Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN PENGAWASAN

OLEH : dra. EVY SETIA DEWI


(AUDITOR AHLI MADYA)

Dalam suatu organisasi keberhasilan suatu aktivitas sangat tergantung pada


manajemen yang baik, tidak terkecuali fungsi pengawasan internal. Aktivitas
audit yang baik merupakan cerminan kegiatan terkoordinasi mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengendalian.

Cakupan kegiatan pengawasan antara lain : menciptakan standar atau kriteria,


membandingkan hasil pemantauan dengan standar, memperbaiki kemungkinan
terjadinya penyimpangan, merevisi metoda pengendalian sesuai dengan
perkembangan lingkungan dan mengkomunikasikan revisi tersebut ke seluruh
proses pengawasan.

Dalam Surat Keputusan Menpan Nomor 19/1996 berikut perubahannya tentang


Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya mendefinikan pengawasan
sebagai seluruh proses penilaian terhadap objek dan atau kegiatan tertentu yang
bertujuan untuk memastikan , apakah tugas dan fungsi objek dan atau kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Audit
merupakan bagian dari aktivitas pengawasan yang berarti pengujian atas kegiatan
objek pemeriksaan dengan cara membandingkan antara kondisi yang terjadi
dengan kondisi yang seharusnya.

Menurut subjeknya (SANRI-1996), pengawasan dikembangkan dalam 4 jenis


aktivitas :

1. Pengawasan melekat (waskat) :


Dalam Inpres Nomor 1 tahun 1989 pengawasan melekat merupakan serangkaian
pengendalian terus menerus oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara
preventif dan represif agar tugas pokok dan fungsi bawahan tersebut berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Waskat lebih diarahkan kepada pembentukan
suatu sistem yang mampu mengarahkan dan membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas organisasi serta mampu mencegah terjadinya penyimpangan,
kebocoran dan pemborosan keuangan negara.

1. Pengawasan fungsional (wasnal) oleh aparatur negara baik intern (Itjen,


Inspektorat, BPKP) maupun ekstern (BPK) atas kegiatan pemerintah.
2. Pengawasan legislatif (wasleg) terhadap jalannya roda pemerintahan baik di
tingkat pusat maupun daerah: DPR dan DPRD
3. Pengawasan masyarakat (wasmas) : kontrol sosial baik secara langsung maupun
melalui media massa atas kinerja lembaga-lembaga negara baik eksekutif,
legislatif maupun yudikatif.
Pencanangan kebijakan pengawasan nasional merupakan derivasi RPJP, RPJM
dan RPJMD dan Renstradijadikan acuan oleh aparatur pengawasan intern
pemerintah untuk menetapkan kebijakan umum instansinya baik di tingkat pusat
maupun daerah. Kebiajakan pengawasan inilah yang mendasari penyusunan
program kerja pengawasan dan apabila digabungkan akan menjadi masukan
dalam penyusunan RIP (Rencana Induk Pengawasan) dan RKPT (Rencana Kerja
Pengawasan Tahunan). Usulan RKPT dibahas pada tingkat manajemen untuk
disahkan menjadi PKPT (Program Kerja Pengawasan Tahunan) setelah
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan APIP lainnya.

Proses kegiatan perencanaan yang disusul dengan kegiatan operasional dan


diakhiri dengan pemantauan tindak lanjut laporan hasil audit, merupakan
rangkaian kegiatan manajemen pengawasan yang biasa kita jumpai pada instansi
pengawasan intern pemerintah. Manajemen dalam pengertian ini berkaitan erat
dengan pengambilan keputusan atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan
langsung dengan pekerjaan audit yang meliputi penugasan auditor, supervisi,
reviu dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai