Anda di halaman 1dari 12

RESUME

ILMU DASAR KEPERAWATAN IV

OLEH :

NAMA : NI PUTU MIRA WIDYASTUTI

NIM : 15.321.2255

KELAS : A9-A

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

JURUSAN S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2015/2016


Tanggal : 14-04-16

Materi : Hormon Reproduksi.

Dosen: dr. Yuliana, S.Ked , M.Biomed

Reproduksi dan hormon pada wanita

Pubertas dimulai Kehidupan seksual dewasa, Ditandai dngan siklus menstruasi rata-rata umur
13 tahun dimulai dengan sekresi gonado trofin hormon pertumbuhan dan perkembangan
organ denetalia.Phase Menstruasi yaitu:

1. Phase proliferasi/ estrogen


2. Phase sekresi / progesteron
3. Phase Menstruasi.
Siklus menstruasi terdiri dari:
1. Siklus hormon hipofise
2. Siklus Ovarium
3. Siklus Hormon seks
4. Siklus endometrium
Menopause
Pada umur 40-50 tahun siklus menstruasi( Irrigular)Beberapa Tahun diikiuti hilangnya
Mens,hormon seksual minim sekali(-) sehingga disertai symptom : “hot flashes”,sensasi
beberapa keluhan psikis lainnya, menurunnya kekuatan tulang,osteoporosis.

Reproduksi Hormon Pada Laki-laki.


Terjadi pada seluruh dari tubulus seminif,dipengaruhi oleh hormon gonadotropin, mulainya
kira-kira pada umur 13 tahun dan spermatogenesis terdapat sel sel toli atau nutrisi
spermatozoa. Adapun 3 hal penting spermatogenesis yaitu :
1. Reprikasi sel punca
2. Meiosis
3. Spermiogenesis
Hormon spermatogenesis yaitu :
1. Testosteron
2. LH
3. Estrogen
4. FSH
Tanggal : 15-04-2016
Materi : Anatomi Reproduksi
Dosen : Dr I Gusti Ayu Widianti, M.Biomed

Anatomi reproduksi pada wanita


Reproduksi pada wanita internal (dalam)
1. Uterus
2. Ovarium
3. Tuba fallofi
4. Serviks
5. Vagina
Reproduksi pada wanita eksternal (luar)
1. Mons pubis
2. Labia mayora
3. Labia minora
4. Urethra
5. Clitoris
6. Vestibulum
7. Hymen
8. Perinium
Anatomi reproduksi pada laki-laki
Reproduksi pada laki-laki internal (dalam)
1. Testis
2. Epididimis
3. Ductus deferent
4. Seminal gland
5. Ejaculatory ducts
6. Prostate
7. Bulbourethral glands
Reproduksi pada laki-laki eksternal (luar)
1. Scrotum
2. Penis
Tanggal : 19-04-2016
Materi : Farmakologi Umum
Dosen : Prof. Dr. IGM Aman, SpFK

Farmakologi
1. Absorpsi
2. Distribusi
3. Biotransformasi
4. Ekskresi
Faktor yang mempengaruhi difusi :
1. Derajat keasaman
2. Derajat ionisasi
3. Kelarutan dalam lipid
Faktor yang mempengaruhi terhadap biotrasformasi :
1. Eliminasi prasistemik
2. Ensime inducer
3. Ensime inhibitor
Ekskresi obat dapat melalui :
1. Ginjal
2. Saluran cerna
3. Paru-paru
4. Keringat
5. Air mata
6. Air susu
Ekskersi lewat ginjal :
1. Filtrasi glomelurus
2. Sekresi tubulus
3. Reabsorpsi
4. Ekskresi
Efek antagonis obat :
1. Pysiologic antagonist
2. Competitiv antagonist
3. Non compatitive antagonist/irreversible
Tanggal : 20-014-2016
Materi : Toksologi Obat
Dosen : dr. I.G.A Artini, M.Sc

Toksologi adalah ilmu yang mempelajari efek toksik bahan kimia pada organisme.
Toksologi terdiri dari :
1. Toksologi obat
2. Toksikologi bahan yang menimbulkan ketergantungan
3. Toksokologi bahan kimia
4. Toksikologi pestisida
5. Toksikologi industri
6. Toksikologi lingkungan
7. Toksikologi aksidental
8. Toksikologi perang
9. Toksikologi sinar
Keracunan ( reaksi toksik)
1. Sifat fisiko kimia
2. Dosis, cara peberian dan kecepatan
3. Kecepatan absorpsi,distribusi,biotransformasi dan eksresi
4. Species yang diberikan
5. Variabel lain
Penanganan keracunan akut :
1. Terapi umum (suportif)
2. Terapi khas untuk keracunan

