Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melihat objek tertentu disebut dengan pengindraan.

Pengindaraan manusia terjadi melalui panca indera yaitu terdiri dari

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan

telinga, yaitu dengan proses melihat dan mendengar. (Lestari, 2015)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), proses

kognitif dapat berupa ingatan, pikiran, persepsi, simbol penalaran dan

pemecahan persoalan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dapat

diketahui berkenaan dengan suatu hal yang dilihat dan didengar.

(Priyoto, 2014)

Pengetahuan aadalah hasil dari penginderaan seseorang atau hasil

dari tahu seseorang terhadap suatu objek melalui indera yang sudah

dimilikinya seperti mata, hidung, dan telinga, tetapi sebagian besar

pengetahuan banyak diperoleh melalui indera pendengaran (telinga)

dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010)


Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa pengetahuan adalah

suatu proses mengingat dan mengenal kembali objek yang telah

dipelajari melalui panca indra secara baik pada suatu bidang tertentu.

Dibawah ini merupakan penjelaskan bahwa pengetahuan

mengalami proses sebagai berikut :

a. Kesadaran (awareness) dimana seseorang menyadari dan

mengetahui lebih dulu terhadap objek.

b. Merasa tertarik (interest) terhadap objek tersebut, di sini sikap

subjek timbul.

c. Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan buruknya

objek tersebut bagi dirinya.

d. Trial, subjek mulai mencoba untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh objek.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baik sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap objek.

2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah suatu tingkat yang diketahui seseorang

dalam menghadapi, mendalami dan memperdalam perhatian seperti

manusia menyelesaikan masalah tentang konsep yang baru dengan

kemampuannya. Ada enam tingkatan untuk mengukur tingkat

pengetahuan seseorang: (Priyoto, 2014)


a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam tingkat

pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh materi yang diterima dan

sudah dipelajari. Kata kerja yang dapat digunakan antara lain,

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.

b. Memahami (comprehensio)

Memahami diartikan suatu kemampuan yang menjelaskan

secara benar terhadap objek yang diketahui sehingga dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus bisa menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (application),

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi yang dimaksud di sini dapat sebagai

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,dan situasi

lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau objek ke dalam komponen-komponen tertentu, tetapi


masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan memilih pada suatu kemampuan dengan

menghubungkan bagian-bagian tertentu kedalam suatu bentuk

yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu

penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian

yang dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

sendiri atau kriteria yang sudah ada.

3. Faktot-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Lestari, 2015) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

sebagai berikut :

a. Umur

Umur sangat mempengaruhi daya ingat seseorang, dengan

bertambahnya umur pengetahuan yang diperolehnya akan

bertambah pula. Semakin tua umur seseorang maka proses

perkembangan mentalnya akan semakin baik, tetapi proses

perkembangan pada usia tua tidak secepat ketika pada usia muda,

oleh sebab itu menjelang usia lanjut kemampuan untuk menerima

atau mengingat suatu pengetahuan akan mulai berkurang.

b. Intelegensi
Intelegensi diartikan suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir

secara abstrak berguna untuk menyesuaikan diri secara mental

terhadap situasi yang baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor

yang sangat berpengaruh pada hasil dari proses belajar. Selain itu

intelegensi adalah salah satu modal untuk berpikir dengan

mengolah berbagai informasi yang didapat secara terarah.

Intelegensi dari seseorang akan sangat berpengaruh terhadap

tingkat pengetahuan.

c. Lingkungan

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

adalah lingkungan, seseorang sangat berpengaruh terhadap

lingkungan di mana hal yang baik dan hal yang buruk dapat

didapatkan oleh seseorang tergantung pada sifat dan kelompoknya.

