Biokim IV Ashar
Biokim IV Ashar
PENDAHULUAN
golongan lipid. Salah satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipid adalah
mudah larut dalam pelarut organik nonpolar seperti n-heksan, eter, benzena,
kloroform dan tidak larut dalam air. Lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam
kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat, hal ini disebabkan kandungannya
yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mempunyai ikatan
rangkap,. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk
cair, hal ini disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya
Lemak yang terdapat di alam umumnya berasal dari tumbuhan dan hewan.
Lemak yang berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati sedangkan lemak yang
berasal dari hewan adalah lemak hewani. Sumber lemak yang berasal dari tanaman.
Sedangkan sumber lemak yang berasal dari hewan adalah daging hewan peliharaan.
Lemak tumbuhan tidak seperti lemak hewan yang kaya akan asam lemak tak jenuh
akan tetapi lemak tumbuhan memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi
Lemak dan minyak merupakan senyawa organik yang penting bagi kehidupan
mahluk hidup. Adapun manfaat lemak adalah sebagai salah satu penyusun dinding
darah yaitu pada lemak esensial serta sebagai sumber energi yang efektif, jika
dan protein, zat makanan yang penting untuk kesehatan tubuh manusia dan sebagai
diantaranya penyabunan dengan mereaksikan antara lipid/ lemak dengan basa alkali,
uji ketidak jenuhan berdasarkan reaksi sifat adisi oleh golongan halogen dan uji
ketengikan dengan menggunakan uji peroksida dan uji TBA. Berdasarkan uraian
menjadi masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana kualitas lipid beberapa
sampel minyak dan lemak dengan menggunakan uji penyabunan, uji ketidak
I.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui ada dan tidaknya asam lemak tak jenuh pada jenis minyak
I.4 Manfaat
mengenai kualitas beberapa minyak dan lemak , yang dapat dijadikan sebagai
KAJIAN PUSTAKA
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau
hewan yang dicerikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut dalam
air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter(Hart, 2003). Lemak merupakan
salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain
seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu
sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi.Satu gram minyak atau lemak
kkal/gram. Minyak atau lemak nabati mengandung asam-asam lemak esensial seperti
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi
bahan makanan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,
seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan
II.1.1 Lemak
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini
bereaksi dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun
dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( RCOONa atau
RCOOK ) mempunyai bagian yang bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang
bersifat hidrofob (R – atau alkil). Bagian karboksil menuju air dan menghasilkan
buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R -) menjauhi air dan membelah
molekul atau kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah
membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air adalah senyawa polar
sedangkan minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya sukar bercampur oleh
karena itu emulsinya mudah pecah. Untuk memantapkan suatu emulsi perlu
ditambahkan suatu zat emulgator atau zat pemantap, antara lain ; Ca Butirat, Ethanol;
Senyawa pembentuk sel liofil,protein, gum, dan gelatin; Garam Fe, BaOH, SO4,
II.1.2 Minyak
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari kulit kelapa sawit dinamakan
minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). CPO ini mengandung sekitar 500-700 ppm
karoten dan merupakan bahan pangan terbesar. Minyak yang terdapat di alam dibagi
menjadi tiga golongan yaitu minyak nabati (natural oil), minyak nabati (edible oil),
dan minyak atsiri (volatile oil). Minyak yang terdapat pada hewan disebut sterol
sedangkan pada tumbuhan disebut fitosterol yang mengadung asam lemak jenuh.
Minyak nabati dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu (Bailey, 1950),
1. Drying oil, yang akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara misalnya
minyak yang dapat digunakan untuk cat dan pernik contoh minyak kemiri, jarak,
dan lain-lain.
2. Semi drying oil, dimana minyak akan membentuk lapisan jel bila mengering
diudara seperti minyak jagung, biji kapas dan minyak bunga matahari.
3. Non-drying oil, dimana minyak tidak akan membentuk lapisan keras bila
atom C yang membangun asam lemak tersebut, sedangkan sifat-sifat fisik pengaruhi
oleh sifat-sifat kimianya. Minyak merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai
asam lemak, sedangkan titik cair gliserida tersebut tergantung pada kejenuhan asam
lemaknya. Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik cair dari minyak sawit
tersebut.
trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat, hal ini
disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia
tidak mempunyai ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang tinggi.
Minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair, ini disebakan
rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam tidak
jenuh, sehingga memiliki titik lebur yang rendah. Secara alami bentuk lemak dan
minyak ditentukan oleh asam lemak yang terikat pada gliserida. Tingkat
kekerasan, titik leleh dan cita rasa lemak dan minyak sangat erat hubungannya
dengan panjang rantai karbon serta tingkat kejenuhan asam lemaknya. Semakin
panjang rantai atom C, semakin tinggi titik cairnya, namun apabila ada ikatan tak
jenuhnya, maka titik cair asam lemak yang mempunyai jumlah rantai C yang sama
akan turun. Lemak dan minyak secara kimia adalah trigliserida yang merupakan
bagian terbesar dari kelompok lipid. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil
kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (Winarno, 1997).
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau triasgliserol yang
berarti triester dari gliserol. Jadi lemak dan minyak merupakan senyawa ester.
Hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat
ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan
mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam
dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
II.3.1 Penyabunan
besar molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh
kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya lemak
Angka iod : mengukur derajat ketidakjenuhan dari lemak sama dengan berapa
gram iod yang ditambahkan pada 100 gram lemak (Sastrohamidjojo, 2005).
didefenisikan sebagai jumlah gram iodin yang diserap seratus gram lemak.
Defenisi ini memanfaatkan kemampuan ikatan rangkap karbon-karbon
biasanya memiliki angka iod antara 35-75, minyak sayur berkisar antara 80-
150, dan minyak tak jenuh lebih tinggi memiliki angka iod yaitu bernilai
lemak penyusun minyak dan lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu
mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod yang di
dilakukan dengan cara Hanus atau cara Kaufmaun dancara Von Hubl atau
cara Wijs (Sudarmadji dkk, 1997). Pada cara Hanus, larutan iod standarnya
dibuat dalam asam asetat pekat (glasial) yang berisi bukan saja iod tetapi juga
sedangkan cara Wijs menggunakan larutan iod dalam asam asetat pekat yang
peroksida berdasarkan pada reaksi antara alkali iodida dalam larutan asam
jenuh mengalami oksidasi dan tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut
METODELOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at 20 April 2011 pukul 13.00 –
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Pemanas , Tabung
reaksi + rak tabung, Gelas ukur 50 mL , Erlenmeyer 250 mL, Batang pengaduk,
Pipet tetes, Filler, Pipet volume 25 mL, Botol timbang, Botol semprot, Buret, Gelas
kimia.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Minyak kelapa , Minyak sawit
beralkohol, Minyak tengik, Kloroform, Larutan iod , Asam asetat, Larutan KI jenuh,
1. Penyabunan
Bandingkan hasilnya
2. Uji ketidakjenuhan
Minyak tengik/minyak
kelapa segar 1 mL Blue band 1 mL
- dimasukkan masing-masing
dalam tabung bersih
- ditambahkan masing-masing
kloroform 1 mL
- dikocok sampai semua bahan
melarut
- ditambahkan masing-masing
larutan iod tetes demi tetes
sambil dikocok
- dilakukan triplo
- diamati
3 gram blueband
- ditimbang
- ditambahkan 30 mL asam asetat-kloroform
(3:2)
- ditambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh
- ditambahkan aquades 30 mL
IV.1 Hasil
4.1.1 penyabunan
pudar
pink pudar
tabung
Berdasarkan hasil di atas maka nilai angka peroksida dapat di tentukan dengan
menggunakan rumus:
= 166,25
IV.2 Pembahasan
bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi lemak
padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas,
autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak
sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan
Trigliserida tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar
seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan
dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau NaOH)
akan menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Hidrolisis
trigliserida dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam lemak penyusunnya.
Keragaman struktur dalam setiap golongan lipid disebabkan oleh perbedaan sisa
asam lemak yang ada. Trigliserida dikatakan sederhana bila asam lemak yang sama
terdapat pada ketiga posisi dalam molekul, contohnya triolein, suatu trigliserida
dengan tiga sisa asam oleat. Umumnya adalah trigliserida campuran yaitu bila pada
Kandungan lemak dalam bahan pangan adalah lemak kasar dan merupakan
kandungan total lipid dalam jumlah yang sebenarnya. Lemak hewani banyak
sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat
digolongkan atas tiga golongan (a) drying oil yang membentuk lapisan keras bila
mengering diudara misalnya minyak yang digunakan untuk cat, (b) middle drying oil
seperti minyak jagung, minyak bunga matahari dan biji kapas (c) non drying oil
misalnya minyak kelapa dan minyak kacang tanah, lemak nabati yang berbentuk
Untuk uji penyabunan di lakukan tiga sampel yaitu kelapa sawit, minyak
kelapa dan mentega “blueband”. Ketiga sampel yang di uji menunjukan tiga lapisan
warna. Lapisan itu terbentuk di sebabkan karena adanya sifat minyak yang non polar
sedangkan alkohol bersifat semi polar. Setelah di panaskan beberapa menit, larutan
kelapa sawit yaitu putih, kuning dan putih. Setelah di panaskan warna yang terbentu
yaitu lapisan bawah berwarna bening dan atas berwarna kuning serta terbentuk
endapan putih. Minyak kelapa dalam proses pemanasan terbentuk busa dan endapan
berwarna putih. Sedangkan pada lemak (blueband) terdapat endapan kuning pada
larutan menunjukan perubahan. Hal ini terbentuk reaksi esterifikasi atau reaksi
penyabunan antara larutan KOH ataupun NaOH dan trigliserida. Terbentuknya sabun
pada percobaan ini ditandai dengan adanya busa ataupun gelembung udara pada
ini terbentuk reaksi esterifikasi atau reaksi penyabunan antara larutan KOH dan
trigliserida.
minyak kelapa dan minyak kelapa sawit dengan menggunakan larutan iod. Fungsi
larutan iod dapat menentukan ada tidaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam
perubahan warna dari warna semulanya kecuali mentega. Untuk minyak tengik dari
warna kuning berubah menjadi warna orange pudar, minyak kelapa warna pink pudar
setelah penambahan larutan iod dan minyak kelapa sawit warna yang di tunjukan
setelah penambahan larutan iod yaitu orange pudar. Perubahan warna yang terjadi
pada sampel menunjukan reaksi adisi pada sampel yaitu terbentuknya ikatan tunggal
minyak yang utama karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatik maupun
non enzimatik. Diantara kerusakan minyak yang mungkin terjadi kerusakan karena
kerusakan minyak dapat dinyatakan sebagai angka peroksida. Angka peroksida yang
di hasilkan yaitu 166,25 dan sampel yang di gunakan yaitu mentega. Angka
peroksida untuk uji kualitas lemak berkisar antara 89 sampai dengan 122 (Uda,
2011).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. untuk uji penyabunan minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega
2. Minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa tengik menunjukan
166,25 relatif besar dari uji kualitas minyak yang berkisar dari 89 sampai
122.
V.2 Saran
Bailey, A.E. 1950. Industrial Oil and Fat Product. New York: Pinterscholastic
Publishing Inc.
Sudharmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 2003. Analisis Bahan Makanan dan
Winarno, 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.