembelajaran makan bagi bayi. Umur 0-24 bulan adalah
usia yang palingdominan bagi perkembangan otak, dengan pemberian MP-ASI akan sangat membantudalam pembentukan
jaringan otak dan pembentukan kecerdasan (Krisnatuti danYenrina, 2007)MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung
energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan minerallainnya.
(Nency, dkk. 2005). Mempersiapkan MP ASI yang baik tidak hanyadidasarkan dengan menggunakan insting seorang ibu
tetapi memerlukan pengetahuandan keterampilan khusus teknologi rumah tangga untuk dapat memenuhi kebutuhanbayi
yang relatif lebih tinggi untuk setiap kilogram berat badan dibandingkankebutuhan orang dewasa. MP-ASI dapat dibuat
secara manual di rumah atau secarakomersial. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya mengandungvitamin
dan mineral cukup, formula harus sesuai dengan kemampuan pencernaananak, mempunyai keawetan yang tinggi, biaya
produksi terjangkau, mudah diproduksi secara massal, memiliki nilai keamanan dan suplementasi yang baik serta
tidak membutuhkan keterampilan dan peralatan khusus dalam penyajiannya.Bahan pangan lokal merupakan bahan
pangan yang mudah dan cenderungmurah diperoleh, Bahan pangan lokal seharusnya dapat dimanfaatkan lebih optimal
dimasing-masing daerah. Bahan pangan lokal tidak hanya bisa dimanfaatkan dalampembuatan makanan untuk orang
dewasa saja, namun dapat juga digunakan untuk pembuatan MP-ASI. Masalah yang menghalangi hal tersebut selama ini
yaitukurangnya informasi dan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki para ibu dalammengolah dan memanfaatkan bahan
pangan lokal.Berdasarkan hal yang telah dipaparkan, diperlukan pelatihan yang dapatmeningkatkan ketrampilan,
pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalampengolahan bahan pangan lokal menjadi MP-ASI lokal yang unggul dalam
sisi konomis dan kandungan gizi yang cukup. Sasaran utama dari pelatihan ini adalah 2desa yang berada dibawah wilayah
kerja puskesmas Ngaglik II, dimana di kecamatantersebut jumlah balita yang ada sebanyak 2.723 dengan jumlah balita yang
ada 2.723balita, jumlah balita yang ditimbang 2.009 balita, balita bawah garis merah 144 balita, dan balita gizi buruk 12
balita.. Potensi bahan pangan lokal yang ada cukup beragamdengan jumlah produksi tanaman pangan didominasi
oleh pisang sebanyak 19.440 ton,padi sawah sebanyak 17.244 ton, sukun sebanyak 3.730 ton, jagung sebanyak
2.903ton, kacang tanah sebanyak 353 ton, ubi jalar sebanyak 237 ton, serta ubi kayusebanyak 82 ton (Profil
Kesehatan Kabupaten Sleman, 2009). Berdasarkan penuturanpetugas gizi Puskesmas Ngaglik II, selama ini
pemberian MP-ASI di wilayah tersebutadalah berupa bahan makanan mentah tanpa disertai adanya pelatihan
untuk mengolahnya menjadi MP-ASI yang siap disajikan.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan pengetahuan dan menciptakan masyarakat yangmandiri dalam pengolahan MP-
ASI berbasis pangan lokal yang ekonomis danbergizi?
2.Bagaimana mengoptimalkan pembuatan dan pengolahan MP-ASI berbasis bahan

C. Tujuan
1.Meningkatkan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang MP-ASI berbasispangan lokal
2.Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnyapemanfaatan bahan pangan lokal
dalam pembuatan MP-ASI
Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan MP-ASI yang berbasisbahan pangan lokal sebagai
MP-ASI yang ekonomis dan bergizi.4.

Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pengolahan bahan pangan lokalmenjadi MP-ASI sebagai alternatif
peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.
D. Luaran Yang Diharapkan
1.Masyarakat mengerti dan memahami tentang manfaat MP-ASI berbasis bahanpangan lokal
2.Masyarakat lebih optimal dan terampil dalam mengolah bahan pangan lokal disekitarnya menjadi MP-ASI
yang aman dan bernilai gizi tinggi.
3.Terbentuknya masyarakat mandiri yang mampu meningkatkan nilai ekonomisbahan pangan lokal di sekitarnya
Pada pelatihan ini sasaran akan dilatih membuat 7 resep MP-ASI denganformulasi pangan lokal. Kesepuluh resep
tersebut menggunakan bahan pangan lokalyang banyak terdapat di wilayah Kecamatan Ngaglik antara lain
formula jagung bose,formula jagung ikan giling, formula wortel susu pisang, formula bubur menado,formula palu
butung, formula susu pisang, dan formula kacang kedelai. Formulasitersebut merujuk pada Pedoman Umum
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Lokal yang dikeluarkan Dinas Kesehatan tahun 2006. Berikut
kandungan zat gizimakro formula MP-ASI lokal
1. Formula jagung bose
Bahan penyusun : jagung pipil, daging ikan, daun sawi, gula pasir, minyak, garam, dan air secukupnya
Kandungan zat gizi makro (dalam 265 g) : Energi 214 Kal Protein 8,7 g Lemak 6,9 g
2.Formula jagung pipil ikan giling
Bahan penyusun : jagung muda, ikan kembung, tempe, tomat, wortel, kangkung,minyak,
garam, dan air secukupnyaKandungan zat gizi makro (dalam 390 g) : Energi 383 Kal Protein
13,4 g Lemak 13g
2. Formula bubur menado
Bahan penyusun : beras, singkong, bayam, jagung muda, daging ikan, serai, garam,minyak,
dan air secukupnyaKandungan zat gizi makro (dalam 425 g) : Energi 340 Kal Protein 10,1 g
Lemak 8,5 g
4.Formula palu butung
Bahan penyusun : tepung terigu, pisang, kacang tanah, gula pasir, santan kental, garam
Kandungan zat gizi makro (dalam 415 g) : Energi 460 Kal Protein 12,4 g Lemak 12,3g
5. Formula susu pisang
Bahan penyusun : tempe, tepung terigu, susu skim, gula halus, minyak, pisang ambon,garam,
dan air secukupnya
Kandungan zat gizi makro (dalam 275,5 g) : Energi 278 Kal Protein 11,89 g,Lemak 3,4 g

6. Formula wortel susu pisang


Bahan penyusun : tempe, tepung beras, susu skim, gula halus, minyak, pisang, wortel,garam,
dan air secukupnyaKandungan zat gizi makro (dalam 289 g) : Energi 255 Kal Protein 10,7 g
Lemak 4,2 g
7. Formula kacang kedelai
Bahan penyusun : tepung beras, kacang kedelai, susu skim, gula pasir, minyak, pisangambon,
wortel, garam secukupnyaKandungan zat gizi makro (dalam 320 g) : Energi 298 Kal Protein
14,5 g Lemak 7,6 g

Anda mungkin juga menyukai