Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD MAX DWI SAPUTRA
4201617001
TME D4 / 5A
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “PERCOBAAN
PENGUJIAN KUALITAS UAP” ini dengan baik dan tepat waktu. Saya mengucapkan
terimakasih kepada bapak Rufinus Nainggolan yang telah membimbing kami dalam
melakukan praktikum ini, serta teman-teman yang bersedia melaksanakan praktikum ini
dengan baik. Laporan ini berisikan bagaimana cara melaksanakan praktikum sehingga
para pembaca mengerti bagaimana kualitas uap yang sesungguhnya, karena laporan ini di
susun dengan sistematika yang lengkap dan jelas. Analisis data dibuat sejelas mungkin
sehingga para pembaca dapat mengerti. Laporan “PERCOBAAN PENGUJIAN
KUALITAS UAP” ini disusun berdasarkan penelitian yang akurat dan bahan teori yang
jelas. Namun penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, maka saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Sekian dan
terimakasih.
Penulis
1.1 Klasifikasi Boiler
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel diklasifikasikan sebagai:
1. Ketel pipa api (fire tube boiler) Pada ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam
pipa adalah gas nyala (hasil pembakaran), yang membawa energi panas (thermal
energy), yang segera mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas (heating
surface). Tujuan pipa-pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas
(kalor) kepada air ketel. Api/gas asap mengalir dalam pipa sedangkan air/uap diluar
pipa Drum berfungsi untuk tempat air dan uap, disamping itu drum juga sebagai
tempat bidang pemanas. Bidang pemanas terletak di dalam drum, sehingga luas
bidang pemanas yang dapat dibuat terbatas.
2. Ketel pipa air (water tube boiler) Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam
pipa adalah air, energi panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air
ketel. Cara kerja: Proses pengapian terjadi diluar pipa. Panas yang dihasilkan
digunakan untuk memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya
dikondisikan terlebih dahulu melalui ecomonizer. Steam yang dihasilkan
kemudian dikumpulkan terlebih dahulu didalam sebuah steam drum sampai sesuai.
Setelah melalui tahap secondary superheater dan primary superheater, baru steam
dilepaskan ke pipa utama distribusi. Karakteristik:
Yang termasuk ketel mobil, adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-
pindah (mobile), seperti boiler lokomotif, loko mobil dan ketel panjang serta lain yang
sepertinya termasuk ketel kapal (marine boiler).
Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler), dalam hal ini
dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam ketel. Kebanyakan ketel pipa
api memakai sistem ini.
Ketel dengan pembakaran di luar (outernally fired steam boiler), dalam hal ini
dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar ketel, kebanyakan ketel pipa air
memakai sistem ini.
4. Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube), ketel ini diklasifikasikan sebagai:
Ketel tegak (vertical steam boiler), seperti ketel cochran, ketel clarkson dan lain-
lain sepertinya.
Ketel mendatar (horizontal steam boiler), seperti ketel cornish, lancashire, scotch
dan lain-lain.
Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan berlekak-lekuk (straight, bent and sinous
tubuker heating surface).
Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak (horizontal, inclined or vertical
tubuler heating surface).
7. Menurut sistem peredaran air ketel (water circulation), ketel uap diklasifikasikan
sebagai:
8. Tergantung kepada sumber panasnya (heat source) untuk pembuatan uap, ketel uap dapat
diklasifikasikan sebagai:
Boiler dapat dipandang terdiri dari dua sistem yang terpisah, dalam arti tidak
ada pertukaran atau perpindahan massa di antara keduanya. Sistem yang pertama
adalah sistem air-uap, yang juga disebut sisi air ketel. Sedangkan sistem yang
kedua adalah bahan bakar-udara-gas asap, yang juga disebut sisi api. Walaupun di
antara keduanya tidak ada transfer massa, akan tetapi tentu saja ada perpindahan
panas. Bagian-bagian utama boiler adalah sbb.:
1. Sistem air-uap: pompa, deaerator, penampung air, penampung uap,
pemanas uap lanjut (superheater) dan penyalur uap.
2. Sistem bahan bakar-udara-gas asap: blower, pengumpan bahan bakar,
pencampur dan pembakar, pembuang gas asap (cerobong, blower).
3. Permukaan perpindahan panas
4. Sistem perolehan panas kembali: pemanas mula udara, ekonomiser
Disamping itu, pada ketel dilengkapi juga:
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang
dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran
spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahan-lahan
sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk
menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala.
1. Bahan bakar fosil, seperti: batubara, minyak bumi, dan gas bumi.
2. Bahan bakar nuklir, seperti: uranium dan plutonium. Pada bahan bakar nuklir,
kalor diperoleh dari hasil reaksi rantai penguraian atom-atom melalui peristiwa
radioaktif.
3. Bahan bakar lain, seperti: sisa tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, minyak
hewani.
Bahan bakar cair non-alamiah antara lain: bensin atau gasolin, kerosin atau
minyak tanah, minyak solar, minyak residu, dan juga bahan bakar padat yang
diproses menjadi bahan bakar cair seperti minyak resin dan bahan bakar sintetis.
Bahan bakar gas alamiah misalnya: gas alam dan gas petroleum, sedang bahan
bakar gas non-alamiah misalnya gas rengkah (atau cracking gas) dan “producer
gas”. Bahan bakar fosil dan bahan bakar organik lainnya umumnya tersusun dari
unsur-unsur C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), P
(fosfor) dan unsur-unsur lainnya dalam jumlah kecil, namun unsur-unsur kimia
yang penting adalah C, H dan S, yaitu unsur-unsur yang jika terbakar menghasilkan
kalor, dan disebut sebagai “bahan yang dapat terbakar” atau “combustible matter”,
disingkat dengan BDT. Unsur-unsur lain yang terkandung dalam bahan bakar
namun tidak dapat terbakar adalah O, N, bahan mineral atau abu dan air.
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai “persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.” Terdapat dua metode
pengkajian efisiensi boiler:
1. Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
2. Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara
kehilangan dan energy yang masuk.
Dimana:
η = efisiensi boiler
Standar acuan untuk Uji Boiler di Tempat dengan menggunakan metode tidak
langsung adalah British Standard, BS 845:1987 dan USA Standard ASME PTC4-
1 Power Test Code Steam Generating Units.
Metode tidak langsung juga dikenal dengan metode kehilangan panas. Efisiensi
dapat dihitung dengan mengurangkan bagian kehilangan panas dari 100 prosen
sebagai berikut:
Dimana:
η = Efisiensi boiler
Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4 tahapan proses
:
1 – 2 merupakan proses kompresi isentropik dengan pompa
2 – 3 Penambahan panas dalam boiler pada P = konstan
3 – 4 Ekspansi isentropik ke dalam turbin
4 – 1 Pelepasan panas di dalam kondensor pada P = konstan
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai
tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini
melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 – 2 pada T – s
diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih amannya proses.
Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi
uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T tetap.
Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator.
Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi
secara isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung
dengan generator listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun
selama proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya
sudah berupa uap jenuh. Steam ini
akan dicairkan pada P konstan di dalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser
sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
Area dibawah kurva proses 2 – 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan
area dibawah kurva proses 4 – 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondenser.
Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.
2.1 TURBIN UAP
Turbin uap dikenal sebagai pembangkit daya yang dapat diandalkan dan serba
guna, bagi industri dan pembangkit listrik. Bersama dengan boiler, turbin uap dapat
beroperasi dengan berbagai bahan bakar, mulai dari sampah, limbah pertanian,
biomassa, batubara, sampai nuklir. Uap keluarannya bisa diambil pada berbagai
temperatur dan tekanan, untuk dimanfaatkan. Dengan berkembangnya teknologi
manufaktur, material, kontrol, dll.; kapasitas daya yang dihasilkan semakin tinggi,
tekanan dan temperatur operasi semakin tinggi, jarak waktu antar overhaul
semakin panjang, keandalan semakin tinggi.
Proses 1-2: Proses kerja kompresi adiabatik reversibel (isentropik) cairan jenuh
di pompa. Jika proses 1–2 adalah proses ideal, maka tidak ada perubahan
entropi antara kondisi 1 dan kondisi 2.
Proses 2-3: Proses kalor masuk pada tekanan tetap di ketel (boiler)
Proses 3-4: Proses kerja ekspansi adiabatik reversibel (isentropik) uap di turbin.
Proses 4-1: Proses pelepasan kalor pada tekanan tetap dan reversibel di kondensor
.
• Backwork ratio (BWR) adalah perbandingan antara daya pompa dengan yang
dihasilkan turbin.
• Steam rate: penggunaan uap dibagi energi mekanik yang dihasilkan (kg/hp.h).
• Heat rate: penggunaan kalor per satuan energi mekanik atau listrik yang
dihasilkan siklus (kcal/kWh).
KESIMPULAN
Boiler merupakan suatu peralatan proses yang sering dijumpai padaindustri
teknik kimia dimana peralatan ini digunakan untuk menghasilkan
uap(steam). Uap ini dihasilkan dengan cara proses perpindahan panas dari pembakaran ba
han bakar (padat, cair, atau gas) ke air umpan. Air umpan diolahterlebih dahulu agar tidak
menimbulkan permasalahan seperti korosi, kerak,deposit, dan kontaminasi uap.Pemilihan
boiler tergantung dari kebutuhan, seperti jenis bahan bakar yang
digunakan, ukuran boiler, ataupun kebutuhan lainnya. Boiler tersusun dari berbagai siste
m instrumentasi dan berbagai peralatan pendukung yang membuat boiler dapat bekerja se
suai fungsinya. Selain itu perlu diperhatikan pula parameter-parameter pengoperasian
boiler sehingga boiler tersebut dapat berjalandan berfungsi dengan baik, parameter itu
diantaranya aliran uap, tekanan
pada boiler, temperatur uap dan efisiensi boiler. Komponen yang dapat menyebabkankeg
agalan pada operasional sistem boiler adalah safety valve, blowdown valve, fire tube,
pelampung, dan pompa.Selain digunakan untuk proses, steam ini juga digunakan pada
pembangkitlistrik (PLTU).