INVESTASI
INTERPRETASI “ANALYST REPORT” TERHADAP
EMITEN DAN KINERJA EFEK
Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia , Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
DAFTAR ISI
Learning Objectives:
Peserta dapat melakukan interpretasi terhadap bahasa dan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan pada propektus dan laporan riset, baik fundamental
maupun teknikal.
PENGANTAR
Emiten yang terdaftar di pasar modal wajib menerbitkan laporan kinerja perusahaan
secara berkala, antara lain berupa Prospektus, Annual Report (laporan tahunan), serta
Laporan Keuangan yang telah diaudit. Laporan-laporan ini biasanya juga berisi proyeksi
bisnis ke depan dari manajemen emiten tsb.
Prospektus, berisi berbagai informasi material, yang diterbitkan pada saat emiten akan
menjual efeknya ke pasar perdana (IPO), baik itu saham maupun obligasi, atau aksi
korporasi lainnya yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Laporan ini pada umumnya memuat tujuan dari penjualan efek, profil usaha, risiko,
sejarah, maupun proyeksi bisnis ke depan. Diterbitkan dengan memenuhi standard
transparansi sebagai dokumen legal, agar investor dapat menerima segala informasi
dengan baik, dan tidak salah tanggap.
Bagi investor, trik dalam membaca prospektus adalah membedakan antara pernyataan
yang kemungkinan akan muncul di hampir semua prospektus, dan pernyataan yang
mengungkapkan tentang kualitas perusahaan tersebut. Antara lain, apabila perusahaan
tsb memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki kompetitornya, maka dapat
dianggap cukup layak untuk dijadikan pilihan investasi.
Selain prospektus, laporan riset yang diterbitkan oleh analis juga mengandung proyeksi
mengenai ekspektasi kinerja perusahaan ke depannya. Meskipun sudah didasari oleh
kinerja terdahulu, namun faktor subyektifitas penilaian analis ybs juga masih layak untuk
dijadikan perhatian bagi investor yang membaca dan menginterpretasikannya untuk
dijadikan keputusan investasi.
Kita mulai dari bagian “Faktor Risiko”, yang memuat informasi penting bagi investor.
Karena ketidakpastian tak dapat dipisahkan dari proyeksi tersebut, investor harus menilai
sendiri apakah asumsi tersebut realistik. Misalnya, jika suatu emiten dalam prospektusnya
menyatakan bahwa akan memperoleh pertumbuhan penjualan sejumlah tertentu dalam
setahun ke depan, investor perlu mempertanyakan basis asumsi tersebut dan menentukan
apakah realistik atau tidak. Misalnya apakah ada rencana peluncuran produk terbaru yang
memiliki keunggulan tertentu dibanding pesaingnya. Apabila prediksi dinilai terlalu
optimistik, maka investor perlu bersikap skeptis terhadap pernyataan berwawasan ke
depan yang seperti itu.
Interpretasi: Perusahaan ini kehilangan uangnya dan kerugian itu akan berlanjut di masa
yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan akan menurun.
Bila kita menemukan pernyataan seperti itu di dalam prospektus suatu perusahaan, maka
ini benar-benar suatu informasi dan peringatan yang berharga. Prospektus itu
mengatakan bahwa laba akan menjadi negatif selama beberapa waktu. Ini benar-benar
tipe usaha yang ingin kita ketahui sebelum berinvestasi di perusahaan itu. Jika kita masih
tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang sekarang ini tidak menguntungkan, kita
perlu menggali lebih dalam untuk mengetahui mengapa terjadi kerugian dan menentukan
apa yang akan dilakukan perusahaan untuk mengubah kondisi tersebut.
Prospektus mengatakan: “Bidang usaha ini masih baru, berkembang cepat dan sangat
kompetitif, perusahaan memperkirakan di masa mendatang kompetisi perusahaan akan
semakin meningkat. Hambatan untuk masuk (barrier to entry) sangat minimal, dan
kompetitor yang ada dan yang baru dapat meluncurkan situs baru dengan biaya relatif
rendah.”
Bentuk hambatan untuk masuk untuk setiap industri adalah unik, oleh karena itu
pernyataan di atas menawarkan beberapa informasi yang berharga. Hambatan masuk
yang rendah akan mengarah ke kompetisi yang ketat. Jika perusahaan ini berniat
menghasilkan keuntungan, perusahaan pesaing akan bermunculan dan berusaha untuk
mengambil pangsa oasar yang berharga. Kondisi akan menimbulkan risiko tambahan bagi
investor.
Garis besar yang dapat diambil dari menginterpretasikan laporan ini adalah bahwa model
bisnis perusahaan ini dan keuntungannya tak pasti, serta kompetisi diperkirakan akan
menjadi ketat. Ini adalah faktor yang penting diketahui, bahkan jika kita adalah investor
yang dapat menangani risiko-risiko yang berkaitan dan merasa bahwa perusahaan akan
bertahan.
Membaca prospektus berarti menyelami beberapa pernyataan peringatan yang legal dan
komprehensif yang lebih melindungi perusahaan ketimbang investor. Meskipun demikian,
itu adalah bentuk legal prospektus yang dapat memberi beberapa informasi penting
tentang prospek perusahaan kepada investor, yaitu bentuk risiko, prospek dan
industrinya. Ketika membaca prospektus, kita perlu memberikan perhatian lebih besar
kepada informasi yang unik ketimbang kepada informasi yang mungkin diajukan oleh
hampir semua perusahaan publik.
18
Seperti yang telah dijelaskan pada pertemuan I, kerangka dasar yang biasa
digunakan untuk melakukan analisa fundamental (top-down approach) adalah seperti
berikut:
Jack D. Schwager sebagai pengaran buku The Market Wizards (1989, New York
Institute of Finance/Simon & Schuster) dan The New Market Wizards: Conversations
with America's Top Traders (1992, Harper Business), setelah mengadakan wawancara
dengan puluhan pakar dalam perdagangan di bursa saham dan komoditi, ia menulis
bahwa analisis fundamental dan teknikal bisa digunakan terpisah atau tergabung,
dengan berhasil. Dalam bukunya yang terakhir Schwager on Futures (1996, John
Wiley & Sons), ia mengakui di kata pengantarnya bahwa mula-mula ia merupakan
"pure fundamentalist" dan sangat meremehkan analisis teknikal. Namun setelah
mencoba memanfaatkan analisis grafik, ia berubah 180 derajat dari skeptisismenya
yang semula. Perubahan sikap demikian telah dialami banyak analis fundamental lain
melalui pandangan terbuka (open mindedness) yang memungkinkan mereka
mengadakan percobaan. Dengan demikian maka analisis fundamental dan teknikal
tidak perlu dipertentangkan, karena dapat saling melengkapi untuk hasil yang
maksimal.
Pada metode analisis teknikal, pekerjaan baru dimulai setelah harga terbentuk di
bursa. Perlu diketahui juga bahwa proses jual-beli di bursa melibatkan beberapa pihak
yang berlawanan. Hasil dari kekuatan tarik-menarik antara permintaan dan
penawaran inilah yang dipelajari dalam analisis teknikal. Interaksi antara permintaan
dan penawaran secara kolektif dan kumulatif menghasilkan grafik gerak harga, yang
bila dibaca dengan benar, dapat menjadi pedoman untuk menghasilkan keputusan
investasi (jual-beli) yang menguntungkan secara total.
Mereka yang menggunakan analisis teknikal dengan benar pasti bukanlah spekulan
yang tidak menguasai dan mengerti tindakan mereka sendiri, serta cenderung tidak
konsisten dalam hasil. Pelaku bursa yang fanatik teknikal seperti Richard Dennis
(buku New Market Wizards, pasal Silence of the Turtles) di samping mendapatkan
hasil yang konsisten dengan melipatgandakan beberapa ribu dolar menjadi $200 juta,
juga telah melatih puluhan orang lain untuk berhasil secara konsisten. Agar tidak
merusak pasar, mereka terikat kontrak untuk bungkam tentang sistem dagang
mereka.
III. LAMPIRAN
III.1. Contoh Laporan Analisis Fundamental
III.1.1 Lampiran 1, 2, dan 3.