Di dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengelaman

yang sangat akan mempengaruhi cara berpikir orang tersebut.

d. Sosial Budaya

Sosial budaya juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang

karena seseorang memperoleh suatu kebudayaaan ada hubunganya

dengan orang lain, dengan adanya hubungan ini seseorang

mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu

pendidikan.
e. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu upaya proses belajar untuk memberikan

pengetahuan dan meningkatkan kemampuan sehingga sasaran

pendidikan dapat berdiri sendiri. Pendidikan dapat mempengaruhi

proses pembelajaran, maka dengan semakin tingginya pendidikan

seseorang dapat semakin mudah untuk menerima dan memberikan

pengetahuan kepada semua orang. Pendidikan yang tinggi

cenderung lebih mudah untuk mendapatkan pengetahuan, baik dari

orang sekitar maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang didapatkan, semakin banyak pula pengetahuan

yang diterima terutama tentang kesehatan.

f. Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan

seseorang. Pada saat ini informasi sangat mudah didapatkan di

media massa misalnya televisi, radio, telpon, dan internet yang

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, sehingga jika

seseorang memiliki pendidikan yang rendah, ia akan tetap lebih

mudah untuk mendapatkan informasi.

g. Pengalaman

Guru terbaik sepanjang hidup adalah pengalaman, artinya

pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang diperoleh secara

benar. Itulah sebabnya, pengalaman pribadi juga dapat digunakan

dalam upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan


dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

diperoleh dalam membantu memecahkan masalah nyang pernah

dihadapi pada masa lalu.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang digunakan untuk dapat memperoleh

pengetahuan secara benar sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan

menjadi dua (Notoatmodjo, 2012) yaitu :

a. Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

Cara tradisional atau kuno dipakai untuk memperoleh

pengetahuan secara benar, sebelum ditemukannya metode ilmiah

secara sistematis dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa

melalui penelitian. Berikut cara penemuan pengetahuan pada

periode ini antara lain meliputi :

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah

digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan yaitu

melalui cara coba-coba atau dikenal dengan “trial and error”.

Cara ini sudah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu

apabila seseorang mengahadapi persoalan atau masalah, uapaya

untuk pemecahanya dilakukan dengan beberapa kemungkinan

dalam pemecahan maasalah, dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil,dicoba dengan kemungkinan yang lain. Apabila


kemungkinan kedua ini juga gagal, maka dicoba dengan

kemungkinan yang ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga

gagal harus dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya,

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Maka dari itu cari

ini disebut metose trial (coba) and error (gagal) atau metode

coba salah (coba-coba).

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan bisa terjadi karena

tidak sengaja pada orang yang bersangkutan. Dapat

dicontohkan dengan ditemukannya kayu kina. Pada suatu

ketika seorang penderita malaria sedang mengembara di hutan

ia sangat kehausan dan minum air parit yang sangat jernih,

tetapi ketika di minum air tersebut terasa pahit. Anehnya, sejak

meminum air tersebut penyakit malarianya tidak pernah

kambuh lagi, dengan rasa penasaran ia melakukan penyelidikan

di sepanjang parit itu dan ia menemukan pohon kina yang

tumbang kemudian terendam di dalam parit tersebut. Pada

akhirnya dengan penemuan secara kebetulan tersebut ia

menyimpulkan bahwa kayu kina merupakan obat untuk

penyakit malaria.
3) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia banyak sekali kebiasan dan

tradisi yang dilakukan tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan itu baik atau tidaknya. Kebiasaan ini biasanya

diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi

selanjutnya.

Kebiasaan seperti ini sudah sering sekali terjadi bukan

hanya pada masyarakat tradisional saja, melainkan pada

masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah di terima begitu saja

dari sumbernya sebagai kebenaran secara mutlak. Sumber dari

pengetahuan tersebut dapat dari pemimpin-pemimpin

masyarakat baik secara formal maupun informal, para pemuka

agama, prmrgang pemerintah dan lainnya. Dengan kata lain

pengetahuan diperoleh berdasarkan pemegang otoritas yaitu

orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan, baik tradisi,

otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun

ilmuwan atau ahli ilmu pengetahuan.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan guru terbaik. Pepatah ini

mengandung makna bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan untuk memperoleh dengan cara yang benar.


5) Cara akal sehat (common sense)

Common sense atau dikenal dengan akal sehat dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan

dikembangkan, para orang tua pada zaman dahulu berprinsip

agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya bertujuan

agar anak dapat disiplin dengan cara menghukum

menggunakan fisik bila anak berbuat kesalahan misalnya

dijewer telinganya atau dengan mencubitnya. Ternyata cara

tersebut berkembang sampai saat ini dan berkembang menjadi

teori atau kebenaran, bahwa dengan hukuman merupakan

metode, meskipun bukan cara yang baik bagi pendidikan anak.

Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment)

merupakan cara yang masih digunakan oleh banyak orang

untuk mendisiplikan anak dalam arah pendidikan.

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran agama dalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

tuhan melalui nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini

oleh umat yang beragama, terlepas dari apakah kebenaran

tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran dapat diterima

oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan dari hasil usaha

penalaran atau penyelidikan manusia.


7) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif didapatkan pada manusia secara

cepat melalui proses dari luar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran atau pikiran. Kebenaran yang diperoleh

melalui intuitif dapat dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara yang rasional dan sistematis. Krbrnaran ini

diperoleh seseorang berdasarkan suara hati saja

8) Melalui jalan pikiran

Seiring dengan berjalannya perkembangan kebudayaan

umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang.

Dilihat dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya

beradasrkan kebenaran pengetahuannya.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan dimulai dari

pernyataan bersifat khusus ke pernyataan yang bersifat umum.

Hal ini dapat diartikan bahwa berpikir induksi dapat membuat

kesimpulan berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap

oleh indera.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan

umum ke pernyataan khusus. Aristoteles (384-322 SM)

mengembangkan cara berpikir deduksi kedalam suatu cara

yang disebut “silogisme” yang berarti suatu bentuk deduksi


yang memungkinkan seseorang untuk mencapai kesimpulan

dengan lebih baik. Dalam proses berpikir deduksi berlaku

dengan dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, selain

itu kebenarannya berlaku pada semua peristiwa yang terjadi

pada setiap yang termasuk dalam lingkup tersebut.

b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dapat

lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut dengan metode

penelitian ilmiah atau lebih populer dikenal metodologi penelitian.

5. Cara mengukur pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dengan melakukan

berbagai cara pengukuran agar dapat diketahui baik atau tidaknya

pengetahuan orang tersebut. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang akan diukur dari subjek penelitian kedalam pengetahuan yang

akan ingin diketahui dengan menyesuaikan tingkat pengetahuan yang

akan diukur.

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan

dengan skala yaitu :

Baik : hasil presentase 76% - 100%

Cukup : hasil presentase 56% - 75%

Kurang : hasil presentase >56%


B. Konsep Remaja

1. Pengertian remaja

Dalam ilmu psikologi remaja dikenal dengan istrilah lain, yaitu

“puberteit, adolescence, dan youth. Remaja yang berasal dari bahasa

latin “adolescere” berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan

yang dimaksud yaitu bukan hanya kematangan fisik saja tetapi

kematangan sosial dan psikologi (Widyastuti et al., 2009).

Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan pada masa

kanak-kanak ke masa dewasa, di mana masa tersebut terjadi

pertumbuhan yang sangat pesat termasuk fungsi fisik, mental, maupun

peran sosial (Kumalasari, 2014).

Menurut Pieget (1991) dalam (Andhyantoro, 2014) menyatakan

bahwa secara psikologi remaja merupakan suatu usia di mana anak

tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih

tua melainkan merasa dirinya sama atau paling tidak sejajar.

WHO menetapkan batasan usia 10 sampai dengan 19 tahun sebagai

batasan usia pada remaja. Menurut Direktorat Remaja dan

Perlindungan Hak Reproduksi (BKKBN) berpendapat bahwa batasan

usia remaja adalah 10 sampai dengan 21 tahun. (Kusmiran, 2014).

2. Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu

mengenal tentang perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan


sifat dan ciri perkembanganya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap,

yaitu (Widyastuti et al., 2009) :

a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)

1) Tampak dan merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

2) Tampak dan merasa ingin bebas.

3) Tampak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

dan mulai berkhayal.

b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)

1) Tampak dan merasa ingin mencari indentitas dirinya.

2) Berkeinginan untuk berkencan atau merasa tertarik pada lawan

jenis.

3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.

4) Kemampuan untuk berkhayal semakin berkembang.

5) Berkhayal mengenal hal-hal yang berhubungan dengan seksual.

c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)

1) Memperlihatkan pengungkapan kebebasan diri.

2) Dalam mencari teman lebih selektif.

3) Memiliki gambaran, keadaan, dan peran terhadap dirinya

sendiri.

4) Memilik kemampuan berpikir secara abstrak atau berkhayal.

3. Perkembangan Remaja dan Tugasnya

Seiring dengan tumbuh kembangnya individu, dari masa anak-anak

menjadi dewasa, individu memiliki tugas masing-masing pada setiap


tahap perkembanganya. Tugas yang dimaksud adalah setiap tahapan

usia, individu tersebut mempunyai tujuan untuk mencapai suatu

keterampilan, pengetahuan, sikap dan fungsi tertentu terhadap

kebutuhan pribadi.

Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan

sikap dan perilaku kanak-kanak dan berusaha mencapai kemampuan

tersebut secara dewasa. Adapun tugas perkembangan remaja adalah

sebagai berikut (Kusmiran, 2014) :

a. Mampu menerima keadaan fisik dan penampilan diri

b. Dapat belajar dan berperan sesuai dengan jenis kelamin yaitu

sebagai laki-laki atau perempuan

c. Mempu membina hubungan dengan baik dengan anggota

kelompok dan lawan jenis

d. Mencapai kemandirian secara emosional

e. Mempersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi

f. Memahami nilai kedewasaan

g. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa

h. Mempersiapkan diri dalam mengahadapi perkawinan atau

memasuki kehidupan berkeluarga

i. Memahami berbagai tanggung jawab kehidupan berkeluarga


4. Perubahan Fisik pada Masa Remaja

Masa remaja terjadi ketika seseorang mengalami perubahan

struktur tubuh dari masa anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini

mengalami sesuatu perubahan fisik yang cepat disertai banyak

perubahan, termasuk dengan tumbuhnya organ-organ reproduksi

dalam mencapai kematangan dengan ditunjukkannya kemampuan

fungsi reproduksinya. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan

tersebut yaitu (Widyastuti et al., 2009) :

a. Tubuh dengan bertambah berat badan dan tinggi badan

b. Tumbuh rambut halus di daerah pubis dan ketiak

c. Payudara membesar

d. Pinggul membesar dan melebar

e. Kulit dan rambut berminyak

f. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang

g. Tangan dan kaki bertambah besar

h. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar sehingga tidak

terlihat seperti anak kecil lagi

i. Indung telur mulai membesar

j. Vagina mulai mengeluarkan cairan

k. Mengalami menstruasi
C. Konsep Personal Hygiene

1. Pengertian Personal Hygiene

Dalam bahasa Yunani personal hygiene berasal dari kata personal

yang berarti perorangan dan sedangkan hygiene berarti sehat. Dari

pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau

personal hygiene merupakan suatu tindakan dalam memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik secara

fisik maupun secara psikisnya. (Isro'in & Andarmoyo, 2012)

2. Macam-Macam Personal Hygiene

Adapun lima macam personal hygiene, yaitu sebagai berikut: (Isro'in

& Andarmoyo, 2012)

a. Perawatan kulit

b. Perawatan kaki, tangan, dan kuku

c. Perawatan rongga mulut dan gigi

d. Perawatan rambut

e. Perawatan mata, telinga, dan hidung

3. Tujuan Perawatan Pesonal Hygiene

Berikut adalah tujuan perawatan personal hygiene menurut (Isro'in

& Andarmoyo, 2012) yaitu:

a. Dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Dapat memelihara kebersihan diri seseorang

c. Dapat memperbaiki personal hygiene yang kurang

d. mencegah terjadinya penyakit


e. meningkatkan percaya diri seseorang

f. Menciptakan keindahan

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pesonal Hygiene

a. Praktik sosial

Manusia merupakan mahkluk sosial dan berada dalam

kelompok sosial. Kondisi seperti ini dapat memungkinkan

sesorang dalam berhubungan, berinteraksi, dan bersosialisasi

satu dengan yang lainnya. Personal hygiene seseorang

sangatlah berpengaruh terhadap praktik sosial seseorang.

Selama masa anak-anak, kebiasaan keluarga mengajarkan

praktik hygiene seperti : waktu mandi, dan jenis hygiene mulut.

Pada masa remaja, hygiene pribadi dipengaruhi oleh teman

sebaya, misalnya : mulai tertarik dengan penampilan pribadi

dan mulai mencoba memakai riasan wajah. Kemudian pada

masa dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk harapan

tentang penampilan pribadi. Sedangkan pada lansia akan terjadi

beberapa perubahan dalam praktik hygiene karena terdapat

perubahan pada kondisi fisiknya.

b. Pilihan Pribadi

Setiap orang memiliki keinginan dan pilihan tersendiri

dalam melakukan praktik personal hygiene, misalnya kapan dia

harus mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut.


c. Citra Tubuh

Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk

tubuh dirinya, citra tubuh sangat berpengaruh dalam praktik

hygiene seseorang.

d. Status Sosial Ekonomi

Status ekonomi sangat mempengaruhi jenis dan tingkat

praktik hygiene perorongan. Sosial ekonomi yang rendah

memungkinkan hygiene orang tersebut juga rendah.

e. Pengetahuan dan Motivasi

Pengetahuan terhadap hygiene dapat mempengaruhi praktik

hygiene seseorang. Namun, jika hanya itu saja tidak akan

cukup, karena motivasi merupakan kunci yang sangat penting

dalam pelaksanaan hygiene tersebut.

f. Budaya

Kepercayaan budaya dan nilai klien akan sangat

mempengaruhi perawatan hygiene seseorang. Berbagai macam

budaya memiliki praktik hygiene yang berbeda. Di Asia

kebersihan dipandang penting untuk kesehatan, sehingga mandi

bisa dilakukan 2 sampai dengan 3 kali dalam sehari, sedangkan

di Eropa memungkinkan untuk mandi hanya sekali dalam

seminggu. Beberapa budaya juga menganggap bahwa

kesehatan dan kebersihan tidaklah penting.


g. Kondisi Fisik

Keterbatasan fisik biasanya tidak meiliki energi dan

keahlian untuk melakukan hygiene.

5. Dampak Personal Hygiene

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan terhadap kesehatan yang dialami oleh

seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan seseorang

dengan baik.

b. Dampak Psikologi

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene

adalah gangguan dengan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan

dicintai dan mencintai, aktualisasi diri mengalami penurunan,

dan gangguan dalam interaksi sosial.

D. Konsep Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah seperangkat perbuatan maupun tindakan seseorang

dalam melakukan respon terhadap sesuatu yang dijadikan kebiasaan

karena adanya nilai yang sudah diyakini (Mubarak, 2012).


2. Bentuk Perilaku

Adapun bentuk dari perilaku menurut (Lestari, 2015) sebagai berikut :

a. Bentuk pasif

Bentuk pasif merupakan respon internal, yaitu terjadi di dalam diri

manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat oleh orang lain,

contohnya berpikir, tanggapan atau sikap lain, dan pengetahuan.

b. Bentuk aktif

Bentuk aktif yaitu apabila suatu perilaku itu jelas dapat diamati

melalui observasi secara langsung.

3. Prosedur Pembentukan Perilaku

Prosedur pembentukan perilaku skinner antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan suatu

penguatan atau reinforcer berupa reward bagi perilaku yang

terbentuk.

b. Melakukan analisis agar dapat mengidentifikasi komponen kecil

yang membentuk perilaku yang diinginkan, lalu komponen tersebut

disusun dalam sebuah urutan yang dapat menuju kepada

terbentuknya perilaku yang dimaksud.

c. Dengan menggunakan cara urut komponen tersebut sebagai tujuan

sementara, mengidentifikasi reinforcer atau reward untuk masing-

masing komponen.

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan

komponen yang sudah tersusun.


4. Faktor-Faktor Mempengaruhi Perilaku

Perilaku sangat dipengaruhi tiga faktor, yaitu sebagai berikut:

(Mubarak, 2012)

a. Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor ini lebih mengarah pada pengetahuan, sikap masyarakat,

tradisi dan kepercayaan masyarakat tersebut, sistem nilai yang di

anut masyarakat dan lingkungan.

b. Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor ini mengarah pada ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas untuk masyarakat.

c. Faktor Pendorong (reinforcing factors)

Faktor ini meliputi sikap dan perilaku dari toko masyarakat, toko

agama dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

5. Domain Perilaku

Domain perilaku adalah suatu faktor yang membedakan antara

respon terhadap stimulus yang berbeda. Determain perilaku dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu: (Lestari, 2015)

a. Determain atau faktor internal merupakan karakteristik orang yang

bersangkutan, yang memiliki sifat given atau bawaan, contohnya

tingkat kecerdasan, tingkat emosional, dan jenis kelamin.

b. Determain atau faktor eksternal merupakan dari sebuah lingkungan,

baik dari lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.


Faktor lingkungan ini sering disebut faktor domain yang

menggambarkan perilaku seseorang.

Perilaku manusia sangatlah lengkap dan mempunyai gambaran

yang sangat luas. Seorang ahli psikologi Benyamin Blom (1908)

membagi perilaku manusia kedalam tiga domain, yaitu:

a. Kognitif (cognitive)

b. Afektif (affective)

c. Psikomotor (psychomotor)

E. Kosep Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang dapat terjadi

akibat luruhnya dinding sebelah dalam (endometrium) yang banyak

sekali mengandung pembuluh darah. Pendarahan ini terjadi secara

periodik, jarak dan waktu antara menstruasi yang sudah dialami

dengan menstruasi berikutnya disebut dengan satu siklus menstruasi

(Irianto, 2014).

Menstruasi adalah suatu proses alamiah yang dapat terjadi pada

seorang perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan yang terjadi

secara teratur dari uterus sebagai tandanya bahwa organ kandungan

telah berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2014).

Menstruasi atau haid merupakan terjadinya perdarahan secara

periodik dari uterus dapat disertai perubahan endometrium yang sering


terjadi setiap bulan secara teratur pada wanita dewasa dan sehat. Lama

siklus haid ialah jarak antara tanggal di mulainya haid yang lalu dan

mulainya haid yang berikutnya (Lestari, 2015).

2. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi terjadi perubahan pada lapisan endometrium.

Siklus menstruasi menurut (Irianto, 2014)dapat dibagi menjadi

beberapa fase, yaitu :

a. Fase Menstruasi

1) Tejadi bila ovum tidak dibuahi sperma

2) Korpus luteum menghentikan produksi hormon estrogen dan

progesteron

3) Lepasnya ovum dari endometrium disertai robekan dan luruhnya

endometrium

4) Terjadinya perdarahan

5) Fase ini terjadi selama 3-5 hari

6) Darah yang keluar sekitar antara 50-150 ml

b. Fase Poliferasi/ Folikuler

1) Masa ini masa paling subur pada wanita

2) Fase terjadi kurang lebih 9 hari (dari hari kelima sampai dengan

hari keempat belas)

3) Endometrium mulai terjadi regenerasi epitel

4) Kelenjar-kelenjar endometrium akan memanjang

5) Jumlah sel jaringan ikat ikut bertambah


c. Fase Sekresi/Luteum

1) Fase terjadi pada hari ke 14 sampai dengan 28

2) Folikel de Graaf (folikel matang) melepas oosit sekunder menjadi

korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron

esterogen tetapi tidak sebanyak ketika pembentukan folikel.

3) Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal

pembuluh darah pada endometrium

4) Persiapan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika

terjadi pembuahan, jika tidak terjadi pembuahan maka korpus

luteum berubah menjadi korpus albikans yang hanya sedikit

mensekresikan hormon.

5) Kadar progesteron dan esterogen menjadi menurun dan

menyebabkan menstruasi untuk seterusnya.

d. Fase Regenerasi

1) Pada fase ini terjadi pemulihan dan pembentukan kembali lapisan

endometrium uteri

2) Ovarium mulai membentuk folikel-folikel yang terkandung di

dalamnya dengan melalui hormon-hormon Follicle Stimulating

Hormone (FSH).

3) Esterogen dihasilkan kembali di dalam endometrium.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi

Ada beberapa faktor yang memperngaruhi menstruasi, yaitu:

(Kusmiran, 2014)
a. Faktor Hormon

Hormon yang mempengaruhi terjadinya menstruasi pada wanita yaitu

Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisi,

esterogen yang dihasilkan oleh ovarium, sedangkan Luteinizing

Hormone (LH) juga dihasilkan oleh ovarium.

b. Faktor Enzim

Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium dapat merusak sel

yang berperan dalam sintesis protein, yang akan mengganggu

metabolisme sehingga dapat mengakibatkan regresi endometrium dan

perdarahan.

c. Faktor vaskuler

Saat fase poliferasi akan terjadi pembentukan sistem vaskulerisasi

dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan

endometrium ikut tumbuh pula arteri, vena, dan hubungan antara

keduanya. Dengan regresi endometrium akan timbul statis dalam vena

serta saluran yang dapat menghubungkan dengan arteri, dan terjadi

nekrosis kemudian menimbulkan perdarahan dengan membentuk

hematoma, baik dari arteri maupun vena.

d. Faktor Prostaglandin

Endometrium yang mengandung prostaglandin yang terlepas dan

menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk

membatasi perdarahan saat haid.


4. Keluhan Sebelum Menstruasi

Menurut (Lestari, 2015) beberapa keluhan yang dirasakan sebelum

menstruasi, dan biasanya akan mengalami rasa yang tidak enak dan

merasakan beberapa gejala sebagai berikut:

a. Nyeri pada daerah payudara

b. Terasa kembung di perut bagian bawah

c. Merasa sangat lelah

d. Nyeri otot, terutama di daerah pinggul bagian bawah atau daerah perut

e. Terjadinya perubahan asam basa vagina

f. Wajah terasa berminyak dan banyak tumbuh jerawat

g. Mengalami gangguan emosi, seperti mudah tesinggung, gelisah, susah

tidur dan merasa sakit kepala

5. Penatalaksanaan saat Menstruasi

Penatalaksanaan saat menstruasi merupakan suatu usaha yang

dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan untuk memelihara

kebersihan selama menstruasi. Menurut (Irianto, 2014) personal hygiene

selamat menstruasi sangat penting untuk dilakukan demi menjaga

kebersihan dan mencegah infeksi yang akan terjadi:

a. Biasakan untuk mencuci vagina setiap kali selesai buang air kecil dan

buang air besar. Cucilah sampai bersih, yaitu dengan mencuci dengan

menggunakan air bersih dari arah depan ke arah belakang. Lakukan

setiap kali selesai buang air kecil dan buang air besar. Kemudian

gunakan tisu untuk mengeringkan vagina sebelum menggunakan


celana dalam, karena jika sekitar organ tersebut dibiarkan lembab

maka jamur akan lebih mudah tumbuh.

b. Perhatikan jenis kertas tisu yang digunakan untuk membersihkan

daerah vagina. Lendir dan air dapat meresap tisu dengan baik. Namun

tisu bisa saja tercemar oleh berbagai macam kuman dan bakteri.

c. Gantilah celana dalam paling tidak dua kali dalam sehari, apalagi saat

udara sedang panas. Pastikan memilih celana dalam yang mudah untuk

menyerap keringat, misalnya celana dalam yang berbahan katun

d. Hindari pemakaian celana dalam yang terlalu ketat yang dapat

mengakibatkan terjadinya tekanan pada otot vagina dan dapat

menimbulkan lembab, contohnya celana jeans yang dapat memicu

terjadinya lembab dan memberikan peluang untuk jamur berkembang

dan tumbuh subur pada area tersebut.

e. Sebaiknya menggunakan air yang berasal dari kran, jika ditoilet umum

pastikan untuk menghindari penggunaan air yang berasal dari tempat

penampungan karena banyak bakteri dan jamur yang berkembang di

tempat penampungan air dalam toilet tersebut.

f. Hindari untuk menggunakan pentiliner yang beraroma (parfum) secara

terus menerus karena dapat mengakibatkan iritasi kulit. Pentiliner

hanya digunakan saat mengalami keputihan saja dan pastikan untuk

selalu mempersiapkan celana dalam untuk menggantinya.

g. Gunakanlah pembalut dengan permukaan yang lembut dan kering

sehingga tidak dapat menimbulkan iritasi pada kulit saat menstruasi.


Kemudian gantilah pembalut sesering mungkin, pada saat darah yang

keluar banyak pastikan untuk mengganti pembalut 5-6 kali sehari.

Darah yang terdapat pada pembalut bisa menjadi media untuk

tumbuhnya kuman sebagai penyebab penyakit.

h. Hindari menggunakan cairan khusus seperti pembersih pada organ

vagina secara rutin karena dapat mengganggu keseimbangan flora

dalam vagina. Jika terlalu sering digunakan maka akan membunuh

bakteri yang baik dalam vagina, dan dapat memicu tumbuhnya jamur

yang berakibat munculnya gatal-gatal pada daerah organ intim.


F. Kerangka Teori
Pengetahuan : Perilaku personal
Bagan 2.1 hygiene :
1. Pengertian
2. Tingkat 1. Mencuci
Remaja : Menstruasi : vagina
pengetahu
1. Pengertian 1. Pengertian an mengguna
2. Perkemban 2. Siklus 3. Faktor kan air
gan dan menstruasi yang yang
ciri-cirinya 3. Faktor yang mempenga bersih
3. Perkemban mempengar ruhi 2. Keringkan
gan remaja Perubahan uhi pengetahu mengguna
dan reproduksi menstruasi an kan tisu
tugasnya 4. Keluhan 4. Cara 3. Mengganti
4. Perubahan sebelum memperol celana
fisik pada menstruasi eh dalam dua
masa 5. Penatalaksa pengetahu kali sehari
remaja naan saat an 4. Gunakan
menstruasi 5. Cara pembalut
mengukur yang
pengetahu lembut dan
an kering
5. Ganti
pembalut
minimal 5-
6 kali
sehari
F. Konsep Teori

Bagan 2.1

Remaja :
Perilaku personal hygiene :
1. Pengertian
2. Perkembangan 1. Mencuci vagina
dan ciri-cirinya menggunakan air yang
3. Perkembangan bersih
remaja dan 2. Keringkan
tugasnya menggunakan tisu
4. Perubahan 3. Mengganti celana
fisik pada dalam dua kali sehari
masa remaja 4. Gunakan pembalut
yang lembut dan kering
5. Ganti pembalut
minimal 5-6 kali sehari
Perubahan reproduksi

Menstruasi : Pengetahuan :

1. Pengertian 1. Pengertian
2. Siklus 2. Tingkat pengetahuan
menstruasi 3. Faktor yang
3. Faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi pengetahuan
menstruasi 4. Cara memperoleh
4. Keluhan pengetahuan
sebelum 5. Cara mengukur
menstruasi pengetahuan
5. Penatalaksanaan
saat menstruasi

Anda mungkin juga menyukai