S1 2016 330843 Introduction PDF
S1 2016 330843 Introduction PDF
PENDAHULUAN
Nyeri merupakan penyakit yang dialami oleh semua kalangan. Setiap individu
pasti pernah mengalami nyeri pada tingkatan tertentu. Rasa nyeri seringkali timbul
apabila suatu jaringan mengalami gangguan atau kerusakan. Persepsi nyeri ini
merupakan suatu sinyal yang berfungsi untuk mempertahankan tubuh agar pencetus
nyeri ini segera diatasi (Guyton dan Hall, 2006). Akibat dari rasa nyeri inilah
Walaupun dalam dunia medis nyeri merupakan hal yang sering terjadi, tetapi
dengan penggunaan obat analgetik. Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah
resep dokter maupun tanpa resep dokter atau swamedikasi. Hasil penelitian pada
bahwa tindakan pertama yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan sakit
kepala dan nyeri yaitu diobati sendiri dengan menggunakan analgetik, setelah tidak
berhasil baru menemui dokter atau puskesmas atau rumah sakit. Sebanyak 63%
1
2
masyarakat memperoleh obat tersebut dari apotek dan hanya 41% yang diberi
Di seluruh dunia, analgesik oral adalah yang paling banyak digunakan obat
dengan prevalensi penggunaan mulai dari 7 sampai 35% di berbagai negara. Kelas
inflamasi non-steroid (salisilat seperti aspirin atau asam organik lainnya seperti
ibuprofen dan piroksikam), dan opiat seperti kodein dan propoksifen (Hirsch dkk.,
periode Januari-Juni 2007 hampir setiap hari terdapat penjualan analgetik yang
pengobatan nyeri. Meskipun secara umum aman digunakan tetapi bila salah dalam
nyeri yang tepat ketahui dahulu macam-macam nyeri yang dapat diobati dengan
obat analgetik. Informasi inilah yang seharusnya diberikan oleh para farmasis
dan kerabat. Oleh karena itu pengeluaran obat di apotek perlu disertai dengan
pemberian informasi dan edukasi mengenai obat agar penggunaan obat yang
Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri. Sebutan lain bagi kota Cilegon
adalah kota baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia
3
obat tidak diimbangi oleh infrastruktur kesehatan yang disediakan oleh pemerintah.
2014a).
semakin menurun sehingga kondisi udara di kota Cilegon tidak sehat lagi sehingga
15,91 % (Anonim, 2014c). Pada tahun 2014 keluhan masalah kesehatan mengalami
perkotaan di kota Cilegon. Dari hasil penelitian dapat digunakan untuk memberi
oleh masyarakat serta persentase biaya penggunaan analgetik. Hasil penelitian juga
B. Perumusan Masalah
C. Manfaat Penelitian
penggunaan obat khususnya analgetik secara tepat atau rasional, serta dapat
penelitian selanjutnya.
5
D. Tujuan Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
1. Nyeri
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan
dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya
merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya
gangguan di jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik atau kejang otot. Nyeri
disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi, atau fisis (kalor, listrik) dapat
zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri antara lain histamin, bradikinin,
merasakan nyeri. Nyeri bersifat subjektif, artinya kualitas dan tingkatan nyeri tiap
individu bisa berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan nilai ambang nyeri tiap
individu (Nugroho, 2012). Nyeri berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu
nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik. Reseptor nyeri (nosiseptor) merupakan tipe
reseptor ujung saraf terbuka yang berada di pada kulit dan sebagian jaringan interna
Klasifikasi nyeri menurut Dipiro dkk. (2008) dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Nyeri akut
Nyeri akut dapat menjadi suatu proses fisiologis yang berguna sebagai
b. Nyeri kronis
menyebabkan kronis. Contoh dari nyeri kronis adalah nyeri sekunder pada
osteoarthritis.
c. Nyeri Kanker
sering disebut nyeri ganas atau nyeri kanker sederhana. Jenis nyeri ini
etiologi. Nyeri ini disebabkan oleh penyakit itu sendiri misalnya invasi
biopsi).
2. Analgetik
Analgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tan dan Rahardja, 2007).
Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu kelompok non narkotik yang bekerja pada saraf perifer dan kelompok narkotik
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
i. Parasetamol
2009).
iii. Ibuprofen
plasma. Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dari aspirin,
9
iv. Diklofenak
juga diberikan secara oral dalam bentuk garam kalium. Dosis pada
v. Propifenazon
vi. Metampiron
viii. Fenilbutazon
ix. Piroksikam
mungkin memiliki onset lebih cepat dari efek terapi karena yang
x. Meloxicam
xi. Salisilamida
lebih, biasanya dengan analgesik lain, tiga atau empat kali sehari
untuk rasa sakit dan demam. Salisilamid juga telah diterapkan secara
2009).
b. Analgetika narkotik
Analgesik opioid termasuk alkaloid opium morfin, kodein dan turunannya serta
zat sintetis dengan agonis, agonis parsial, atau campuran agonis dan kegiatan
12
digunakan dalam pengobatan nyeri lebih ringan, dan sering dikombinasikan dengan
lebih kuat seperti morfin digunakan dalam nyeri akut dan kronis yang parah
(Sweetman, 2009).
nyeri akut dan nyeri kronis yang berhubungan dengan kanker. Mereka juga
merupakan pilihan pengobatan efektif dalam pengelolaan nyeri non kanker kronis
(Dipiro dkk., 2008). Contoh-contoh obat yang masuk dalam golongan analgetika
narkotik, yaitu:
i. Morfin
2013).
yang lain, M3G dapat berkontribusi untuk efek samping jika dibiarkan
oral, atau rektal (Dipiro dkk., 2008). Sediaan lazim morfin injeksi 10
ii. Tramadol
kodein dan NSAID kurang efektif atau tidak dapat digunakan. Dosis
anak-anak 1-14 tahun 1-2 mg/kg dengan dosis bagi. Diatas 14 tahun
dosis 50-100 mg, maksimal 400 mg sehari (Tan dan Rahardja, 2007).
iii. Oksikodon
iv. Kodein
dan 30 mg.
v. Metadon
daya analgetik dua kali lebih kuat daripada morfin dan juga berkhasiat
diberikan secara oral atau parenteral. Gejala putus obat metadon lebih
vi. Fentanil
mg/ml.
manajemen obat. Penggunaan obat atau pelayanan obat merupakan proses kegiatan
yang mencakup aspek teknis dan non teknis yang dikerjakan mulai dari menerima
Dalam suatu unit pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, mutu dan ketepatan
kesehatan. Hal tersebut juga memakan porsi biaya terbesar, oleh karena itulah hasil
guna dan daya guna pemakaian obat sudah sepantasnya mendapat perhatian
petugas profesional kesehatan mengenai bukti- bukti ilmiah terkini, sehingga tidak
jarang tetap meresepkan obat yang tidak diperlukan (misalnya antibiotika dan
steroid untuk common cold). Kedua, keyakinan dan perilaku pasien sangat berperan
dalam penetapan jenis obat yang diberikan. Kebiasaan memberikan injeksi pada
pasien dengan gejala pada otot dan sendi adalah salah satu contoh nyata pengaruh
pasien terhadap perilaku pemberian injeksi oleh dokter atau perawat (Dwiprahasto,
2006).
16
4. Apotek
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
Tugas dan fungsi apotek adalah sebagai tempat pengabdian tenaga kefarmasian
yaitu Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, sarana yang digunakan untuk
dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
Apotek dikelola oleh apoteker. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
ketentuan berikut.
dari pabrik farmasi, pedagang besar farmasi (PBF), apotek lain, atau alat
distribusi yang sah. Obat tersebut harus memenuhi ketentuan daftar obat
17
wajib apotek. Surat pesanan obat dan perbekalan farmasi lainnya harus
mencantumkan nama dan SIK (Surat Izin Kerja). Bila berhalangan, APA
b. Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang cocok serta
Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada
di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota ini dulunya merupakan
bagian dari wilayah Kabupaten Serang. Cilegon dikenal sebagai kota industri, dan
F. Keterangan Empiris