Merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh
dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak secara acak ke
segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan antar partikel atau dengan
dinding akan terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan energi.
Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa semua gas dalam kondisi kimia apapun, pada
temperatur tinggi, dan tekanan rendah cenderung memperlihatkan suatu hubungan sederhana
tertentu di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume dan temperatur. Hal ini
menganjurkan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat makroskopis yang sama pada
kondisi yang sama. Berdasarkan sifat makroskopis suatu gas seperti kelajuan, energi kinetik,
momentum, dan massa setiap molekul penyusun gas, kita dapat mendefinisikan gas ideal dengan
suatu asumsi (anggapan) tetapi konsisten (sesuai) dengan definisi makroskopis.
Suatu gas terdiri atas molekul-molekul yang disebut molekul. Setiap molekul identik
(sama) sehingga tidak dapat dibedakan dengan molekul lainnya.
Jarak antara molekul gas jauh lebih besar daripada ukuran molekulnya.
Tidak ada gaya interaksi antarmolekul; kecuali jika antarmolekul saling bertumbukan
atau terjadi tumbukan antara molekul dengan dinding.
Semua tumbukan yang terjadi baik antarmolekul maupun antara molekul dengan dinding
merupakan tumbukan lenting sempurna dan terjadi pada waktu yang sangat singkat
(molekul dapat dipandang seperti bola keras yang licin).
Pernah melihat atau mendengar alat masak Preswere Cooler (Presto)? Alat tersebut digunakan
untuk memasak dengan memanfaatkan tekanan gas. Tekanan gas dapat diatur dengan mengatur
suhu dan volumenya. Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa gas memiliki besaran-besaran
diantaranya adalah tekanan P, volume V dan suhu T. Hubungan ketiga besaran inilah yang
dipelajari dalam bagian ini.
a. Hukum Boyle – Guy Lussac
Keadaan tekanan, volume dan suhu gas dimulai penjelasannya oleh Boyle. Boyle
mengalami keadaan gas yang suhunya tetap. Pada saat gas ditekan ternyata volumenya mengecil
dan saat volumenya diperbesar tekanannya kecil. Keadaan di atas menjelaskan bahwa pada suhu
yang tetap tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.
hukum Boyle
Keadaan berikutnya dijelaskan oleh Guy Lussac. Menurut Guy Lussac, pada gas yang
tekanannya tetap maka volumenya akan sebanding dengan suhunya. Jika ada gas dalam ruang
tertutup dengan P = tetap dipanaskan maka volumenya akan berubah.
Persamaan yang dapat menggambarkan keadaan perubahan P, V dan T (tidak ada yang tetap).
Persamaan gabungan itulah yang dinamakan hukum Boyle-Guy Lussac. Persamaannya dapat
kalian lihat di bawah.
Kalian tentu sering melihat balon yang ditiup. Meniup balon berarti menambah jumlah
partikel. Pada saat itu volume benda akan bertambah. Berarti jumlah partikel sebanding dengan
volumenya.
Contoh kedua adalah saat memompa ban dalam roda sepeda atau mobil. Saat dipompa berarti
jumlah partikelnya bertambah. Pertambahan itu dapat memperbesar tekanan sedangkan volume
dan suhu tetap. Dari penjelasan itu terlihat bahwa \frac{PV}{T}sebanding dengan jumlah
partikelnya. Pembandingnya dinamakan konstanta Stefan-Boltzmann, dan disimbolkan k.
PV= nKT
Dengan :
N = jumlah partikel
Azas Ekuipartisi
Setiap gas mengandung partikel-partikel yang selalu bergerak. Mengapa selalu bergerak?
Partikel-partikel itu dapat bergerak karena memiliki energi. Energinya dinamakan energi kinetik.
“Jika pada gas berlaku hukum Newton maka semua derajat kebebasan gerak partikel akan
menyumbang energi kinetik sebesar 1/2 kT.”
\overline{Ek}=f(1/2KT)
Dengan :
f = derajat kebebasan
k = ketetapan Baltzum.
Partikel-partikel gas monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan. Berarti energi kinetik rata-
rata partikelnya memenuhi persamaan berikut.
\overline{Ek}=\frac{3}{2}KT
Dalam sejumlah gas dapat mengandung banyak partikel (N partikel). Setiap partikel tersebut
memiliki energi, jumlah semua energi kinetik partikel-partikel itu dinamakan energi dalam gas
dan disimbulkan U sesuai persamaan berikut.
U=\frac{3}{2}Nrt
Kecepatan efektif
adalah nilai rata-rata kecepatan partikel kuadrat. Jika diakarkan akan mendapatkan nilai
yang dinamakan road mean square velsiti (vrms). Nilai akar rata-rata kuadrat dalam bahasa
Indonesia dikenal sebagai nilai efektif. Jadi
v_{ef}=\sqrt{\frac{3Kt}{m}}
Dengan :
Ketika salah satu dari dua atau kedua asumsi yang diberikan di atas tidak valid, bahwa
gas yang dikenal sebagai gas nyata. Kita benar-benar menemukan gas nyata dalam lingkungan
alam. Sebuah gas nyata bervariasi dari kondisi ideal pada tekanan yang sangat tinggi.
Hal ini karena, ketika tekanan yang sangat tinggi diterapkan, volume di mana gas diisi menjadi
sangat kecil. Kemudian dibandingkan dengan ruang kita tidak bisa mengabaikan ukuran
molekul. Selain itu, gas ideal berada dalam keadaan sesungguhnya pada suhu yang sangat
rendah. Pada suhu rendah, energi kinetik molekul gas sangat rendah. Oleh karena itu, mereka
bergerak perlahan-lahan.
Karena itu, akan ada interaksi antar molekul antara molekul gas, yang kita tidak bisa
mengabaikan. Untuk gas nyata, kita tidak bisa menggunakan persamaan gas ideal di atas karena
mereka berperilaku berbeda. Ada persamaan yang lebih rumit untuk perhitungan gas nyata.
Gas Ideal tidak memiliki gaya antarmolekul dan molekul gas dianggap sebagai partikel titik.
Sebaliknya molekul gas nyata memiliki ukuran dan volume. Selanjutnya mereka memiliki gaya
antarmolekul.
Gas Ideal tidak dapat ditemukan dalam kenyataan. Tapi gas berperilaku dengan cara ini pada
suhu dan tekanan tertentu.
Gas cenderung berperilaku sebagai gas nyata dalam tekanan tinggi dan suhu rendah. Gas nyata
berperilaku gas sebagai ideal pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
Gas Ideal dapat berhubungan dengan persamaan PV = nRT = NKT, sedangkan gas nyata tidak
bisa. Untuk menentukan gas nyata, ada persamaan jauh lebih rumit.
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan wujud ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari studi kimia, sifat fisik gas ideal bergantung pada struktur molekul gasnya dan
sifat kimia
gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal
adalah contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.
Maka dari itu semua jenis gas terbagi menjadi dua tipe, yaitu : gas ideal dan gas nyata. Gas ideal
merupakan sebuah gas yang mematuhi persamaan gas umum dari PV = nRT yang disampaikan
secara singkat, sedangkan gas nyata adalah gas yangtidak mematuhi persamaan gas umum dan
menggunakan hukum-hukum gas hanya pada saat tekanan rendah. (Maron, Samuel Herbert : 5).
Di dalam volume gas ideal ditempati molekul mereka sendiri yang diabaikannya perbandingan
dengan volume total pada semua tekanan dan tempertur, dan daya tarik antar molekul sangat
kecil dalam semua kondisi. Untuk gas nyata kedua faktor tersebut cukup besar, pengukuran dari
masing-masing gas tergantung pada sifat, temperature, tekanan dari gas.
Gas ideal dapat dicirikan oleh tiga variabel keadaan: tekanan mutlak (P), volume (V), dan suhu
mutlak (T), dalam ilmu kimia yang termasuk gas ideal adalah sebagai berikut :
He 0,0341 0,0237
Ne 0,2107 0,0171
H2 0,244 0,0266
N2 1,39 0,0391
CO 1,49 0,0399
Hg 8,09 0,0170
O2 1,36 0,0318
Persamaan gas ideal dalam fisika bisa digunakan dalam kimia. Dalam kimia persamaan gas ideal
digunakan untuk menghitung mol yang merupakan satuan jumlah dalam mempermudah
komunikasi.
Hubungan antara mereka dapat disimpulkan dari teori kinetik dan disebut
PV = nRT = NkT
n = banyaknya mol
N = jumlah molekul
k = R / NA
Balon
Balon yang ditiup dengan mulut bukan hanya berisi angin, melainkan juga karbon dioksida
(CO2), uap, air liur. Hal inilah yang justru lebih berat daripada udara sehingga balon tidak akan
lama berada diatas dan kembali jatuh.Kalau begitu, mengapa balon yang diisi dengan gas helium
dapat terbang tinggi. Itu karena massa helium lebih rendah daripada udara.
ketika tekanan yang sangat tinggi diterapkan, volume di mana gas diisi menjadi sangat kecil.
Kemudian dibandingkan dengan ruang kita tidak bisa mengabaikan ukuran molekul. Selain itu,
gas ideal berada dalam keadaan sesungguhnya pada suhu yang sangat rendah. Pada suhu rendah,
energi kinetik molekul gas sangat rendah. Oleh karena itu, mereka bergerak perlahan-
lahan.Karena itu, akan ada interaksi antar molekul antara molekul gas, yang kita tidak bisa
mengabaikan.