Tanggal : 21-04-2016
Materi : Alergi Obat
Dosen : dr Ida Bagus Ngurah, M.FOr

Efek samping obat


Contoh efek samping obat
1. Hipotensi ortostatik
2. Mual muntah
3. Moon face
4. Berdebar debar
5. Tak bisa kencing
6. Konstipasi
7. Agranulasositosis
8. Pendarahan sel
Efek samping obat yaitu efek obat yang tidak diinginkan yang terjadi pada dosis terapi .
Efek samping obat tipe A :
1. Tergantung dosis
2. Penderita sensitif
3. Dosis turunkan G/menurun
Efek samping obat tipe B :
1. Tdak tergantung dosis
2. Jarang terjadi
3. Tidak berhubungan dengan efek farmakologis
4. Dapat fatal.
Alegi obat tidak berhubungan dengan efek farmakologis perlu kontak sebelumnya.
Pencegahan alergi obat :
1. Indikasi tepat
2. Riwayat alergi
3. Pakai obat alternatif
4. Hindari sensitifitas
Tipe alergi obat :
1. Tipe 1 (tipe cepat)
2. Tipe 2 ( autoalergi)

Tanggal : 22-04-2016
Materi : Interaksi obat
Dosen : dr I.G.A Artini, M.Sc

Interaksi obat yaitu :


1. Interaksi farmaseutika
2. Interaksi farmakokinetika
3. Interaksi farmakodinamika
Interaksi obat yang menguntungkan :
a. Kombinasi antibiotika
b. Antihipertensi
c. Antikanker
d. Antituberkolosis
Interaksi obat yang merugikan ;
a. Merugikan efektivitas
b. Meningkatkan toksinitas
Interaksi farmakokinetika
Bila mempengaruhi suatu obat akan mempengaruhi absorpsi, metabolisme, atau ekskresi obat
lainnya.
Interaksi metabolisme ada 2 yaitu :
1. Induksi enzim hepar
2. Inhibisi enzime hepar

Tanggal : 26-04-2016

Materi : Obat Rasional

Dosen : dr. I.G.A Artini, M.Sc

Pengguanaan obat rasional (WHO)

Apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya dalam dossis yang
sesuai dengan kebutuhan dalam perode waktu yang adequate dan dengan biaya yng
terjangkau oleh masyarakat banyak. Kombinasi obat bertujuan untuk :

1. Meningkatkan efektivitas
2. Mengurangi efek samping
Interaksi obat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Farmakokinetika
Mengubah kadar obat dalam darah, pada proses ansorpsi,distribusi, metabolisme,
ekskresi.
2. Farmakodinamika
Tidak mengubah kadar obat dalam darah, pada reseptor atau target kerja obat
( antagonist)
Tepat cara pemberian yaitu :
1. Efek lokal
2. Efek sistemik
Waspada efek samping :
1. Efek samping
Efek yang diinginkan timbul pada dosis terapi
2. Efek toksik
Efek yang tidak ingin ditimbulkan dan menyebabkan efek toksik.

Tanggal : 27-04-2016
Materi : Obat pada Ibu hamil dan menyusui
Dosen : Dr.dr. I Made Jawi, M.Kes

Obat dan kehamilan masalah :


1. Ibu hamil perlu obat : mual,muntah,demam,epilepsi
2. Ibu hamil bekerja pada lingkungan kimia
3. Selama hamil obat dan zat kimia mempengaruhi perkembangan janin.
Perubahan fisiologi selama hamil :
1. Volume olasma
2. Kardiak out put meningkat
3. GFR meningkat
4. Induksi enzim di hati
5. Penurunan protein plasma
6. Waktu pengosongan lambung memanjang
Teratogen adalah bahan yang menyebabkan kelainan pada embrio atau fetus.
Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu:
1. Bioavailability obat
2. Masa kehamilan
3. Dosis obat
4. Produk degradasi obat
5. Interaksi obat
6. Genetik
Bahaya penggunaan obat pada saat hamil :
1. Malformasion
2. Gangguan pertumbuhan janin
3. Kematian janin
4. Kelainan fisik
5. Prematur.

Tanggal 28-04-2016
Materi : Penggunaan Obat Pada Anak
Dosen : dr Nova Mahendra,M.Sc

Skala dosis dewasa pada bayi berdasarkan berat badan pada luas permukaan tidak
memperhitungkan perubahan perkembangan yanag mempengaruhi obat.
Pediatri tidak disamakan dengan miniatur pria maupun wanita dengan mengurangi dosis dan
kelas yang sama dari penyakit tubuh yang lebih kecil tapi berbagai independen dari bebagai
cakrawala.
Relative achlorhydria (ph=4)
a. Oral penisilin
b. Rifampin phenobarbiton phenytoin

Oral absorpsi of drugs for GI tract in neonatus & child :


1. PH
2. Bacterial colonisation
3. Gastric & intestinal motilty
4. Saturable transport process
5. Intestinal absorpsi
6. Disease status.

