“POLINDES”
2013
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai PoLinDes dan
Program Bidan Desa dengan baik.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,dengan demikian
kami sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari semua pihak guna perbaikan di
kemudian hari.
Akhir kata semoga hasil makalah ini memberikan manfaat yang berguna bagi yang
membutuhkannya.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kurang melengkapinya fasilitas kesehatan berada ditingkat desa membuat seluruh masyarakat
terutama ibu dan anak kurang mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga membuat masih
tingginya angka kematian ibu dan maupun angka kematian anak. Begitu juga dengan pertolongan
persalinan oleh tenaga non kesehatan itu sebagai akibat tidak adanya fasilitas terdekat dari
masyarakat tersebut. Meskipun polindes sudah ada disetiap pelosok desa tapi mungkin ada yang
belum berfungsi sesuai dengan fungsinya bahkan ada sebagian polindesnya sudah ada tapi bidan nya
yang tidak ada ditempat.
Pengembangan pelayanan kesehatan diposyandu meliputi :kesehatan ibu dan anak, Keluarga
berencana, imunisasi, perbaikan gizi dan penanggulangan diare mempunyai konstribusi terhadap
penurunan angka kematian bayi dan anak balita. Adanya keterbatasan dalam pelayanan posyandu
yaitu pelayanan kesehatan bagi ibu tidak dapat dilakasanakan dengan baik, sehingga perlu
diupayakan peningkatan pelayanan kesehatan ibu melalui polindes. Adanya kebijakan dari
Depertemen Kesehatan untuk menempatkan tenaga bidan didesa dibawah pembinaan dokter
puskesmas.
B. Tujuan
5. Untuk mengetahui apa-apa saja factor yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan polindes.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Polindes
Polindes (pondok bersalin desa) merupakan salah satu bentuk UKBM( usaha kesehatan bagi
masyarakat ) yang didirikan masarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai
kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa yang dikelola oleh bidan dibawah pengawasan
dokter PKM untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan
kewenangan bidan.
Gambar : Polindes
Struktur Organisasi Polindes :
2. Tujuan polindes
a) Tujan umum :
ü Memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA/KB oleh bidan
b) Tujuan khusus :
ü Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan penanganan
pada kasus gagal.
ü Meningkatnya kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan
keluarganya
3. Fungsi polindes
b) Sebagai tempat untuk melakukan kegiatana pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA.
4. Persyaratan polindes
2) Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan antara lain, bidan kit,
IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan, pengukur tinggi badan, infuse set
dan cairan D5 % dan NACL0,9 %,obat-obatan sederhana dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA-
KB dan pedoman kesehatan lainnya, serta incubator sederhana
3) Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi cukup,
penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan pekarangan bersih dan
iukuran minimal 3x4 m2.
4) Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh
kendaraan roda 4
5) Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum minimal 1
tempat tidur.
a) Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini
resiko tinggi kehamilan.
f) Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang
berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya.
j) Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan
penggunaan ASI dan KB.
· Polindes dapat dirintis didesayang telah mempunyai bidan yang tinggal didesa.
· Memiliki tingkat peran serta masyarakat yang tinggi, berupa penyediaan tempat untuk
pelayanan KIA, khususnya pertolongna persalinan, pengelolaan polindes, penggerakan sasaran dan
dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan didesa
· Dalam pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/kamar yang memenuhi persyaratan
sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan minimal yang dibutuhkan.
· Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan
tempat, dukungan operasional dan tari pelayanan kesehatan dipolindes.
· Adanya polindes tidak berarti bidan hanya memberikan pelayana didalam gedung.
7. Indicator polindes
a) Fisik
Indikator polindes yaitu pertama dilihat dari fisik, bangunan polindes tampak bersih, tidaka ada
sampah berserakan, lingkungan yang sehat, polindes jauh dari kandang ternak, mempunyai ruangan
yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan KIA, mempunyai ruanagan untuk
pertolongan persalianan, tempat yang bersih denga aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin,
mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan
c) Pengelolaan polindes
Pengeloaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan
pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polindes yang baik adalah keterlibatan masarakat
melalui wadah kemudian dalam menentukan tariff pelayanan maka tarif yang ditetapkan secara
bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan polindes,
sehingga dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
d) Cakupan persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai upaya peningkatan
keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak factor, diantaranya
ketersediaan sumber dana kesehatan, termasuk didalamnya keberadaan polindes beserta tenaga
profesionalnya yaitu bidan didesa, dihitung secara komulatif selama setahun, meningkatnya cakupan
persalinan yang ditolong dipolindes selain berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ibu hamil
sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri, baik didalam kemampuan teknis medis
maupun didalam menjalin hubungan dengan masyarakat.
e) Sarana air bersih
Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan MCK, tersedianya
sumber air(sumur,pompa,PDAM ) dan dilengkapi pula dengan SPAL
Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan dipolindes, dihitung secara
komulatif selama setahun.
g) Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada gilirannya diharapkan akan
mampu melestarikan berbagi jenis upaya kesehatn bersumber daya masyarakat setempat untuk itu
perlu dikembangkan keseluruh wilayah/kelompok sehingga semua penduduk terliput dana sehat.
KIE merupakan salah satu teknologi penibgkatan PSM yang bertujuan untuk mendorong masyarakat
agar mau dan mampu memelihara serta melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis dengan
keberadaan polindes beserta bidan ditengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi
anatara bidan dan masyarakat. Interksi dengan intensitas dan frekuensi yang cukup tinggi akan
dapat mengatasi kesenjangan informasi kesehatan. Semakin sering bidan menjalankan KIE akan
semakin mendorong masyarakat untuk meningkatakan kemampuan dukun bayi sebagai mitra kerja
didalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil. KIE untuk kelompok sasaran seharusnya
dilakukan minimal sekali setiap bulannya dihitung secara komulatif selama setahun.
1) Pratama
Yang merupakan kategori polindes tingkat pratama yaitu Fisik belum ada bangunan tetap dan belum
memnuhi syarat, Tempat tinggal bidan tidak tinggal didesa yang bersangkutan, Pengelolaan medis
tidak ada kesepakatan, Cakupan persalinan dipolindes < 10 %, Tersedia air bersih tapi belum
dilengkapi air dan MCK, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi < 25 %, kegiatan KIE untuk
kelompok sasaran < 6 kali, dana sehat/ JPKM < 50 %.
2) Madya
Fisik belum ada bangunan tetap dan memenuhi syarat, tempat tinggal bidan >3km, pengelolaan
polindes ada tetapi tidak tertulis, cakupan persalinan dipolindes 10-15 %, sarana air bersih tersedia
tapi belum ada sumber air tapi ada MCK, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi 25-49%, kegiatan
kie untuk kelompok sasaran 6-8 kali, dana sehat/JPKM <50 %.
3) Purnama
Fisik ada bangunan tetap tapi belum memenuhi syarat, tempat tinggal bidan 1-3 km, pengelolaan
polindes ada dan tertulis, cakupan persalinan dipolindes 20-29 %, sarana air bersih tersedia dan
MCK, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi 50-74%, kegiatan kie untuk kelompok sasaran 9-12
kali,dana sehat/JPKM <50 %.
4) Mandiri
Fisik ada bangunan memenuhi syarat, tempat tinggal bidan <1 km, pengelolaan polindes ada dan
tertulis, cakupan persalinan dipolindes 30 %, sarana air bersih tersedia dan MCK dilengkapi SPAL,
cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi >75 %, kegiatan KIE untuk kelompok sasaran >12 kali,dana
sehat/JPKM >50 %.
Adapun yang menjadi unsur-unsur polindes yaitu adanya bidan didesa, bangunan atau ruang untuk
pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana, serta adanya partisipasi masyarakat. Dalam kebijakan
penempatan bidan didesa, membantu penurunan AKI/AKB akibat komplikasi obstetric khususnya
AKP/AKN dengan mengatasi berbagai kesenjangan geografi, mendekatkan pelayanan KIA-
KB,kesenjangan social budaya, dan kesenjangan ekonomi.
Yang harus dilakukan oleh bidan dipolindes yaitu membangun kemitraan dengan masyarakat/tokoh
masyarakat dan dukun bayi, meningkatkan profesionalisme, memobilisasi pendanaan masyarakat
dalam bentuk tabungan ibu bersalin, mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
· Kurangnya promosi
· Fungsi polindes tak memenuhi harapan masyarakat, disamping factor teknis lain, dimana
pengalaman bidan yang masih minimal.
· Ibu hamil
· Ibu menyusui
· Ibu nifas
· Kader
· Masyarakat setempat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM( usaha kesehatan bagi masyarakat ) yang didirikan
masarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan
masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai
dengan kemampuan bidan. Pengembangan pelayanan kesehatan diposyandu meliputi : KIA, KB,
imunisasi, perbaikan gizi dan penanggulangan diare mempunyai konstribusi terhadap penurunan
AKB dan anak balita. Adapun yang menjadi unsur-unsur polindes yaitu adanya bidan didesa,
bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana, serta adanya partisipasi
masyarakat. Yang harus dilakukan oleh bidan dipolindes yaitu membangun kemitraan dengan
masyarakat/tokoh masyarakat dan dukun bayi, meningkatkan profesionalisme, memobilisasi
pendanaan masyarakat dalam bentuk tabungan ibu bersalin, mendorong kemandirian masyarakat
dalam bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA