Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BOILER DAN TURBIN UAP

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD MAX DWI SAPUTRA
4201617001
TME D4 / 5A

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “PERCOBAAN
PENGUJIAN KUALITAS UAP” ini dengan baik dan tepat waktu. Saya mengucapkan
terimakasih kepada bapak Rufinus Nainggolan yang telah membimbing kami dalam
melakukan praktikum ini, serta teman-teman yang bersedia melaksanakan praktikum ini
dengan baik. Laporan ini berisikan bagaimana cara melaksanakan praktikum sehingga
para pembaca mengerti bagaimana kualitas uap yang sesungguhnya, karena laporan ini di
susun dengan sistematika yang lengkap dan jelas. Analisis data dibuat sejelas mungkin
sehingga para pembaca dapat mengerti. Laporan “PERCOBAAN PENGUJIAN
KUALITAS UAP” ini disusun berdasarkan penelitian yang akurat dan bahan teori yang
jelas. Namun penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, maka saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Sekian dan
terimakasih.

Pontianak , 23 Oktober 2018

Penulis
1.1 Klasifikasi Boiler

Boiler/ketel uap merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke


air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang
berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada
tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan sampai
menjadi steam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan
peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Boiler/ketel uap pada
dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada ujung pangkalnya dan dalam
perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak orang
mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada sudut pandang masing-masing. Dalam
laporan ini ketel uap diklasifikasikan dalam kelas yaitu:

1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel diklasifikasikan sebagai:

1. Ketel pipa api (fire tube boiler) Pada ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam
pipa adalah gas nyala (hasil pembakaran), yang membawa energi panas (thermal
energy), yang segera mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas (heating
surface). Tujuan pipa-pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas
(kalor) kepada air ketel. Api/gas asap mengalir dalam pipa sedangkan air/uap diluar
pipa Drum berfungsi untuk tempat air dan uap, disamping itu drum juga sebagai
tempat bidang pemanas. Bidang pemanas terletak di dalam drum, sehingga luas
bidang pemanas yang dapat dibuat terbatas.
2. Ketel pipa air (water tube boiler) Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam
pipa adalah air, energi panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air
ketel. Cara kerja: Proses pengapian terjadi diluar pipa. Panas yang dihasilkan
digunakan untuk memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya
dikondisikan terlebih dahulu melalui ecomonizer. Steam yang dihasilkan
kemudian dikumpulkan terlebih dahulu didalam sebuah steam drum sampai sesuai.
Setelah melalui tahap secondary superheater dan primary superheater, baru steam
dilepaskan ke pipa utama distribusi. Karakteristik:

1. Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.


2. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan lain yang larut
dalam air.
3. Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi seperti
pada pembangkit tenaga.
4. Menggunakan bahan bakar minyak, dan gas untuk water tube boiler yang dirakit
dari pabrik.
5. Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit di
pabrik

2. Berdasarkan pemakaiannya, ketel dapat diklasifikasikan sebagai:

 Ketel stasioner (stationary boiler) atau ketel tetap.


 bKetel mobil (mobile boiler), ketel pindah atau portabel boiler. Yang termasuk
stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan diatas pondasi yang tetap, seperti
boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri dan lain-lain yang sepertinya.

Yang termasuk ketel mobil, adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-
pindah (mobile), seperti boiler lokomotif, loko mobil dan ketel panjang serta lain yang
sepertinya termasuk ketel kapal (marine boiler).

3. Berdasarkan letak dapur (furnace positition), ketel uap diklasifikasikan sebagai:

 Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler), dalam hal ini
dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam ketel. Kebanyakan ketel pipa
api memakai sistem ini.
 Ketel dengan pembakaran di luar (outernally fired steam boiler), dalam hal ini
dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar ketel, kebanyakan ketel pipa air
memakai sistem ini.
4. Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube), ketel ini diklasifikasikan sebagai:

 Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler).


 Ketel dengan lorong ganda (multi tube steam boiler).Pada single tube steam boiler,
hanya terdapat satu lorong saja, apakah itu lorong api atau saluran air saja. Cornish
boiler adalah single fire tube boiler dan simple vertikal boiler adalah single water
tube steam boiler.

5. Tergantung kepada poros tutup drum (shell), ketel diklasifikasikan sebagai:

 Ketel tegak (vertical steam boiler), seperti ketel cochran, ketel clarkson dan lain-
lain sepertinya.
 Ketel mendatar (horizontal steam boiler), seperti ketel cornish, lancashire, scotch
dan lain-lain.

6. Menurut bentuk dan letak pipa, ketel uap diklasifikasikan sebagai:

 Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan berlekak-lekuk (straight, bent and sinous
tubuker heating surface).
 Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak (horizontal, inclined or vertical
tubuler heating surface).

7. Menurut sistem peredaran air ketel (water circulation), ketel uap diklasifikasikan
sebagai:

 Ketel dengan peredaran alam (natural circulation steam boiler).


 Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler).

8. Tergantung kepada sumber panasnya (heat source) untuk pembuatan uap, ketel uap dapat
diklasifikasikan sebagai:

 Ketel uap dengan bahan bakar alami.


 Ketel uap dengan bahan bakar buatan.
 Ketel uap dengan dapur listrik.
 Ketel uap dengan energi nuklir.
Gambar I-1 di bawah ini menunjukkan klasifikasi boiler.

1.2 Konstruksi dan Bagian-bagian Boiler

Boiler dapat dipandang terdiri dari dua sistem yang terpisah, dalam arti tidak
ada pertukaran atau perpindahan massa di antara keduanya. Sistem yang pertama
adalah sistem air-uap, yang juga disebut sisi air ketel. Sedangkan sistem yang
kedua adalah bahan bakar-udara-gas asap, yang juga disebut sisi api. Walaupun di
antara keduanya tidak ada transfer massa, akan tetapi tentu saja ada perpindahan
panas. Bagian-bagian utama boiler adalah sbb.:
1. Sistem air-uap: pompa, deaerator, penampung air, penampung uap,
pemanas uap lanjut (superheater) dan penyalur uap.
2. Sistem bahan bakar-udara-gas asap: blower, pengumpan bahan bakar,
pencampur dan pembakar, pembuang gas asap (cerobong, blower).
3. Permukaan perpindahan panas
4. Sistem perolehan panas kembali: pemanas mula udara, ekonomiser
Disamping itu, pada ketel dilengkapi juga:

5. Alat-alat kontrol: pengontrol laju bahan bakar, pengontrol tekanan,


pengontrol muka air

6. Alat-alat pengaman: safety valve, sight glass, pengisi-air tambahan, dsb.

Rugi-rugi gas asap bisa dikurangi dengan menambahkan penukar panas


terpisah pada ketel sederhana untuk memperoleh panas yang lebih banyak dan
mendinginkan gas asap. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah dengan
menambahkan pemanas udara bakar mula (combustion air preheater). Dengan cara
ini penghematan bahan bakar yang bisa diperoleh adalah sekitar 1% untuk setiap
22°C kenaikan temperatur udara pembakar.

Cara lain perolehan panas udara pembakar adalah dengan menambahkan


ekonomiser. Gas asap yang keluar dari ketel, masuk ke dalam ekonomiser dan
memanaskan air umpan ketel. Lebih-kurang, untuk setiap kenaikan temperatur air
umpan sebesar 5,5°C, menghemat bahan bakar sebesar 1%.
1.3 Pembakaran dan Bahan Bakar

Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang
dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran
spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahan-lahan
sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk
menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala.

Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua konstituen yang


dapat terbakar di dalam bahan bakar membentuk gas CO2, air (H2O), dan gas SO2,
sehingga tak ada lagi bahan yang dapat terbakar tersisa.

Beberapa macam bahan bakar yang dikenal adalah:

1. Bahan bakar fosil, seperti: batubara, minyak bumi, dan gas bumi.
2. Bahan bakar nuklir, seperti: uranium dan plutonium. Pada bahan bakar nuklir,
kalor diperoleh dari hasil reaksi rantai penguraian atom-atom melalui peristiwa
radioaktif.
3. Bahan bakar lain, seperti: sisa tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, minyak
hewani.

Bahan bakar konvensional, ditinjau dari keadaannmya dan wujudnya dapat


padat, cair atau gas, sedang ditinjau dari cara terjadinya dapat alamiah dan
nonalamiah atau buatan atau “manufactured”. Termasuk bahan bakar padat
alamiah ialah: antrasit, batubara bitumen, lignit, kayu api, sisa tumbuhan.
Termasuk bahan bakar padat nonalamiah antara lain: kokas, semi-kokas, arang,
briket, bris, serta bahan bakar nuklir.

Bahan bakar cair non-alamiah antara lain: bensin atau gasolin, kerosin atau
minyak tanah, minyak solar, minyak residu, dan juga bahan bakar padat yang
diproses menjadi bahan bakar cair seperti minyak resin dan bahan bakar sintetis.
Bahan bakar gas alamiah misalnya: gas alam dan gas petroleum, sedang bahan
bakar gas non-alamiah misalnya gas rengkah (atau cracking gas) dan “producer
gas”. Bahan bakar fosil dan bahan bakar organik lainnya umumnya tersusun dari
unsur-unsur C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), P
(fosfor) dan unsur-unsur lainnya dalam jumlah kecil, namun unsur-unsur kimia
yang penting adalah C, H dan S, yaitu unsur-unsur yang jika terbakar menghasilkan
kalor, dan disebut sebagai “bahan yang dapat terbakar” atau “combustible matter”,
disingkat dengan BDT. Unsur-unsur lain yang terkandung dalam bahan bakar
namun tidak dapat terbakar adalah O, N, bahan mineral atau abu dan air.

1.4 Boiler Berbahan-bakar Padat


Khusus untuk yang berbahan bakar padat, boiler dapat diklasifikasikan menurut
teknik pembakarannya. Jenis-jenis boiler berbahan bakar padat, menurut teknik
pembakarannya adalah:

1. Boiler dengan teknik pembakaran unggun terfluidisasi (Fluidized Bed


Combustion atau FBC), yang bisa dibagi lagi menjadi:
2. a. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC)
b. Atmospheric Circulation Fluidized Bed Combustion (CFBC)
c. Pressurizec Fluidized Bed Combustion (PFBC)
3. Boiler dengan teknik pembakaran stoker (Stoker Fired Boiler)
a. Spreader Stokers
b. Chain-grate atau Traveling-grate Stoker
4. Boiler dengan teknik pembakaran pulverasi (Pulverized Fuel Boiler)

1.5 Neraca Kalor dan Efisiensi Boiler

Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai “persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.” Terdapat dua metode
pengkajian efisiensi boiler:

1. Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
2. Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara
kehilangan dan energy yang masuk.

1.5.1 Metode Langsung

Keuntungan metode langsung

1. Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler


2. Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan
3. Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan
Kerugian metode langsung

1. Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari


efisiensi sistim yang lebih rendah
2. Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai
tingkat efisiensi.

Metoda perhitungan efisiensi boiler dengan metoda langsung adalah sebagai


barikut:

Dimana:

η = efisiensi boiler

= laju aliran massa uap


hg = entalpi uap keluar
boiler hf = entalpi air
masuk boiler

= laju aliran massa bahan bakar

= nilai kalor pembakaran atas bahan bakar

1.5.2 Metode Tidak Langsung dalam Menentukan Efisiensi Boiler

Standar acuan untuk Uji Boiler di Tempat dengan menggunakan metode tidak
langsung adalah British Standard, BS 845:1987 dan USA Standard ASME PTC4-
1 Power Test Code Steam Generating Units.

Metode tidak langsung juga dikenal dengan metode kehilangan panas. Efisiensi
dapat dihitung dengan mengurangkan bagian kehilangan panas dari 100 prosen
sebagai berikut:

Dimana:

η = Efisiensi boiler

A = Kerugian panas pada gas buang cerobong yang kering


B = Kerugian panas akibat penguapan air yang terbentuk karena H2
dalam bahan bakar

C = Kerugian panas akibat Penguapan kadar air dalam bahan bakar

D = Kerugian panas akibat Adanya kadar air dalam udara


pembakaran

E = Kerugian panas akibat Bahan bakar yang tidak terbakar dalam


abu terbang/ fly ash

F = Kerugian panas akibat Bahan bakar yang tidak terbakar dalam


abu bawah/ bottom ash

G = Kerugian panas akibat Radiasi dan kehilangan lain yang tidak


terhitung

1.6 SIKLUS PADA BOILER

Gambar I-2 Siklus Rankine pada boiler

Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4 tahapan proses
:
1 – 2 merupakan proses kompresi isentropik dengan pompa
2 – 3 Penambahan panas dalam boiler pada P = konstan
3 – 4 Ekspansi isentropik ke dalam turbin
4 – 1 Pelepasan panas di dalam kondensor pada P = konstan
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai
tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini
melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 – 2 pada T – s
diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih amannya proses.
Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi
uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T tetap.
Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator.
Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi
secara isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung
dengan generator listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun
selama proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya
sudah berupa uap jenuh. Steam ini
akan dicairkan pada P konstan di dalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser
sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
Area dibawah kurva proses 2 – 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan
area dibawah kurva proses 4 – 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondenser.
Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.
2.1 TURBIN UAP
Turbin uap dikenal sebagai pembangkit daya yang dapat diandalkan dan serba
guna, bagi industri dan pembangkit listrik. Bersama dengan boiler, turbin uap dapat
beroperasi dengan berbagai bahan bakar, mulai dari sampah, limbah pertanian,
biomassa, batubara, sampai nuklir. Uap keluarannya bisa diambil pada berbagai
temperatur dan tekanan, untuk dimanfaatkan. Dengan berkembangnya teknologi
manufaktur, material, kontrol, dll.; kapasitas daya yang dihasilkan semakin tinggi,
tekanan dan temperatur operasi semakin tinggi, jarak waktu antar overhaul
semakin panjang, keandalan semakin tinggi.

2.2 Termodinamika Pembangkit Daya Tenaga Uap


Turbin adalah mesin yang mengubah energi fluida menjadi daya poros,
dimana fluida mengalir secara kontinyu melalui sudu-sudu yang berputar.
Turbin uap memanfaatkan energi fluida berupa entalpi uap yang mempunyai
tekanan dan temperatur tinggi. uap pada umumnya digunakan bersama dengan
boiler, pompa dan kondenser dalam bentuk siklus Rankine yang biasa
digunakan pada PLTU. Berikut ini adalah siklus Renkine sederhana dengan
tinjauan termodinamika. Representasi siklus tersebut pada diagram T-s dapat
dilihat pada Gambar II.2.

Gambar II-1 Skema siklus Renkine sederhana


Gambar II-2 Siklus Renkine ideal pada bidang T - s

Proses 1-2: Proses kerja kompresi adiabatik reversibel (isentropik) cairan jenuh
di pompa. Jika proses 1–2 adalah proses ideal, maka tidak ada perubahan
entropi antara kondisi 1 dan kondisi 2.

Proses 2-3: Proses kalor masuk pada tekanan tetap di ketel (boiler)

Proses 3-4: Proses kerja ekspansi adiabatik reversibel (isentropik) uap di turbin.

Proses 4-1: Proses pelepasan kalor pada tekanan tetap dan reversibel di kondensor
.

Efisiensi termal siklus Rankine sederhana ideal dapat dinyatakan dengan


persamaan :

Daya turbin yang dihasilkan,


Berikut ini adalah istilah-istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan
performansi siklus daya uap atau gas:

• Backwork ratio (BWR) adalah perbandingan antara daya pompa dengan yang
dihasilkan turbin.

• Steam rate: penggunaan uap dibagi energi mekanik yang dihasilkan (kg/hp.h).

• Heat rate: penggunaan kalor per satuan energi mekanik atau listrik yang
dihasilkan siklus (kcal/kWh).

• Efisiensi isentropik: daya turbin sebenarnya dibagi dengan efisiensi turbin


isentropik.

Dalam prakteknya, siklus sederhana seperti di atas dimodifikasi untuk


meningkatkan efisiensi maupun alasan lain. Gambar II.3 menunjukkan siklus
Renkine yang dimodifikasi dengan pemanasan ulang (reheat).

Gambar II-3 Siklus Renkine dengan pemanasan ulang


2.3 Klasifikasi Turbin Uap
Turbin uap dapat di klasifikasikan ke dalam kategoei yang berbeda yang
tergantung pada jumlah tingkat tekanan, arah aliran uap, proses penurunan kalor,
konsisi-kondisi uap pada masuk turbin dan pemakaianya di bidang industri. Adapun
klasifikasinya antara lain:
1. Menurut jumlah tingkat tekanan, terdiri dari:
a Turbin satu tingkat, atau satu atau lebuh tingkat kecepatan, yaitu turbin
yang biasanya berkapasitas kecil dan turbin ini kebanyakan dipakai untuk menggerakkan
kompresor sentrifugal.
b Turbin impulus dan reaksi nekatingkat, yaitu turbin yang dibuat dalam
jangka kapasitas yang luas mulai dari yang kecil sampai yang besar. 2.
Menurut arah aliran uap, terdiri dari: a
Turbin aksial, yaitu turbin yang uapnya mengalir dalam arah yang sejajar terhadap sumbu
turbin.
b Turbin radial, yaitu turbin yang uapnya mengalir dalam arah yang tegak
lurus terhadap sumbu turbin. 3.
Menurut jumlah silinder, terdiri dari: a
Turbin silinder tunggal b
Turbin selinder ganda c
Turbin tiga silinder d
Turbin empat silinder Turbin nekatingkat yang rotornya di pasang pada poros yang sama
dan
yang di kopel dengan generator tungal di kenal dengan turbin poros nekatunggal ; turbin
dengan poros yang terpisah untuk masing-masing
silinder yang dipasang sejajar satu dengan yang lainya dikenal dengan turbin neka-aksial.
4. Menurut metode pengaturan, terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a Turbin dengan pengaturan pengaturan pencekikan
throttling, dalam hal ini uap panas lanjut yang keluar dari ketel masuk melalui satu atau
lebih
saluran pencekik yang di operasikan serempak. b
Turbin dengan pengaturan nozel yang uap segarnya masuk melalui dua atau lebih
pengatur pembuka yang berurutan.
c Turbin dengan pengaturan langkah
by-pass governing, dimana uap panas lanjut yang keluar dari ketel disamping untuk
dialirkan ke tingkat pertama
juga langsung di alirkan ke satu, dua, atau bahkan tiga tingkat menengah turbin tersebut.
d Menurut prinsip aksi uap, terdiri dari:
a Turbin impulus, yang energi potensial uapnya di ubah menjadi energi
kinetic di dalam nozel atau laluan yang di bentuk oleh sudu-sudu yang berdekatan, dan di
dalam sudu gerak, energi kinetik uap di ubah menjadi
energi mekanis. b
Turbin reaksi aksial yang ekspansi uapnya di antara laluan sudu, baik sudu pengarah
maupun sudu gerak.
c Turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam.
d Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam

2.4 Konstruksi Turbin Uap


Suatu turbin uap haruslah handal, ekonomis, mudah dioperasikan,
memiliki konstruksi dan rakitan yang sederhana, mudah dalam perbaikan dan
perawatan. Pengalaman menunjukkan bahwa membuat turbin seperti ini
tidaklah mudah. Untuk memperoleh efisiensi yang tinggi, selalu diperlukan
desain yang kompleks, memerlukan material yang lebih banyak dan lebih baik,

sehingga mengakibatkan biaya pembuatan, perakitan, perawatan dan


perbaikan yang lebih mahal. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah turbin
uap dengan kapasitas 50
1. Rumah
2. Poros
3. Pipa keluar
4. Rumah katup
5. Katup regulator
6. Aktuator katup
7. Tingkat regulator (regulating stage)
8. Labirin tekanan tinggi
9. Labirin tekanan rendah Gambar II-8 Konstruksi turbin uap
10. Rumah bantalan depan
11. Bantalan kombinasi (thust dan journal) depan
12. Bantalan belakang
13. Bantalan generator
14. Kopling

KESIMPULAN
Boiler merupakan suatu peralatan proses yang sering dijumpai padaindustri
teknik kimia dimana peralatan ini digunakan untuk menghasilkan
uap(steam). Uap ini dihasilkan dengan cara proses perpindahan panas dari pembakaran ba
han bakar (padat, cair, atau gas) ke air umpan. Air umpan diolahterlebih dahulu agar tidak
menimbulkan permasalahan seperti korosi, kerak,deposit, dan kontaminasi uap.Pemilihan
boiler tergantung dari kebutuhan, seperti jenis bahan bakar yang
digunakan, ukuran boiler, ataupun kebutuhan lainnya. Boiler tersusun dari berbagai siste
m instrumentasi dan berbagai peralatan pendukung yang membuat boiler dapat bekerja se
suai fungsinya. Selain itu perlu diperhatikan pula parameter-parameter pengoperasian
boiler sehingga boiler tersebut dapat berjalandan berfungsi dengan baik, parameter itu
diantaranya aliran uap, tekanan
pada boiler, temperatur uap dan efisiensi boiler. Komponen yang dapat menyebabkankeg
agalan pada operasional sistem boiler adalah safety valve, blowdown valve, fire tube,
pelampung, dan pompa.Selain digunakan untuk proses, steam ini juga digunakan pada
pembangkitlistrik (PLTU).

Anda mungkin juga menyukai