Tanggal : 28-04-2016
Materi : Seksualitas
Dosen : Prof Dr.dr Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro,PA

Seksologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seksualitas pada manausia, minat , prilaku,
dan fungsi seksual. Penelitian seksologi modern melibatkan beberapa bidang ilmu untuk
mempelajari seksologi : biologi, kedokteran, antropologi, dan kriminologi.
Seks adalah jenis kelamin atau organ kelamin
Seksualitas adalah lebih luas orientasi sikap dan kepribadian budaya ataupun norma.
Reproduksi adalah seks dalam dimensi yang menghasilkan keturunan.
Gender adalah status yang diberikan kepada masyarakat berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
Kesehatan seksual adalah keadaan sehat dalam aspek fisik, emosional, mental dan sosial yang
berkaitan dengan seksualitas tidak hanya semata-mata tidak adanya penyakit cacat atau
kelelahan. Kesehatan seksual membutuhkan sebagai berikut :
1. Pendekatan positif dan saling pengertian.
2. Pengalaman seksual yang menyenangkan dan aman.
3. Bebas kekerasan dan diskriminasi.
4. Perlindungan dan pemenuhan hak-hak sosial.
Dimensi seksualitas yaitu :
1. Biologis
2. Psikologis
3. Sosial
4. Budaya dan moral

Tanggal : 29-04-2016
Materi : Reseptor Obat
Dosen : Dr.dr I Made Jawi, M.Kes

Reseptor adalah protein yang mengikat obat untuk mengerahkan efek farmakologis.
Pengikatan untuk reseptor biasanya reversible. Saraf otonom dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Saraf simpatis (adrenergik)
2. Saraf parasimpatis ( kolinergik)
Pada umumnya kedua susunan saraf ini bekerja antagonist. Bila salah satu sistem
menghambat fungsi tertentu yang lain justru menstimulasi.
Obat-obat otonom adalh obat-obat yang dapat mempengaruhi penerusan impuls dalam SSO
dengan jalan mengganggu sintesa penimbulan, pembebasan dan penguraian neurotransmiter
terhadap reseptor khusus. Akibatnya adalah dipengaruhinya fungsi organ (otot polos, jantung
dan kelenjar)
1. Adrenergika
Dibagi menjadi dua yaitu reseptor alfa dan reseptor beta.
Reseptor alfa peka terhadap NA dan reseptor beta peka terhadap isoprenalin.
2. Kolinergika
Adalah zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan saraf
parasimpatis (SP) karena melepaskan Ach di ujung sarafnya. Tugas utama SP adalah
mengumpulkan energi dan menghambat penggunaannya, jika SP dirangsang akan
menimbulkan efek yang menyerupai efek istirahat dan tidur.

Tanggal : 03-05-2016
Materi : Penggunaan Obat pada Gangguan Ginjal dan Hepar
Dosen : Dr.dr.Komang Satriyasa, M.Repro

Pemberian obat pada liver (hati)


1. Type A
Jika obat diberikan secara terus menerus akan menyebabkan gangguan liver.
Contohnya : centrizonal necroris : paracetamol
Hepatocelluler necroris : salicylotes
2. Type B
Contohnya : hepatocelluler necroris : halothane
3. Type C
Contohnya : choronic acurel hepatitis : INH (TBC)
4. Type D
contohnya : hepatocelluler carcinoma
Pada Ginjal
Obat –obat yang diberikan pada ginjal ada 3 golongan yaitu :
1. Langsung merusak terhadap ginjal
2. Tidak langsung merusak ginjal
3. Reaksi imunologis

Tanggal : 03-05-2016
Mater : Penyimpangan Seksual
Dosen : Prof Dr.dr Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro,PA

Perilaku seksual yang sehat terdiri dari :


1. Fisik
2. Sosial
Perilaku seksual beresiko terdiri dari :
1. Aktivitas seksual dini (18th)
2. Mempunyai banyak partner seks
3. Mempunyai pasangan seks yang beresiko
4. Menukar seks dengan uang atau drugs
5. Tidak menggunakan perlindungan.
Periaku seks bertanggung jawab :
1. Menghargai diri sendiri dan orang lain
2. Mampu mengendalikan kontrol
3. Tahan godaan teman sebaya
4. Memahami dan menerima konsekuensinya.
Masalah perilaku seksual :
1. Gangguan identitas jenis
2. Parafilia
3. Disfungsi seksual
4. Gangguan psikoseksual lainnya.

Perilaku gender terdiri dari :


1. Identitas gender
2. Orientasi seksual
3. Peran gender

Pembentukan dipengaruhi oleh hormon seks prenatal pada masa kritis janin ( 9-14minggu)
Orientasi seksual ada 2 yaitu :
1. KINSEY (konsep satu dimensi)
2. STORMS (konsep dua diemensi)
Karena aspek biologis anal sex lebih konstan terkena HIV/AIDS. Waria dan gay termasuk
golongan terpinggirkan jadi tertutup. Sulit memantau penyebaran IMS dan HIV/AIDS di
kalangan mereka. Akses pekerjaan sulit yang menyebabkan kemiskinan dan minimnya akses
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai